Share

Bab 32

Author: Danastri
Frenny berusaha melepaskan diri. "Belum."

Lionel berkata, "Kalau begitu, putuskan sekarang."

Suara Frenny menjadi dingin. "Ini ancaman atau bujukan? Lionel, jangan anggap aku bodoh."

Sebelum Lionel sempat menjawab, terdengar suara Fergus dari dalam ruangan. "Kalian kalau mau pamer kemesraan, pergi jauh sedikit. Jangan mengganggu kakek tua yang sebatang kara ini."

Suasana menjadi hening untuk beberapa saat.

Lionel menunduk menatap Frenny, lalu menggenggam tangannya dan menariknya ke mobil. "Aku antar kamu ke rumah Paman Dennis."

Setelah masuk ke mobil, Frenny baru sadar ini adalah mobil Maybach hitam, yang mereka pakai selama 2 tahun awal pernikahan.

Saat itu, mereka hidup saling bergantung, hanya ada mereka berdua. Banyak kenangan yang sangat membekas.

Frenny tersenyum tipis. Demi tujuannya, Lionel memang rela melakukan apa pun.

Dia mengenakan sabuk pengaman dan berkata dengan suara tenang, "Jangan kira aku akan berubah pikiran cuma karena bantuanmu untuk urus masalah Nenek."

Lionel me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 33

    Frenny tidak terlihat sombong. Dia turun dari dipan empuk, menuangkan segelas air hangat untuk Lionel, lalu duduk di tepi ranjang bambu dan menyerahkannya kepadanya.Dengan nada datar, dia berkata, "Kamu sudah tidur 2 jam. Sekarang hampir jam empat sore.""Kamu buru-buru? Ada janji?" Lionel menerima gelas itu, tetapi malah meletakkannya di meja samping ranjang. Setelah itu, Frenny langsung ditarik ke dalam pelukannya. Tubuh mereka pun bersentuhan erat hanya dipisahkan oleh mantel wol tipis.Tubuh Lionel kekar dan panas, membuat Frenny tidak nyaman dan berseru pelan, "Lepaskan aku!"Namun, dengan kelembutan di pelukannya, mana mungkin Lionel mau melepaskan? Dia berbisik di dekat telinga Frenny, suaranya serak dan menggoda karena pengaruh alkohol, "Jadi ... gimana pertimbanganmu soal kita? Hm?"Frenny tidak ingin membahasnya, tetapi Lionel terus mendesak.Lionel mencium tanpa henti. Wajahnya merah karena alkohol, dagunya terangkat, auranya sungguh menggoda. Tangannya membelai pinggang ra

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 34

    Pukul delapan malam, Frenny dan Lionel kembali ke Vila Imperium. Sudah beberapa hari berlalu, semuanya terasa berbeda.Para pembantu di vila itu memang selalu menyukai Frenny. Begitu tahu nyonya mereka kembali, mereka berbaris rapi di pintu depan dan menyambut dengan wajah gembira." Akhirnya Nyonya pulang. "" Selamat, Tuan dan Nyonya sudah baikan. "" Tuan dan Nyonya mau makan bersama? Makanan sudah dihidangkan. "....Frenny tersenyum tipis, tampak letih. Lionel merangkul istrinya dengan lembut, berperan seperti suami yang penuh perhatian. Dia berkata kepada para pembantu, "Frenny mau istirahat. Makan malam nanti, sejam lagi."Begitu para pembantu pergi, Lionel menunduk menatap Frenny sambil bertanya dengan suara lembut, "Kamu capek? Mau mandi dulu?"Frenny mengangguk singkat, sikapnya tetap dingin. Lionel biasanya mudah marah, tetapi malam ini dia menahan emosinya sepenuhnya.....Di lantai dua, kamar utama, Frenny memandangi sekeliling.Semua barang yang dulu pernah dia hancurkan,

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 35

    Sudah lama sekali sejak terakhir kali Frenny memeluknya dengan sukarela.Lionel menunduk, bulu matanya yang panjang dan tebal bergetar, mengisyaratkan sesuatu yang sulit dijelaskan oleh seorang pria.Setengah jam kemudian, mobil Lionel berhenti di depan sebuah apartemen mewah. Natasha sudah pindah dari vila itu dan kini tinggal di apartemen seluas 260 meter persegi ini.Kehidupannya sangat santai. Dia datang ke Grup Rahayu hanya untuk absen, lalu selebihnya sibuk merawat diri dan berbelanja. Ini adalah kehidupan seorang wanita simpanan yang khas.Reyna sudah menunggu. Begitu mobil Lionel berhenti, Reyna segera membukakan pintu. Lionel keluar dengan dahi agak berkerut. "Dia ribut soal apa lagi?"Reyna menghela napas dan tersenyum tak berdaya. "Karena Pak Lionel nggak angkat teleponnya, dia mogok makan dan sembarangan melempar barang. Orang tuanya pun nggak bisa menahannya."Langkah kaki Lionel terhenti. "Dokter nggak bisa tangani? Kasih infus saja atau paksa makan."Reyna merasa bimbang

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 36

    Larut malam, Lionel kembali ke Vila Imperium. Setelah mobilnya berhenti, dia mendongak menatap ke arah kamar tidur utama di lantai 2. Lampu sudah padam.Lionel memandangi kegelapan itu sejenak, lalu melepaskan sabuk pengaman dan turun dari mobil.Salah satu pembantu yang berjaga malam menghampirinya, tampak agak terkejut. "Tuan sudah pulang? Nyonya baru saja tidur. Tuan ingin dibuatkan camilan malam?"Lionel menjawab singkat, "Buatkan semangkuk mie kuah."Pembantu itu senang melihat majikannya pulang, dalam hatinya dia merasa senang untuk Frenny. Dia bergegas ke dapur.Lionel melepas mantel dan melemparkannya sembarangan ke sandaran sofa. Sambil menunggu mie dimasak, dia mengeluarkan ponsel untuk menyelesaikan beberapa urusan kerja yang sederhana. Tak lama kemudian, dia malah membuka galeri foto.Saat pembantu membawakan semangkuk mie, dia tak kuasa melirik layar ponsel Lionel. Sambil tersenyum, dia memuji, "Sekarang Nyonya lebih cantik dari dulu."Lionel tersenyum tipis. "Masa?"Pemba

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 37

    Di dalam kamar mandi, Frenny menyiram wajahnya dengan air dingin, mencoba menurunkan suhu tubuhnya yang terlalu panas.Beberapa saat kemudian, dia terpaku menatap cermin. Wanita dalam pantulan itu terasa begitu asing. Rambut hitamnya berantakan, kulitnya putih bersih, dan bibir merahnya tampak sedikit bengkak karena terlalu lama dicium pria itu ....Frenny mengangkat tangan, menyentuh pipinya pelan. Apakah itu dirinya?Setelahnya, kehidupan setelah kembali di Vila Imperium ternyata tidak seburuk yang dia bayangkan.Dia mendapatkan uang 1 triliun yang dijanjikan oleh Lionel, ditambah 5% saham di Grup Rahayu. Keputusan Lionel itu sempat menggemparkan Keluarga Pramudya, bahkan Irsyad dan istrinya pun tidak habis pikir.Namun, semua itu ditanggung oleh Lionel. Lionel memperlakukannya dengan sangat baik, benar-benar terlalu baik. Dia juga tidak tergesa-gesa untuk menyentuh Frenny, seolah-olah memberinya waktu untuk beradaptasi.Lionel sering menelepon, mengajaknya makan malam. Kadang-kadang

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 38

    Reyna sangat tahu diri. Dia segera membawa tim penata rias keluar dari ruangan. Kini, di dalam kamar yang luas itu, hanya tersisa Lionel dan Frenny.Pria itu membalikkan tubuh istrinya, telapak tangannya menempel di pipi halus milik Frenny dan membelainya perlahan. Ini adalah pertama kalinya dia menatap wajah istrinya dengan begitu saksama."Kamu kedinginan nggak?"Tatapan Lionel gelap dan dalam, penuh pesona maskulin yang tidak bisa disembunyikan.Frenny tersenyum lembut. "Aku bisa pakai mantel nanti."Lionel belum mau melepaskannya. Tangannya berpindah ke pinggang Frenny, menyusuri lekuk gaun yang dia kenakan.Malam ini, Frenny memang terlihat terlalu memukau. Lionel bahkan tidak ingin membiarkannya keluar dan dilihat oleh orang lain, terutama pria lain.Frenny sudah kembali selama seminggu, tetapi mereka belum benar-benar "bersatu". Lionel sudah menahan diri terlalu lama dan sekarang hasratnya mulai tak tertahan.Namun, Frenny tidak mau. Dia mendongak sedikit, memejamkan mata, dan b

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 39

    Natasha hendak melangkah maju, tetapi Messie segera menarik lengannya.Dengan suara rendah, Messie memperingatkan, "Ini bukan tempatmu untuk bersaing soal cinta, Natasha. Kamu harus tahu tempat dan waktu."Natasha tertegun. Matanya mulai berkaca-kaca. Dia begitu ingin mendapat perhatian dari Lionel, tetapi pria itu sama sekali tidak menoleh ke arahnya.Lionel hanya menggandeng istrinya, lalu menyapa Baim dan Cantika dengan sopan, "Pak Baim, Bu Cantika."Baim yang usianya sudah lebih dari 50 tahun tetap terlihat berwibawa dan berkelas. Dia berucap, "Kamu pria yang sangat beruntung, Lionel."Istri yang memesona adalah kebanggaan seorang suami. Bahkan, Lionel pun tak bisa menahan diri untuk memandangi istrinya dan tersenyum tipis.Cantika menarik tangan Frenny dan berkata dengan sangat akrab, "Aku sudah dengar kabar kalian balikan. Aku benar-benar ikut senang. Tapi, aku takut ganggu, jadi belum sempat mencarimu."Baim merangkul istrinya sambil tertawa hangat. "Mereka baru balikan, jadi ma

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 40

    Frenny masuk, membuat Harvey dan Cantika sama-sama terkejut.Melihat pemandangan ini, siapa pun pasti bisa menebak bahwa ada masa lalu di antara keduanya.Angin malam berembus kencang dan terasa panas. Embusannya mengibaskan ujung rambut Harvey dan menyapu gaun mewah Cantika, hingga bagian ujung kain halus dari sutra menempel lembut di lengan Frenny. Ini sutra berkualitas tinggi.Suasana hening sejenak. Kemudian, Cantika berkata dengan canggung, "Aku kurang enak badan. Frenny, bisa bawa aku masuk untuk istirahat sebentar?"Frenny mengangguk dan tersenyum. "Tujuanku memang itu. Dari tadi aku khawatir dengan kondisi tubuhmu."Ucapan itu membuat hati Cantika menghangat. Dia menepuk punggung tangan Frenny dengan lembut. "Kalau ada kamu, hatiku jadi lebih tenang."Frenny tersenyum tipis, lalu memapah Cantika masuk.Di belakang mereka, Harvey memandangi sosok kekasih lamanya yang perlahan menjauh. Dia sadar, entah kapan lagi mereka bisa mengobrol seperti tadi. Rasa sedih menyeruak, membuatny

Latest chapter

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 50

    Di ruang presdir Grup Rahayu.Lionel bersandar di kursi kulit, tengah menganalisis dirinya sendiri dengan serius.Segala hal yang dia lakukan, semua demi menjaga kestabilan pernikahannya, demi seorang pewaris yang sah. Dia tidak membenci Frenny, bahkan sedikit menyukainya.Setidaknya dalam urusan itu, belakangan ini mereka cukup kompak. Pria memang makhluk penuh hasrat. Jika nafsu mereka terpenuhi di ranjang, mereka akan menjadi lebih murah hati.Lionel bersedia memperlakukan Frenny dengan baik, membiarkannya menikmati segala keuntungan dari sebuah pernikahan, memberi ilusi cinta kalau memang itu yang diinginkan Frenny.Namun, semua itu tidak ada hubungannya dengan cinta. Lionel tetap tidak mencintai Frenny.Saat dia tenggelam dalam pikirannya, Reyna mengetuk pintu dan masuk. "Pak Lionel, ada telepon dari Jenewa."Lionel menerima ponselnya, mengangguk ringan. "Kamu keluar dulu."Reyna kembali ke ruang sekretaris sambil berpikir dalam hati, 'Telepon dari Jenewa selalu datang seminggu se

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 49

    Lionel menghampiri Frenny, sorot matanya dalam. "Kenapa kamu ke sini?"Frenny mengangkat tas dokumennya. "Bukan buat kencan."Tatapan Lionel semakin suram. Dia mengajak istrinya, "Temani aku makan sedikit lagi ya?"Frenny tidak memberi muka. Dia bahkan tidak melirik ke arah Molly, hanya berkata dengan suara datar, "Aku sudah kenyang. Lionel, kalian lanjutkan urusan kalian. Aku pulang dulu."Detik berikutnya, Lionel meraih pergelangan tangannya. Dengan alis berkerut, dia memanggil, "Frenny."Frenny hanya tersenyum tipis, memandang Lionel sambil berkata, "Bukankah kalian sedang bicara soal kerja sama? Aku nggak seposesif itu, apalagi kita cuma pasangan kontrak, 'kan? Kalau waktunya habis, kita bubar. Kamu mau sama siapa, itu bukan urusanku."Alis Lionel berkerut semakin dalam. Tentu saja dia tahu Frenny merajuk. Namun, karena dia merasa tersinggung, dia pun tidak memiliki kesabaran untuk membujuk dan langsung membiarkannya pergi.Frenny juga tidak menunjukkan sedikit pun rasa menyesal. D

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 48

    "Istriku sangat baik, dia adalah wanita yang luar biasa. Tapi, aku nggak mencintainya.""Aku yakin, aku nggak punya perasaan cinta sebagai pria kepada wanita terhadapnya. Aku berhubungan intim dengannya hanya karena ingin punya ahli waris yang sah.""Tapi, entah kenapa aku seperti kecanduan. Padahal sebelumnya, aku ini pria yang selalu bisa menahan diri."Lionel benar-benar bingung.Beberapa saat kemudian setelah evaluasi, dokter berkata, "Pak Lionel, yang pertama-tama harus kamu pastikan adalah apa kamu benar-benar nggak mencintai istrimu? Perasaan antara pria dan wanita itu sangat sulit dipahami, bukan hal yang sepenuhnya subjektif maupun objektif."Lionel mengerutkan kening, menolak untuk berpikir ke arah sana. Karena di masa mudanya, dia pernah mencintai seseorang. Dia tahu betul seperti apa rasanya jatuh cinta.Setelah sesi konsultasi berakhir, Lionel mengancingkan jasnya dan keluar dari ruang konsultasi.Di luar, Reyna menunggu di depan pintu. Saat melihatnya keluar, Reyna bertan

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 47

    Frenny sedang sakit, jadi tentu tidak mungkin melakukan hubungan suami istri. Dia kembali ke ranjang untuk beristirahat.Dari arah kamar mandi, terdengar suara gemercik air. Lionel sedang mandi. Suara air itu menenangkan, membuat Frenny mengantuk. Tanpa sadar, Frenny pun tertidur.Dalam mimpinya, Lionel masih saja terus mengganggunya, tidak mau melepaskannya. Saat terbangun lagi, waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.Di kamar hanya ada satu lampu baca yang menyala. Lionel bersandar di ujung ranjang, sedang membaca dokumen penting.Penampilannya memang luar biasa. Bahkan hanya dengan jubah mandi putih, dia tetap tampak memukau. Frenny sekalipun tidak bisa menahan diri untuk menatapnya beberapa kali.Gerakan kecil dari tempat tidur membuat Lionel menoleh. Dia menatap Frenny sambil bertanya pelan, "Sudah bangun?"Frenny mengangguk. "Sekarang jam berapa?"Lionel meletakkan dokumen di tangan, lalu membaringkan setengah badannya dan merangkul pundak istrinya. Suaranya terdengar lembut d

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 46

    Tak lama kemudian, Lionel membuka pintu kamar utama.Kamar itu tenang dan sunyi. Di udara tercium samar aroma feminin. Saat melangkah lebih dalam, dia melihat Frenny terbaring di ranjang. Tampaknya sedang tertidur.Lionel berjalan mendekat, lalu berlutut di sisi ranjang. Dia menyibakkan helaian rambut dari wajah Frenny dan menyentuh keningnya. Masih panas.Frenny terbangun, demam membuatnya tampak linglung. Tatapannya bertemu mata Lionel. Suara lembut keluar dari bibirnya. "Kamu sudah pulang?"Jantung Lionel berdebar-debar. Dia mengelus lembut wajah istrinya dan menjawab pelan, "Aku sudah minta mereka bawakan bubur ke atas. Makan sedikit, baru tidur lagi. Badanmu masih nggak enak ya?"Saat menyentuhnya, Lionel seperti mengelus anak anjing kecil. Frenny merasa sedikit canggung. Dia mengangkat tangan dan menyentuh kening Lionel. Pria ini tidak demam.Lionel terkekeh-kekeh, merasa kesal sekaligus geli. "Salah ya kalau aku perhatian? Dulu kamu selalu bilang aku kurang peka."Frenny bersand

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 45

    Di ruang rapat, Lionel sedang memimpin rapat pagi saat Reyna masuk sambil membawa ponselnya. Lionel mengangkat alis, sedikit terkejut, lalu mengambil ponsel itu.Suara dari seberang adalah suara asisten rumah tangganya. "Tuan, Nyonya sakit. Demamnya sudah sampai 39 derajat, aku khawatir Nyonya nggak kuat."Meskipun agak dramatis, pesannya cukup jelas.Lionel hendak bicara, tetapi menyadari para eksekutif di ruang rapat sedang memandangnya, dia tersenyum ringan. "Frenny sakit. Dia telepon cuma buat manja-manja, suruh aku pulang cepat."Para eksekutif terdiam. Kalau bukan karena mereka tahu betapa parahnya pertengkaran Lionel dengan Frenny sebelumnya, mereka mungkin akan percaya.Setelah pamer kemesraan, Lionel berpesan kepada pembantu untuk menjaga Frenny baik-baik dan berjanji akan pulang lebih cepat. Tutur katanya penuh perhatian, seolah-olah dirinya adalah suami ideal.Setelah menutup telepon, Lionel lanjut memimpin rapat. Hal pertama yang diumumkan adalah Natasha dikeluarkan dari Pr

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 44

    Lionel menyalakan sebatang rokok, lalu melangkah masuk ke ruang VIP di rumah sakit. Kebetulan saat itu, Dennis sedang melakukan konsultasi di sana.Melihat Lionel datang, Dennis menyapa dengan senyum tenang. "Lionel, kamu juga datang. Rencana operasinya sudah hampir beres, tinggal menentukan tanggal operasinya saja."Kondisi tubuh Tabita belum cukup kuat, jadi masih perlu pemulihan. Akhirnya, Dennis menetapkan operasi akan dilakukan dua minggu lagi. Frenny pun merasa lega.Dennis juga mengundang seorang teman lamanya. Lionel pun mengantar mereka sampai ke tempat parkir.Sepanjang jalan, Dennis terus memuji Frenny. Sebelum pergi, dia menepuk pundak Lionel sambil berpesan, "Perlakukan dia baik-baik. Dia gadis yang baik, aku bisa lihat itu. Kalau kamu lepasin dia, belum tentu dapat yang sebaik ini lagi."Lionel tersenyum tipis dan membukakan pintu mobil untuk Dennis. "Tenang saja, Paman Dennis."Dennis tertawa dan masuk ke mobil. Tak lama kemudian, mobil mewah itu perlahan melaju dan mele

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 43

    Lionel berbaring di atas ranjang, tatapannya dalam dan kelam. Tak lama kemudian, dia juga turun dan masuk ke kamar mandi. Frenny sedang mencuci muka.Pria itu memeluk pinggang rampingnya dari belakang, dagunya bertumpu di bahu sang istri. Suaranya rendah dan serak. "Tunggu dua tahun lagi ya? Setelah aku 30 tahun, kita baru punya anak. Kamu 'kan selalu bilang ingin melakukan sesuatu."Frenny mengangkat kepala, menatap wajah tampan Lionel di cermin, seolah-olah sedang melihat orang asing.Setelah hening beberapa saat, Frenny tersenyum tipis. "Lionel, trik apa lagi yang kamu mainkan?"Ucapan itu menohok. Hati Lionel terasa sakit. Dia tidak menjawab, hanya langsung mengangkat tubuh Frenny, menggendongnya sampai ke depan jendela besar kamar. Di bawah cahaya matahari pagi, dia terus mencium Frenny ....Tirai putih melambai ringan ditiup angin pagi. Tubuh wanita itu lembut dan halus bagaikan sutra.....Menjelang siang, pasangan suami istri itu baru keluar dari kamar. Frenny masih harus menje

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 42

    Di luar dugaan, Lionel berhenti bergerak. Dia menunduk menatap Frenny yang berada dalam pelukannya. Jakunnya bergerak naik turun, menunjukkan betapa berusaha dia menahan diri.Beberapa saat kemudian, Lionel bangkit dari tubuhnya. Bisa dibilang, dia melepaskan wanita itu malam ini. Dengan ekspresi datar, Lionel berkata, "Mandi sana."Ketika Frenny bangkit, kedua kakinya terasa lemas dan gemetar. Saat tertatih-tatih menuju kamar mandi, dia bahkan terkejut melihat bayangannya sendiri di cermin, terlalu berantakan dan kacau.Di kamar tidur, Lionel membalikkan tubuh. Setelah menarik napas beberapa kali, dia meraih laci di samping tempat tidur, mengambil sebungkus rokok, lalu meletakkan sebatang rokok di bibirnya.Kemudian, dia berjalan ke depan jendela besar di ruang tamu untuk duduk, membuka sedikit celah, dan berdiri di sana sambil perlahan mengisap rokoknya.Cahaya lampu kekuningan menyinari wajah Lionel. Bagian wajah yang terkena cahaya terlihat bersih, sementara kelopak matanya membent

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status