Home / Rumah Tangga / Pesona Istri yang Dicampakkan / Bab 161. Kejutan Selanjutnya

Share

Bab 161. Kejutan Selanjutnya

Author: Phina1901
last update Last Updated: 2024-02-27 20:47:59

Maira menyunggingkan senyum tipis saat menyadari gurat ketakutan tercetak jelas di wajah Bu Nastiti. Dia tidak tahu secara pasti, apa yang menyebabkan wanita yang gaya rambutnya selalu disanggul itu seperti ketakutan. Apakah wanita itu mulai terpengaruh dengan ucapannya barusan?

Beberapa pekan, Maira selalu menahan diri untuk tidak menyerang wanita yang tengah duduk di depannya itu secara terang-terangan. Mengatakan kematian Bapaknya disebabkan oleh perbuatan suami wanita itu rasanya terlalu keji dan terkesan menuduh tanpa bukti.

“Ya, saya setuju dengan pendapat kamu, orang yang telah berbuat jahat memang sudah seharusnya mendapatkan hukuman yang setimpal.” balas Bu Nastiti. Terlihat sekali wanita itu memaksakan bibirnya untuk mengulas senyum.

Ingin sekali Maira tertawa, menertawakan kebodohan Bu Nastiti yang dengan berani mengatakan hal itu. Bagaimana jadinya jika wanita itu tahu, orang jahat yang tengah mereka bicarakan adalah suaminya sendiri.

Menyelipkan sebagian rambutnya ke b
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 162. Siapa yang Melaporkan?

    Bu Nastiti meremas jari-jarinya yang saling terkait di depan tubuh. “Jadi, kedatangan saya kemari adalah karena adanya laporan atas tindakan kriminal yang telah direncanakan oleh Bapak Gunawan. Apakah beliau sedang ada di rumah?” Pak polisi menjaga intonasi bicaranya agar tetap tenang. “Ma–maksudnya bagaimana, ya? Saya nggak ngerti.” Bu Nastiti hampir saja limbung, satu tangannya sigap meraih pagar besi rumahnya untuk menahan tubuh. Satpam yang tengah berjaga di pos sontak berlari ke arahnya bermaksud membantu wanita itu. “Nyonya tidak apa-apa?” tanya Pak satpam dengan raut khawatir. Mencuri-curi pandang ke arah Pak Polisi dengan dada berdebar. “Tidak apa-apa, Pak. Tolong bukakan gerbangnya sekarang,” pinta Bu Nastiti pada Pak satpam. Lalu menoleh pada Pak Polisi. “Pak, lebih baik kita bicara di dalam. Saya tidak enak kalau ada tetangga yang melihat.” kata Bu Nastiti seraya mengedarkan pandangan ke sekitar.Bu Nastiti segera kembali masuk ke dalam mobil dan membawanya ke dalam hal

    Last Updated : 2024-02-28
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 163. Semakin Pelik

    Mita menatap polisi itu dengan harap-harap cemas. Setidaknya, jika dia mengetahui siapa yang telah membuat laporan itu, dia akan membuat perhitungan dengan pelapor. Mita tidak terima harga diri papanya diinjak-injak seperti itu. Selama ini, Pak Gunawan terkenal sebagai orang yang sukses dan terhormat. Mita bertekad, dia tidak akan membiarkan siapapun mencoreng nama baik sang papa.“Waktu saya sudah banyak yang terbuang sia-sia. Bisakah saya masuk sekarang.” Pak polisi menatap Mita garang. Mita mundur selangkah. “Tapi saya mau tahu siapa yang sudah melaporkan Papa saya!” Mita nekat mendesak.“Apa saudari yakin bisa menjaga sikap, setelah tahu siapa yang sudah melaporkan Pak Gunawan?” Polisi itu menyipitkan matanya. “Ma–maksudnya apa?” Mita tergagap. Mungkinkah polisi itu tahu akan niatnya?“Saya harus menjaga privasi demi keamanan clien saya.” tegas Pak polisi yang di dadanya tersemat name tag bertuliskan ‘Bagus Permana’. “Permisi, biarkan saya memeriksa ke dalam.” Pak polisi mendoro

    Last Updated : 2024-02-29
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 164. Menggagalkan Rencana Mita

    Rendi mendadak gusar. Segera memalingkan wajahnya saat menyadari wanita yang tengah mengenakan hoodie coklat itu adalah Mita.“Detektif bodoh itu sudah kami amankan, sekarang kami harus apa lagi?” Suara seorang pria yang berasal dari bangku Mita, membuat jantung Rendi terasa seperti diremas.“Detektif bodoh?” desis Rendi. Lalu otaknya kembali teringat pada Pak Doni yang tak kunjung datang. Rendi berusaha kembali menghubungi nomor pria itu namun kini justru nomornya sudah tidak aktif. “Di luar jangkauan?” Rendi menatap nanar layar ponselnya, lalu dengan sembunyi-sembunyi kembali menoleh ke bangku yang diduduki Mita.“Jangan biarkan dia bebas. Saya tidak mau nama baik keluarga saya hancur gara-gara kasus itu!” Mita kembali berbicara pada pria di depannya.Rendi menggelengkan kepala, setengah tidak percaya, Mita bisa melakukan hal sejauh itu. Diam-diam Rendi terus mencuri dengar. “Awasi Dokter Rendi. Jangan sampai dia bertindak lebih jauh.” pesan Mita sebelum pergi meninggalkan kafe,

    Last Updated : 2024-03-02
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 165. Kekalahan Mita

    Setelah rumahnya diacak-acak oleh polisi tadi sore, Mita langsung mencari identitas siapa pelaku yang telah melaporkan papanya. Dan … di luar dugaannya, salah satu orang kepercayaan yang dia suruh mencari informasi menyebutkan nama Rendi Prayoga lah pelakunya. Mita terkejut bukan main.Begitu juga dengan Bu Nastiti yang sejak awal tidak menaruh curiga. Wanita yang gemar menyanggul rambut itu semakin naik pitam. Hari itu juga, mereka menyuruh beberapa orang kepercayaan untuk menghalangi niat Rendi. Awalnya, Mita merasa keberuntungan terus berpihak kepadanya. Dengan sangat mudah, Mita mendapatkan informasi siapa saja yang telah bekerja sama dengan Rendi. Malam harinya, beberapa orang suruhan Mita langsung menuju kantor Pak Doni–orang yang mereka curigai sebagai tangan kanan Rendi. Mereka terus mengikuti Pak Doni hingga mereka sedikit menyingkir saat mengetahui pria itu pergi ke kantor polisi. Tidak berselang lama, mereka melihat mobil Pak Doni kembali keluar dari kantor polisi denga

    Last Updated : 2024-03-03
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 166. Penyesalan Pak Gunawan

    Polisi terpaksa melepaskan peluru sebagai peringatan, saat Mita tak kunjung bisa diajak bicara baik-baik. “Lepaskan Pak Rendi, atau saudari Mita terpaksa saya tembak.” Dua orang polisi berjalan waspada mendekati Mita yang terlihat lengah. Lalu dengan gerakan yang singkat, mereka telah berhasil menarik Mita dari atas tubuh Rendi. “Lepaskan saya! Dia harus mati!” Mita berteriak kesetanan. Wajah yang biasanya selalu terlihat cantik dengan rambut gelombangnya itu telah berubah menjadi merah padam. Polisi segera memborgol tangan wanita itu.“Dok, Anda tidak apa-apa?” Pak Doni mendekat dan membantu Rendi untuk duduk. Kemudian kelopak matanya terangkat melihat bekas cekikan Mita pada leher Rendi.“Itu—” Pak Doni ikut merasa ngilu melihat leher Rendi yang memerah nyaris berubah warna menjadi biru lebam. Tidak pernah ada di dalam pikirannya, seorang wanita berkelas seperti Mita nyaris saja membunuh orang lain. Pak Doni geleng-geleng.Rendi terbatuk-batuk memegangi lehernya yang nyaris patah

    Last Updated : 2024-03-04
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 167. Upaya Bu Nastiti

    “Pa! Papa kenapa?”“Halo, Pa?”Bu Nastiti semakin kalut saat mendengar suara benda terjatuh dari seberang telepon. Lalu saat dia dengar suara sang suami yang seperti tengah kesulitan bernapas, pikiran wanita itu terasa semakin carut marut.“Halo, Pa? Papa nggak apa-apa, kan? Papa harus kuat. Bagaimana dengan Mita, Pa? Mama harus bagaimana? Papa nggak ada di rumah, Mita ditahan. Rasanya Mama mau mati saja.” racau Bu Nastiti dengan lelehan air mata yang semakin deras. Beberapa saat lamanya terdiam, suara Pak Gunawan kembali terdengar. Bu Nastiti menghela napas lega di sela isak tangisnya. “Ad–rian, Ma … minta tolong sama anak itu.” Meskipun dalam kondisi bingung, Bu Nastiti langsung mengiyakan. Apalagi saat suara suaminya masih terdengar belum normal kembali. “Pa, Papa masih kuat ke rumah sakit sendiri? Atau … Papa bisa, kan, minta tolong sama orang-orang di sana.” Bu Nastiti masih berusaha membuat suaminya tetap sadar di seberang sana.Meskipun dengan napas yang terasa sesak, Pak Gu

    Last Updated : 2024-03-05
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 168. Fakta yang Menyakiti

    Rendi menyadari tatapan Bu Nastiti yang tengah terkejut melihat bekas luka di wajahnya. “Jadi, apa Ibu masih ngotot meminta istri saya membebaskan Mita, setelah Ibu melihat sendiri bagaimana wajah saya saat ini?Dahi Maira semakin berkerut, heran. Dia masih meraba-raba maksud perkataan dari suaminya. “Saya minta maaf atas nama Mita.” balas Bu Nastiti, menunduk. Setelah mendengar hal itu, Bu Nastiti merasa semakin malu terhadap Rendi. “Mas, apa ini maksudnya? Luka itu—” Maira menggantungkan kalimat dengan jari telunjuk mengacung pada wajah Rendi. Rendi mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak. Pria yang memiliki sorot mata teduh itu menganggukkan kepala. Memberikan isyarat pada istrinya, bahwa yang ada dalam pikiran Maira adalah benar adanya.Maira syok, menutup mulut, lalu mengalihkan tatapannya pada Bu Nastiti. “Saya tidak menyangka, putri Ibu tega berbuat kasar pada suami saya. Setelah semua yang terjadi, rentetan musibah yang menimpa keluarga saya, dan Ibu mau melupakan be

    Last Updated : 2024-03-07
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 169. Tawaran Pak Gunawan

    Brak!Pak Gunawan menggebrak meja kerja Maira. Rendi melotot tidak terima kemudian berdiri. Pria tampan menyembunyikan istrinya di belakang tubuh.“Jangan merusak apapun yang bukan milik Anda, Pak!” Rendi memperingatkan. Namun, kondisi Pak Gunawan yang baru saja selesai melakukan perjalanan jauh, membuatnya merasa lelah dan mudah tersulut emosi. Apalagi setelah mendengar kalimat sindiran Rendi. Pria tambun itu merasa telinganya panas seperti terbakar.“Istri saya pemilik butik ini, itu artinya saya juga memiliki hak atas butik ini!” sinis Pak Gunawan, memandang Rendi dengan tatapan remeh.“Dan itu belum sepenuhnya, Pak. Bahkan istri Anda sudah hampir mengembalikan butik ini untuk menebus kesalahan putri kesayangan Anda.” Rendi membuka kancing kemeja teratasnya, tiba-tiba hawa panas membuat lehernya seperti tercekik.“Brengsek! Apa maumu, hah?” Pak Gunawan hampir saja menarik kerah kemeja Rendi jika saja pria tampan itu tak sigap menghindar. “Sayang, kamu bisa pindah ke ruang sebelah

    Last Updated : 2024-03-08

Latest chapter

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 200. Penyesalan Daniel

    Daniel tak bisa menyembunyikan senyum di bibirnya, saat mendengar papanya menyambut kedatangannya sangat antusias. Pria muda dengan pakaian sederhana itu menunduk lalu berbisik di dekat telinga Tiara. “Itu Kakek. Ayo, Salim dulu sama Kakek,” pintanya, Tiara langsung mengangguk dengan senyum tak pernah pudar dari bibirnya. Gadis kecil itu sedikit berlari menghampiri ranjang pasien, di mana Pak Gunawan tengah menatap mereka dengan wajah berseri-seri.“Siapa namanya, Cantik?” Pak Gunawan meraih wajah Tiara dengan satu tangan. Mata tuanya menatap lekat wajah gadis kecil berkuncir dua itu. “Namaku Tiara, Kek,” balas Tiara dengan wajah polos. Pak Gunawan terkikik mendengar kata sapaan gadis kecil itu padanya. “Apa papamu yang mengajari kamu memanggil Opa dengan sebutan ‘kakek’?” tanya Pak Gunawan, masih menatap wajah cantik cucu pertamanya. Gadis kecil itu mengangguk. “Iya, Kek.” Lalu, Pak Gunawan menatap anak dan menantunya yang berdiri sedikit jauh dari ranjang. Ia juga melihat bagaim

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 199. Pertemuan

    “Tunggu, Daniel!” Suara papanya yang serak dan lemah berhasil membuat langkah Daniel terhenti. “Tidakkah kamu kangen dengan Papa?” tanya Pak Gunawan dengan raut sedihnya.Dia tahu telah bersalah. Tidak seharusnya dia membuang putranya sendiri hanya karena sebuah kesalahan yang sebenarnya masih bisa dimaafkan. Sejatinya, manusia tidak ada yang luput dari dosa, begitu juga dengan Daniel yang pernah berbuat salah. Namun, tuntutan kehormatan yang harus selalu terjaga membuatnya menutup mata saat itu. Daniel menoleh dan tersenyum tipis. “Aku sudah menemukan keluarga baru yang benar-benar menerimaku apa adanya, Pa,” ujarnya. Seolah kembali menegaskan dia sudah tidak butuh pengakuan dari papanya. Pak Gunawan manggut-manggut masih dengan ekspresi sedih. “Syukurlah, Papa senang mendengarnya. Mungkin … sekarang kamu yang malu memiliki seorang Papa narapidana.”Daniel mengangkat bahunya acuh tak acuh. “Itu tidak akan berpengaruh dalam kehidupan keluargaku, Pa.” Sakit, pedih. Lagi-lagi perka

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 198. Bertemu Kembali

    Seberapa besarnya dendam Daniel pada papanya, jika sudah menyinggung tentang kondisi kesehatan sang papa hatinya tersentuh juga. Namun, lagi-lagi egonya kembali menguasai. Bagaimana kalau papanya belum menerima dirinya kembali? Juga … apakah hatinya sudah baik-baik saja?“Kamu benar-benar mau melihat Papa kalau sudah nggak bernyawa?” sengit Adrian, menatap jengkel ke arah Daniel yang berdiri kaku di ambang pintu tanpa ekspresi khawatir sedikitpun.“Mas.” Tania baru saja kembali ke depan setelah mendengar suara Adrian yang cukup keras. Wanita itu meraih lengan Daniel dan mengusap pelan.“Ikut saja, Mas. Kamu beruntung masih memiliki orang tua. Jangan sampai menyesal seperti aku. Aku bahkan tidak sempat membahagiakan orang tuaku hingga ajal mereka menjemput.” Mata Tania berkaca-kaca saat mengatakan hal itu membuat Daniel kembali berpikir.Benar. Yang namanya kehilangan selalu membuat penyesalan yang tiada ujungnya. Daniel mengangguk sementara Adrian melihatnya sudah sangat geram. Masih

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 197. Perjuangan Adrian

    Seperti pagi menjelang siang saat itu. Adrian baru saja sampai di gedung rumah sakit. Sedikit berlari pria itu mencari lift yang akan mengantarkannya ke lantai tiga. Di mana ruangan meeting para direksi berada.Melirik sisi lift yang mengkilap bagai kaca. Adrian lalu memperhatikan penampilannya sendiri. Bibirnya mencebik kesal menyadari kemejanya sedikit berantakan di bagian pinggang. “Gini amat ribetnya jadi pemimpin rumah sakit,” gerutunya sambil merapikan kemejanya yang masuk ke bagian celana. Lift berdenting, Adrian segera keluar dan berjalan tergesa menuju ruangan meeting. Dia berhenti sejenak untuk menarik napas sebelum membuka pintu besar yang di dalamnya telah berkumpul beberapa orang penting.“Selamat pagi semuanya,” sapa Adrian begitu kepalanya muncul dari balik pintu dan sapaan itu otomatis membuat seisi ruangan memusatkan perhatian padanya. Adrian tersenyum berwibawa.Seperti biasa beberapa orang yang memang tidak suka padanya akan melirik sinis sambil komat-kamit tidak

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 196. Apakah Sudah Saatnya Berdamai?

    Hampir tujuh tahun sudah berlalu. Rupanya, sakit hati yang telah Pak Gunawan tancapkan di hati Daniel tak pernah memudar sama sekali. Bukan pria itu tak mau mencoba memaafkan, namun ingatannya selalu menolak lupa dengan bagaimana arogannya sang papa ketika itu. Daniel selalu terjebak dalam rasa sakit yang sangat dalam. Keluarganya sendiri yang telah membuatnya kehilangan harga diri hingga hancur. Ia telah kehilangan banyak hal dalam rentang waktu yang berdekatan. Kehilangan keluarga, cinta, juga kepercayaan.Beberapa menit berselang, Tania kembali ke kamar membawa kabar yang cukup mengusik ketenangan dalam sudut hatinya.“Mas, Pak Adrian bilang kondisi Kak Mita semakin parah. Kamu nggak mau melihatnya barang sebentar saja?” Tania mengusap lengannya dengan lembut. Daniel terdiam cukup lama, batinnya sedang berperang. Apakah ini sudah saatnya ia berdamai dengan keluarganya?“Mas, setidaknya bicaralah sendiri sama Pak Adrian. Aku nggak enak kalau kamu menghindar begini,” keluh Tania, la

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 195. Lelah

    Nasib Mita ….“Apa nggak ada cara lain lagi, Dok? Saya nggak mungkin terus menerus meminta Dokter Rendi mengunjungi pasien.” Adrian terduduk lemas di depan dokter kejiwaan yang memiliki paras tenang itu. “Sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.” Dokter itu menatap lawan bicaranya serius. “Berbagai macam obat-obatan telah masuk ke tubuhnya. Saya khawatir kesehatannya semakin menurun. Berat badannya saja sudah turun sebanyak sepuluh kilogram dari awal dia masuk ke sini.”Adrian terdiam menyimak kalimat demi kalimat yang diutarakan oleh dokter. Entah apa yang harus ia lakukan lagi demi menyembuhkan kondisi mental Mita. Pagi itu, Adrian memaksa dokter untuk mengizinkannya masuk ke ruangan Mita di rawat.“Saya izinkan dengan satu syarat.”“Apa, Dok?” “Anda tidak boleh menuntut apa-apa pada pihak rumah sakit jiwa jika terjadi sesuatu yang merugikan Anda sendiri.”“Oke, saya setuju,” sahut Adrian, tanpa berpikir panjang. Ia hanya ingin mendekati Mita lalu mengajak

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 194. Rindu yang Tak Berujung

    Daniel terdiam, ada keraguan dalam hatinya.“Aku pikir kalian pernah ada sesuatu. Tadi aku lihat kamu gugup banget waktu pertama kali Bu Maira mendekat,” ujar Daniel, matanya tidak fokus melihat acara televisi sebab pikirannya sedang berkelana dengan berbagai kemungkinan yang ia yakini sendiri.“Kamu nggak bohong, kan?” Tiba-tiba Daniel memiringkan wajahnya, menatap Tania yang bersandar di bahunya.“Enggak, kok, Mas,” dusta Tania. Daniel manggut-manggut meskipun hatinya merasa ada yang janggal. Bertanya lebih detail pada Tania sepertinya hanya akan membuatnya bertengkar lagi. Daniel diam dan memilih untuk mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi. satu rencana sudah ia susun dalam kepalanya.***“Apa rencanamu selanjutnya, Mas?” Maira bertanya seraya mengusap-usap kepala suaminya yang berada di pangkuannya. Mereka tengah menikmati semilir angin sore di balkon kamar yang di bawahnya ada taman bunga yang berisi koleksi bonsai mahal.“Seperti rencana semula. Setelah ini M

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 193. Berdamai Dengan Masa Lalu

    Meskipun cukup lama tidak berjumpa, Maira merasa pernah mengenal sosok istri Daniel. Pelan-pelan kakinya melangkah mendekati perempuan yang sebagian wajahnya tertutup rambut hitam nan lurus sebahu.Tania beringsut mundur membuat Maira mengerutkan keningnya. “Mbak?” Maira justru semakin mendekatinya. “Nia,” panggil Daniel, memutar tubuh dan mendekati istrinya. “Ini Bu Maira, istrinya Pak Rendi. Pemilik butik ini,” lanjutnya, meraih tangan istrinya dengan sedikit memaksa. Ada rasa tak enak hati ketika istrinya seperti enggan berkenalan dengan Maira.Daniel semakin memepet tubuh istrinya. “Nia, jangan buat aku malu,” bisik Daniel tajam tepat di telinga istrinya. Semakin terdesak, sambil menahan rasa malu dan juga minder luar biasa, Tania akhirnya pasrah mengangkat wajah. Tubuhnya gemetar saat manik matanya langsung beradu pandang dengan Maira. Maira mundur selangkah, menutup mulutnya sendiri, kaget. Matanya membulat, tak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan perempuan yang per

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 192. Bertemu Kembali

    Daniel mencoba berjalan dengan percaya diri walaupun pakaian yang ia kenakan jauh dari merk mahal. Sedikit aneh memang. Di acara cukup besar seperti itu, dia nekat memakai pakaian apa adanya. Undangan dari Rendi yang cukup spesial membuatnya mau tak mau harus menghadiri acara peresmian butik itu. Tak ada pekerja kasar lain yang diundang, hanya dirinya. Mungkin itu karena Rendi telah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Namun sebenarnya, Daniel tak peduli tentang itu. Ia datang ke acara peresmian butik itu lebih karena rasa berterima kasihnya pada Rendi dan Maira. Rencananya, ia akan diangkat menjadi karyawan yang mengurus barang keluar masuk di sana. Ketangkasan Daniel dalam berhitung dan juga kecerdasan berpikirnya membuat Rendi dan Maira tak berpikir lebih banyak untuk memberikan pekerjaan padanya. “Selamat pagi, Pak, Bu.” Daniel sedikit membungkukkan badan ketika tiba di hadapan Rendi dan Maira. Pria itu memasang senyum sewajarnya.Seketika, sekumpulan keluarga besar itu ter

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status