Share

Bab 51. Cinta?

Penulis: Phina1901
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-05 23:54:11

Sepasang mata bulat itu tertegun, Maira menilik lebih dalam untuk membaca raut wajah Rendi yang tampak tenang. Tidak ada keraguan sama sekali yang tersirat di sana.

"Kenapa Dokter bisa seyakin itu?" lirih Maira. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Karena saya … saya mencintaimu, Maira …." jawab Rendi. Maira memalingkan mukanya. Air matanya luruh seketika. Tidak dapat dipungkiri, hatinya terasa menghangat seketika itu.

Rendi kembali meraih tangan Maira, dan mengusap lembut. Ia merasa bingung dengan perempuan itu. Kenapa malah menangis? Rendi merasa tidak ada yang salah dengan apa yang telah ia ucapkan.

"Kenapa malah nangis? Saya ada salah?" tanya Rendi. "Coba lihat saya," perintahnya.

Maira menyusut jejak air matanya dengan sebelah tangan, lalu menoleh ke arah Rendi. Hatinya dipenuhi dengan kebimbangan.

"Saya serius, saya cinta sama kamu, Maira … bahkan sampai detik ini, hanya ada namamu yang ada di dalam sini." Rendi melepas tangan Maira dan menunjuk dadanya sendiri. Maira tergagap suaranya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 52. Tes DNA

    Satu Minggu kemudian …."Ada perkembangan informasi apa hari ini?" Alfin bersedekap dan menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya. Matanya menatap lurus lawan bicaranya."Saya mendapat informasi bahwa Bu Maira belum ada menikah lagi, Pak," ujar orang kepercayaan Alfin yang diutus menyelidiki keluarga Pak Cahyo. Sampai hari ini, tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Diam-diam Alfin terus mencari informasi tentang mantan istrinya."Lalu bagaimana dengan bayi itu?" Alfin terus menggali informasi dari orang kepercayaannya. Tak ingin satupun informasi terlewatkan."Kabar yang saya dapat, bayi itu masih ada di rumah sakit, Pak. Sedangkan Bu Maira sudah diperbolehkan pulang sejak tiga hari yang lalu." Pemuda utusan Alfin itu berdiri tegap dengan ekspresi wajah datar. "Apa ada masalah serius dengan bayi itu?" tanya Alfin menyelidik, tiba-tiba saja perasaan tidak enak menggelayuti dirinya.Pemuda itu menggeleng tegas. "Tidak, Pak. Terakhir yang saya tahu, berat badannya belum memenuhi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 53. Menjemput

    Berkali-kali Rendi menelan salivanya dengan kasar, ekor matanya terus melirik perempuan yang tengah duduk di sebelahnya. Ia gelisah setelah mendapat kabar dari rekannya, ada seseorang yang ingin melakukan tes DNA terhadap bayi yang telah dilahirkan oleh Maira. Ia bisa menebak siapa pelakunya. Tanpa sadar, Rendi mencengkram erat kemudinya. Helaan napasnya semakin berat karena menahan emosi. Bukan dia tak mau mengakui bahwa bayi itu memang masih memiliki seorang ayah. Namun ia takut … takut jika Maira kembali pada mantan suaminya, setelah lelaki pecundang itu mengetahui bayi itu adalah darah dagingnya."Kamu kenapa sih, Mas? Kayaknya tegang banget?" Maira memiringkan kepalanya untuk melihat Rendi lebih jelas.Rendi menoleh sekilas dan tersenyum pada Maira. "Nggak, kok. Siapa yang tegang? Aku cuma fokus sama jalanan saja," bantah Rendi. Ia melihat Maira sebentar, lalu kembali menatap jalanan di depannya."Tapi ekspresinya kaku banget, loh …." protes Maira, perempuan itu kembali menatap k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 54. Fitting Baju Pengantin

    Alfin melirik tak enak pada Mama papanya yang tengah mengawasinya dengan tatapan tajam. Ia menghembus pelan napasnya, kemudian mengangguk pelan. "Oke."Senyum sumringah terbit di bibir Salsa. "Makasih, ya, Mas. Kamu udah mau luangin waktu buat aku," ujarnya. Lalu menoleh ke arah Bu Sofia dan Pak Mahendra yang ikut tersenyum senang."Sudah semestinya Alfin menemani kamu seperti itu, Sa. Itu 'kan untuk keperluan pernikahan kalian berdua," sahut Bu Sofia. Wanita paruh baya itu menoleh pada suaminya. "Iya, 'kan, Pa."Pak Mahendra manggut-manggut. "Benar itu, bahkan dulu Papa rela ditegur atasan demi menemani mamamu yang banyak maunya ini." Pak Mahendra merangkul pundak Bu Sofia dengan mesra. Mereka tertawa renyah kecuali Alfin. Lelaki itu hanya mengulas senyum tipis. Tangannya terasa gatal ingin segera melihat ponselnya. Namun, keberadaan Salsa yang duduk di sisi kanannya membuatnya tak bisa berkutik. Bisa saja Alfin membuka ponselnya, namun ia tak mau gadis di sampingnya itu ikut meliha

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 55 Gaun Pengantin untuk Calon Menantu

    Alfin mengangguk sopan, dan mengulurkan tangannya pada Bu Rani saat Salsa–calon istrinya itu terus berceloteh. Bagaimanapun ia harus menjaga sikapnya di hadapan siapa pun, terlepas dari suasana hatinya yang tengah kacau saat itu. "Alfin, Tante," kata Alfin memperkenalkan diri. Seulas senyum ia suguhkan untuk wanita paruh baya di depannya.Bu Rani terhenyak, ia tidak menyangka Riana–adiknya serius untuk menjodohkan anaknya dengan mantan suami Maira itu. Wanita paruh baya itu menyambut uluran tangan Alfin, setelah sebelumnya ia membuang napasnya pelan. "Rani," balasnya sambil mengulas senyum tipis. Kemudian menarik kembali tangannya.Jujur saja ia kurang setuju jika keponakannya jadi menikah dengan laki-laki itu, mengingat rekam jejak lelaki itu yang telah menyia-nyiakan Maira dan bayinya. Ia tak ingin Salsa juga merasakan apa yang tengah Maira rasakan saat ini. Salsa mulai mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Lalu tatapan matanya jatuh pada sebuah gaun yang sepertinya sangat indah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 56. Mirip

    'Bayi' Alfin bergumam, hatinya semakin bergejolak hebat. Ia lantas mempertajam lagi indera pendengarannya. "Syukurlah kalau begitu, Mama turut senang mendengarnya. Besok aja Mama ke sana, ini Mama masih sibuk, adikmu mau menikah, Ren." Bu Rani mengerlingkan mata pada Salsa. "Ini lagi mau fitting baju buat acara nikahan, udah dulu, ya." jelas Bu Rani lalu wanita itu mengucapkan salam dan memutus sambungan teleponnya.Dengan langkah yang anggun Bu Rani kembali menghampiri Salsa dan Alfin yang masih setia menunggunya. "Ayo kita ukur lagi.""Iya Tante." Salsa kembali merentangkan tangannya. Bu Rani dengan cekatan melingkarkan sebuah meteran kain ke bagian tubuh Salsa, lalu terlihat wanita itu berkali-kali menuliskan angka-angka di kertas."Tante, yang telepon tadi Mas Rendi, ya?" tanya Salsa tak dapat menyimpan rasa penasarannya. "Iya, Sa." Bu Rani kini berpindah mengukur tinggi badan Salsa. Mulai dari ujung kaki hingga sampai di pundak gadis itu."Memangnya bayi itu beneran anaknya Mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 57. Bertemu Saingan

    Rendi meringis, ketika merasakan tubuh bagian belakangnya ngilu akibat terbentur lantai. "Kamu nggak apa-apa, Mas? Aduh, maaf, ya, aku nggak ada maksud buat kamu jatuh." Maira beringsut jongkok, bermaksud membantu lelaki itu untuk bangun. Merasa bersalah karena lelaki itu terjatuh dari sofa."Nggak usah … nggak usah," tolak Rendi pelan. "Aku bangun sendiri aja, enggak usah dibantuin." Rendi berpegangan pada pinggiran sofa untuk membantunya berdiri."Maaf, ya, Mas. Sakit, ya?" Maira meraih bantal sofa dan mengembalikan di tempatnya. Ia kembali duduk di samping lelaki yang tengah mengurut pelan pinggangnya itu. "Nggak apa-apa, ini nggak sakit. Cuma agak ngilu aja." Rendi terkekeh membuat Maira mencebikkan bibir."Sama aja itu, Mas!" ketusnya. Ia mencuri-curi pandang ke arah pinggang Randi."Udah mau sore, Mas pulang dulu, ya. Nanti ada praktek jam lima sore. Kamu nggak apa-apa 'kan kalau aku tinggal tugas sebentar? Biasanya jam tujuh udah pulang, nanti aku kabari lagi." Rendi melihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 58. Persiapan Lamaran

    Menjelang sore, saat Maira baru saja selesai menggantikan pakaian bayinya setelah selesai dimandikan. Ia berencana untuk mulai memikirkan nama yang bagus untuk anaknya. Maira duduk di bibir ranjang, sambil memperhatikan wajah bayinya yang tengah tertidur dalam box bayi. Bayi berusia satu minggu itu belum juga diberikan nama. "Daffa, ya, Daffa sepertinya nama yang bagus." Maira mengarahkan bola matanya ke atas. "Tapi … nama panjangnya siapa?" Ia kembali berpikir."Daffa—" Maira menoleh pada meja kecil di samping ranjangnya. Di sana ponselnya bergetar sebentar dan berkedip satu kali. Sengaja menyetelnya dengan mode senyap, karena takut mengganggu tidur bayinya. Cepat-cepat Maira segera menyambar benda pipih itu.Di layar bagian atas, ia dapat melihat ada barisan angka baru yang mengirimkan pesan padanya. Maira mengerutkan kening. "Siapa, ya?"Jari jempol Maira lekas mengusap layar itu dan melihat aplikasi hijaunya.'Apa kabar, Mai? Gimana keadaan bayi kita sekarang? Apa dia baik-baik

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 59. Diterima?

    "Jadi … Mama setuju kalau Rendi nikah cepat?" Lelaki berkulit kuning Langsat itu memandang lurus mamanya.Bu Rani mengembalikan cangkir ke meja, setelah beberapa kali menyesap isinya. "Hemm—" ia mengangguk lalu memiringkan kepalanya. "Tentu saja setuju, lagian … status Maira sudah jelas saat ini, udah nggak ada alasan lagi untuk menunda-nunda."Rendi begitu terharu, setelah mendengar keputusan mamanya. Ia berdiri dan menghampiri sang Mama lalu berlutut di depan mamanya. "Terima kasih, Ma. Terima kasih … karena Mama selalu mengusahakan yang terbaik untuk Rendi, selalu mendukung keputusan Rendi." Rendi mengecup punggung tangan Bu Rani dengan khidmat.Setelah mendapatkan restu dari mamanya. Tidak peduli dengan rasa lelah yang begitu menyiksa, malam itu juga ia kembali mengemudikan mobilnya menuju rumah Pak Cahyo. Niat baik tidak boleh ditunda-tunda, pikir Rendi. Semakin cepat akan lebih baik.***"Mas Rendi! Ngapain malam-malam kesini?" Maira terhenyak mendapati Rendi telah berdiri di d

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 200. Penyesalan Daniel

    Daniel tak bisa menyembunyikan senyum di bibirnya, saat mendengar papanya menyambut kedatangannya sangat antusias. Pria muda dengan pakaian sederhana itu menunduk lalu berbisik di dekat telinga Tiara. “Itu Kakek. Ayo, Salim dulu sama Kakek,” pintanya, Tiara langsung mengangguk dengan senyum tak pernah pudar dari bibirnya. Gadis kecil itu sedikit berlari menghampiri ranjang pasien, di mana Pak Gunawan tengah menatap mereka dengan wajah berseri-seri.“Siapa namanya, Cantik?” Pak Gunawan meraih wajah Tiara dengan satu tangan. Mata tuanya menatap lekat wajah gadis kecil berkuncir dua itu. “Namaku Tiara, Kek,” balas Tiara dengan wajah polos. Pak Gunawan terkikik mendengar kata sapaan gadis kecil itu padanya. “Apa papamu yang mengajari kamu memanggil Opa dengan sebutan ‘kakek’?” tanya Pak Gunawan, masih menatap wajah cantik cucu pertamanya. Gadis kecil itu mengangguk. “Iya, Kek.” Lalu, Pak Gunawan menatap anak dan menantunya yang berdiri sedikit jauh dari ranjang. Ia juga melihat bagaim

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 199. Pertemuan

    “Tunggu, Daniel!” Suara papanya yang serak dan lemah berhasil membuat langkah Daniel terhenti. “Tidakkah kamu kangen dengan Papa?” tanya Pak Gunawan dengan raut sedihnya.Dia tahu telah bersalah. Tidak seharusnya dia membuang putranya sendiri hanya karena sebuah kesalahan yang sebenarnya masih bisa dimaafkan. Sejatinya, manusia tidak ada yang luput dari dosa, begitu juga dengan Daniel yang pernah berbuat salah. Namun, tuntutan kehormatan yang harus selalu terjaga membuatnya menutup mata saat itu. Daniel menoleh dan tersenyum tipis. “Aku sudah menemukan keluarga baru yang benar-benar menerimaku apa adanya, Pa,” ujarnya. Seolah kembali menegaskan dia sudah tidak butuh pengakuan dari papanya. Pak Gunawan manggut-manggut masih dengan ekspresi sedih. “Syukurlah, Papa senang mendengarnya. Mungkin … sekarang kamu yang malu memiliki seorang Papa narapidana.”Daniel mengangkat bahunya acuh tak acuh. “Itu tidak akan berpengaruh dalam kehidupan keluargaku, Pa.” Sakit, pedih. Lagi-lagi perka

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 198. Bertemu Kembali

    Seberapa besarnya dendam Daniel pada papanya, jika sudah menyinggung tentang kondisi kesehatan sang papa hatinya tersentuh juga. Namun, lagi-lagi egonya kembali menguasai. Bagaimana kalau papanya belum menerima dirinya kembali? Juga … apakah hatinya sudah baik-baik saja?“Kamu benar-benar mau melihat Papa kalau sudah nggak bernyawa?” sengit Adrian, menatap jengkel ke arah Daniel yang berdiri kaku di ambang pintu tanpa ekspresi khawatir sedikitpun.“Mas.” Tania baru saja kembali ke depan setelah mendengar suara Adrian yang cukup keras. Wanita itu meraih lengan Daniel dan mengusap pelan.“Ikut saja, Mas. Kamu beruntung masih memiliki orang tua. Jangan sampai menyesal seperti aku. Aku bahkan tidak sempat membahagiakan orang tuaku hingga ajal mereka menjemput.” Mata Tania berkaca-kaca saat mengatakan hal itu membuat Daniel kembali berpikir.Benar. Yang namanya kehilangan selalu membuat penyesalan yang tiada ujungnya. Daniel mengangguk sementara Adrian melihatnya sudah sangat geram. Masih

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 197. Perjuangan Adrian

    Seperti pagi menjelang siang saat itu. Adrian baru saja sampai di gedung rumah sakit. Sedikit berlari pria itu mencari lift yang akan mengantarkannya ke lantai tiga. Di mana ruangan meeting para direksi berada.Melirik sisi lift yang mengkilap bagai kaca. Adrian lalu memperhatikan penampilannya sendiri. Bibirnya mencebik kesal menyadari kemejanya sedikit berantakan di bagian pinggang. “Gini amat ribetnya jadi pemimpin rumah sakit,” gerutunya sambil merapikan kemejanya yang masuk ke bagian celana. Lift berdenting, Adrian segera keluar dan berjalan tergesa menuju ruangan meeting. Dia berhenti sejenak untuk menarik napas sebelum membuka pintu besar yang di dalamnya telah berkumpul beberapa orang penting.“Selamat pagi semuanya,” sapa Adrian begitu kepalanya muncul dari balik pintu dan sapaan itu otomatis membuat seisi ruangan memusatkan perhatian padanya. Adrian tersenyum berwibawa.Seperti biasa beberapa orang yang memang tidak suka padanya akan melirik sinis sambil komat-kamit tidak

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 196. Apakah Sudah Saatnya Berdamai?

    Hampir tujuh tahun sudah berlalu. Rupanya, sakit hati yang telah Pak Gunawan tancapkan di hati Daniel tak pernah memudar sama sekali. Bukan pria itu tak mau mencoba memaafkan, namun ingatannya selalu menolak lupa dengan bagaimana arogannya sang papa ketika itu. Daniel selalu terjebak dalam rasa sakit yang sangat dalam. Keluarganya sendiri yang telah membuatnya kehilangan harga diri hingga hancur. Ia telah kehilangan banyak hal dalam rentang waktu yang berdekatan. Kehilangan keluarga, cinta, juga kepercayaan.Beberapa menit berselang, Tania kembali ke kamar membawa kabar yang cukup mengusik ketenangan dalam sudut hatinya.“Mas, Pak Adrian bilang kondisi Kak Mita semakin parah. Kamu nggak mau melihatnya barang sebentar saja?” Tania mengusap lengannya dengan lembut. Daniel terdiam cukup lama, batinnya sedang berperang. Apakah ini sudah saatnya ia berdamai dengan keluarganya?“Mas, setidaknya bicaralah sendiri sama Pak Adrian. Aku nggak enak kalau kamu menghindar begini,” keluh Tania, la

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 195. Lelah

    Nasib Mita ….“Apa nggak ada cara lain lagi, Dok? Saya nggak mungkin terus menerus meminta Dokter Rendi mengunjungi pasien.” Adrian terduduk lemas di depan dokter kejiwaan yang memiliki paras tenang itu. “Sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.” Dokter itu menatap lawan bicaranya serius. “Berbagai macam obat-obatan telah masuk ke tubuhnya. Saya khawatir kesehatannya semakin menurun. Berat badannya saja sudah turun sebanyak sepuluh kilogram dari awal dia masuk ke sini.”Adrian terdiam menyimak kalimat demi kalimat yang diutarakan oleh dokter. Entah apa yang harus ia lakukan lagi demi menyembuhkan kondisi mental Mita. Pagi itu, Adrian memaksa dokter untuk mengizinkannya masuk ke ruangan Mita di rawat.“Saya izinkan dengan satu syarat.”“Apa, Dok?” “Anda tidak boleh menuntut apa-apa pada pihak rumah sakit jiwa jika terjadi sesuatu yang merugikan Anda sendiri.”“Oke, saya setuju,” sahut Adrian, tanpa berpikir panjang. Ia hanya ingin mendekati Mita lalu mengajak

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 194. Rindu yang Tak Berujung

    Daniel terdiam, ada keraguan dalam hatinya.“Aku pikir kalian pernah ada sesuatu. Tadi aku lihat kamu gugup banget waktu pertama kali Bu Maira mendekat,” ujar Daniel, matanya tidak fokus melihat acara televisi sebab pikirannya sedang berkelana dengan berbagai kemungkinan yang ia yakini sendiri.“Kamu nggak bohong, kan?” Tiba-tiba Daniel memiringkan wajahnya, menatap Tania yang bersandar di bahunya.“Enggak, kok, Mas,” dusta Tania. Daniel manggut-manggut meskipun hatinya merasa ada yang janggal. Bertanya lebih detail pada Tania sepertinya hanya akan membuatnya bertengkar lagi. Daniel diam dan memilih untuk mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi. satu rencana sudah ia susun dalam kepalanya.***“Apa rencanamu selanjutnya, Mas?” Maira bertanya seraya mengusap-usap kepala suaminya yang berada di pangkuannya. Mereka tengah menikmati semilir angin sore di balkon kamar yang di bawahnya ada taman bunga yang berisi koleksi bonsai mahal.“Seperti rencana semula. Setelah ini M

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 193. Berdamai Dengan Masa Lalu

    Meskipun cukup lama tidak berjumpa, Maira merasa pernah mengenal sosok istri Daniel. Pelan-pelan kakinya melangkah mendekati perempuan yang sebagian wajahnya tertutup rambut hitam nan lurus sebahu.Tania beringsut mundur membuat Maira mengerutkan keningnya. “Mbak?” Maira justru semakin mendekatinya. “Nia,” panggil Daniel, memutar tubuh dan mendekati istrinya. “Ini Bu Maira, istrinya Pak Rendi. Pemilik butik ini,” lanjutnya, meraih tangan istrinya dengan sedikit memaksa. Ada rasa tak enak hati ketika istrinya seperti enggan berkenalan dengan Maira.Daniel semakin memepet tubuh istrinya. “Nia, jangan buat aku malu,” bisik Daniel tajam tepat di telinga istrinya. Semakin terdesak, sambil menahan rasa malu dan juga minder luar biasa, Tania akhirnya pasrah mengangkat wajah. Tubuhnya gemetar saat manik matanya langsung beradu pandang dengan Maira. Maira mundur selangkah, menutup mulutnya sendiri, kaget. Matanya membulat, tak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan perempuan yang per

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 192. Bertemu Kembali

    Daniel mencoba berjalan dengan percaya diri walaupun pakaian yang ia kenakan jauh dari merk mahal. Sedikit aneh memang. Di acara cukup besar seperti itu, dia nekat memakai pakaian apa adanya. Undangan dari Rendi yang cukup spesial membuatnya mau tak mau harus menghadiri acara peresmian butik itu. Tak ada pekerja kasar lain yang diundang, hanya dirinya. Mungkin itu karena Rendi telah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Namun sebenarnya, Daniel tak peduli tentang itu. Ia datang ke acara peresmian butik itu lebih karena rasa berterima kasihnya pada Rendi dan Maira. Rencananya, ia akan diangkat menjadi karyawan yang mengurus barang keluar masuk di sana. Ketangkasan Daniel dalam berhitung dan juga kecerdasan berpikirnya membuat Rendi dan Maira tak berpikir lebih banyak untuk memberikan pekerjaan padanya. “Selamat pagi, Pak, Bu.” Daniel sedikit membungkukkan badan ketika tiba di hadapan Rendi dan Maira. Pria itu memasang senyum sewajarnya.Seketika, sekumpulan keluarga besar itu ter

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status