hmm, siapa ya ituuuu? Tapi aku mau spoiler kehadirannya sangat telat bgt menuju ending *eh Btw, aku minta maaf yah bolong lagi nulisnya kemarin :")
โSosok yang ada di ruangan itu siapa, Runa? Terus maksudnya Kakakmu, Kak Garvi โฆ koma?โ Anjani benar-benar sudah dibuat penasaran. Tapi, mendadak Aruna menghentikkan cerita di tengah-tengah. Pandangan gadis itu tampak mengawang seolah tengah mengingat-ingat kejadian pada hari tersebut. Anjani mengembuskan napas berat. Dia tidak bisa digantungkan. Air wajahnya menunjukkan bentuk protes. โAku nggak bisa tidur kalau kamu belum kasih tahuโ โIya, Kak Garvi koma, Jani,โ sela Aruna dengan suara yang lirih. Aruna mengangkat satu tangannya ke arah langit-langit kamar lantas melipat dua jarinya. โDirga bilang, hampir jalan tiga tahunan lebih โฆ mungkin aja ini tahun keempat?โ Aruna tidak begitu yakin. Lantas Aruna menghadapkan tubuhnya ke arah Anjani dan menatapnya lekat-lekat. โKamu tahu apa penyebabnya, Jani?โ Jika tadi Anjani sangat penasaran, kini mendadak Anjani takut mendengarnya setelah melihat air wajah Aruna yang tampak sendu. โAโapa?โ Sudut bibir Aruna menyunggingkan senyum yang
Pras menarik jari miliknya dari bibir Aruna usai menutup pintu kamar hotel yang ditempati Aland dan Dirga. Sementara Aruna termangu menatap wajah pemuda tampan yang baru dua kali ditemuinya.Mata besarnya mengedip lambat, memastikan. โIni beneran Pras? Ya ampun!โSejujurnya di satu sisi Aruna merasa senang, akhirnya dia memiliki momen untuk bertemu Pras! Mata besarnya berbinar seolah baru saja menemukan sebuah harta karun.โUrungkan niatmu jika ingin menemui Dirga sekarang,โ celetuk Pras menatap Aruna lekat-lekat. Dia menambahkan, โSetidaknya, tunggu sampai besok, Aruna.โIni sudah lebih dari larut malam. Pras tidak bermaksud apa pun, hanya mengatakan untuk kebaikan saja.โKamu sama Dirga berantem, Pras?โMengabaikan perkataan Pras, Aruna langsung menodong pemuda itu dengan pertanyaan yang membuat Pras langsung membuang wajah ke samping kiri. Tangannya mengusap sudut bibir yang tampak terluka.Dahi Pras mengerut samar. Terdengar ringisan keluar dari bibirnya. Dugaan Aruna tidak melese
Keesokan harinya, baik Aruna maupun Anjani sama-sama bangun terlambat. Jika alarm Aruna tidak menjerit-jerit, kedua gadis itu tidak akan turun ke restoran hotel untuk sarapan. โKok lengang, ya?โ gumam Aruna saat pandangannya mengedar ke dalam restoran hotel. Di sebelahnya, Anjani bisa mendengar gumaman Aruna. โKayaknya udah pada selesai sarapan deh, Run.โ Ada pun karena jam kedatangan Aruna dan Anjani berada di jam akhir orang-orang selesai bersarapan, jadi hanya menyisakan beberapa anggota keluarga yang tinggal. Mata besar Aruna tidak menemukan dua sosok favoritnya pagi itu. โPagi, Grammie,โ sapa Aruna begitu langkah kakinya berhenti di hadapan Emma yang kini tengah duduk sendirian sambil memakan buah. Anjani ikut menyapa Emma seraya sedikit membungkukkan tubuh. โPagi, Grammie.โ Mendapati kehadiran dua gadis cantik di hadapannya, Emma memasang senyum cerahnya dan membalas ucapan selamat pagi tersebut sebelum menyahut lebih lanjut, โYa ampun, dua anak gadis baru turun untuk sara
Pemandangan indah hari ini bagi Claudia adalah saat kelopak matanya terbuka, hal yang pertama kali dia temukan adalah sosok Ryuga yang tengah berbaring di sebelahnya. Meskipun pandangannya belum begitu jelas karena baru saja terbangun, tapi tetap tidak mengurangi kadar ketampanan suaminya.Claudia mengerjapkan mata. โAaaaaaaa suami?โ batinnya sambil menarik kedua sudut bibir cherry-nya untuk tersenyum. Menyadari Ryuga sudah menjadi suaminya saja membuat Claudia salah tingkah. Dan saat dia berusaha menyembunyikan wajah, tak sengaja pandangan Claudia jatuh bahkan wajahnya mengenai dada Ryuga. Sesaat, Claudia mematung usai menabraknya.Jantung Claudia mulai berdebar tidak karuan. Tiba-tiba saja muncul keinginan untuk menyentuhnya. Rasa-rasanya semalam Claudia juga sudah menyentuhnya, hanya saja masih sedikit malu-malu. Lantas Claudia menggigit bibir bawah bagian dalamnya.โYa ampun, Claudia! Mikir apa, sih, kamu ini!โ rutuknya sambil meringis pelan. Tidak ingin larut oleh pemikiran aneh
Masih di restoran hotel, Aruna dan Anjani baru saja menyelesaikan sarapan keduanya yang terlambat. Pun, susu kotak yang diberikan Emma dihabiskan. Aruna tetap berprinsip jika semua makanan yang diberikan padanya harus dihabiskan sebagai bentuk dari rasa bersyukur. Baru saja keduanya berdiri, tiba-tiba Anjani melihat sosok yang tampak familier baru saja masuk ke dalam restoran hotel. Matanya langsung menatap Aruna lurus-lurus. โRuna, lihat ke belakang deh!โ bisik Anjani. Dia menggerakkan ekor matanya. Tidak mungkin langsung menunjuk menggunakan jari tangan. โItu โฆ Mamanya Dirga bukan, sih?โ sambungnya dengan bisikan yang semakin lirih. Tidak ada yang tidak kenal dengan eksistensi orang tua Dirga di dunia entertainment. Terlebih beberapa artis-artis muda yang berada di bawah naungan perusahaan ayah Dirga juga sedang mengenyam pendidikan di Universitas Tunggal Utama. Aruna tidak langsung menoleh. โAku harus gimana, ya?โ pikirnya. Dia menyadari kehadiran orang tua Dirga pada acara pemb
Keterdiaman Aruna membuat Larissa paham. Bagaimanapun, perasaan milik Aruna bukan kehendaknya. Bibirnya tersenyum penuh maklum. Dia kembali menepuk-nepuk pelan tangan Aruna dengan lembut.Mata besar Aruna tampak nanar saat beradu tatap dengan Larissa. Air wajahnya juga murung. Demikian, Larissa merasa sedikit bersalah.โTante tidak bermaksud ikut campur, Aruna. Lagipula yang menjalani hubungan itu kamu dan Dirga. Jadi, keputusan tetap ada di kamu dan DirโโMama ngapain sama Aruna?โSosok yang menjadi topik pembicaraan Larissa dan Aruna tiba-tiba saja muncul menyela ucapan Larissa. Kedatangannya tidak disadari baik Aruna maupun Larissa yang larut dalam pembicaraan. Refleks Aruna menarik tangannya dari Larissa.โLagi ngomongin kamu nih, Dir,โ jawab Larissa dengan santai.Sontak mata Aruna terbelalak. Dia pikir Larissa akan berdalih, tapi malah mengakui terang-terangan?! Mata besar Aruna melirik Dirga sekilas.Pemuda itu menyugar rambut depannya yang basah ke belakang. Dirga memamerkan j
Di sisi lain restoran, terdapat dua kolam renang dalam hotel Azzata. Satu berada di luar dan satu berada di dalam. Kolam renang privat di dalam ruangan terhubung dengan toilet dan ruangan ganti. Meskipun di luar juga terdapat fasilitas yang sama. Tapi, tadi โฆ Anjani pergi ke kamar mandi yang berada dalam untuk menyelesaikan urusan pribadinya. Siapa sangka dia akan menemukan dua sosok pemuda yang sedang berenang berduaan?! Tanpa menyapa, Anjani terburu memasuki salah satu bilik kamar mandi. โAda hal penting yang lebih darurat!โ Begitu Anjani ke luar dari toilet sekitar sepuluh menit kemudian, dia bermaksud menyapa dua sosok pemuda yang dikenalinya itu. Namun, pandangannya hanya bisa menangkap satu sosok pemuda saja yang masih di area kolam renang. โLoh, kok cuma Aland aja, sih? Perasaan tadi sama Dirga โkan?โ batin Anjani terdiam di depan pintu kamar mandi. Sesaat, dia merasa gamang untuk meneruskan langkah. Jantungnya berdebar lebih cepat mendapati pemuda itu sendirian. Suara bati
Beberapa jam kemudian, saat malam menjelang acara resepsi dimulai, Aruna yang baru selesai dirias langsung tergopoh-gopoh melangkah menuju sebuah ruangan yang sudah dipersiapkan menjadi ruang tunggu pengantin.โPokoknya harus sempat ketemu Mommy Clau dulu!โ batin Aruna bertekad. Sebab sudah dipastikan nanti malam dia tidak akan bertemu dengan ibu sambungnya.Di sisi lain, Aruna senang karena akhirnya Ryuga dan Claudia menikah sehingga bisa hidup bersama. Di sisi lain, Aruna juga ingin memiliki banyak waktu bersama Claudia lebih lama. Tapi, Aruna lihat-lihat Ryuga sering kedapatan tidak mau berbagi Claudia dengannya.Aruna memasang senyum lemah begitu menemukan Ryuga dan Riel yang tengah mengobrol di depan ruangan pengantin. Tangannya terangkat, melambaikan tangan. โDaddy!โ seru Aruna. Mata besarnya memicing, โMommy Clau mana, Dad?โ sambungnya sambil celingukan.Ditodong pertanyaan seperti itu, Ryuga langsung menjawab, โMasih di dalam, Aruna,โ tunjuknya sambil mengangkat jari dan menga
โโAkan tetapi, tolong antarkan aku pergi ke tempat lapangan lari. Aku ingin jalan-jalan pagi.โ Riel memukul stir yang dikemudikannya lalu memutar mobilnya ke arah tempat lapangan lari. Bisa-bisanya dia menuruti permintaan Lilia, dan parahnya membiarkan wanita yang tengah mengandung anaknya itu keluyuran sendirian. Sesaat, hatinya dilanda perasaan bersalah. Riel menyadari bahwa semakin hari, setiap minggu, dan beberapa bulan ke belakang sikapnya sangat acuh pada istrinya itu. โAyo, angkatlah,โ gumamnya pelan. Dia memutuskan menghubungi Lilia. Teleponnya aktif. Namun, tidak diangkat. Pikiran Riel terpecah. Sebelum Lilia turun dari mobil, dia sempat menatap Riel seolah ingin mengatakan sesuatu. โKatakan saja.โ Berulah saat itu, Lilia mengutarakan pikirannya. Wanita itu mencengkram seatbelt yang sudah terlepas. โAku serius dengan ucapanku tadi. Ayo berpisah setelah anak ini lahir.โ Riel tidak memberikan respons. Manik hitamnya menyorot tajam, mencari kebenaran dibalik pernyataan Li
Ketegangan pagi itu tidak hanya terjadi pada sepasang ayah dan anak, melainkan juga terjadi pada sepasang suami istri di kediaman keluarga Waluyo.โTidak bisakah kamu membatalkan agar tidak jadi pergi, Yel?โIstri mana yang tidak marah apabila suaminya baru saja pulang beberapa jam, harus kembali pergi meninggalkannya seorang diri โฆ ditambah dengan keadaan hamil besar.Lilia memperhatikan baik-baik Riel yang sudah siap dengan pakaian berkudanya. Ya, Riel akan pergi berkuda bersama rekan-rekan bisnisnya.โMembatalkannya?โ ulang Riel lantas menggelengkan kepala. โItu tidak mungkin. Aku sudah merencanakannya lama dengan teman-temanku.โSetelah Riel kembali untuk menggantikan sang ayah memimpin perusahaan, dia mulai memiliki kesibukan-kesibukan di luar pekerjaan utama sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menemani Lilia sehingga berujung โฆ mengabaikannya tanpa sadar.โBagaimana dengan aku, Yel?โ tanya Lilia dengan pandangan yang meredup. Perlahan, dia menundukkan pandangan dan mengus
โDaddy!โ Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. โSemua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,โ ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. โOh, kamu membelanya, Aruna?โ Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. โBukan begitu, Daddy โฆ,โ geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, โMommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.โ Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun
Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. โNggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras โkan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?โ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. โKe mana perginya beruang kembar itu?โ Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du
Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. โMas Ryuga?โ ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niatโsebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. โUlangi, Claudia,โ pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. โBaiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkanโ โJa-hat!โ Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. โAโaku masih b
Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u โฆ di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.โLebih turun sedikit lagi, Claudia,โ pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. โEngh~โDia
Mas RyugaMungkin sudah ratusan kaliโoke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, โSemua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!โโRyuga dan Aland belum pulang, Clau?โCeletukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. โHa? Oโoh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,โ jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. โAyah sudah harus pergi sekarang?โAji menganggukkan kepalanya. โRasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s
Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna โฆ kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. โIsh, mikir apa, sih, kamu, Clau?!โ โMom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?โ pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah
Ryuga menjeda ucapannya, dia belum sepenuhnya selesai. โCoba saja kalau kamu berani, Al.โSuaranya yang terdengar tegas dengan manik hitam yang menyorot tajam membuat Aland perlahan menarik kembali kepalanya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat setelah memberikan cengiran khasnya.โYa mana berani kalau sama Om Ryuga.โ Aland berani menghadapi masalah lain di luar sana, tapi jika menyangkut kakak iparnya, Aland rasanya sudah menyerah duluan.Pemuda itu meneguk ludahnya dalam-dalam. โOm Ryuga kapan nggak kelihatan seremnya, sih, Mbak?โ keluhnya sambil berjalan mendekati Claudia. Jari telunjuk Aland mengambang, menunjuk ke arah perut besar kakak perempuannya. โCuriga โฆ anaknya bakal mirip Om Ryuga banget kalau sudah dewasa.โClaudia mengelus perutnya dengan sayang. Bibir cherry-nya tersenyum mendengar Ryuga dalam keadaan marah pun masih peduli padanya. โKok mesti dicurigai segala, Al? Wajar kalau mirip Ryuga, โkan memang Daddy-nya.โMendaratkan bokongnya kembali di ranjang tidur, Aland