"Tidak, aku tidak seperti yang kamu katakan," kata Carver"Apa maksudmu?" tanya Violet.Carver menghembuskan napas perlahan, membuka mulutnya perlahan tanpa bisa menjawab. Suaranya penuh keraguan karena dia ingin menjawab sesuai dengan perasaannya saat ini.Carver tidak bisa menjawab sama sekali, tak lama kemudian mulutnya kembali tertutup dan terdiam kembali. Sebenarnya dia ingin menjawab yang sebenarnya, namun dia tiba-tiba terdiam.Violeth mundur selangkah. "Kamu pasti ingin menjawab jika kamu tidak memiliki aku di hatimu, kan?"“Tapi apakah kamu juga merasakan hal yang sama terhadapku?” tanya Carver membalikkan pertanyaannya."Merasa cinta maksudmu?"Carver menganggukkan kepalanya."Tidak, aku sama sekali tidak mencintaimu." Violeth menyipitkan matanya saat dia melipat tangan di depan dada, menipu dirinya sendiri.Violeth membalikkan tubuhnya ke belakang. Melangkah lebih dekat ke pintu masuk. "Aku menunggumu di kamar mandi."Carver menatap Violeth yang meninggalkannya, sambil meng
"Maksudmu wanita itu adalah...." Jackson meletakkan tangannya kembali di atas meja sambil memahami perkataan Richard.Richard menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. "Tuan Muda Carver bisa saja bekerja sebagai sopir di rumah majikannya."“Jika pendapat keduamu benar, maka anakku saat ini adalah orang yang sangat rendahan, padahal aku sudah memiliki kekayaan satu miliar dolar yang akan ku wariskan kepadanya,” kata Jackson.Jackson berhenti sejenak untuk memikirkan sesuatu, dan membayangkan Carver saat ini menjadi budak orang kaya."Tapi sepertinya Tuan Muda Carver bukanlah supir majikannya, buktinya ketika dari mall Tuan Muda Carver berjalan bersama seorang wanita cantik dan masuk ke dalam mobil mewah yang dikendarai oleh seorang laki-laki," tambah Richard."Kamu harus mencari tahu secepat mungkin kenapa anakku ada di rumah besar itu. Jika perlu, kamu harus mengerahkan mata-mata terbaik sekalipun untuk mencari tahu agar aku tidak memikirkan Carver" perintah Jackson.Richard
"Violeth, aku suka tubuhmu," bisik Carver Leopard."Carver, aku suka sentuhanmu di tubuhku.""Violeth, aku ingin mendengar desahanmu," bisik Carver dengan nada yang membuat Violeth semakin melayang.Nafas Violeth tidak teratur yang membuat sepasang bukit kembarnya naik turun mengikuti desahan napasnya. Carver menatap Violeth yang mendesah. Dengan gerakan tangan yang cekatan, Carver meremas bukit kembar Violeth secara perlahan dan berirama.Bukit kembar Violeth yang berisi dan seksi sudah ada di telapak tangan Carver. Sesekali Carver menggunakan jarinya untuk merangsang puncak bukit kembar ViolethVioleth tersipu karena kegembiraan, tangannya mencengkeram tubuh Carver. Erangan bercampur desahan lembut memenuhi suara ruangan kecil itu.Tidak lama kemudian, Violeth mengajak mandi bersama dengan cara berendam di bak berisi air hangat hingga mengalir keluar dari bak saat mereka masuk ke tempat tersebut.Carver dan Violeth berendam di air hangat.Violeth mengatakan sesuatu yang manja.
Bagian yang disentuh Carver adalah bagian paling sensitif dari tubuh wanita yang akan membuat wanita itu mendesah dengan desahan nafas kenikmatan. Sambil menikmati puting Violeth, Carver meremas payudaranya.Desahan Violeth cukup keras untuk mengisi ruangan kecil itu, napasnya tidak teratur. Tangannya mencengkeram rambut Carver. Baginya, meremas sendiri tidak akan semenyenangkan meremas tangan orang lain.Beberapa saat kemudian, Violeth keluar dari bak mandi. "Kita mandi terlalu lama, kita akan berangkat satu jam lagi."Carver keluar dan membuka pintu kamar tempat mereka bercinta, terlihat jam di dinding menunjukkan hampir pukul tujuh malam."Tidak terasa kita sudah mandi selama hampir satu jam," kata Carver, melilitkan handuk ke tubuhnya."Kurasa begitu. Bahkan kamu tidak menyadari karena terlalu merasakan kenikmatan dari tubuhku, Carver," jawab Violeth.Carver tersenyum dan memeluknya dari belakang saat Violeth melangkah keluar kamar mandi dengan telanjang, yang memperlihatkan k
"Carver, beri sentuhan di tubuh sensitifku. Aku ingin kenikmatan lebih," Violeth memohon."Oke sayang." Carver berhenti bicara, lalu dengan nakal mengulum bagian atas payudara Violeth dengan dua jari.Dalam sekejap mulut Carver telah menghisap buah dada Violeth, ia perlahan-lahan melumat menikmati puting yang setiap hari dilindungi Violeth dari lingkungan luar.Tiba-tiba terdengar suara dari luar kamar tempat adegan ranjang itu."Violeth, Carver... kalian ada di dalam?"Adegan ranjang berhenti ketika terdengar suara Edward Fletcher di luar kamar dan berusaha membuka pintu yang terkunci rapat."Ada apa, Ayah?" Violeth melirik ke pintu."Mengapa kamu mengunci pintu? Apakah kalian sudah tidur?" tanya Edward dari luar."Kamu dan Carver tidak pergi ke pesta ulang tahun temanmu? Bersiaplah karena Ayah akan pergi sebentar lagi," jawab Edward.Mendengar bahwa dia akan segera pergi, Carver sedikit ragu untuk pergi ke tempat yang nantinya akan berbagi mobil dengan Sophie.Violeth membaringka
Carver melepaskan tubuh Violeth, lalu mendorong Violeth ke dinding."Carver, aku suka permainan kasar. Aku suka gigitan kasar. Ayo, gigit sekarang, aku ingin kamu menggigitku." Dalam setiap kesenangan, Violeth mencintai dan merindukan sentuhan yang kasar dan menyakitkan. Violeth seperti makhluk perempuan yang haus menikmati ranjang."Baiklah, Violeth, jika itu yang kamu inginkan." Carver kemudian menggigit tubuh Violeth yang terlihat seperti buah anggur.Setelah mendengar jeritan dan hentakan dari tubuh Violeth, Carver melumat dengan cepat agar Vioketh tidak merasakan sakit."Carver, kau menggigit terlalu keras," pekik Violeth.Saat itu, sudah waktunya untuk menghadiri pesta ulang tahun teman Violeth.Edward terlihat duduk di ruang tamu, mengenakan sepasang sepatu yang biasa ia gunakan untuk pergi ke kantor perusahaan.Sophie hanya diam saja sambil minum kopi tanpa mau membuatkan minuman yang sama untuk suaminya."Di mana Violeth? Sudah lama sekali," gerutu Sophie."Aku lupa. Viole
Kedua pria itu menutupi mata mereka dengan kacamata, menjauh dari tempat mereka berdiri setelah menyadari kehadiran Carver terhenti."Sangat mencurigakan.""Apa yang mencurigakan?" tanya Violet."Tidak, aku hanya mengatakan bahwa pesta ini sangat ramai.""Dua kali kau menyembunyikan sesuatu dariku." Mata Violeth tajam karena Carver menyembunyikan sesuatu darinya."Aku tidak menyembunyikan apa pun darimu," Carver mengelak."Lalu mengapa kamu tidak mengatakan yang sebenarnya di jalan tadi? Kamu hanya membuat alasan tentang KTP-mu yang hilang, sepertinya tidak sama dengan yang kamu pikirkan. Dan sekarang kamu menyembunyikan sesuatu dariku lagi." Violeth salah paham lagi, tapi Carver tentu saja tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, itu akan menambah kesalahpahaman lagi.Ini adalah kedua kalinya Carver merahasiakan sesuatu dari Violeth. Yang pertama, saat mereka berada di dalam mobil. Carver hampir mengatakan dia berasal dari keluarga kaya.Dan jangan biarkan kedua pria bertampang ma
"Jangan sampai tenggorokan kering karena terlalu lama bicara tanpa mencicipi minuman segar," kata pria itu.Tanpa ragu, Violeth mengangkat gelasnya. "Ya, aku juga haus. Ayo Carver, minumlah."Carver mengangkat gelasnya juga.Pria itu menyesap minumannya perlahan sambil tersenyum pada Violeth dan Carver. Keempat sahabat yang berdiri di belakangnya juga ikut tersenyum tanpa menunjukkan apapun yang membuat Carver curiga.Lambat laun Carver hampir membawa minuman ke bibirnya saat Violeth hampir mendekatkan gelas ke bibirnya.Tiba-tiba ....Dua pria berkemeja hitam, tinggi dan besar, mencengkeram gelas Carver dan Violeth erat-erat, agar tidak menempel di bibir."Berhenti! Kuharap kamu tidak meminum minuman ini," kata salah satu pria jangkung.Carver dan Violeth terdiam saat gelas mereka diambil alih oleh pria mengerikan yang datang dari arah yang tidak diketahui.PYAARRR!!!PYAAARRR!!!Seketika semua orang yang ada di pesta itu terkejut ketika dua pria bertubuh besar membanting dua gelas
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.