"Bagaimana mereka bisa membawa Letta keluar dari negara ini tanpa meninggalkan jejak sedikit pun?" tanya Leon setengah berteriak pada salah satu anak buah daddy Elrick.Dengan berbagai macam cara mereka telah mencari jejak Aletta, namun istrinya itu tidak jua ditemukan, seolah hilang tertelan bumi.Dua malam sudah Aletta pergi, dan Leon sama sekali tidak dapat memejamkan kedua matanya tanpa teringat pada istrinya itu, tanpa merindukan kebersamaan mereka yang meski baru sebentar namun begitu membekas di hati Leon.Ia sama sekali tidak bisa terlelap tanpa adanya Aletta di sisinya. Bahkan ia tidak berminat melakukan apapun tanpa wanita itu.Sejak kepergian Aletta, Leon hanya terus dan terus mencecar anak buahnya, mengepush mereka semua agar dapat lebih cepat menemukan Ale
Setelah mobil yang mereka tumpangi sampai di tempat yang Justin tuju, mata Aletta tidak terlepas dari bangunan tua yang berdiri kokoh di depannya, seolah menantang Aletta untuk memasuikinya.Chateau milik keluarga Justin terletak di dekat desa kecil yang Aletta lewati sebelumnya, sebuah Chateau yang tidak terlalu besar namun tetap terlihat mewah layaknya sebuah kastil di Eropa pada umumnya. Yang jauh lebih istimewa dari Chateau lainnya, Chateau ini dibangun di atas Sungai Cher yang tenang, nyaris setenang dan seindah sebuah danau.Bangunan tua itu persis sama seperti yang selama ini Aletta impikan. Sebuah tempat yang jauh dari keramaian, yang dipenuhi dengan pepohonan serta aliran air yang mengalir tanpa henti, tempat yang damai dan tentram yang akan Aletta diami ketika tua nanti.Melihat bangunan yang ia kira tidak pernah ada itu terpampang nyata di depan matanya, membuat Aletta hanya berdiri terpaku di tempatnya, ia bahkan ragu antara nyata atau ia hanya sedang bermimpi saja."A ...
Sejurus kemudian, akhirnya mereka mencapai bagian ruang makan yang lagi-lagi Aletta merasa tidak asing dengan ruangan itu, hingga untuk kedua kalianya di hari itu kakinya seolah terpaku ke lantai,"Kenapa diam saja? Silahkan duduk, Letta!" seru Justin yang telah menarik satu kursi dari banyaknya jejeran kursi di sisi kanan dan kiri meja makan yang panjang itu. Kursi yang berada tepat di samping ujung meja tempat kepala keluarga biasanya tempati.Setelah menyapu pandangannya ke seluruh ruangan, dengan beberapa pelayan yang siap sedia di tiap sisinya, Aletta melangkah ragu-ragu ke kursinya,"Terima kasih," ucapnya pada Justin setelah duduk manis di kursinya sementara Justin duduk di kepala meja."Makanlah, aku melihat dirimu jauh lebih kurus dari seharusnya."
Meski yakin tidak akan menemukan Aletta di Panti, Leon tetap mendatanginya. Karena tujuan lainnya ia mendatangi tempat Aletta dibesarkan itu adalah menjelaskan kronologi lengkapnya pada Suster Mary, dan berharap suster Mary dapat menceritakan kembali pada Aletta jika entah dengan cara apa Aletta dapat menemui suster Mary secara diam-diam."jadi seperti itu ... " gumam suster Mary setelah Leon selesai menjelaskannya."Ya, Suter Mary. Demi Tuhan saya sangat mencintai Aletta, pernikahan kami memang awalnya hanya berdasarkan kontrak saja. Tapi semakin lama saya menghabiskan waktu dengan Letta, saya semakin menyukainya, saya senang dengan perdebatan kecil kami, itu makanya saya sering menggodanya," aku Leon."Letta tidak pernah menceritakan perihal kontrak pernikahan itu pada saya, Tuan Leon. Letta hanya mengatakan kalau pernikahan dengan anda akan membawa keuntungan untuknya, untuk mengambil alih lagi yang seharusnya menjadi miliknya, dengan perlindungan nama besar keluarga anda, Tuan Leo
Tubuh Kecil Aletta beringsut semakin dalam ke sela pepohonan merambat yang membentuk labirin. Tangan kecilnya menutup mulutnya agar tawa kecilnya tak terdengar orangtuanya itu, yang suaranya terdengar semakin lama semakin dekat,“Letta … Di mana kamu … Mamá dan Papá akan menemukanmu!” seru papánya dengan suara beratnya.“Kamu tidak akan dapat bersembunyi dari kami,” kekeh mamánya.Aletta semakin menekan mulutnya saat cekikikannya nyaris mengalir keluar dari mulutnya, ia tidak mau orangtuanya menemukannya secepat itu.Aletta sering bermain petak-umpat di labirin yang berada di halaman belakang rumahnya itu, bersama dengan pengasuhnya, atau Mamá dan Papánya.
Setelah Justin menutup pintu kamarnya, barulah Aletta menyibak selimutnya. Perlahan ia turun dari tempat tidur dan melangkah ke jendela kamar yang mengarah ke Sungai Cher, dengan kedua tangan yang memeluk dirinya sendiri.Itu bukanlah hanya sekedar mimpi buruk saja, tapi peristiwa paling menakutkan, menyakitkan dan paling menyedihkan yang pernah Aletta rasakan, yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri.Siapapun yang membunuh kedua orangtuanya mereka terlihat kejam, dan kemungkinan besar pembunuh bayaran, karena hingga saat ini mereka belum tertangkap juga.Atau memang ada tangan-tangan kuat yang melindungi mereka?“Kenapa hingga saat ini aku belum bisa mengingat wajah kedua pria asing itu? Kenapa wajahnya masih terlihat samar di dalam ingatanku?” guma
Kedua pria itu adalah pria yang sama dengan yang mencoba menangkap Aletta di desa itu. Pria yang Aletta kira anak buah Leon.Kenapa kedua pria itu ada di sini? Apa Leon sudah menemukannya?Atau jangan-jangan Justin yang sebenarnya berniat untuk menculiknya?Apapun jawaban atas pertanyaanya itu tidak ada satupun yang dapat membuat Aletta tenang, terutama pertanyaan terakhirnya.Bagaimana kalau ternyata Justin adalah keluarganya yang berniat menyingkirkan Aletta untuk menguasai semua harta peninggalan orangtuanya?Tidak menutup kemungkinan kan? Bukankah selama ini Aletta sama sekali tidak mengenal keluarganya? Jangankan wajahnya, namanya pun tidak.Selain itu, Aletta yakin betul kalau ia pernah mendatangi Chateau ini sebelumya. Yang berarti, siapapun orang tua Justin, pastinya memiliki hubungan dekat dengan keluarga Aletta.Hanya saja, keluarga Justin turut serta dalam pembunuhan orang tua Aletta atau tidak. Itulah yang menjadi tanda tanya Aletta.Tapi, kalau memang dugaan Aletta itu
“Letta! Di mana kamu? Jangan main-main hari sudah mulai gelap!” teriak Justin dengan panik di setiap kudanya melangkah.Sudah lebih dari dua jam ia mencari Aletta namun tidak jua mendapatkan hasil, meski anak buahnya pun sudah dikerahkan sepenuhnya untuk mencari wanita itu.Sangat berbahaya untuk Aletta berada di luar seorang diri. Karena nyawanya tengah terancam akibat dari pernikahannya dengan Leon.Kini, Aletta telah dianggap sebagai ancaman oleh sebagian dari keluarganya yang tidak ingin kehilangan aset kekayaan Aletta yang telah mereka kuasai.Hanya Justin dan mommynya, juga beberapa anggota keluarga lainnya yang menentang keras ketamakan saudara mereka, namun tidak memiliki keberanian untuk melaporkan kejahatan secara terang-terangan itu pada pihak berwajib.Dan sekarang, dengan nama besar Adipramana, mereka baru bisa membantu Aletta dalam mendapatkan lagi apa yang seharusnya menjadi hak wanita itu.Tapi saat ini Aletta sedang bersitegang dengan Leon. Jadi, untuk sementara ini Ju
Leon dan Aletta duduk bersisian di tepi hamparan luas tanah lapang tempat beberapa anak panti tengah bermain sepak bola. Sudah lama mereka duduk di sana sambil membahas langkah mereka kedepannya. Baik mengenai rumah tangga mereka dan juga lainnya.“Baiklah, aku akan kembali bersamamu ke Jakarta. Tapi aku minta satu hal padamu dan aku harap kamu mengizinkannya.” Aletta mencoba bernegosiasi dengan suaminya.“Apa syaratnya itu, Sayang?” tanya Leon.“Aku mau Chateau peninggalan orangtuaku dijadikan rumah baru untuk anak-anak panti. Di sana lebih layak dan luas untuk mereka tempati. Ada banyak ruang yang dapat mereka gunakan untuk tempat mereka belajar, bermain atau berkarya. Perpustakaan di sana juga jauh lebih layak dengan koleksi buku terlengkap, dibandingkan dengan di sini. Banyak koleksi buku Papá yang bisa mereka baca. Dan aku juga yakin kalau baik Papá maupun Mamá tidak akan keberatan dengan ide aku ini.”“Kenapa kamu harus izin padaku mengenai hal itu, Sayang? Chateau itu adalah mil
“Jadi kamu dan Tante Amber yang membawaku keluar dari labirin itu?” tanya Aletta pada Justin.Kesehatannya sudah kembali pulih, dan sore nanti ia sudah boleh keluar dari rumah sakit. “Ya, kebetulan saat itu aku sedang mencarimu untuk mengajakmu bermain di danau seperti biasanya, dan salah satu pelayan mengarahkanku ke labirin itu. Menurut mereka kamu sedang bermain dengan orangtuamu di sana,” jawab Justin.“Tante Amber juga ikut ke labirin?”“Ya, tidak biasanya Mommy mau ikut panas-panasan. Ternyata saat itu Mommy sudah merasakan ada yang janggal di labirin itu saat melihat beberapa pria mendekati labirin. Mommy merasa tidak mengenali mereka.”Justin mendesah sebentar sebelum kembali melanjutkan,“Dan untungnya juga supir keluargaku belum meninggalkan tempat dia menurunkan kami. Jadi setelah mengeluarkanmu dari labirin itu, kami dapat membawamu langsung ke tempat yang aman. Sebuah panti asuhan terpencil dengan pemandangan yang luar biasa Indah.”“Terima kasih. Kalau tidak ada kamu da
“Ya, prioritas utamaku saat ini adalah membuatmu bahagia. Kamu dan juga anak kita ini!” Meski nada suaranya terdengar tegas, namun sentuhan ringan Leon di perut Aletta membuat istrinya itu bertanya-tanya, yang pastinya langsung menyuarakan pertanyaan itu dengan nada sumringah,“Apa aku sedang hamil sekarang?”Untuk sesaat Leon mengerjapkan kedua matanya dengan bingung karena perubahan suasana hati Aletta yang tiba-tiba itu,“Hamil?” ulangnya.“Kamu tadi menyebut kata anak sambil mengusap lembut perutku ini. Apa di dalam sini ada janin anak kita yang sedang berkembang? Apa itu yang menjadi penyebab aku kehilangan kesadaranku?”“Oh, tidak. Bukan itu. Astaga … Kita baru melakukan hubungan intim kurang dari dua minggu yang lalu, Sayang. Kamu tidak mungkin hamil secepat itu. Kalaupun kamu hamil, dokter yang melakukan pemeriksaan padamu tadi pasti sudah akan mem beritahukannya padakiu lebih dulu,” ralat Leon dengan cepat.Saat itu juga wajah sumringah Aletta berubah menjadi sendu kembali,
“Cepat pergi!” Terdengar perintah tegas papá Aletta sebelum Aletta melihat raut sedih bercampur ketakutan di wajah mamanya, saat dengan tubuh yang gemetar hebat perlahan mamanya balik badan hingga mata mereka saling terkunci.Ingin rasanya Aletta menghampiri mamánya dan membantu papánya menghalau serangan demi serangan dari pria asing itu, namun apa daya kedua kakinya seolah terpaku di lantai. Aletta terlalu syok hingga tidak dapat melakukan apapun, bahkan hanya untuk berkedip sekalipun.Hingga akhirnya dengan kedua bola mata yang melebar dan mulutnya yang gemetar memanggil nama Aletta tanpa suara, Aletta melihat benda tajam yang menembus bagian depan tubuh mamánya hingga darah segar mengenai wajah Aletta saat benda tajam itu menghujam semakin dalam.“Mamá!” Aletta berteriak histeris di dalam hatinya, karena kata-kata itu seolah tidak dapat mengalir keluar dari dalam tenggorokannya. Mau sekuat apapun Aletta berusaha mengeluarkan suaranya itu.“Letta, kita harus pergi!” seru seseoran
“Apa aku sudah boleh menghajarnya?” tanya Leon dengan tidak sabar. Sejak tadi ia berusaha sabar saat mendengar semua penjelasan Justin.“Silahkan hajar! Atau semua video mesummu dengan Deandra akan tersebar luas! Beberapa anak buahku telah menerima pesanku dengan sangat jelas untuk menyebarkan semuanya jika dalam satu jam aku tidak keluar dari sini dalam keadaan aman!” ancam Leon.Terang saja cengkraman tangan Leon di kerah kemejanya semakin menguat hingga Peter terbatuk-batuk akibat dari tertekannya jalur pernapasannya,“Kau mengancamku? Apa kau pikir dengan ancaman murahan seperti itu akan membuatku takut? Kau salah! Aku tidak peduli dengan reputasiku yang tercemar, saat ini tujuanku hanya satu, membumihanguskan semua yang telah menyakiti Letta, dan semua yang telah berani menyengtuh istriku itu! Persetan dengan reputasiku!” tegasnya.Justin menepuk pundak Leon untuk menyadarkannya, “Leon sabar. Kau bisa membunuhnya! Apa kau mau memberikan kematian yang Mudah untuknya?”“Justin be
Karena kebahagiaannya yang sebenarnya adalah berada bersama orang-orang yang ia cintai, orang-orang yang mencintainya tanpa syarat, seperti halnya orang-orang yang berada di dalam panti, yang tidak ada satupun dari mereka yang akan menyakitinya dengan sangat dalam, seperti yang telah keluarganya dan juga Leon lakukan padanya.Teringat pada perselingkuhan Leon dengan Deandra membuat Aletta menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata,“Lakukan apa yang ingin kalian lakukan.”Tepat pada saat itu terdengar keributan dari arah tangga menuju ruang bawah tanah itu, membuat tidak hanya mata Aletta, Leon dan Justin saja yang mengarah ke sana, tapi juga semua mata anak buah mereka.Dan yang lebih mengejutkan lagi untuk Aletta adalah kedatangan Deandra yang tengah dibekuk oleh Dritan, lalu menyusul di belakang mereka seorang pria tua yang tengah dipaksa masuk oleh Leuis dan beberapa anak buahnya.“Leon, Leon tolong selamatkan aku. Aku tidak ada hubungannya sama sekali dengan pria tua itu!” p
“Kau tidak apa-apa aku tinggal sendiri sebentar?” tanya Leon dan Aletta menggeleng kencang,“Tidak, aku tidak mau ditinggal sendiri, aku takut,” rengeknya.“Baiklah, aku akan gtetap di sini bersama denganmu.” Leon kembali memeluk Aletta. Lagipula dengan banyaknya anak buahnya dan juga anak buah Justin, dalam waktu singkat mereka telah berhasil membekuk kaki tangan pembunuh itu.Meski demikian, Leon tetap mengingat wajah pria yang berniat memperkosa Aletta, dan yang telah melukai paha istrinya itu.Nanti, Leon akan memastikan hukuman yang menyakitkan pada kedua pria itu, juga pria lainnya. Mereka semua telah membuat Alettanya yang pemberani menjadi selemah anak kucing.“Tahan dan satukan mereka semua di sel sebelah!” Terdengar perintah Justin bersamaan bunyi ponsel salah satu dari berandalan itu.“Angkat dan Loudspeaker! Sekali saja kau memberitahu Tuan Besarmu itu mengenai keadaan di sini, maka aku akan langsung mengirimmu dan kalian semua ke alam lain!” perintah Justin dengan tegas.P
Tapi saat para pria itu maju secara bersamaan, Aletta pun pada akhirnya berhasil mereka lumpuhkan. Dan dalam sekejap mata, kedua tangan beserfta kedua kakinya telah dirantai. Praktis ia sama sekali tidak dapat menggerakkan tubuhnya. “Bangsat kalian! Lepaskan aku! Aarggah! Lepaskan aku bajingan!” Pemimpin mereka meludah ke sampingnya sambil menurunkan resleting celananya, “Melepaskanmu? Cih! Tidak akan!” “Kalian akan menyesalinya! Cepat lepaskan aku! Aku akan mengadukan perbuatan kalian pada Tuan Besar kalian!” ancam Aletta. “Silahkan saja, dan mungkin Tuan Besar akan berterimakasih pada kami karena telah membantunya menyakitimu! Anak dari pria yang Tuan benci! Kau! Sumpal mulutnya dengan pakaian dalamnya!” Aletta memberikan tatapan membunuhnya pada pria yang ditunjuk tadi, tapi pria itu malah menyeringai lebar sambil mengeluarkan belati dari sakunya. “Jangan berani kau menyentuhku!” “Kalau aku menyentuhmu kenapa? Kau mau menyentuhku balik?” tanya pria itu yang disusul dengan g
“Kenapa wanita itu masih juga belum sadarkan diri?” Salah satu pria yang membawa Aletta bertanya. Dengan posisi berbaring menyamping membelakangi mereka membuat Nyaris satu jam Aletta terus berpura-pura tidak sadarkan diri, ia sengaja mengulur waktu karena ia tahu Justin pasti akan segera menemukannya.Itu pun kalau pria itu memang masih ingin membantu Aletta setelah ia melarikan diri darinya.Memangnya pilihan apa lagi yang Aletta punya, selain pergi sejauh mungkin dari pria itu setelah melihat dua orang anak buahnya yang berusaha menculiknya?Atau jangan-jangan tuan yang para berandalan itu maksud adalah Justin?Tapi kenapa Justin harus bersusah payah menugaskan beberapa anak buahnya untuk menculik Aletta, kalau bisa saja Justin membunuh Aletta langsung saat masih berada di dalam Chateaunya?Bermacam pertanyaan terus berkecamuk di dalam diri Aletta. Sambil tetap waspada kalau saja para pria berandalan itu mencoba untuk merudapaksanya.“Kita lakukan saja sekarang! Memangnya kenapa h