"Aku tidak bercinta dengan Dean sialan!" sanggah Leon."Lalu kenapa kalian berdua dalam keadaan seperti ini? Kenapa Dean bisa berada di atas tempat tidurmu tanpa busana? Dan lihatlah penampilan kamu sekarang ini ... "Leuis menyusuri matanya ke seluruh tubuh Leon,"Aku ragu kalau Aletta masih memiliki pikiran positif mengenai ini.""Haruskah kamu menambah jatuh mentalku lagi, Leuis?" erang Leon penuh frustasi."Sudah jangan berdebat lagi. Sekarang baiknya kita pikirkan ke mana kira-kira Aletta pergi? Biasanya jika sedang dirundung masalah, selain mendatangiku Aletta akan mencari tempat yang lumayan sepi untuk berteriak sepuasnya, tanpa mengganggu siapapun," saran Leia."Tidak ada tempat yang sepi di desa ini, Leia. Banyak turis yang menyebar di tiap sudut desa," desah Leon."Aku kan cuma memberitahu kebiasaan Aletta saja, kalau memang tidak ada tempat yang sepi di desa ini ya mana aku tahu.""Lebih baik kita segera mencari keberadaan Aletta, mengenai Dean, pindahkan saja wanita itu ke
Berkali-kali Aletta merutuki dirinya sendiri karena telah menggunakan perasaannya di dalam pernikahan kontrak mereka. Aletta yang main dengan perasaan, dan kini Aletta juga yang merasakan akibatnya.Seharusnya ia dapat menahan dirinya untuk tidak jatuh cinta pada Leon. Seharusnya ia dapat mencegah dirinya sendiri untuk tidak membiarkan pria itu mencuri hatinya.Tapi nyatanya ia telah terlanjur memiliki perasaan lebih pada Leon, entah sejak kapan perasaan bencinya telah berubah menjadi sebuah cinta yang sangat tidak masuk di akal sehat. Padahal ia telah bertekad untuk tidak jatuh pada pesona buaya darat itu.Mendengar suara hingar bingar dari beberapa boat yang lewat di bawahnya, dengan cepat Aletta menghapus airmatanya dan menyadari kalau ia telah menjadi tontonan puluhan pasang mata yang lalu-lalang di bawahnya.Dan Aletta pun tahu kalau ia tak luput dari perhatian para pejalan kaki yang tengah menyusuri jalan setapak.'Bodohnya aku karena telah menjadi tontonan gratis para wisatawa
Aletta menghela napas lega ketika mereka tidak terlihat lagi, namun pekikan pelan keluar dari mulutnya saat merasakan tepukan ringan di bahunya, disertai dengan kekehan maskulin di belakangnya,"Sepertinya kamu aman sekarang."Takut kalau yang tengah memegang bahunya adalah orang jahat, atau pemilik rumah yang akan menuntutnya karena telah memasuki properti pribadinya, dengan gerakan terlatih Aletta menarik tangan pria itu bermaksud menggunakan tehnik bantingannya pada pria itu.Tapi ternyata pria asing itu jauh lebih ahli darinya. Karena alih-alih Aletta yang berhasil membanting pria itu, yang terjadi malah sebaliknya. Kaki panjang pria itu menyapu kakinya hingga Aletta tergeletak di lantai berumput. Tangan pria itu dengan cekatan menahan kepala Aletta agar tidak membengtur lantai, sebelum akhirnya mengunci Aletta di
Leon menatap serius monitor yang menampilkan rekaman CCTV di sepanjang jalan Desa Giethoorn yang berhasil Leuis dapatkan, setelah nyaris dua jam mereka mengelilingi Desa itu namun tak jua menemukan Aletta.Sementara Leon yang telah sangat putus asa dengan kekhawatirannya, tidak terpikirkan sama sekali untuk memeriksa CCTV desa itu. Untung saja ada Leuis yang selalu bisa berpikir tenang dalam kondisi apapun.Leon melihat sosok kecil Aletta yang berhenti lari di sebuah jembatan dnegan napas yang terengah sambil sesekali melihat ke belakangnya, kemungkinan besar wanita itu memastikan ada tidaknya Leon atau seseorang yang mengejarnya.Apa Aletta begitu takut kalau Leon akan mengejarnya?Apa Aletta begitu membenci Leon hingga ingin meninggalkannya begitu saja, tanpa mau men
"Semua karena salah kamu. Kenapa kamu bisa kedapatan berdua saja dengan Dean di kamar? Aku pun akan melakukan hal yang sama kalau yang berada di posisi Letta saat itu adalah aku!" raung Letta sambil memukuli dada Leon dengan kepalan tangannya."Sst, sudah berhenti menyalahkan Leon. Sekarang lebih baik kita cari cara untuk menemukan Letta," bujuk Leuis yang pada akhirnya berhasil menenangkan Leia."Aku akan meminta pihak bandara untuk mencekal Letta. Dengan demikian, tidak ada satupun yang bisa membawa Letta pergi dari negara ini. Bahkan meski Letta pergi seorang diri sekalipun!" seru Leon sambil mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan daddy Elrick."Apa kamu mau menghubungi Daddy?" tanya Leia menghentikan gerakan jari Leon yang sedang mencari nomor daddy Elrick."
Jemari ramping Aletta saling mengait di atas pangkuannya selama ia menjelaskan pada Justin perihal masalah yang tengah membelitnya itu. Bayangan Leon dan Deandra yang tengah melakukan hubungan intim kembali menyakiti hati Aletta, merobek-robek hatinya menjadi kepingan-kepingan kecil yang sangat menyakitkan untuknya.Kenapa ia harus menyaksikan percintaan mereka?Andai saja Aletta memilih menunggu Leon di rumah Granny, mungkin saja Aletta tidak akan merasa sakit hati seperti yang ia rasakan saat ini.Mungkin dengan ketidaktahuannya mengenai perselingkuhan Leon jauh lebih baik, daripada harus menyakiti hatinya dengan kenyataan pahit yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri.“Sejak awal pernikahan kalian sudah salah, Letta." ucap Justin.
Sebuah guncangan besar akibat dari mobil yang Aletta tumpangi membuat wanita itu terbangun dari tidur lelapnya. Sejak berada di dalam pesawat pribadi Justin, Aletta mulai merasa lelah, hingga ia tidak dapat menahan rasa kantuknya.Mungkin jika mobilnya tidak berguncang akibat jalanan yang tidak rata ini, Aletta pastinya masih akan tetap terbuai di alam mimpinya."Di mana kita?" tanya Aletta dengan panik meski kedua matanya masih terasa berat.“Di Desa Chenonceaux,” jawab Justin, pria itu masih saja terlihat menawan meski baru saja melalui perjalanan yang lumayan melelahkan.Setidaknya itulah yang tengah Aletta rasakan sekarang. Ia merasa luar biasa lelah.“Kenapa membawa aku ke kota kecil ini? Bukankah aku sudah bilang padamu untuk mengantarku ke Panti?”Aletta mulai merasa panik. Ia baru mengenal Justin kurang dari satu hari, tapi sudah memberikan kepercayaan penuh pada pria itu. Bahkan rela pergi dengannya.Meski Justin benar membawanya kembali ke Perancis, tapi bagaimana kalau tern
"Bagaimana mereka bisa membawa Letta keluar dari negara ini tanpa meninggalkan jejak sedikit pun?" tanya Leon setengah berteriak pada salah satu anak buah daddy Elrick.Dengan berbagai macam cara mereka telah mencari jejak Aletta, namun istrinya itu tidak jua ditemukan, seolah hilang tertelan bumi.Dua malam sudah Aletta pergi, dan Leon sama sekali tidak dapat memejamkan kedua matanya tanpa teringat pada istrinya itu, tanpa merindukan kebersamaan mereka yang meski baru sebentar namun begitu membekas di hati Leon.Ia sama sekali tidak bisa terlelap tanpa adanya Aletta di sisinya. Bahkan ia tidak berminat melakukan apapun tanpa wanita itu.Sejak kepergian Aletta, Leon hanya terus dan terus mencecar anak buahnya, mengepush mereka semua agar dapat lebih cepat menemukan Ale
Leon dan Aletta duduk bersisian di tepi hamparan luas tanah lapang tempat beberapa anak panti tengah bermain sepak bola. Sudah lama mereka duduk di sana sambil membahas langkah mereka kedepannya. Baik mengenai rumah tangga mereka dan juga lainnya.“Baiklah, aku akan kembali bersamamu ke Jakarta. Tapi aku minta satu hal padamu dan aku harap kamu mengizinkannya.” Aletta mencoba bernegosiasi dengan suaminya.“Apa syaratnya itu, Sayang?” tanya Leon.“Aku mau Chateau peninggalan orangtuaku dijadikan rumah baru untuk anak-anak panti. Di sana lebih layak dan luas untuk mereka tempati. Ada banyak ruang yang dapat mereka gunakan untuk tempat mereka belajar, bermain atau berkarya. Perpustakaan di sana juga jauh lebih layak dengan koleksi buku terlengkap, dibandingkan dengan di sini. Banyak koleksi buku Papá yang bisa mereka baca. Dan aku juga yakin kalau baik Papá maupun Mamá tidak akan keberatan dengan ide aku ini.”“Kenapa kamu harus izin padaku mengenai hal itu, Sayang? Chateau itu adalah mil
“Jadi kamu dan Tante Amber yang membawaku keluar dari labirin itu?” tanya Aletta pada Justin.Kesehatannya sudah kembali pulih, dan sore nanti ia sudah boleh keluar dari rumah sakit. “Ya, kebetulan saat itu aku sedang mencarimu untuk mengajakmu bermain di danau seperti biasanya, dan salah satu pelayan mengarahkanku ke labirin itu. Menurut mereka kamu sedang bermain dengan orangtuamu di sana,” jawab Justin.“Tante Amber juga ikut ke labirin?”“Ya, tidak biasanya Mommy mau ikut panas-panasan. Ternyata saat itu Mommy sudah merasakan ada yang janggal di labirin itu saat melihat beberapa pria mendekati labirin. Mommy merasa tidak mengenali mereka.”Justin mendesah sebentar sebelum kembali melanjutkan,“Dan untungnya juga supir keluargaku belum meninggalkan tempat dia menurunkan kami. Jadi setelah mengeluarkanmu dari labirin itu, kami dapat membawamu langsung ke tempat yang aman. Sebuah panti asuhan terpencil dengan pemandangan yang luar biasa Indah.”“Terima kasih. Kalau tidak ada kamu da
“Ya, prioritas utamaku saat ini adalah membuatmu bahagia. Kamu dan juga anak kita ini!” Meski nada suaranya terdengar tegas, namun sentuhan ringan Leon di perut Aletta membuat istrinya itu bertanya-tanya, yang pastinya langsung menyuarakan pertanyaan itu dengan nada sumringah,“Apa aku sedang hamil sekarang?”Untuk sesaat Leon mengerjapkan kedua matanya dengan bingung karena perubahan suasana hati Aletta yang tiba-tiba itu,“Hamil?” ulangnya.“Kamu tadi menyebut kata anak sambil mengusap lembut perutku ini. Apa di dalam sini ada janin anak kita yang sedang berkembang? Apa itu yang menjadi penyebab aku kehilangan kesadaranku?”“Oh, tidak. Bukan itu. Astaga … Kita baru melakukan hubungan intim kurang dari dua minggu yang lalu, Sayang. Kamu tidak mungkin hamil secepat itu. Kalaupun kamu hamil, dokter yang melakukan pemeriksaan padamu tadi pasti sudah akan mem beritahukannya padakiu lebih dulu,” ralat Leon dengan cepat.Saat itu juga wajah sumringah Aletta berubah menjadi sendu kembali,
“Cepat pergi!” Terdengar perintah tegas papá Aletta sebelum Aletta melihat raut sedih bercampur ketakutan di wajah mamanya, saat dengan tubuh yang gemetar hebat perlahan mamanya balik badan hingga mata mereka saling terkunci.Ingin rasanya Aletta menghampiri mamánya dan membantu papánya menghalau serangan demi serangan dari pria asing itu, namun apa daya kedua kakinya seolah terpaku di lantai. Aletta terlalu syok hingga tidak dapat melakukan apapun, bahkan hanya untuk berkedip sekalipun.Hingga akhirnya dengan kedua bola mata yang melebar dan mulutnya yang gemetar memanggil nama Aletta tanpa suara, Aletta melihat benda tajam yang menembus bagian depan tubuh mamánya hingga darah segar mengenai wajah Aletta saat benda tajam itu menghujam semakin dalam.“Mamá!” Aletta berteriak histeris di dalam hatinya, karena kata-kata itu seolah tidak dapat mengalir keluar dari dalam tenggorokannya. Mau sekuat apapun Aletta berusaha mengeluarkan suaranya itu.“Letta, kita harus pergi!” seru seseoran
“Apa aku sudah boleh menghajarnya?” tanya Leon dengan tidak sabar. Sejak tadi ia berusaha sabar saat mendengar semua penjelasan Justin.“Silahkan hajar! Atau semua video mesummu dengan Deandra akan tersebar luas! Beberapa anak buahku telah menerima pesanku dengan sangat jelas untuk menyebarkan semuanya jika dalam satu jam aku tidak keluar dari sini dalam keadaan aman!” ancam Leon.Terang saja cengkraman tangan Leon di kerah kemejanya semakin menguat hingga Peter terbatuk-batuk akibat dari tertekannya jalur pernapasannya,“Kau mengancamku? Apa kau pikir dengan ancaman murahan seperti itu akan membuatku takut? Kau salah! Aku tidak peduli dengan reputasiku yang tercemar, saat ini tujuanku hanya satu, membumihanguskan semua yang telah menyakiti Letta, dan semua yang telah berani menyengtuh istriku itu! Persetan dengan reputasiku!” tegasnya.Justin menepuk pundak Leon untuk menyadarkannya, “Leon sabar. Kau bisa membunuhnya! Apa kau mau memberikan kematian yang Mudah untuknya?”“Justin be
Karena kebahagiaannya yang sebenarnya adalah berada bersama orang-orang yang ia cintai, orang-orang yang mencintainya tanpa syarat, seperti halnya orang-orang yang berada di dalam panti, yang tidak ada satupun dari mereka yang akan menyakitinya dengan sangat dalam, seperti yang telah keluarganya dan juga Leon lakukan padanya.Teringat pada perselingkuhan Leon dengan Deandra membuat Aletta menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata,“Lakukan apa yang ingin kalian lakukan.”Tepat pada saat itu terdengar keributan dari arah tangga menuju ruang bawah tanah itu, membuat tidak hanya mata Aletta, Leon dan Justin saja yang mengarah ke sana, tapi juga semua mata anak buah mereka.Dan yang lebih mengejutkan lagi untuk Aletta adalah kedatangan Deandra yang tengah dibekuk oleh Dritan, lalu menyusul di belakang mereka seorang pria tua yang tengah dipaksa masuk oleh Leuis dan beberapa anak buahnya.“Leon, Leon tolong selamatkan aku. Aku tidak ada hubungannya sama sekali dengan pria tua itu!” p
“Kau tidak apa-apa aku tinggal sendiri sebentar?” tanya Leon dan Aletta menggeleng kencang,“Tidak, aku tidak mau ditinggal sendiri, aku takut,” rengeknya.“Baiklah, aku akan gtetap di sini bersama denganmu.” Leon kembali memeluk Aletta. Lagipula dengan banyaknya anak buahnya dan juga anak buah Justin, dalam waktu singkat mereka telah berhasil membekuk kaki tangan pembunuh itu.Meski demikian, Leon tetap mengingat wajah pria yang berniat memperkosa Aletta, dan yang telah melukai paha istrinya itu.Nanti, Leon akan memastikan hukuman yang menyakitkan pada kedua pria itu, juga pria lainnya. Mereka semua telah membuat Alettanya yang pemberani menjadi selemah anak kucing.“Tahan dan satukan mereka semua di sel sebelah!” Terdengar perintah Justin bersamaan bunyi ponsel salah satu dari berandalan itu.“Angkat dan Loudspeaker! Sekali saja kau memberitahu Tuan Besarmu itu mengenai keadaan di sini, maka aku akan langsung mengirimmu dan kalian semua ke alam lain!” perintah Justin dengan tegas.P
Tapi saat para pria itu maju secara bersamaan, Aletta pun pada akhirnya berhasil mereka lumpuhkan. Dan dalam sekejap mata, kedua tangan beserfta kedua kakinya telah dirantai. Praktis ia sama sekali tidak dapat menggerakkan tubuhnya. “Bangsat kalian! Lepaskan aku! Aarggah! Lepaskan aku bajingan!” Pemimpin mereka meludah ke sampingnya sambil menurunkan resleting celananya, “Melepaskanmu? Cih! Tidak akan!” “Kalian akan menyesalinya! Cepat lepaskan aku! Aku akan mengadukan perbuatan kalian pada Tuan Besar kalian!” ancam Aletta. “Silahkan saja, dan mungkin Tuan Besar akan berterimakasih pada kami karena telah membantunya menyakitimu! Anak dari pria yang Tuan benci! Kau! Sumpal mulutnya dengan pakaian dalamnya!” Aletta memberikan tatapan membunuhnya pada pria yang ditunjuk tadi, tapi pria itu malah menyeringai lebar sambil mengeluarkan belati dari sakunya. “Jangan berani kau menyentuhku!” “Kalau aku menyentuhmu kenapa? Kau mau menyentuhku balik?” tanya pria itu yang disusul dengan g
“Kenapa wanita itu masih juga belum sadarkan diri?” Salah satu pria yang membawa Aletta bertanya. Dengan posisi berbaring menyamping membelakangi mereka membuat Nyaris satu jam Aletta terus berpura-pura tidak sadarkan diri, ia sengaja mengulur waktu karena ia tahu Justin pasti akan segera menemukannya.Itu pun kalau pria itu memang masih ingin membantu Aletta setelah ia melarikan diri darinya.Memangnya pilihan apa lagi yang Aletta punya, selain pergi sejauh mungkin dari pria itu setelah melihat dua orang anak buahnya yang berusaha menculiknya?Atau jangan-jangan tuan yang para berandalan itu maksud adalah Justin?Tapi kenapa Justin harus bersusah payah menugaskan beberapa anak buahnya untuk menculik Aletta, kalau bisa saja Justin membunuh Aletta langsung saat masih berada di dalam Chateaunya?Bermacam pertanyaan terus berkecamuk di dalam diri Aletta. Sambil tetap waspada kalau saja para pria berandalan itu mencoba untuk merudapaksanya.“Kita lakukan saja sekarang! Memangnya kenapa h