Share

46. Berterus Terang

Penulis: Phina1901
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-27 23:46:47

Rendi mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Hatinya bergejolak hebat. Di depannya sang mama terus menautkan tatapannya pada dirinya. "Ehm, memangnya Mama nggak sibuk kalau jenguk pasien itu? Nanti keburu malam, kasian karyawan butik Mama kalau harus pulang telat, mereka udah kerja seharian, masa pulangnya harus telat."

Bu Rani mendengkus, "nggak setiap hari kok, mereka pulang telat. Apa salahnya mama sempetin nengok pasien kamu tadi? Toh, dirawat di rumah sakit ini juga 'kan?" bantah Bu Rani.

"Tetep aja kasihan, Ma." Sebisa mungkin Rendi mencegah mamanya untuk menjenguk pasien itu, ia hanya tidak ingin mamanya semakin iba padanya karena ketahuan masih peduli pada Maira. Sedangkan beberapa bulan terakhir, setiap mamanya bertanya tentang Maira, maka dia akan berusaha tak acuh. Berpura-pura tegar setelah merasa tertolak waktu itu. Berpura-pura rasa itu telah hilang dari hatinya.

Bu Rani menelisik wajah Rendi yang seperti tengah menyembunyikan sesuatu darinya. "Mama rasa mereka nggak akan m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 47. Salah Kamar

    Bu Rani turut mengerutkan dahinya, wanita itu ikut memandang ke arah pintu. "Siapa tahu saudara yang mau menjenguk Maira, Bu," ujarnya pelan. Bu Ratih menoleh dan terdiam beberapa saat. "Tapi … saya belum ada ngasih kabar tentang Maira sama saudara, Bu Rani," balas Bu Ratih, tampak sekali gurat kebingungan dalam wajahnya."Nggak apa-apa, coba dilihat dulu saja, Bu," bujuk Bu Rani, Bu Ratih pun mengangguk setelah berhasil meyakinkan dirinya sendiri. Mungkin orang di balik pintu itu memang saudaranya atau mungkin karyawan catering-nya yang datang menjenguk Maira."Sebentar, ya, Bu," kata Bu Ratih sambil berdiri dan berjalan menuju pintu. Tangannya meraih handle pintu dan mulai menekannya. Mata wanita itu menyipit melihat seseorang yang berdiri tegap di balik pintu. Ia merasa tidak mengenal laki-laki berpakaian rapi–khas pekerja kantor tersebut. Seketika pikirannya mulai waspada. "Maaf, Anda siapa?" tanya Bu Rani dengan tangan masih memegang handle pintu. Laki-laki itu mengulas segari

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 48. Sadar

    Alih-alih menyelesaikan berkas-berkas pekerjaannya, semenjak ia mendengar berita Maira telah melahirkan bayi, pikiran Alfin menjadi semakin melanglang buana. Batinnya terus bergejolak menuntut menyelidiki bayi yang telah dilahirkan Maira. Entah apa yang telah terjadi pada dirinya, Alfin merasa ada suatu ikatan yang tak kasat mata antara ia dan bayi itu. "Apa mungkin … bayi itu anakku? Tapi … bukankah waktu itu Maira telah keguguran?" Alfin memijat pelan pangkal hidungnya, tiba-tiba kepalanya terasa pening. Ia mematikan laptopnya dan beranjak dari duduknya. Sambil merebahkan tubuhnya di pembaringan. Alfin kembali memeriksa ponselnya. Banyak sekali chat dari Salsa yang telah ia abaikan seharian ini. Alfin mendengkus kasar saat membaca isi pesan gadis manja itu. Ia memilih kembali menutup pesan dari Salsa, dan kembali mengirimi pesan orang kepercayaannya untuk terus menyelidiki bayi Maira."Terus awasi keluarga Pak Cahyo. Terutama Maira dan bayinya." Tulisnya dan segera mengirimkan pesa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 49. Kembali Berinteraksi

    Bu Ratih membantu Maira mengubah posisi kepalanya menjadi lebih tinggi. "Bu, rasanya Maira kok tidur lama sekali, ya. Tahu-tahu … bayi dalam perut Mai udah keluar saja." kata maira menatap manik sang Ibu. Ia meringis saat meraba permukaan perutnya. Di bagian bawah terasa ada yang sedikit mengganjal saat diraba. Ia tahu itu bekas sayatan operasinya.Bu Ratih tersenyum simpul, wanita itu menggeleng pelan. "Iya lah, kamu aja udah nggak sadar sejak dalam perjalanan ke rumah sakit, Mai. Untung saja Dokter Rendi sigap menolong, kalau enggak—" Bu Ratih menghembus napasnya, "Ibu udah nggak tahu lagi gimana nasib kamu dan bayimu, Mai." Mata Bu Ratih kembali berembun. Ia teringat kembali saat-saat Maira kritis dan kehilangan banyak darah. "Tadi malam Bu Rani ke sini, jengukin kamu." seloroh Bu Ratih sambil membenarkan posisi selimut Maira yang sedikit tersingkap di ujung kakinya."Apa??" Maira kaget. Matanya terus mengikuti gerak tangan ibunya. Bu Ratih menoleh dan tersenyum padanya."Iya, sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 50. Saya Serius

    Rendi berdehem pelan menyembunyikan rasa gugupnya, tatapan mata perempuan di depannya berhasil membuat getaran-getaran halus yang merambat menghangati seluruh aliran darah di tubuhnya. Secara naluriah tangannya mulai bergerak seperti layaknya seorang dokter yang tengah memeriksa pasiennya. "Nanti habis sarapan vitamin sama obatnya langsung di minum, ya," ujar Rendi sambil menarik kembali stetoskop yang sempat menempel di bagian tubuh Maira. Sudut matanya terus memperhatikan wajah teduh perempuan itu. Tidak pernah berubah, batin Rendi. Wajah itu tetap ayu, sama seperti saat pertama mereka bertemu. Tiba-tiba Rendi menggeser kursi dan duduk di sebelah ranjang Maira. Rendi menoleh ke arah Bu Ratih yang duduk di dekat dinding. "Bu, saya izin mau ngobrol sebentar boleh?".Bu Ratih menatap lurus ke arah Rendi. "Oh, iya … silakan, Dok." Wanita itu mengangguk, dan berdiri dari kursi. "Tidak usah kemana-mana, Bu. Saya hanya mau ngobrol biasa, kok," ujar Rendi yang merasa tidak enak, karena m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 51. Cinta?

    Sepasang mata bulat itu tertegun, Maira menilik lebih dalam untuk membaca raut wajah Rendi yang tampak tenang. Tidak ada keraguan sama sekali yang tersirat di sana."Kenapa Dokter bisa seyakin itu?" lirih Maira. Matanya mulai berkaca-kaca."Karena saya … saya mencintaimu, Maira …." jawab Rendi. Maira memalingkan mukanya. Air matanya luruh seketika. Tidak dapat dipungkiri, hatinya terasa menghangat seketika itu.Rendi kembali meraih tangan Maira, dan mengusap lembut. Ia merasa bingung dengan perempuan itu. Kenapa malah menangis? Rendi merasa tidak ada yang salah dengan apa yang telah ia ucapkan. "Kenapa malah nangis? Saya ada salah?" tanya Rendi. "Coba lihat saya," perintahnya.Maira menyusut jejak air matanya dengan sebelah tangan, lalu menoleh ke arah Rendi. Hatinya dipenuhi dengan kebimbangan."Saya serius, saya cinta sama kamu, Maira … bahkan sampai detik ini, hanya ada namamu yang ada di dalam sini." Rendi melepas tangan Maira dan menunjuk dadanya sendiri. Maira tergagap suaranya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 52. Tes DNA

    Satu Minggu kemudian …."Ada perkembangan informasi apa hari ini?" Alfin bersedekap dan menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya. Matanya menatap lurus lawan bicaranya."Saya mendapat informasi bahwa Bu Maira belum ada menikah lagi, Pak," ujar orang kepercayaan Alfin yang diutus menyelidiki keluarga Pak Cahyo. Sampai hari ini, tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Diam-diam Alfin terus mencari informasi tentang mantan istrinya."Lalu bagaimana dengan bayi itu?" Alfin terus menggali informasi dari orang kepercayaannya. Tak ingin satupun informasi terlewatkan."Kabar yang saya dapat, bayi itu masih ada di rumah sakit, Pak. Sedangkan Bu Maira sudah diperbolehkan pulang sejak tiga hari yang lalu." Pemuda utusan Alfin itu berdiri tegap dengan ekspresi wajah datar. "Apa ada masalah serius dengan bayi itu?" tanya Alfin menyelidik, tiba-tiba saja perasaan tidak enak menggelayuti dirinya.Pemuda itu menggeleng tegas. "Tidak, Pak. Terakhir yang saya tahu, berat badannya belum memenuhi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 53. Menjemput

    Berkali-kali Rendi menelan salivanya dengan kasar, ekor matanya terus melirik perempuan yang tengah duduk di sebelahnya. Ia gelisah setelah mendapat kabar dari rekannya, ada seseorang yang ingin melakukan tes DNA terhadap bayi yang telah dilahirkan oleh Maira. Ia bisa menebak siapa pelakunya. Tanpa sadar, Rendi mencengkram erat kemudinya. Helaan napasnya semakin berat karena menahan emosi. Bukan dia tak mau mengakui bahwa bayi itu memang masih memiliki seorang ayah. Namun ia takut … takut jika Maira kembali pada mantan suaminya, setelah lelaki pecundang itu mengetahui bayi itu adalah darah dagingnya."Kamu kenapa sih, Mas? Kayaknya tegang banget?" Maira memiringkan kepalanya untuk melihat Rendi lebih jelas.Rendi menoleh sekilas dan tersenyum pada Maira. "Nggak, kok. Siapa yang tegang? Aku cuma fokus sama jalanan saja," bantah Rendi. Ia melihat Maira sebentar, lalu kembali menatap jalanan di depannya."Tapi ekspresinya kaku banget, loh …." protes Maira, perempuan itu kembali menatap k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 54. Fitting Baju Pengantin

    Alfin melirik tak enak pada Mama papanya yang tengah mengawasinya dengan tatapan tajam. Ia menghembus pelan napasnya, kemudian mengangguk pelan. "Oke."Senyum sumringah terbit di bibir Salsa. "Makasih, ya, Mas. Kamu udah mau luangin waktu buat aku," ujarnya. Lalu menoleh ke arah Bu Sofia dan Pak Mahendra yang ikut tersenyum senang."Sudah semestinya Alfin menemani kamu seperti itu, Sa. Itu 'kan untuk keperluan pernikahan kalian berdua," sahut Bu Sofia. Wanita paruh baya itu menoleh pada suaminya. "Iya, 'kan, Pa."Pak Mahendra manggut-manggut. "Benar itu, bahkan dulu Papa rela ditegur atasan demi menemani mamamu yang banyak maunya ini." Pak Mahendra merangkul pundak Bu Sofia dengan mesra. Mereka tertawa renyah kecuali Alfin. Lelaki itu hanya mengulas senyum tipis. Tangannya terasa gatal ingin segera melihat ponselnya. Namun, keberadaan Salsa yang duduk di sisi kanannya membuatnya tak bisa berkutik. Bisa saja Alfin membuka ponselnya, namun ia tak mau gadis di sampingnya itu ikut meliha

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 200. Penyesalan Daniel

    Daniel tak bisa menyembunyikan senyum di bibirnya, saat mendengar papanya menyambut kedatangannya sangat antusias. Pria muda dengan pakaian sederhana itu menunduk lalu berbisik di dekat telinga Tiara. “Itu Kakek. Ayo, Salim dulu sama Kakek,” pintanya, Tiara langsung mengangguk dengan senyum tak pernah pudar dari bibirnya. Gadis kecil itu sedikit berlari menghampiri ranjang pasien, di mana Pak Gunawan tengah menatap mereka dengan wajah berseri-seri.“Siapa namanya, Cantik?” Pak Gunawan meraih wajah Tiara dengan satu tangan. Mata tuanya menatap lekat wajah gadis kecil berkuncir dua itu. “Namaku Tiara, Kek,” balas Tiara dengan wajah polos. Pak Gunawan terkikik mendengar kata sapaan gadis kecil itu padanya. “Apa papamu yang mengajari kamu memanggil Opa dengan sebutan ‘kakek’?” tanya Pak Gunawan, masih menatap wajah cantik cucu pertamanya. Gadis kecil itu mengangguk. “Iya, Kek.” Lalu, Pak Gunawan menatap anak dan menantunya yang berdiri sedikit jauh dari ranjang. Ia juga melihat bagaim

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 199. Pertemuan

    “Tunggu, Daniel!” Suara papanya yang serak dan lemah berhasil membuat langkah Daniel terhenti. “Tidakkah kamu kangen dengan Papa?” tanya Pak Gunawan dengan raut sedihnya.Dia tahu telah bersalah. Tidak seharusnya dia membuang putranya sendiri hanya karena sebuah kesalahan yang sebenarnya masih bisa dimaafkan. Sejatinya, manusia tidak ada yang luput dari dosa, begitu juga dengan Daniel yang pernah berbuat salah. Namun, tuntutan kehormatan yang harus selalu terjaga membuatnya menutup mata saat itu. Daniel menoleh dan tersenyum tipis. “Aku sudah menemukan keluarga baru yang benar-benar menerimaku apa adanya, Pa,” ujarnya. Seolah kembali menegaskan dia sudah tidak butuh pengakuan dari papanya. Pak Gunawan manggut-manggut masih dengan ekspresi sedih. “Syukurlah, Papa senang mendengarnya. Mungkin … sekarang kamu yang malu memiliki seorang Papa narapidana.”Daniel mengangkat bahunya acuh tak acuh. “Itu tidak akan berpengaruh dalam kehidupan keluargaku, Pa.” Sakit, pedih. Lagi-lagi perka

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 198. Bertemu Kembali

    Seberapa besarnya dendam Daniel pada papanya, jika sudah menyinggung tentang kondisi kesehatan sang papa hatinya tersentuh juga. Namun, lagi-lagi egonya kembali menguasai. Bagaimana kalau papanya belum menerima dirinya kembali? Juga … apakah hatinya sudah baik-baik saja?“Kamu benar-benar mau melihat Papa kalau sudah nggak bernyawa?” sengit Adrian, menatap jengkel ke arah Daniel yang berdiri kaku di ambang pintu tanpa ekspresi khawatir sedikitpun.“Mas.” Tania baru saja kembali ke depan setelah mendengar suara Adrian yang cukup keras. Wanita itu meraih lengan Daniel dan mengusap pelan.“Ikut saja, Mas. Kamu beruntung masih memiliki orang tua. Jangan sampai menyesal seperti aku. Aku bahkan tidak sempat membahagiakan orang tuaku hingga ajal mereka menjemput.” Mata Tania berkaca-kaca saat mengatakan hal itu membuat Daniel kembali berpikir.Benar. Yang namanya kehilangan selalu membuat penyesalan yang tiada ujungnya. Daniel mengangguk sementara Adrian melihatnya sudah sangat geram. Masih

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab. 197. Perjuangan Adrian

    Seperti pagi menjelang siang saat itu. Adrian baru saja sampai di gedung rumah sakit. Sedikit berlari pria itu mencari lift yang akan mengantarkannya ke lantai tiga. Di mana ruangan meeting para direksi berada.Melirik sisi lift yang mengkilap bagai kaca. Adrian lalu memperhatikan penampilannya sendiri. Bibirnya mencebik kesal menyadari kemejanya sedikit berantakan di bagian pinggang. “Gini amat ribetnya jadi pemimpin rumah sakit,” gerutunya sambil merapikan kemejanya yang masuk ke bagian celana. Lift berdenting, Adrian segera keluar dan berjalan tergesa menuju ruangan meeting. Dia berhenti sejenak untuk menarik napas sebelum membuka pintu besar yang di dalamnya telah berkumpul beberapa orang penting.“Selamat pagi semuanya,” sapa Adrian begitu kepalanya muncul dari balik pintu dan sapaan itu otomatis membuat seisi ruangan memusatkan perhatian padanya. Adrian tersenyum berwibawa.Seperti biasa beberapa orang yang memang tidak suka padanya akan melirik sinis sambil komat-kamit tidak

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 196. Apakah Sudah Saatnya Berdamai?

    Hampir tujuh tahun sudah berlalu. Rupanya, sakit hati yang telah Pak Gunawan tancapkan di hati Daniel tak pernah memudar sama sekali. Bukan pria itu tak mau mencoba memaafkan, namun ingatannya selalu menolak lupa dengan bagaimana arogannya sang papa ketika itu. Daniel selalu terjebak dalam rasa sakit yang sangat dalam. Keluarganya sendiri yang telah membuatnya kehilangan harga diri hingga hancur. Ia telah kehilangan banyak hal dalam rentang waktu yang berdekatan. Kehilangan keluarga, cinta, juga kepercayaan.Beberapa menit berselang, Tania kembali ke kamar membawa kabar yang cukup mengusik ketenangan dalam sudut hatinya.“Mas, Pak Adrian bilang kondisi Kak Mita semakin parah. Kamu nggak mau melihatnya barang sebentar saja?” Tania mengusap lengannya dengan lembut. Daniel terdiam cukup lama, batinnya sedang berperang. Apakah ini sudah saatnya ia berdamai dengan keluarganya?“Mas, setidaknya bicaralah sendiri sama Pak Adrian. Aku nggak enak kalau kamu menghindar begini,” keluh Tania, la

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 195. Lelah

    Nasib Mita ….“Apa nggak ada cara lain lagi, Dok? Saya nggak mungkin terus menerus meminta Dokter Rendi mengunjungi pasien.” Adrian terduduk lemas di depan dokter kejiwaan yang memiliki paras tenang itu. “Sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.” Dokter itu menatap lawan bicaranya serius. “Berbagai macam obat-obatan telah masuk ke tubuhnya. Saya khawatir kesehatannya semakin menurun. Berat badannya saja sudah turun sebanyak sepuluh kilogram dari awal dia masuk ke sini.”Adrian terdiam menyimak kalimat demi kalimat yang diutarakan oleh dokter. Entah apa yang harus ia lakukan lagi demi menyembuhkan kondisi mental Mita. Pagi itu, Adrian memaksa dokter untuk mengizinkannya masuk ke ruangan Mita di rawat.“Saya izinkan dengan satu syarat.”“Apa, Dok?” “Anda tidak boleh menuntut apa-apa pada pihak rumah sakit jiwa jika terjadi sesuatu yang merugikan Anda sendiri.”“Oke, saya setuju,” sahut Adrian, tanpa berpikir panjang. Ia hanya ingin mendekati Mita lalu mengajak

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 194. Rindu yang Tak Berujung

    Daniel terdiam, ada keraguan dalam hatinya.“Aku pikir kalian pernah ada sesuatu. Tadi aku lihat kamu gugup banget waktu pertama kali Bu Maira mendekat,” ujar Daniel, matanya tidak fokus melihat acara televisi sebab pikirannya sedang berkelana dengan berbagai kemungkinan yang ia yakini sendiri.“Kamu nggak bohong, kan?” Tiba-tiba Daniel memiringkan wajahnya, menatap Tania yang bersandar di bahunya.“Enggak, kok, Mas,” dusta Tania. Daniel manggut-manggut meskipun hatinya merasa ada yang janggal. Bertanya lebih detail pada Tania sepertinya hanya akan membuatnya bertengkar lagi. Daniel diam dan memilih untuk mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi. satu rencana sudah ia susun dalam kepalanya.***“Apa rencanamu selanjutnya, Mas?” Maira bertanya seraya mengusap-usap kepala suaminya yang berada di pangkuannya. Mereka tengah menikmati semilir angin sore di balkon kamar yang di bawahnya ada taman bunga yang berisi koleksi bonsai mahal.“Seperti rencana semula. Setelah ini M

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 193. Berdamai Dengan Masa Lalu

    Meskipun cukup lama tidak berjumpa, Maira merasa pernah mengenal sosok istri Daniel. Pelan-pelan kakinya melangkah mendekati perempuan yang sebagian wajahnya tertutup rambut hitam nan lurus sebahu.Tania beringsut mundur membuat Maira mengerutkan keningnya. “Mbak?” Maira justru semakin mendekatinya. “Nia,” panggil Daniel, memutar tubuh dan mendekati istrinya. “Ini Bu Maira, istrinya Pak Rendi. Pemilik butik ini,” lanjutnya, meraih tangan istrinya dengan sedikit memaksa. Ada rasa tak enak hati ketika istrinya seperti enggan berkenalan dengan Maira.Daniel semakin memepet tubuh istrinya. “Nia, jangan buat aku malu,” bisik Daniel tajam tepat di telinga istrinya. Semakin terdesak, sambil menahan rasa malu dan juga minder luar biasa, Tania akhirnya pasrah mengangkat wajah. Tubuhnya gemetar saat manik matanya langsung beradu pandang dengan Maira. Maira mundur selangkah, menutup mulutnya sendiri, kaget. Matanya membulat, tak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan perempuan yang per

  • Pesona Istri yang Dicampakkan   Bab 192. Bertemu Kembali

    Daniel mencoba berjalan dengan percaya diri walaupun pakaian yang ia kenakan jauh dari merk mahal. Sedikit aneh memang. Di acara cukup besar seperti itu, dia nekat memakai pakaian apa adanya. Undangan dari Rendi yang cukup spesial membuatnya mau tak mau harus menghadiri acara peresmian butik itu. Tak ada pekerja kasar lain yang diundang, hanya dirinya. Mungkin itu karena Rendi telah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Namun sebenarnya, Daniel tak peduli tentang itu. Ia datang ke acara peresmian butik itu lebih karena rasa berterima kasihnya pada Rendi dan Maira. Rencananya, ia akan diangkat menjadi karyawan yang mengurus barang keluar masuk di sana. Ketangkasan Daniel dalam berhitung dan juga kecerdasan berpikirnya membuat Rendi dan Maira tak berpikir lebih banyak untuk memberikan pekerjaan padanya. “Selamat pagi, Pak, Bu.” Daniel sedikit membungkukkan badan ketika tiba di hadapan Rendi dan Maira. Pria itu memasang senyum sewajarnya.Seketika, sekumpulan keluarga besar itu ter

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status