Ayo bicara di luar, Kak.โ Sial. Atas ajakan Riel, Nuel menyetujui sehingga Lilia tidak bisa mendengar hal yang kedua pria itu bicarakan. Sedangkan dia harus berbaring pasrah saat seorang perawat datang dengan peralatan infusan. Hanya butuh beberapa menit Lilia berhasil memakai infusan di tangan kirinya. โTerima kasih, Suster,โ ucap Lilia ketika suster tersebut bergerak meninggalkan ranjang yang ditempatinya. Lilia akan pulang setelah menghabiskan satu cairan infus yang sudah disuntikkan obat tambahan untuk penguat kandungannya. Persis suster itu berbalik pergi, sosok Idellia baru muncul dengan napas yang memburu. Air wajahnya tampak kebingungan dengan kepala yang celingukan. โLoh โฆ mana Riel?โ Alih-alih menanyakan kondisi sepupunya, Idellia malah dibuat salah fokus dengan keabsenan sosok Riel yang seharusnya sedang menjaga Lilia. Netra mata Idellia memandang Lilia lurus-lurus. Setengah kesal, dia bicara, โApa karena sekarang Riel sudah memiliki kekasih jadi dia menjaga jarak denga
Aruna kebingungan memperkenalkan dirinya pada Garvi yang baru sadarkan diri. Tangisnya berhenti. Dengan mulut yang setengah terbuka, Aruna mulai menjawab terbata, โAโakuโUcapannya terputus sebab beberapa orang yang memakai jas putih masuk ke dalam ruangan. Dalam sekejap, ranjang tidur Garvi dikelilingi para dokter tersebut bersamaan Aruna memundurkan langkah.Gadis itu merasakan bahunya disentuh. Begitu Aruna menolehkan wajah ke samping kanan, dia menemukan Pras tengah melemparkan senyum tipis. โKemungkinan besar Om Argus dan keluarganya akan datang.โTakut jika hal tersebut membuat Aruna merasa tidak nyaman, Pras mengatakan terus terang, โPulanglah dan kembali besok, Aruna.โAkan tetapi, Aruna bereaksi berbeda. Dia menggelengkan kepala, โAku mau tetap di sini, Kak Pras.โUsai mengatakan itu, Aruna memilih ke luar dari ruangan rawat Garvi. Dia menarik napas dan mengembuskan napas berulang kali. Ada banyak sekali kekhawatiran dalam benaknya. Dia mulai menggigiti bibir bawah bagian dal
Untungnya jarak tempuh antara rumah Ryuga dan rumah sakit tidak terlalu jauh sehingga Claudia bisa cepat ditangani oleh dokter.Sang sopir dari layanan mobil online yang dipesan Claudia juga untungnya berbaik hati mau membantu. โTolong, Pak! Wanita ini mengalami pendarahan!โ Saat satpam yang berjaga membawa Claudia menggunakan kursi roda untuk masuk ke dalam UGD, Riel yang baru saja selesai berbicara dengan Nuel tidak sengaja melihat ke arah Claudia.Refleks, dia mempercepat langkah agar bisa menanyakan langsung apa yang terjadi. Hanya saja, satpam itu sudah membawa Claudia masuk. Satu tangan Riel mencekal sisi lengan sopir yang hendak kembali ke dalam mobil.Maniknya menatap serius. โApa wanita itu datang sendirian?โ tanya Riel keheranan. Maksud Riel, Claudia.Benaknya bertanya-tanya, di mana Ryuga?Tanpa merasa curiga, Sang sopir itu menganggukkan kepala. Dia bahkan menjelaskan, โYa, dia sendirian. Suaminya sedang bekerja dan dia terpeleset jatuh di kamar mandi.โSepertinya Claudia
Saat Claudia berusaha membuka mata, samar-samar dia mendapati wajah gadis muda tepat di depan wajahnya. Lalu terdengar gadis itu berucap, โMommy Clau bangun, Grammie!โ Perlahan, Claudia membingkai senyum di bibir cherry-nya yang tampak lemah begitu menyadari jika gadis muda itu adalah Aruna, putrinya. Claudia mengerjapkan mata demi memastikan beberapa pasang mata yang kini menatapnya penuh rasa khawatir. Ada Aruna dan kedua sosok mertuanya, Emma dan Rudi. Hanya mereka. โIbu โฆ,โ panggil Claudia dengan suara khas bangun tidurnya saat bertukar pandangan dengan Emma. Emma dengan sigap lebih mendekat ke arah menantu kesayangannya. โIbu di sini, Clau,โ bisiknya lembut. Rasanya hati Claudia menghangat saat tangan Emma mengusap kepalanya dengan sayang. Dia bisa kembali merasakan disayangi oleh seorang ibu melalui sosok Emma. Claudia menerima sedotan dan meminum air hangat yang disodorkan Emma. Selagi itu, Claudia memastikan kesadarannya benar-benar pulih. Satu tangannya yang tidak terpas
โOke, Claudia.โClaudia sendiri tidak menduga dengan respons yang diberikan Ryuga. Bahkan ekspresinya tampak pasrah, tidak ada alis yang menukik kesal karena merasa tidak terima.Dia menggelengkan kepala, โRyuga kok aneh?โโRyuga!โ panggil Claudia begitu netra matanya menemukan punggung Ryuga yang membelakangi, bersiap pergi meninggalkan Claudia seorang diri.Alih-alih Ryuga yang merasa kesal, malah justru Claudia yang dibuat kesal seperti ini. โKamu benar-benar akan meninggalkanku sendirian, Ryuga? Membiarkan aku tidur sendirian malam ini?โ Saat mengatakannya, suara Claudia terdengar gemetar menahan tangis.Tubuh Ryuga kembali berbalik, menghadap ke arah Claudia. Manik hitamnya menyorotnya dalam-dalam. Dengan suara yang lembut, Ryuga bertanya, โJadi, maumu apa sebenarnya, Nyonya Daksa?โโMmm? Mau ditinggalkan sendiri atau ditemani?โ tawar Ryuga kemudian. Dia sendiri cukup kaget dengan respons Claudia sebelumnya. Ryuga sedikit tidak mengerti, tidak biasanya Claudia bersikap seperti ta
Jika Ryuga mau, dia bisa saja tetap berada di dekat Claudia dengan duduk di sofa yang tak jauh darinya. Hanya saja Ryuga memutuskan ke luar, sengaja memberikan Claudia ruang untuk bersama kedua temannya.Sebelum pergi, Ryuga memberikan titipan pesan sambil menatap Lilia dan Idellia bergantian, โTolong panggil aku jika Claudia membutuhkan sesuatu. Aku ada di luar.โโSiap, Ryuga!โBegitu Ryuga ke luar, jelas Lilia dan Idellia sibuk menggoda Claudia. Ryuga duduk di kursi tunggu rawat inap yang letaknya ada di depan ruangan inap Claudia. Tidak sendirian. Ada sesosok pria yang lebih muda darinya juga tengah duduk di sana seraya meneguk minuman kaleng.Tiba-tiba saja Ryuga merampasnya tanpa permisi. โBukankah sudah aku katakan untuk mengurangi minuman bersoda?โ dengusnya sambil menjauhkan minuman kaleng itu dari hadapan Riel.Jika tadi Ryuga mengatakan tanpa meliriknya, maka sekarang manik hitam Ryuga bersitatap dengan manik Riel. โPerlu aku hubungi Diana untuk memarahimu?โBukan tanpa ala
Aruna sepakat jika sesuatu yang berharga perlu dilindungi. Dia belajar itu dari sosok Daddy-nya sendiri. Dan saat ini, bagi Aruna, sesuatu yang perlu dilindungi itu adalah Garvi.Pulang kuliah lebih cepat tak membuat Aruna bisa menemui Garvi lebih awal. Gadis itu dimintai tolong oleh seorang dosen yang sangat menyebalkan baginya belakangan ini.โAku antar pake kurir motor aja ya, Pak Dimi?โ tawar Aruna sambil menatap lamat-lamat berkas yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, dia mengambil itu di loker Dimitri yang kuncinya tergantung di sana.โSaya mau kamu yang antar, Aruna. Itu berkas berharga saya. Kalau nanti hilang, mau kamu tanggung jawab?โDi seberang sana, Dimitri tampak memprotes dengan suaranya yang menyebalkan. Aruna meninggikan satu alisnya, sekilas menatap Anjani yang juga menatapnya.โApa?โ tanya Anjani tanpa suara.Mengembuskan napas, Aruna tampak merengut pelan. โKenapa jadi aku yang harus tanggung jawab, Pak Dimi?โ Dia sama sekali tidak mengerti. Jika boleh menamba
Mata besar Aruna menatap ke arah Garvi, seolah meminta penjelasan tentang kehadiran sosok pemuda tersebut.โDia siapa, Kak Garvi?โPertanyaan Aruna langsung dijawab kontan oleh sosok pemuda itu. โNggak perlu tahu,โ jawabnya tidak ramah.Lalu dia menepuk bahu Garvi dan mengatakan, โCepat sembuh.โUsai mengatakan hal tersebut, dia berlalu pergi melewati Aruna dan Anjani tanpa meliriknya sedikit pun. Pemuda itu malah semakin menurunkan topinya.Anjani memicingkan mata, โSepertinya aku pernah melihat dia. Tapi, di mana?โ Mata bulatnya tampak familier. Dan juga, tato di lengannya.Sementara Anjani fokus mengingat-ngingat, Aruna sudah mendekat ke arah Garvi yang tengah duduk sambil bersandar. Gadis itu langsung mengajukan sejumlah pertanyaan, โTeman Kakak ya itu? Siapa namanya? Tadi aku ketemu dia loh di rumah dosenku. Iya โkan, Jani?โBarulah saat namanya dipanggil, Anjani mengerjapkan mata lantas menganggukkan kepala. Garvi menyunggingkan senyum kecilnya. โSudah mengocehnya?โPadahal nad
โJangan mengebut, santai saja, Yel.โ Mendengar ucapan perintah itu, Riel melirik wanita yang duduk di kursi penumpang dengan tatapan horror. Bisa-bisanya dalam kondisi genting seperti sekarang, dia menyuruh Riel untuk mengemudi dengan santai?! โKamu akan melahirkan, Lilia.โ Dengan suaranya yang dalam, Riel mengingatkan. Keseluruhan tangannya mencengkram setir erat-erat. Di sampingnya, Lilia memasang wajah tenang. Tampak kesakitan, akan tetapi Lilia menunjukkan seolah sakit yang dia rasakan bukan sesuatu yang besar. โAku tahu dan aku tidak akan melahirkan di sini kok, aku tidak akan mengotori mobil mewahmu,โ kata Lilia. Dia sedikit meringis, โHanya saja, maaf, celanaku sekarang basah.โ Ya, cairan yang tampak membasahi kaki Lilia adalah air ketuban yang pecah. โApa masalah itu penting?โ sindir Riel kentara menunjukkan perasaan kesalnya. Sebenarnya, apa yang ada dalam pikiran Lilia? Riel hanya ingin tiba lebih cepat supaya dia bisa segera ditangani. Melihat ketuban Lilia pecah, Ri
โโAkan tetapi, tolong antarkan aku pergi ke tempat lapangan lari. Aku ingin jalan-jalan pagi.โ Riel memukul stir yang dikemudikannya lalu memutar mobilnya ke arah tempat lapangan lari. Bisa-bisanya dia menuruti permintaan Lilia, dan parahnya membiarkan wanita yang tengah mengandung anaknya itu keluyuran sendirian. Sesaat, hatinya dilanda perasaan bersalah. Riel menyadari bahwa semakin hari, setiap minggu, dan beberapa bulan ke belakang sikapnya sangat acuh pada istrinya itu. โAyo, angkatlah,โ gumamnya pelan. Dia memutuskan menghubungi Lilia. Teleponnya aktif. Namun, tidak diangkat. Pikiran Riel terpecah. Sebelum Lilia turun dari mobil, dia sempat menatap Riel seolah ingin mengatakan sesuatu. โKatakan saja.โ Berulah saat itu, Lilia mengutarakan pikirannya. Wanita itu mencengkram seatbelt yang sudah terlepas. โAku serius dengan ucapanku tadi. Ayo berpisah setelah anak ini lahir.โ Riel tidak memberikan respons. Manik hitamnya menyorot tajam, mencari kebenaran dibalik pernyataan Li
Ketegangan pagi itu tidak hanya terjadi pada sepasang ayah dan anak, melainkan juga terjadi pada sepasang suami istri di kediaman keluarga Waluyo.โTidak bisakah kamu membatalkan agar tidak jadi pergi, Yel?โIstri mana yang tidak marah apabila suaminya baru saja pulang beberapa jam, harus kembali pergi meninggalkannya seorang diri โฆ ditambah dengan keadaan hamil besar.Lilia memperhatikan baik-baik Riel yang sudah siap dengan pakaian berkudanya. Ya, Riel akan pergi berkuda bersama rekan-rekan bisnisnya.โMembatalkannya?โ ulang Riel lantas menggelengkan kepala. โItu tidak mungkin. Aku sudah merencanakannya lama dengan teman-temanku.โSetelah Riel kembali untuk menggantikan sang ayah memimpin perusahaan, dia mulai memiliki kesibukan-kesibukan di luar pekerjaan utama sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menemani Lilia sehingga berujung โฆ mengabaikannya tanpa sadar.โBagaimana dengan aku, Yel?โ tanya Lilia dengan pandangan yang meredup. Perlahan, dia menundukkan pandangan dan mengus
โDaddy!โ Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. โSemua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,โ ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. โOh, kamu membelanya, Aruna?โ Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. โBukan begitu, Daddy โฆ,โ geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, โMommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.โ Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun
Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. โNggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras โkan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?โ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. โKe mana perginya beruang kembar itu?โ Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du
Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. โMas Ryuga?โ ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niatโsebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. โUlangi, Claudia,โ pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. โBaiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkanโ โJa-hat!โ Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. โAโaku masih b
Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u โฆ di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.โLebih turun sedikit lagi, Claudia,โ pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. โEngh~โDia
Mas RyugaMungkin sudah ratusan kaliโoke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, โSemua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!โโRyuga dan Aland belum pulang, Clau?โCeletukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. โHa? Oโoh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,โ jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. โAyah sudah harus pergi sekarang?โAji menganggukkan kepalanya. โRasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s
Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna โฆ kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. โIsh, mikir apa, sih, kamu, Clau?!โ โMom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?โ pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah