"Maaf Pak Delvan, ada tamu untuk bapak. Mereka sudah menunggu di lobby! " Panggilan dari sekretarisnya membuat Delvan berpikir tentang jadwal pertemuannya dengan rekanan kerjanya yang akan bertemu dengannya dalam beberapa jam ke depan."Ah ya, tunggu sebentar saya akan turun. Tapi ini jadwal pertemuan dengan siapa Din? " Dina yang sudah diwanti-wanti oleh polisi agar tidak menyebutkan profesinya kebingungan.Terdengar suara berisik dari telfon sekretarisnya yang membuat Delvan curiga. Delvan segera mengintip dari cctv diluar ruangannya untuk melihat kondisi disana. Betapa terkejutnya saat Delvan melihat dua orang berseragam polisi mendatangi kantornya."Ah sial..bagaimana bisa polisi itu sudah masuk kantor. Duh gimana ini ? " Delvan sudah terlihat sangat panik saat melihat polisi yang akan menjemputnya. Dia tidak mau dipenjara apalagi dengan tuduhan pembunuhan.Tidak, ini tidak boleh terjadi. Dia harus melarikan diri, sesaat Delvan terdiam memikirkan cara agar bisa keluar dari tempa
Harapan Delvan seketika pupus melihat dua orang berseragam polisi tiba-tiba mendatanginya. Lamunannya seketika buyar, Delvan merasa gugup dan kakinya terasa terpaku ditempat.Polisi itu semakin mendekatinya, namun mereka hanya melintas saja. Sedangkan Delvan benar-benar cemas saat itu, rasa takut membuatnya menahan nafasnya.Tarikan nafas lega saat itu juga terdengar dari Delvan, namun dia masih belum berani berbalik dan masih dalam posisi semula. Begitulah kehidupan Delvan, dia sering merasa takut dan cemas disaat bertemu dengan polisi.Kini tubuh Delvan semakin kurus dan tidak terawat, karena setiap hari dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Rasa takut selalu menghantuinya kemanapun dia pergi. Kadang Delvan ingin sekali pulang ke rumah orangtuanya karena rasa rindu yang sering menderanya.Namun jika dia nekat pulang sudah pasti akan ditangkap dan dijebloskan ke penjara. "Mas, beli buah apel hijaunya dua kilo ya? " Delvan kaget saat mendengar pembelinya berbicara padanya.Dia hanya me
Misya kini telah resmi menjadi istri Darel, namun sayangnya dia tidak ingin melayani Darel dengan baik. Setelah melewati malam pengantin yang membuat tubuh Misya benar-benar kelelahan luar biasa.Darel memang gila, malam itu membuat Misya merasakan badannya remuk. Darel tidak berhenti melakukannya hingga pagi hari. Misya membiarkan hal itu terjadi karena setelah ini jangan harap Darel akan merasakan kebahagiaan.Hari-hari berlalu terasa lambat bagi Misya, namun Darel benar-benar merasa puas telah mendapatkan Misya. Darel tidak pernah menyesal sudah meninggalkan Yuna dan anak-anaknya.Bahkan kini Darel tidak pernah merasa bosan kepada Misya berbanding terbalik saat dia bersama dengan Yuna. Mungkin karena Yuna memang sudah hamil hingga Darel merasa terbatas ruang geraknya."Sayang, aku mau belanja siang ini. Anterin aku ya..banyak yang mau aku beli loh!"Darel mengangguk, entah ini sudah kesekian kalinya Misya meminta untuk mengantarkannya belanja. Sudah berapa banyak uang yang dikelua
Darel benar-benar sudah habis kesabarannya, apalagi Reza sudah terang-terangan menatap istrinya dengan tatapan kagum dan mesum. Akhirnya Darel memaksa Misya untuk segera pulang, selain sudah lelah dia juga sudah tidak tahan dengan tingkah Misya seolah sengaja untuk menggoda Reza.Bagi Darel istrinya kini adalah pelabuhan terakhirnya. Dia tidak mau istrinya diganggu siapapun, apalagi Reza sesama teman bisnisnya. Namun tidak begitu dengan pemikiran Reza, didalam hati Reza justru ada keinginan untuk merebut Misya dari pelukan Darel.Reza tidak peduli dengan status Misya sekarang ini, apalagi Misya baru beberapa minggu menjadi istri Darel. Reza bahkan bisa melihat kalau Misya juga tertarik padanya. Darel benar-benar merasa geram saat tau Reza tidak menyerah begitu saja.Padahal jelas-jelas Reza tau kalau Misya itu istrinya, malah terang-terangan menggodanya di depan matanya. Misya tertawa dalam hati melihat sikap Darel yang marah karena dirinya menanggapi keinginan Reza.Biar Darel merasa
Misya mulai menjalankan rencananya, apalagi kini Darel sedang fokus lagi dengan usahanya. Karena yang Misya dengar Darel sedang berusaha untuk membangkitkan kembali perusahaannya yang sudah berada diujung tanduk.Senyum smirk menghiasi bibir Misya, baru saja dia mendapat chat dari Reza, "Misya, bisakah kita bertemu di hotel XX?" Misya segera membalasnya, "Boleh mas, jam berapa? ""Aku akan minta sopir menjemputmu, tunggu saja dirumah, jam 4 sore kamu harus sudah siap ya! "Misya segera mempersiapkan dirinya dan berdandan cantik agar Reza betah berlama-lama dengannya. Beruntung Reza memiliki wajah yang tampan didukung dengan tubuh yang enak dipandang. Misya juga harus bisa membuat Reza tidak segan-segan mengeluarkan uangnya untuk memanjakan dirinya.***Delvan sudah melarikan diri berbulan-bulan, kini pengawasan polisi padanya tidak lagi gencar seperti dulu. Kini dia berniat ingin mengunjungi kedua orangtuanya.Delvan menggunakan bus untuk bisa sampai ke kota kelahirannya. Dia berharap
Misya mulai menikmati rencananya, setelah sering berkirim pesan dengan Reza kini merekapun bertemu dihotel XX sesuai kesepakatan mereka. Reza yang masih lajang dan senang bermain wanita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Selain Reza tertarik kepada Misya, dia juga ingin menghancurkan usaha Darel. Reza juga tahu kalau Misya hanya memanfaatkan Darel demi kepentingan uang semata. Sedangkan Reza memiliki uang lebih banyak dari pada Darel.Pertemuan mereka berlangsung cukup lama, Reza sengaja mengulur waktu agar Misya tetap menemaninya sampai dia puas. Dari yang awalnya cuma ngobrol kemudian jalan-jalan dan belanja di Mall sampai nonton dan makan.Reza sengaja meluangkan waktunya untuk bertemu dengan Misya, dia ingin mengukir kenangan manis bersama Misya. Reza benar-benar memanjakan Misya saat itu, jelas saja Misya senang karena keinginannya banyak dipenuhi oeh Reza.Sedangkan Darel sedang fokus mengurus masalah perusahaannya, sesekali Darel telfon Misya untuk menanyakan kabar Misya
Darel sudah keluar dari kamar mandi, dia merasa sangat lelah hari ini. Darel kini sedang merenungi nasibnya. Apakah ini karma yang harus diterimanya. Setelah dia meninggalkan Sarah dan tidak menafkahinya sama sekali.Janjinya untuk memberi nafkah untuk anak-anaknyapun diingkarinya. Saat bertemu dengan Sarah dan anak-anaknyapun sebenarnya Darel ingin sekali memeluk mereka. Namun saat melihat seorang laki-laki sedang menggendong balita ditangannya keinginan Darel langsung surut.Sarah sudah bahagia dengan keluarga barunya. Kini dia sedang menikmati karmanya, apalagi jika dia mengingat nasib Yuna dan anak-anaknya juga. Sampai kini dia tidak tahu bagaimana Yuna menghidupi anak-anaknya.Darel sudah tidak lagi memberi Yuna uang, bahkan Darel juga sudah tidak pernah pulang sama sekali. Entah bagaimana kini nasib mereka, namun Darel yakin orangtua Yuna tidak akan lepas tangan begitu saja melihat kesulitan yang dihadapi anak perempuannya.Kini Darel ketemu batunya, Misya tidak bisa diremehkan
"Praaang!! " Pecahan dari piring yang dilempar terberai kemana-mana. Intan menahan tangisannya. Cipto marah karena makannya terganggu oleh tangisan Dini."Hehh, urus anakmu..bisa diam nggak sih. Ganggu orang makan aja, pergi sana!! "Intan langsung pergi menyambar Dini yang sudah terlihat pucat ketakutan. Dia segera keluar membawa Dini sejauh mungkin dari kemarahan Cipto. Dipeluknya erat gadis kecilnya sambil tersedu. Sambil berjalan terseok Intan mencari tempat yang nyaman agar bisa menenangkan diri dan anaknya.Entah kemana Dio dan Dito saat itu, jika mereka ada pasti akan dibawa oleh Intan. Sambil menggendong Dini, Intan masih terus berjalan sampai tiba saat akan menyebrang jalan. Tiba-tiba pandangan Intan langsung gelap."Bruuukk!! " Tubuh Intan terkulai lemas dan Dini terjatuh dari pelukannya. Dini langsung menangis dan menjerit dengan kencang karena ketakutan melihat ibunya jatuh. "Ciiiiittt... Bruukk!!Terdengar suara mobil direm dengan kencang sampai menimbulkan suara berdecit
Kegigihan Irgi mendekati Cristal patut diacungi jempol. Oscar senang melihat adiknya kini mulai merespon kehadiran Irgi. Mendapat sambutan yang cukup baik dari Cristal tentu saja membuat Irgi semakin semangat membuat Cristal jatuh cinta padanya.Akhirnya setelah sekian lama berjuang Irgi mendapatkan apa yang dia inginkan. Cristal menerima cintanya dan mau dijadikan kekasihnya. Bahkan mereka juga akhirnya menjalani hubungan dengan serius.Perjalanan cinta mereka diakhiri dengan pernikahan, rupanya jodoh Cristal akhirnya dengan Irgi. Cristal juga mencoba untuk melepas bayangan masa lalunya. Dia juga tidak akan mengganggu lagi rumah tangga Aldo yang sudah bahagia bersama keluarganya.Sedangkan Arga kini mulai menata hidupnya bersama Lisda meskipun ternyata Lisda mengalami masalah di rahimnya. Bagi Arga tidak menjadi masalah karena dia juga sudah memiliki Nino.Dyara sahabat Arga akhirnya terus hidup bersama Arsya dan Alea putrinya. Dia tidak bisa meninggalkan Alea meskipun tidak mencinta
Ica merasa lega setelah kepergian Cristal, begitu juga dengan Aldo. Sedangkan Cristal pulang dengan wajah ditekuk, dia benar-benar geram karena semua rencananya digagalkan oleh Nino.Cristal tidak menyangka kalau Nino ternyata ada di situ, awalnya Cristal pikir Nino sedang bersama Arga. "Kamu sudah pulang Cristal? " Suara Bariton Oscar terdengar menyapanya. Mata Cristal membelalak melihat Oscar ada di rumah."Sejak kapan kakak ada di sini? " Oscar tersenyum mendengar pertanyaan yang menurutnya aneh dari Cristal. "Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah? Tentu saja aku tidak akan melewatkan momen bahagia adikku! "Cristal terhenyak, tubuhnya langsung luruh di kursi. "Aku ngga tau kak, pernikahanku dengan Aldo sepertinya belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat ini. "Kini Oscar yang melotot tidak terima, "Memangnya kenapa lagi si Aldo itu? Bikin ulah lagi ya. Sekarang apa dia mundur lagi membatalkan pernikahan karena alasan perempuan itu lagi? "Cristal mengangguk tegas, "Aku benci d
Cristal benar-benar terkejut dengan perubahan Aldo. Dia masih shock setelah menerima jawaban dari Aldo. Cristal segera menyambar kunci mobilnya, dia tau pasti ada yang tidak beres dengan pekerjaan paranormal yang dia percaya untuk mengganggu ketenangan keluarga Aldo."Loh Cristal, kamu mau kemana sore-sore begini sebentar lagi mau magrib, pamali anak gadis keluar rumah. Apalagi kamu sebentar lagi mau menikah! " Mama Cristal setengah berteriak untuk melarang anaknya pergi.Tapi Cristal tidak menjawabnya, dia terus melangkah mengabaikan permintaan mamanya. Dia langsung masuk ke mobilnya untuk mendatangi paranormal tersebut. Dia tidak mau Aldo lepas darinya untuk yang kedua kalinya.Kali ini dia tidak akan diam saja. Dia ingin kembali membuat Aldo tergila-gila padanya. Namun sesampainya di sana yang terlihat adalah bendera kuning di ujung gang tempat tinggal paranormal itu.Cristal melihat anak paranormal yang pernah dikenalkan padanya sedang sibuk mengeluarkan kursi bersama seorang tet
Ica menatap tajam suaminya, dia ingin mendengar jawaban Aldo. Baginya tiada maaf jika berurusan dengan pengkhianatan. "Maafkan aku sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi."Ica tersenyum sinis, "Aku hanya memberikan kesempatan satu kali saja mas. Jika mas tidak memanfaatkan kesempatan itu maka aku yang akan mundur." Kata-kata tegas Ica membuat Aldo tersentak."Sayang, apa maksudmu? Kita sudah memiliki dua anak lalu kamu akan meninggalkan aku? " Ica terkekeh pelan, "Kamu pikir aku tidak berani melakukannya mas, bagiku seorang laki-laki yang sudah berselingkuh dia tidak akan melakukannya hanya sekali, jika dia memiliki kesempatan pasti dia akan melakukannya lagi."Aldo lagi-lagi terhenyak, "Aku sendiri bingung sayang, kenapa aku melakukannya. Padahal aku sangat mencintaimu. " Kini Ica yang curiga dengan kata-kata Aldo. "Apa maksudmu mas? "Aldo kini terlihat bingung, " Aku tidak mencintai Cristal dari dulu. Tapi sekarang aku bingung karena mulai ingin didekatnya terus. Sampai akhirnya
Kania mulai disibukkan dengan acara pernikahan ayahnya dengan ibu Suci. Dia mulai bisa menerima Edy kembali secara perlahan. Meskipun belum bisa sepenuhnya namun Kania berusaha demi Ghania.Tidak disangka Feri juga akhirnya bisa menerima kenyataan kalau Kania sekarang sudah menjadi istri Edy dan kembali bersatu setelah rumah tangga mereka sempat diganggu oleh Arum.Kini Arum dan Pardi harus menjalani hukuman mereka karena perbuatan mereka sendiri. Sedangkan Arga masih mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Lisda agar tidak bercerai kembali.Nino hanya bisa mendukung keputusan ayahnya. Dia juga tidak mau ikut campur karena khawatir ayahnya terluka lagi. Meskipun akhirnya Lisda kembali ke rumah namun dia masih curiga dengan hubungan Arga dengan Mona.Hingga suatu saat Lisda bertemu dengan Mona yang sedang menggandeng laki-laki lain di sebuah restoran saat dia sedang makan dengan Nino. Netranya menatap lekat ke arah Mona, hingga Nino curiga dengan pandangan ibu sambungnya.Nino hany
Edy menatap lekat wajah Kania, berkali-kali dia mengutuk dirinya. Bagaimana bisa dia mengkhianati rumah tangganya hanya demi seorang Arum?"Kania, maafkan aku? Maaf kalau selama ini aku menyakitimu dengan menikahi Arum. Maaf karena aku sudah mengabaikanmu dan Ghania. Bolehkah aku memintamu dengan sangat agar kita bisa kembali lagi bersama seperti dulu? "Kania hanya menatap Edy dengan keraguan. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena semua ini mungkin takdir yang harus kujalani. Meskipun aku tak mau tapi aku harus menerimanya. Aku masih belum bisa memberikan jawaban atas permintaanmu, karena hatiku masih belum sembuh mas! "Edy hanya termangu mendengar jawaban dari Kania. Tutur kata yang disampaikan Kania benar-benar menyentuh hatinya yang terdalam, bahkan dia merasa seperti ditampar oleh kenyataan. Kali ini dia harus menerima keputusan Kania, meskipun hatinya tidak rela.Demi menyatukan kembali keutuhan rumah tangganya, Edy lagi-lagi harus menekan egonya. Dia tidak mau dijauhi oleh K
Kania terlihat melirik sinis ke arah Edy. Sedangkan Edy benar-benar tidak menyangka kalau Arum yang selama ini selalu menunjukkan dirinya lemah dan tidak berdaya ternyata sekejam itu pada Kania.Arum benar-benar tidak bisa lagi berpura-pura selalu menjadi korban Kania. Selama ini Edy percaya kalau dia adalah orang yang selalu teraniaya oleh keluarga Broto. Kini dia melihat sendiri kenyataan di depan matanya."Maafkan aku Kania, maafkan karena selama ini mataku tidak bisa melihat kebenaran." Arum yang tadinya sudah menyangka kalau Edy akan memilihnya dari pada Kania, kini menunggu dengan dada berdebar penuh kecemasan."Hari ini aku sudah mendengar dan melihat permasalahannya. Aku hanya bisa berharap kamu memaafkan kebodohanku selama ini yang mau saja percaya dengan semua yang dikatakan Arum padaku. "Kedua mata Arum kini membola, dia yang awalnya sangat percaya diri kalau Edy akan memilihnya kini mulai kebingungan. Dihadapan Kania dan mertuanya Subroto akhirnya Edy menjatuhkan talak un
Pardi mulai tidak nyaman hidupnya, tatapan sinis menantunya kini dia dapatkan tanpa ampun. "Sebenarnya apa sih yang ada di otak ayah saat itu? Apakah ayah tidak memikirkan reputasi pekerjaanku? " Edy benar-benar geram mengetahui perbuatan ayah Arum yang membuatnya malu di kantor. "Edy, lihat mertuamu? Apa kamu sedang menuai apa yang kamu tanam Ed?" Rio meledeknya saat mereka bertemu kembali di tempat mereka biasa berkumpul. Edy merasa malu dan tidak punya muka untuk bertemu dengan teman-teman satu kantornya juga mereka yang tinggal didekat rumahnya. Pardi hanya terdiam mendengar pertanyaan Edy menantunya. Dia merasa bersalah telah mencoreng nama baik menantunya, bahkan Edy tidak sudi untuk membantunya mengeluarkan dirinya dari penjara. Dan akhirnya berita itu juga sampai ke telinga Arum. Bahkan Arum yang awalnya tidak percaya, kini ayahnya sudah ditemuinya di penjara membuat dia harus menerima kenyataan menyakitkan ini. "Ayah, ternyata ada sisi lain didiri ayah yang tidak pernah
Arga masih bingung menghadapi sikap Lisda yang menurutnya terlalu berlebihan. Apakah ini dikarenakan dia belum juga memiliki momongan setelah menikah dengannya? Mungkin dia khawatir dengan kondisi tubuhnya yang sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ke arah itu.Nino memperhatikan ayahnya yang sedang nonton TV tapi terlihat tidak fokus. Nino sebenarnya tidak mau mengganggu ayahnya, tapi karena rasa penasarannya yang tinggi akhirnya dia memberanikan diri menegur ayahnya."Apa ayah menyesal membiarkan mama Lisda pergi dari rumah?" Terlihat tatapan menyelidik dari Nino kepadanya, membuat dia jadi kikuk. "Ngga, ayah ngga mikirin itu. Memangnya kenapa No?""Nino ngga suka liat mama Lisda merajuk kaya gitu. Padahal kan, seharusnya itu tidak perlu terjadi. Dan semuanya bisa dibicarakan tanpa perlu menggunakan drama seperti tadi. "Arga hanya tersenyum menanggapi kata-kata Nino, dia tidak bisa menjelaskannya untuk saat ini. Dia hanya tidak ingin mengalami kegagalan kembali dalam rumah ta