“Sekarang dia istriku, yang berarti menjadi tanggung jawabku. Lagipula kamu bisa mengikuti caraku itu. Jika menyangkut masalah wanita, kita tidak bisa menggunakan logika kita, tapi perasaan. Mainkan perasaannya dan kamu akan mendapatkannya.”
Bicara sih memang semudah membalikkan telapak tangan. Tapi pada kenyataannya, ketika Leuis melihat Zander tengah merangkul bahu Leia, tanpa pikir panjang lagi pria itu langsung menghambur ke arah mereka, menarik Zander menjauh dari Leia sebelum akhirnya meninju rahang pria itu dengan keras hingga terjatuh ke belekangnya.
“Beraninya kau menyentuh istriku!” raung Leuis dengan penuh emosi, hingga memancing rasa ingin tahu pengunjung Atelier Giethoorn Floramics lainnya.
“Leuis, kamu apa-apaan sih?” geram Leia sambil menepuk kesal bahu suaminya itu.
“Letta, sumpah Demi Tuhan tidak pernah terbersit satu kalipun di dalam benakku untuk selingkuh darimu, apalagi dengan Deandra!” tegas Leon yang terus berusaha membujuk istrinya itu untuk tidak merajuk lagi padanya meski hari telah berganti malam.“Ucapan playboy macam kamu tidak akan pernah bisa dipegang, Leon! Jadi jangan buang-buang waktumu dengan terus membujuk aku, karena pendirian aku tidak akan pernah goyah mau sehebat apapun kamu berdalih!” “Letta, dengarkan aku dulu … ”“Tidak ada yang perlu didengar lagi dari mulut kamu itu! Aku melihat dengan mata kepala aku sendiri ke mana arah dari mata genitmu itu terarah, Leon! Sudahlah aku mau tidur ngantuk! Besok aku mau jalan lagi sama Dritan, dia janji mau ngajak aku ke suatu tempat."Dritan? Tidak terima Aletta jalan sama sepupunya itu, Leon pun membalik badan Aletta yang tengah memunggunginya,“Aku tidak akan mengizinkannya!” geramnya.Aletta menatap tajam mata Leon saat merespon, “Apa aku sedang meminta izin darimu?” tanyanya.“
“Turun dari tempat tidur ini! Aku tidak mau satu tempat tidur denganmu!” potong Aletta.“Aku tidak mau aku mau tidur di sini.”“Baiklah kalau begitu aku saja yang tidur di luar! Siapa tahu ada Dritan yang bisa menemani aku!”Aletta baru saja menyibak selimutnya ketika Leon melompat turun, “Ok, aku yang tidur di luar!” serunya.Tapi karena takut nantinya Deandra akan datang menemani Leon, akhirnya Aletta menahan tangan suaminya itu,“Ya udah tidur di sini saja! Tapi ingat, anggota badanmu tidak ada yang boleh melewati guling ini!” Aletta meletakkan gulingnya di tengah tempat tidur lalu menepuk-nepuknya,“Ini batasnya. Sampai kamu melewatinya, maka jangan salahkan aku kalau aku akan menendangmu sampai jatuh!” lanjutnya.“Bagaimana kalau kamu yang melewatinya? Aku juga akan menghukummu, bagaimana?” tantang Leon.“Aku tidak mau! Aku sudah mengizinkanmu untuk tidur di sini, jadi tidak ada ya yang namanya hukum-hukuman segala!”“Ck, bilang saja kamu takut terima tantangan aku.”Sesuai dug
“Terus saja mengelak untuk melepaskan dirimu dari hukuman yang akan aku berikan ini. Aku tidak menduga kalau kamu sepengecut itu, Sayangku!” cibir Leon.Aletta dan harga dirinya yang menjulang tinggi itu pasti tidak akan menerima begitu saja dengan sebutan pengecut yang Leon sematkan padanya itu. Hal itu terbukti dengan sorot mata Aletta yang berubah tajam, “Siapa yang pengecut? Kalau kamu tidak memanipulasi ini aku pasti akan dengan senang hati menerima hukuman aku itu!” sangkalnya.“Aku sudah menduga reaksi apa yang akan kamu berikan nantinya, yang ternyata terbukti benar sekarang, kamu mengelak dari hukuman yang seharusnya kamu terima,” desah leon.Ia tidak ingin berdebat dengan Aletta di saat senjatanya telah meronta meminta dimasukkan ke dalam sarungnya. Tapi bagaimana ia bisa memasukkannya, jika sang pemilik sarung masih terus mengelak dan tidak mau bekerjasama?“Reaksi apa? Mengelak apa? Emang dasarnya saja kamu yang culas, demi bisa memuluskan rencana kamu itu, ya kan?”Alih
Leon kembali bergerak maju mundur dengan kecepatan yang stabil. Biasanya ia akan membuat Aletta kembali mencapai kenikmatannya lagi, tapi tidak untuk kali ini. Karena ia takut mood Aletta akan berubah nantinya setelah istrinya itu telah kembali mendapatkan akal sehatnya lagi.Jadi tidak butuh waktu lama untuk ia meneriakkan nama Aletta saat gelombang kenikmatan menerpanya bersamaan dengan semburan hangatnya yang membasahi rahm istrinya itu.Napas Aletta masih terasa memburu saat Leon mencium bibirnya, meski begitu Aletta membalas ciuman itu dengan sama menggairahkannya.Sampai akhirnya Leon mengangkat sedikit badannya dan menatap lembut Aletta,"Kamu tahu, kalau apa yang barusan saja kita lakukan ini adalah cara terbaik untuk berbaikan? Jangan marah lagi padaku, Letta. Karena sejak aku bersumpah setia padamu, maka aku akan terus memegang komitmen aku itu untuk selamanya. Sampai aku menghembuskan napas terakhir aku di pangkuanmu.""Setia sih setia, tapi matanya tetap saja tidak bisa me
Aletta menghempaskan dirinya di atas sofa ruang biru tempat para wanita sedang berkumpul. Sementara para pria sedang joging mengelilingi Desa Giethoorn."Pasti akan ada keluhan setelah ini," kekeh Leia yang langsung diaminkan Aurora dan juga Annelies."Memang! Kakakmu itu benar-benar membuat tekanan darahku menjadi tinggi setiap kali bersama dengannya. Apa dia selalu menyebalkan setiap harinya?" sungut Aletta sambil menekan kedua keningnya."Ya, itulah sifat Leon yang tidak banyak orang lain tahu, terutama para wanita," timpal Annelies.Meski Leon adalah kakaknya, Annelies tetap tidak dapat menyembunyikan sifat menjengkelkan dari pria itu, terutama menyembunyikannya dari Aletta.Leia yang semula duduk di samping Aurora kini pindah ke samping Aletta, ada hal yang harus ia tanyakan pada sahabat yang kini telah menjadi kakak iparnya itu."Apa alasan Leon saat kita menangkap basah dirinya dan Leuis yang tidak dapat mengalihkan perhatian mereka dari Deandra?""Alasan yang tidak jelas. Terd
"Kau langsung pulang ke rumahmu?" tanya Dritan saat Leon berbelok ke halaman rumahnya.Leon, Driran dan Leuis baru saja selesai lari pagi mengelilingi desa itu, meski tidak seluruhnya. Pikiran Leon masih tersita pada Aletta yang masih terlihat marah padanya saat ia meninggalkannya tadi.Masalah Deandra ini, Leon akan menyelesaikannya dengan cepat, dan tidak akan mempekerjakan wanita itu sebagai sekretarisnya lagi. Semoga saja dengan demikian, tidak ada alasan lagi untuk Aletta negatif thinking padanya. Karena menurut pengamatan Leon, Aletta sangat cemburu pada wanita itu."Ya, aku khawatir Aletta sudah bangun dan mencariku," jawab Leon, "Kalian mau mampir?"Baik Dritan maupun Leuis sama-sama menggelengkan kepalanya,"Tidak usah terima kasih. Badanku lengket semua aku mau langsung mandi."Dritan membuka kaos olahraganya hingga memperlihatkan otot-otot keras di dada dan perutnya, yang semakin mengeras saat pria itu memeras kaosnya yang dibasahi keringat itu."Aku juga langsung saja, Le
"Ternyata kamu masih bereaksi dengan sentuhanku, Leon. Kenapa kamu selalu menapik sesuatu yang jelas-jelas akan memberikan kenikmatan yang tak terhingga untukmu. Kemarilah, izinkan aku memuaskanmu," godanya.Pria mana yang tidak akan terangsang dengan sentuhan wanita yang terang-terangan seperti itu? Terutama pria normal seperti Leon.Masalahnya adalah pada seberapa kuat pria dapat menahan godaannya, menahan gairahnya yang telah mencapai ubun-ubun itu? Yang rasanya ingin segera memasukkan milknya ke dalam lubang surgawi itu begitu mustahil sekali untuk dihentikan. Gairah telah mengambil alih akal sehat mereka.Tapi untuk leon pribadi, ia sama sekali tidak ingin mengkhianati pernikahannya dengan Aletta, meski pernikahan itu hanyalah sebuah kontrak saja. Ia adalah pria yang selalu memegang teguh komitmennya, pada siapa p
Aletta terus melangkahkan kakinya ke arah rumah Leon, ataukah bisa dibilang rumahnya dan Leon, rumah mereka? Mengingat sekarang ini Aletta telah menjadi istri pria itu?Sepertinya tidak. Aletta harus kembali mengingatkan dirinya kalau pernikahannya dengan Leon hanyalah pernikahan kontrak saja. Pernikahan mereka hanyalah dilandaskan pada azas manfaat saja.Ya, mereka hanya saling memanfaatkan saja. Aletta memanfaatkan nama besar keluarga Adipramana dan Euginius untuk menyelesaikan masalah keluarganya dan mengambil alih lagi apa yang seharusnya menjadi haknya.Sementara Leon, pria itu memaanfaatkannya hanya demi tidak terus-menerus dikejar masalah pernikahan oleh mommy Aliana dan daddy Elrick saja. Jadi, sudah seharusnya Aletta tidak berharap lebih dari pernikahannya dengan Leon ini. Apalagi sampai bermain perasaan.Meski saat pertama kali mereka bercinta, Leon telah menegaskan kalau kontrak pernikahan itu tidak berlaku lagi. Mereka telah mengesahkan pernikahan mereka.Hanya saja entah
Leon dan Aletta duduk bersisian di tepi hamparan luas tanah lapang tempat beberapa anak panti tengah bermain sepak bola. Sudah lama mereka duduk di sana sambil membahas langkah mereka kedepannya. Baik mengenai rumah tangga mereka dan juga lainnya.“Baiklah, aku akan kembali bersamamu ke Jakarta. Tapi aku minta satu hal padamu dan aku harap kamu mengizinkannya.” Aletta mencoba bernegosiasi dengan suaminya.“Apa syaratnya itu, Sayang?” tanya Leon.“Aku mau Chateau peninggalan orangtuaku dijadikan rumah baru untuk anak-anak panti. Di sana lebih layak dan luas untuk mereka tempati. Ada banyak ruang yang dapat mereka gunakan untuk tempat mereka belajar, bermain atau berkarya. Perpustakaan di sana juga jauh lebih layak dengan koleksi buku terlengkap, dibandingkan dengan di sini. Banyak koleksi buku Papá yang bisa mereka baca. Dan aku juga yakin kalau baik Papá maupun Mamá tidak akan keberatan dengan ide aku ini.”“Kenapa kamu harus izin padaku mengenai hal itu, Sayang? Chateau itu adalah mil
“Jadi kamu dan Tante Amber yang membawaku keluar dari labirin itu?” tanya Aletta pada Justin.Kesehatannya sudah kembali pulih, dan sore nanti ia sudah boleh keluar dari rumah sakit. “Ya, kebetulan saat itu aku sedang mencarimu untuk mengajakmu bermain di danau seperti biasanya, dan salah satu pelayan mengarahkanku ke labirin itu. Menurut mereka kamu sedang bermain dengan orangtuamu di sana,” jawab Justin.“Tante Amber juga ikut ke labirin?”“Ya, tidak biasanya Mommy mau ikut panas-panasan. Ternyata saat itu Mommy sudah merasakan ada yang janggal di labirin itu saat melihat beberapa pria mendekati labirin. Mommy merasa tidak mengenali mereka.”Justin mendesah sebentar sebelum kembali melanjutkan,“Dan untungnya juga supir keluargaku belum meninggalkan tempat dia menurunkan kami. Jadi setelah mengeluarkanmu dari labirin itu, kami dapat membawamu langsung ke tempat yang aman. Sebuah panti asuhan terpencil dengan pemandangan yang luar biasa Indah.”“Terima kasih. Kalau tidak ada kamu da
“Ya, prioritas utamaku saat ini adalah membuatmu bahagia. Kamu dan juga anak kita ini!” Meski nada suaranya terdengar tegas, namun sentuhan ringan Leon di perut Aletta membuat istrinya itu bertanya-tanya, yang pastinya langsung menyuarakan pertanyaan itu dengan nada sumringah,“Apa aku sedang hamil sekarang?”Untuk sesaat Leon mengerjapkan kedua matanya dengan bingung karena perubahan suasana hati Aletta yang tiba-tiba itu,“Hamil?” ulangnya.“Kamu tadi menyebut kata anak sambil mengusap lembut perutku ini. Apa di dalam sini ada janin anak kita yang sedang berkembang? Apa itu yang menjadi penyebab aku kehilangan kesadaranku?”“Oh, tidak. Bukan itu. Astaga … Kita baru melakukan hubungan intim kurang dari dua minggu yang lalu, Sayang. Kamu tidak mungkin hamil secepat itu. Kalaupun kamu hamil, dokter yang melakukan pemeriksaan padamu tadi pasti sudah akan mem beritahukannya padakiu lebih dulu,” ralat Leon dengan cepat.Saat itu juga wajah sumringah Aletta berubah menjadi sendu kembali,
“Cepat pergi!” Terdengar perintah tegas papá Aletta sebelum Aletta melihat raut sedih bercampur ketakutan di wajah mamanya, saat dengan tubuh yang gemetar hebat perlahan mamanya balik badan hingga mata mereka saling terkunci.Ingin rasanya Aletta menghampiri mamánya dan membantu papánya menghalau serangan demi serangan dari pria asing itu, namun apa daya kedua kakinya seolah terpaku di lantai. Aletta terlalu syok hingga tidak dapat melakukan apapun, bahkan hanya untuk berkedip sekalipun.Hingga akhirnya dengan kedua bola mata yang melebar dan mulutnya yang gemetar memanggil nama Aletta tanpa suara, Aletta melihat benda tajam yang menembus bagian depan tubuh mamánya hingga darah segar mengenai wajah Aletta saat benda tajam itu menghujam semakin dalam.“Mamá!” Aletta berteriak histeris di dalam hatinya, karena kata-kata itu seolah tidak dapat mengalir keluar dari dalam tenggorokannya. Mau sekuat apapun Aletta berusaha mengeluarkan suaranya itu.“Letta, kita harus pergi!” seru seseoran
“Apa aku sudah boleh menghajarnya?” tanya Leon dengan tidak sabar. Sejak tadi ia berusaha sabar saat mendengar semua penjelasan Justin.“Silahkan hajar! Atau semua video mesummu dengan Deandra akan tersebar luas! Beberapa anak buahku telah menerima pesanku dengan sangat jelas untuk menyebarkan semuanya jika dalam satu jam aku tidak keluar dari sini dalam keadaan aman!” ancam Leon.Terang saja cengkraman tangan Leon di kerah kemejanya semakin menguat hingga Peter terbatuk-batuk akibat dari tertekannya jalur pernapasannya,“Kau mengancamku? Apa kau pikir dengan ancaman murahan seperti itu akan membuatku takut? Kau salah! Aku tidak peduli dengan reputasiku yang tercemar, saat ini tujuanku hanya satu, membumihanguskan semua yang telah menyakiti Letta, dan semua yang telah berani menyengtuh istriku itu! Persetan dengan reputasiku!” tegasnya.Justin menepuk pundak Leon untuk menyadarkannya, “Leon sabar. Kau bisa membunuhnya! Apa kau mau memberikan kematian yang Mudah untuknya?”“Justin be
Karena kebahagiaannya yang sebenarnya adalah berada bersama orang-orang yang ia cintai, orang-orang yang mencintainya tanpa syarat, seperti halnya orang-orang yang berada di dalam panti, yang tidak ada satupun dari mereka yang akan menyakitinya dengan sangat dalam, seperti yang telah keluarganya dan juga Leon lakukan padanya.Teringat pada perselingkuhan Leon dengan Deandra membuat Aletta menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata,“Lakukan apa yang ingin kalian lakukan.”Tepat pada saat itu terdengar keributan dari arah tangga menuju ruang bawah tanah itu, membuat tidak hanya mata Aletta, Leon dan Justin saja yang mengarah ke sana, tapi juga semua mata anak buah mereka.Dan yang lebih mengejutkan lagi untuk Aletta adalah kedatangan Deandra yang tengah dibekuk oleh Dritan, lalu menyusul di belakang mereka seorang pria tua yang tengah dipaksa masuk oleh Leuis dan beberapa anak buahnya.“Leon, Leon tolong selamatkan aku. Aku tidak ada hubungannya sama sekali dengan pria tua itu!” p
“Kau tidak apa-apa aku tinggal sendiri sebentar?” tanya Leon dan Aletta menggeleng kencang,“Tidak, aku tidak mau ditinggal sendiri, aku takut,” rengeknya.“Baiklah, aku akan gtetap di sini bersama denganmu.” Leon kembali memeluk Aletta. Lagipula dengan banyaknya anak buahnya dan juga anak buah Justin, dalam waktu singkat mereka telah berhasil membekuk kaki tangan pembunuh itu.Meski demikian, Leon tetap mengingat wajah pria yang berniat memperkosa Aletta, dan yang telah melukai paha istrinya itu.Nanti, Leon akan memastikan hukuman yang menyakitkan pada kedua pria itu, juga pria lainnya. Mereka semua telah membuat Alettanya yang pemberani menjadi selemah anak kucing.“Tahan dan satukan mereka semua di sel sebelah!” Terdengar perintah Justin bersamaan bunyi ponsel salah satu dari berandalan itu.“Angkat dan Loudspeaker! Sekali saja kau memberitahu Tuan Besarmu itu mengenai keadaan di sini, maka aku akan langsung mengirimmu dan kalian semua ke alam lain!” perintah Justin dengan tegas.P
Tapi saat para pria itu maju secara bersamaan, Aletta pun pada akhirnya berhasil mereka lumpuhkan. Dan dalam sekejap mata, kedua tangan beserfta kedua kakinya telah dirantai. Praktis ia sama sekali tidak dapat menggerakkan tubuhnya. “Bangsat kalian! Lepaskan aku! Aarggah! Lepaskan aku bajingan!” Pemimpin mereka meludah ke sampingnya sambil menurunkan resleting celananya, “Melepaskanmu? Cih! Tidak akan!” “Kalian akan menyesalinya! Cepat lepaskan aku! Aku akan mengadukan perbuatan kalian pada Tuan Besar kalian!” ancam Aletta. “Silahkan saja, dan mungkin Tuan Besar akan berterimakasih pada kami karena telah membantunya menyakitimu! Anak dari pria yang Tuan benci! Kau! Sumpal mulutnya dengan pakaian dalamnya!” Aletta memberikan tatapan membunuhnya pada pria yang ditunjuk tadi, tapi pria itu malah menyeringai lebar sambil mengeluarkan belati dari sakunya. “Jangan berani kau menyentuhku!” “Kalau aku menyentuhmu kenapa? Kau mau menyentuhku balik?” tanya pria itu yang disusul dengan g
“Kenapa wanita itu masih juga belum sadarkan diri?” Salah satu pria yang membawa Aletta bertanya. Dengan posisi berbaring menyamping membelakangi mereka membuat Nyaris satu jam Aletta terus berpura-pura tidak sadarkan diri, ia sengaja mengulur waktu karena ia tahu Justin pasti akan segera menemukannya.Itu pun kalau pria itu memang masih ingin membantu Aletta setelah ia melarikan diri darinya.Memangnya pilihan apa lagi yang Aletta punya, selain pergi sejauh mungkin dari pria itu setelah melihat dua orang anak buahnya yang berusaha menculiknya?Atau jangan-jangan tuan yang para berandalan itu maksud adalah Justin?Tapi kenapa Justin harus bersusah payah menugaskan beberapa anak buahnya untuk menculik Aletta, kalau bisa saja Justin membunuh Aletta langsung saat masih berada di dalam Chateaunya?Bermacam pertanyaan terus berkecamuk di dalam diri Aletta. Sambil tetap waspada kalau saja para pria berandalan itu mencoba untuk merudapaksanya.“Kita lakukan saja sekarang! Memangnya kenapa h