Share

Bab 34. Bertemu Mantan

Penulis: Phina1901
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-12 23:24:21

Rendi tersenyum puas, saat melihat gelagat Alfin mulai gelisah.

"Maksud, Mas Rendi apa, sih?" tanya Salsa dengan gurat penuh tanda tanya. "Memangnya siapa, sih, keluarga tidak tahu diri itu? Penting gitu untuk kami ketahui?" Salsa memutar bola matanya malas. Gadis itu terlalu cuek dan tidak peka.

'kamu hanya belum tahu saja, Sa, siapa calon suamimu itu' batin Rendi. Lelaki itu menatap wajah adik sepupunya.

Dengan santai Rendi menanggapi, "Ya penting lah, karena keluarga itu—"

"Acara apaan sih ini? Mau tasyakuran atau debat aja," tiba-tiba Alfin menyela. Sepasang mata tajam itu menatap Rendi penuh kebencian. Jelas sekali kilat amarah memancar dari sorot matanya.

Rendi mencoba tetap tersenyum walaupun hatinya menahan gemuruh. Lelaki itu memilih untuk membalas ucapan Alfin dengan cara yang elegan.

"Kenapa Anda jadi sewot begitu?" Rendi menyeringai. Tampak sorot mata Alfin semakin berkilat.

"Sekarang bukan saatnya berdebat, ini acara tasyakuran, seharusnya kamu tahu itu. Hargai tuan ru
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 35. Tidak Sederajat

    Rendi menggeram kesal, ucapan gadis itu sangat menusuk perasaannya. Dia menghentikan langkahnya, dan membalikkan badan, "Jangan suka menyalahkan orang lain, koreksi dirimu sendiri, sudah benar apa belum yang kamu lakukan, aku hanya ingin melindunginya dari orang-orang yang ingin menjatuhkan harga dirinya. Apa itu salah menurutmu?" Raut wajah gadis itu semakin muram, "tapi aku ini adikmu, Mas! Seharusnya kamu tetap di sini sampai acaraku selesai." Salsa berusaha mengelak."Kamu tetap di sini saja, Mas, biar aku pulang sendiri," ujar Maira sambil berusaha melepaskan jemari Rendi yang menggenggam erat jemarinya. Segaris senyum menghiasi bibirnya yang tipis."Tuh, dia aja ngerti, Mas. Masa kamu mau pergi gitu aja di acara tasyakuran aku, nggak ngehargain aku banget, padahal ini kesempatan untuk keluarga kita bisa saling support setelah lama nggak pernah ketemu." Salsa melipat tangannya di depan dada, sorot matanya tajam menatap Maira. "Maaf, Sa. Tapi aku nggak bisa biarin calon istriku

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 36. Dipaksa Menikah

    Rendi terus memaksa hatinya untuk tidak merasa kecewa, sepanjang perjalanan mengantar Maira pulang, lelaki itu terus memaksakan dirinya untuk bersikap baik-baik saja di depan perempuan itu. Walau egonya terus memaksa untuk menuntut lebih, tapi akal sehatnya terus menekan untuk berhenti menuntut, agar tidak menyakiti hati perempuan itu. Pantang baginya untuk memaksakan sebuah perasaan. Karena dia tidak mau jika seseorang menerimanya hanya karena terpaksa apalagi merasa iba.Sesampainya di rumah Maira tak banyak yang Rendi bicarakan. Lelaki itu langsung pamit pulang. Masih beruntung kedua orang tua Maira tidak banyak bertanya soal acara tasyakuran itu, jadi dia merasa sedikit lebih lega. Pun dengan Maira, perempuan itu sangat pandai bersandiwara di depan orang tuanya, sedikitpun tak ada gurat kesedihan di wajah cantiknya. Padahal sebelum turun dari mobil, sempat Rendi melirik wajah Maira tengah murung seperti ada beban yang tengah dipikulnya. Benar-benar perempuan yang tangguh, batin Re

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 37. Melawan Tante Riana

    Tante Riana menatap nyalang pada keponakannya itu. Matanya melotot dengan wajah yang memerah, kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. "Jangan kurang ajar kamu Rendi!""Cukup Riana! Jangan bentak putraku, kamu tidak ada hak untuk memaksa Rendi! Memangnya siapa kamu? Aku saja yang melahirkannya tidak pernah memaksakan kehendak padanya. Aku minta sekarang kamu keluar dari rumahku," sentak Bu Rani, terlihat gurat kecewa saat wanita itu menatap adiknya. Lalu Bu Rani beralih menatap Ninda dan kedua orang tuanya. "Saya mohon maaf, anak saya tidak berkenan menikah dengan putri Bapak dan Ibu. Mohon pengertiannya. Semoga Nak Ninda, segera mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Rendi–anak saya." Bu Rani menangkupkan kedua tangannya di depan dada, dengan mimik muka sangat memohon.Rendi menatap mamanya dengan perasaan sedih luar biasa, Mama yang biasanya selalu dihormati oleh orang lain, kini harus mengemis memohon maaf atas kesalahan yang tidak pernah dia perbuat. Lelaki itu kemudian menatap

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 38. Semakin Nekat

    Tania merapatkan giginya hingga timbul bunyi gemerutuk. Sedangkan sang sekretaris, perempuan itu sudah sangat pucat wajahnya, melihat sorot mata Alfin yang tajam seperti akan memakan mangsanya."Maaf, Pak. Mbak Tania terus memaksa untuk masuk," ujarnya takut-takut tak berani memandang ke arah Alfin. Perempuan itu terus menundukkan kepalanya.Sekretaris itu segera keluar, setelah Alfin menyuruhnya meninggalkan ruangannya."Siapa perempuan itu, Mas? Kenapa dia berani menyuapimu?" Tania melangkah mendekat ke arah mereka berdua, saat daun pintu sudah kembali tertutup.Salsa menyunggingkan senyum sinis, "kenalkan, Saya Salsa–calon istri Mas Alfin," ujarnya dengan wajah pongah. Tania ternganga, perempuan dengan dandanan tebal itu menggeleng keras. "Nggak, itu nggak mungkin!" Lalu netranya menatap ke arah Alfin yang duduk dengan santainya seolah tak terjadi apapun di sana. "Dia bohong 'kan, Mas?" Tania meminta sebuah penjelasan.Salsa berdiri dan berjalan memutari kursi kebesaran Alfin. Per

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 39. Tidak Pernah Berhubungan?

    Tubuh Bu Sofia menegang, wajahnya memucat seiring dengan raut kesakitan yang begitu jelas di wajahnya. Tiba-tiba tangan kanannya sudah memegangi dada. Seperti tengah mengulangi kesalahan yang pernah dibuatnya. Otak Tania terus berpikir keras. Tidak! Dia tidak mau disalahkan jika terjadi apa-apa pada Bu Sofia. Perempuan itu lantas kembali mendekat."Tante … Tante kenapa?" tanya Tania sangat panik. "Ayo duduk dulu, Tante." Perempuan itu memapah Bu Sofia masuk ke rumah, lalu mendudukkannya di sofa dengan pelan."Sakit," keluh Bu Sofia sambil meringis memegangi dada. Tania semakin panik. Susah payah dia menelan salivanya."Tolong … ambilkan obat Tante di kamar," pinta Bu Sofia dengan napas tersengal-sengal. "Kamarnya di atas yang sebelah kiri." Tidak mau mengulur waktu, Tania segera berlari ke atas untuk mengambilkan obat Bu Sofia, setelah wanita paruh baya itu memberikan petunjuk. Tania kembali turun setelah berhasil menemukan obat itu."Ini Tante," ujarnya sambil mengulurkan sebuah bo

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   40. Kejutan?

    Wajah Alfin memerah, bukan karena marah melainkan dirinya kini setengah mati menahan malu di depan orang tuanya. Pertanyaan sang mama yang menanyakan soal hubungan badan membuatnya berpikir keras. Harus dengan kata apa dia menjelaskan agar tetap terkesan sopan."Kenapa diam?" Kembali Pak Mahendra membuka suara. Netranya menatap lurus pada Alfin. "Ehmm … i–itu." Alfin menggaruk-garuk kepalanya. Bingung, otaknya belum menemukan kata yang tepat menurutnya."Itu apa? Jawab yang jelas, Fin!" Pak Mahendra menggertak. Bu Sofia diam mengamati interaksi suami dan anaknya."Ya, wajar lah, Pa. Anak muda zaman sekarang, mana ada pacaran yang nggak begituan," katanya setelah beberapa saat diam berpikir. Memangnya apalagi yang mau dia katakan. Alfin rasa itu sudah cukup untuk menjelaskan."Dasar anak bod0h!" umpat Pak Mahendra, pria itu melemparkan bantal sofa tepat di muka Alfin. "Bagaimana bisa kamu yakin Tania tidak hamil, kalau kalian sudah pernah melakukannya?" Alfin bungkam seribu bahasa,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   41. Tanggal Main

    Tania terus mengekori langkah Alfin, walau hatinya merasa dongkol dengan sikap Alfin yang begitu dingin padanya. Hatinya sedikit berbunga saat lelaki itu mengatakan ada 'kejutan' untuknya. Mungkin sikap dinginnya itu hanya untuk menutupi kejutan yang akan dia berikan, semacam surprise misalnya, batin Tania. Tak sadar, bibir perempuan itu langsung tersenyum membayangkannya.Tania terus mengikuti Alfin hingga tiba di pelataran cafe, terlihat lelaki itu berhenti sebentar mengeluarkan kunci mobilnya dari dalam saku celana. Setelahnya mobil itu berbunyi saat kunci dipencet oleh Alfin.Alfin lekas membukakan pintu untuk Tania, dia menoleh pada perempuan itu, "ayo, lebih cepat sedikit!".Tania menganyunkan kakinya dengan sedikit menghentak, dia segera masuk dan Alfin menutup pintu mobilnya sedikit lebih keras. Hingga membuat Tania terjingkat.Alfin memutari mobilnya kemudian membuka pintu kemudinya, lelaki itu duduk di belakang kemudi. Dari ekor matanya dia melihat Tania tengah memperhatika

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   42. Pelajaran Berharga

    Tania semakin beringsut maju, dia raih bagian jas belakang Alfin. "Tunggu, Mas!" Alfin kembali menoleh, tangannya melepaskan jasnya dari tangan Tania dengan kasar. "Aku harus kembali ke kantor sekarang." Beberapa saat Alfin memperhatikan reaksi Tania, dalam hati pria itu hanya menguji, sampai di mana Tania bisa terus memainkan sandiwaranya. Dia memang harus kembali ke kantor setengah jam lagi. Dan Alfin memanfaatkan waktu itu untuk terus menekan Tania agar perempuan itu mau berkata jujur. Alfin merasa jengah dengan kelakuan Tania yang semakin menjadi."Beri aku kesempatan untuk menjelaskan, Mas," kata Tania akhirnya. Dia merasa memang harus mengatakan sesuatu pada Alfin. Tania takut dengan polisi. Apalagi penjara, akan sangat memalukan jika dia terseret ke dalam jeruji besi itu hanya karena sebuah video.Alfin tersenyum miring, hatinya bersorak, lekas dia mengambil ponselnya, mengoprek sebentar lalu perlahan dia kembali membalik tubuh menghadap Tania."Jadi gimana?" Alfin memasukkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 200. Penyesalan Daniel

    Daniel tak bisa menyembunyikan senyum di bibirnya, saat mendengar papanya menyambut kedatangannya sangat antusias. Pria muda dengan pakaian sederhana itu menunduk lalu berbisik di dekat telinga Tiara. “Itu Kakek. Ayo, Salim dulu sama Kakek,” pintanya, Tiara langsung mengangguk dengan senyum tak pernah pudar dari bibirnya. Gadis kecil itu sedikit berlari menghampiri ranjang pasien, di mana Pak Gunawan tengah menatap mereka dengan wajah berseri-seri.“Siapa namanya, Cantik?” Pak Gunawan meraih wajah Tiara dengan satu tangan. Mata tuanya menatap lekat wajah gadis kecil berkuncir dua itu. “Namaku Tiara, Kek,” balas Tiara dengan wajah polos. Pak Gunawan terkikik mendengar kata sapaan gadis kecil itu padanya. “Apa papamu yang mengajari kamu memanggil Opa dengan sebutan ‘kakek’?” tanya Pak Gunawan, masih menatap wajah cantik cucu pertamanya. Gadis kecil itu mengangguk. “Iya, Kek.” Lalu, Pak Gunawan menatap anak dan menantunya yang berdiri sedikit jauh dari ranjang. Ia juga melihat bagaim

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 199. Pertemuan

    “Tunggu, Daniel!” Suara papanya yang serak dan lemah berhasil membuat langkah Daniel terhenti. “Tidakkah kamu kangen dengan Papa?” tanya Pak Gunawan dengan raut sedihnya.Dia tahu telah bersalah. Tidak seharusnya dia membuang putranya sendiri hanya karena sebuah kesalahan yang sebenarnya masih bisa dimaafkan. Sejatinya, manusia tidak ada yang luput dari dosa, begitu juga dengan Daniel yang pernah berbuat salah. Namun, tuntutan kehormatan yang harus selalu terjaga membuatnya menutup mata saat itu. Daniel menoleh dan tersenyum tipis. “Aku sudah menemukan keluarga baru yang benar-benar menerimaku apa adanya, Pa,” ujarnya. Seolah kembali menegaskan dia sudah tidak butuh pengakuan dari papanya. Pak Gunawan manggut-manggut masih dengan ekspresi sedih. “Syukurlah, Papa senang mendengarnya. Mungkin … sekarang kamu yang malu memiliki seorang Papa narapidana.”Daniel mengangkat bahunya acuh tak acuh. “Itu tidak akan berpengaruh dalam kehidupan keluargaku, Pa.” Sakit, pedih. Lagi-lagi perka

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 198. Bertemu Kembali

    Seberapa besarnya dendam Daniel pada papanya, jika sudah menyinggung tentang kondisi kesehatan sang papa hatinya tersentuh juga. Namun, lagi-lagi egonya kembali menguasai. Bagaimana kalau papanya belum menerima dirinya kembali? Juga … apakah hatinya sudah baik-baik saja?“Kamu benar-benar mau melihat Papa kalau sudah nggak bernyawa?” sengit Adrian, menatap jengkel ke arah Daniel yang berdiri kaku di ambang pintu tanpa ekspresi khawatir sedikitpun.“Mas.” Tania baru saja kembali ke depan setelah mendengar suara Adrian yang cukup keras. Wanita itu meraih lengan Daniel dan mengusap pelan.“Ikut saja, Mas. Kamu beruntung masih memiliki orang tua. Jangan sampai menyesal seperti aku. Aku bahkan tidak sempat membahagiakan orang tuaku hingga ajal mereka menjemput.” Mata Tania berkaca-kaca saat mengatakan hal itu membuat Daniel kembali berpikir.Benar. Yang namanya kehilangan selalu membuat penyesalan yang tiada ujungnya. Daniel mengangguk sementara Adrian melihatnya sudah sangat geram. Masih

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 197. Perjuangan Adrian

    Seperti pagi menjelang siang saat itu. Adrian baru saja sampai di gedung rumah sakit. Sedikit berlari pria itu mencari lift yang akan mengantarkannya ke lantai tiga. Di mana ruangan meeting para direksi berada.Melirik sisi lift yang mengkilap bagai kaca. Adrian lalu memperhatikan penampilannya sendiri. Bibirnya mencebik kesal menyadari kemejanya sedikit berantakan di bagian pinggang. “Gini amat ribetnya jadi pemimpin rumah sakit,” gerutunya sambil merapikan kemejanya yang masuk ke bagian celana. Lift berdenting, Adrian segera keluar dan berjalan tergesa menuju ruangan meeting. Dia berhenti sejenak untuk menarik napas sebelum membuka pintu besar yang di dalamnya telah berkumpul beberapa orang penting.“Selamat pagi semuanya,” sapa Adrian begitu kepalanya muncul dari balik pintu dan sapaan itu otomatis membuat seisi ruangan memusatkan perhatian padanya. Adrian tersenyum berwibawa.Seperti biasa beberapa orang yang memang tidak suka padanya akan melirik sinis sambil komat-kamit tidak

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 196. Apakah Sudah Saatnya Berdamai?

    Hampir tujuh tahun sudah berlalu. Rupanya, sakit hati yang telah Pak Gunawan tancapkan di hati Daniel tak pernah memudar sama sekali. Bukan pria itu tak mau mencoba memaafkan, namun ingatannya selalu menolak lupa dengan bagaimana arogannya sang papa ketika itu. Daniel selalu terjebak dalam rasa sakit yang sangat dalam. Keluarganya sendiri yang telah membuatnya kehilangan harga diri hingga hancur. Ia telah kehilangan banyak hal dalam rentang waktu yang berdekatan. Kehilangan keluarga, cinta, juga kepercayaan.Beberapa menit berselang, Tania kembali ke kamar membawa kabar yang cukup mengusik ketenangan dalam sudut hatinya.“Mas, Pak Adrian bilang kondisi Kak Mita semakin parah. Kamu nggak mau melihatnya barang sebentar saja?” Tania mengusap lengannya dengan lembut. Daniel terdiam cukup lama, batinnya sedang berperang. Apakah ini sudah saatnya ia berdamai dengan keluarganya?“Mas, setidaknya bicaralah sendiri sama Pak Adrian. Aku nggak enak kalau kamu menghindar begini,” keluh Tania, la

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 195. Lelah

    Nasib Mita ….“Apa nggak ada cara lain lagi, Dok? Saya nggak mungkin terus menerus meminta Dokter Rendi mengunjungi pasien.” Adrian terduduk lemas di depan dokter kejiwaan yang memiliki paras tenang itu. “Sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.” Dokter itu menatap lawan bicaranya serius. “Berbagai macam obat-obatan telah masuk ke tubuhnya. Saya khawatir kesehatannya semakin menurun. Berat badannya saja sudah turun sebanyak sepuluh kilogram dari awal dia masuk ke sini.”Adrian terdiam menyimak kalimat demi kalimat yang diutarakan oleh dokter. Entah apa yang harus ia lakukan lagi demi menyembuhkan kondisi mental Mita. Pagi itu, Adrian memaksa dokter untuk mengizinkannya masuk ke ruangan Mita di rawat.“Saya izinkan dengan satu syarat.”“Apa, Dok?” “Anda tidak boleh menuntut apa-apa pada pihak rumah sakit jiwa jika terjadi sesuatu yang merugikan Anda sendiri.”“Oke, saya setuju,” sahut Adrian, tanpa berpikir panjang. Ia hanya ingin mendekati Mita lalu mengajak

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 194. Rindu yang Tak Berujung

    Daniel terdiam, ada keraguan dalam hatinya.“Aku pikir kalian pernah ada sesuatu. Tadi aku lihat kamu gugup banget waktu pertama kali Bu Maira mendekat,” ujar Daniel, matanya tidak fokus melihat acara televisi sebab pikirannya sedang berkelana dengan berbagai kemungkinan yang ia yakini sendiri.“Kamu nggak bohong, kan?” Tiba-tiba Daniel memiringkan wajahnya, menatap Tania yang bersandar di bahunya.“Enggak, kok, Mas,” dusta Tania. Daniel manggut-manggut meskipun hatinya merasa ada yang janggal. Bertanya lebih detail pada Tania sepertinya hanya akan membuatnya bertengkar lagi. Daniel diam dan memilih untuk mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi. satu rencana sudah ia susun dalam kepalanya.***“Apa rencanamu selanjutnya, Mas?” Maira bertanya seraya mengusap-usap kepala suaminya yang berada di pangkuannya. Mereka tengah menikmati semilir angin sore di balkon kamar yang di bawahnya ada taman bunga yang berisi koleksi bonsai mahal.“Seperti rencana semula. Setelah ini M

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 193. Berdamai Dengan Masa Lalu

    Meskipun cukup lama tidak berjumpa, Maira merasa pernah mengenal sosok istri Daniel. Pelan-pelan kakinya melangkah mendekati perempuan yang sebagian wajahnya tertutup rambut hitam nan lurus sebahu.Tania beringsut mundur membuat Maira mengerutkan keningnya. “Mbak?” Maira justru semakin mendekatinya. “Nia,” panggil Daniel, memutar tubuh dan mendekati istrinya. “Ini Bu Maira, istrinya Pak Rendi. Pemilik butik ini,” lanjutnya, meraih tangan istrinya dengan sedikit memaksa. Ada rasa tak enak hati ketika istrinya seperti enggan berkenalan dengan Maira.Daniel semakin memepet tubuh istrinya. “Nia, jangan buat aku malu,” bisik Daniel tajam tepat di telinga istrinya. Semakin terdesak, sambil menahan rasa malu dan juga minder luar biasa, Tania akhirnya pasrah mengangkat wajah. Tubuhnya gemetar saat manik matanya langsung beradu pandang dengan Maira. Maira mundur selangkah, menutup mulutnya sendiri, kaget. Matanya membulat, tak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan perempuan yang per

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 192. Bertemu Kembali

    Daniel mencoba berjalan dengan percaya diri walaupun pakaian yang ia kenakan jauh dari merk mahal. Sedikit aneh memang. Di acara cukup besar seperti itu, dia nekat memakai pakaian apa adanya. Undangan dari Rendi yang cukup spesial membuatnya mau tak mau harus menghadiri acara peresmian butik itu. Tak ada pekerja kasar lain yang diundang, hanya dirinya. Mungkin itu karena Rendi telah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Namun sebenarnya, Daniel tak peduli tentang itu. Ia datang ke acara peresmian butik itu lebih karena rasa berterima kasihnya pada Rendi dan Maira. Rencananya, ia akan diangkat menjadi karyawan yang mengurus barang keluar masuk di sana. Ketangkasan Daniel dalam berhitung dan juga kecerdasan berpikirnya membuat Rendi dan Maira tak berpikir lebih banyak untuk memberikan pekerjaan padanya. “Selamat pagi, Pak, Bu.” Daniel sedikit membungkukkan badan ketika tiba di hadapan Rendi dan Maira. Pria itu memasang senyum sewajarnya.Seketika, sekumpulan keluarga besar itu ter

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status