Share

Bab 22

Author: Danastri
Frenny tidak ingin berhadapan dengannya, jadi dia berdalih ke kamar mandi. Faktanya, dia hanya bersandar di dinding, melamun dalam diam, menunggu Lionel cukup tahu diri untuk pergi.

Sekitar 10 menit kemudian, pintu kamar mandi berderit. Cahaya putih menyinari masuk dari celah pintu yang terbuka. Sesaat kemudian, Lionel berjalan masuk.

Dalam ruang yang remang-remang, hanya ada mereka berdua, suami istri.

Frenny tidak menatapnya dan menolak berkomunikasi.

Lionel melangkah mendekat. Bayangan tubuhnya yang tinggi menutupi Frenny. Dia mengulurkan tangan, menyentuh lembut wajah Frenny. Suaranya parau dan lembut. "Masih sakit?"

Frenny langsung memalingkan wajah. Dia sangat muak dengan sentuhan ini dan menunjukkannya dengan jelas.

Namun, Lionel bukan pria yang mudah diusir. Dia menahan Frenny. Satu tangannya mencubit dagu wanita itu dengan lembut sambil mengelus wajahnya, seolah-olah sangat menghargainya. Faktanya, di mata Frenny, semua ini sungguh ironis.

Frenny ingin menepis tangannya, tetap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 23

    Frenny meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah. Lionel mengikuti dari belakang.Saat Frenny memarkirkan mobilnya, dia melihat Lionel sudah berdiri di luar mobil. Mobil pria itu lebih dulu berhenti di bawah pohon payung.Begitu Frenny turun, Lionel mengadangnya. "Kita perlu bicara."Frenny menghindar dan berjalan menuju lift. "Lionel, nggak ada yang perlu dibicarakan. Sampai ketemu di pengadilan."Dia naik ke atas, tetapi Lionel tetap mengejarnya. Frenny tidak membiarkannya masuk. Begitu menutup pintu, Frenny bersandar pada pintu. Lionel adalah cinta masa mudanya. Faktanya, melepaskan dirinya dari pria itu sangat menyakitkan ....Setelah menenangkan diri, Frenny mengambil pakaian untuk mandi, bersiap untuk beristirahat. Apakah Lionel sudah pergi atau belum, dia sudah tidak peduli lagi.Malam semakin larut. Lampu-lampu di jendela perlahan padam satu per satu. Di mobil hitam yang terparkir di lantai bawah, lampu di dalam menyala samar. Seorang pria berpakaian serba hitam duduk tegap

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 24

    Seminggu kemudian, Frenny akhirnya mendapatkan toko itu. Karena lokasinya strategis dan harganya bagus, dia langsung menandatangani kontrak 5 tahun. Frenny menulis cek dan menyerahkannya kepada pemilik toko.Di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik, kontrak 5 tahun jelas membuat si pemilik sangat senang. Namun, karena ada urusan, si pemilik pun pamit lebih dulu.Frenny duduk sendirian, menghabiskan kopi yang tersisa. Ini adalah kebiasaan yang sudah dipeliharanya selama bertahun-tahun.Tiba-tiba, suara manis terdengar di telinganya. "Kak Frenny!"Frenny sedikit terkejut. Ternyata itu Nadya, adik Hardika. Nadya masih kuliah. Biasanya hubungan mereka tidak terlalu dekat, tetapi hari ini gadis itu tampak sangat antusias. Dia langsung memeluk lengan Frenny, menempel manja sambil mengobrol akrab.Gadis muda ini ceria dan manis, sampai sifat dingin Frenny pun luluh sedikit. Dia pun memanggil pelayan dan memesankan 2 porsi dessert untuk Nadya.Tak lama kemudian, makanan datang. Nadya menikma

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 25

    "Istri Lionel diam-diam merayakan ulang tahun pria lain.""Lionel sendiri yang menangkap basah.""Tapi, Lionel nggak cinta Frenny. Nggak mungkin terjadi keributan."Orang-orang berbisik-bisik.Lionel bersandar di sofa pojok, mengenakan pakaian serba hitam, seolah-olah menyatu dengan kegelapan.Meskipun berada dalam suasana seperti ini, aura bangsawan tetap terpancar dari dirinya. Dia tenang, seperti dewa yang berdiri di puncak dunia.Tatapan Lionel dalam dan menusuk, tertuju ke arah pintu, ke arah Frenny. Jelas sekali, Frenny berdandan sebelum datang.Gaun sutra berwarna abu dan biru membalut pinggang rampingnya, lehernya dihiasi kalung mutiara putih yang panjang, telinganya dihiasi anting rumbai berlian. Dia juga membawa tas dan memakai jam tangan dengan warna senada.Penampilannya anggun sekaligus memesona. Entah sejak kapan, Frenny telah berubah. Dia berubah menjadi wanita penuh pesona. Setiap gerak-geriknya menggoda pandangan para pria, termasuk Lionel. Namun, Lionel merasa semua i

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 26

    Di sudut ruangan, Lionel sedikit mencondongkan badan ke depan, mematikan rokok yang tersisa setengah dengan tenang.Wajah sampingnya tampak sempurna, jemarinya panjang dan indah. Gerakan sesederhana itu pun tetap menyenangkan untuk dilihat. Dia berdiri, lalu melangkah ke arah mereka. Tangan kirinya perlahan menyentuh bahu Frenny saat berucap, "Frenny, ayo pulang."Seluruh ruangan langsung sunyi senyap. Tak ada yang menyangka Lionel akan bertindak seperti ini. Bukankah selama ini dia tidak peduli pada Frenny?Lagi pula, Hardika tahu batas. Dia hanya mengucapkan beberapa kalimat yang terkesan ambigu dan bukan merebut perempuan yang Lionel cintai. Apa perlu reaksinya sebesar ini?Saat dulu dengan wanita itu, Lionel bahkan tidak melindunginya sampai seperti ini. Sepertinya memang berbeda kalau yang satu punya surat nikah!Semua orang berpikir, jika Lionel sudah selembut ini, Frenny pasti akan menurut dan ikut pulang. Kemudian, dia akan kembali menjadi istri yang baik, menutup mata dan teli

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 27

    Hari itu, untuk pertama kalinya, Hardika ingin memeluk seorang perempuan. Bukan karena cinta. Dia hanya ingin memeluknya, menyeka air matanya, mencium bibirnya yang gemetar.Dalam keheningan yang mencekam, Hardika kembali bertanya, "Kenapa kamu ingin bercerai?"Di ambang pintu, Lionel membalikkan tubuhnya bersama Frenny. Dia menatap sahabatnya dengan tatapan dingin, suaranya begitu menusuk. "Hardika, kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan? Kalau nggak sadar, pergi ke rumah sakit sana, biar otakmu diperbaiki dulu."Hardika berdiri perlahan. "Aku sadar sepenuhnya. Dari awal, aku selalu sadar. Kamu sendiri sadar nggak? Kalau kamu sadar, kamu seharusnya tahu Frenny sudah nggak cinta kamu. Kamu bisa menahannya satu atau dua tahun, tapi nggak seumur hidup."Lionel tertawa dingin. "Dia masih istriku sekarang."Hardika tidak menanggapi.Di samping, Nadya menarik lengan kakaknya, bertanya dengan hati-hati, "Kak, kamu suka sama Kak Frenny ya?"Hardika mengiakan dengan pelan.Gelas di tangan Nad

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 28

    Lionel membawa Frenny dan membuka pintu suite dengan kartunya. Ini adalah pertama kalinya mereka menginap di hotel.Di dalam ruangan yang gelap gulita, semua indra seolah-olah menjadi lebih tajam. Sebelum Frenny tersadar kembali, tubuhnya sudah terdorong ke pintu yang keras. Bibirnya pun dipaksa berciuman dengan Lionel.Aroma aftershave yang halus dan bau tembakau segar dari tubuhnya menyebar lewat ciuman liar itu, meresap ke sekujur tubuh Frenny sampai kakinya gemetar, sulit untuk berdiri dengan tegak ....Mereka menuju sofa dengan terhuyung-huyung. Lionel melepaskan mantel tebalnya, lalu disusul oleh stoking Frenny. Kaki jenjangnya menempel pada celana hitam Lionel, tubuhnya bergetar pelan.Tangan pria itu mengusap wajahnya. Suaranya penuh tuntutan. "Katakan kalau kamu nggak suka Hardika."Frenny menolak. Dia memang tidak punya perasaan semacam itu kepada Hardika, tetapi dia juga tidak mau berpura-pura setia di depan Lionel. Lionel sendiri sering bermain api di luar sana, kenapa Fren

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 29

    Frenny tentu saja paham. Itu sebabnya, dia tidak langsung menolak. Siapa pula yang bisa menolak uang?Namun, dia juga bukan orang bodoh. Tawaran besar dari Lionel ini jelas tidak diberikan secara cuma-cuma. Mendapatkan uang darinya bukan hal mudah. Frenny tersenyum tipis dan bertanya, "Lalu, aku harus memenuhi kewajiban apa?"Lionel menatapnya, jawabannya lugas dan gamblang. "Bekerja sama dalam Proyek Amasia dan tidur denganku.""Lionel!""Aku juga punya kebutuhan biologis sebagai pria."Frenny tidak langsung menyetujui, hanya menjawab dengan tenang, "Akan kupertimbangkan."Lionel mengeluarkan sebuah dokumen dari saku jasnya dan menyerahkannya. "Ini kontraknya. Untuk detailnya, kamu bisa minta pengacara periksa. Kalau ada syarat lain, masih bisa kita diskusikan.""Frenny, antara kita mungkin nggak ada cinta, tapi paling nggak kita masih keluarga. Pikirkan baik-baik."....Frenny bilang akan mempertimbangkannya, tetapi dia tetap ingin pergi malam itu. Dia berkata tidak akan menginap.Li

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 30

    Setelah Frenny pergi, Lionel menuju suatu tempat.Di atap Tower Fullson, angin malam berembus kencang, membuat mantel hitam kedua pria itu berkibaran seperti elang malam yang membentangkan sayap, siap memburu dalam gelap. Aura keduanya sama kuat, tidak ada yang mengalahkan satu sama lain.Lionel menyalakan sebatang rokok putih, menggigitnya di bibir, dan mengisap dalam-dalam. Wajahnya yang tirus terlihat semakin tegas karena sorotan cahaya yang samar.Setelah mengisap hampir setengah batang, Lionel menatap Hardika. Suaranya dingin dan tajam. "Batalkan kerja sama. Untuk kasus perceraian dengan Frenny, sementara nggak perlu dilanjutkan. Kalau di masa depan diperlukan, akan ada orang lain yang menanganinya."Hardika mengernyit. "Kenapa?"Lionel melempar sisa rokok ke lantai dan menginjaknya dengan sepatu kulit. Suaranya seketika menjadi lebih dingin. "Hardika, kamu tanya kenapa?"Detik berikutnya, Lionel mengayunkan tangannya dan meninju rahang Hardika. Hardika menerima pukulan itu tanpa

Latest chapter

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 50

    Di ruang presdir Grup Rahayu.Lionel bersandar di kursi kulit, tengah menganalisis dirinya sendiri dengan serius.Segala hal yang dia lakukan, semua demi menjaga kestabilan pernikahannya, demi seorang pewaris yang sah. Dia tidak membenci Frenny, bahkan sedikit menyukainya.Setidaknya dalam urusan itu, belakangan ini mereka cukup kompak. Pria memang makhluk penuh hasrat. Jika nafsu mereka terpenuhi di ranjang, mereka akan menjadi lebih murah hati.Lionel bersedia memperlakukan Frenny dengan baik, membiarkannya menikmati segala keuntungan dari sebuah pernikahan, memberi ilusi cinta kalau memang itu yang diinginkan Frenny.Namun, semua itu tidak ada hubungannya dengan cinta. Lionel tetap tidak mencintai Frenny.Saat dia tenggelam dalam pikirannya, Reyna mengetuk pintu dan masuk. "Pak Lionel, ada telepon dari Jenewa."Lionel menerima ponselnya, mengangguk ringan. "Kamu keluar dulu."Reyna kembali ke ruang sekretaris sambil berpikir dalam hati, 'Telepon dari Jenewa selalu datang seminggu se

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 49

    Lionel menghampiri Frenny, sorot matanya dalam. "Kenapa kamu ke sini?"Frenny mengangkat tas dokumennya. "Bukan buat kencan."Tatapan Lionel semakin suram. Dia mengajak istrinya, "Temani aku makan sedikit lagi ya?"Frenny tidak memberi muka. Dia bahkan tidak melirik ke arah Molly, hanya berkata dengan suara datar, "Aku sudah kenyang. Lionel, kalian lanjutkan urusan kalian. Aku pulang dulu."Detik berikutnya, Lionel meraih pergelangan tangannya. Dengan alis berkerut, dia memanggil, "Frenny."Frenny hanya tersenyum tipis, memandang Lionel sambil berkata, "Bukankah kalian sedang bicara soal kerja sama? Aku nggak seposesif itu, apalagi kita cuma pasangan kontrak, 'kan? Kalau waktunya habis, kita bubar. Kamu mau sama siapa, itu bukan urusanku."Alis Lionel berkerut semakin dalam. Tentu saja dia tahu Frenny merajuk. Namun, karena dia merasa tersinggung, dia pun tidak memiliki kesabaran untuk membujuk dan langsung membiarkannya pergi.Frenny juga tidak menunjukkan sedikit pun rasa menyesal. D

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 48

    "Istriku sangat baik, dia adalah wanita yang luar biasa. Tapi, aku nggak mencintainya.""Aku yakin, aku nggak punya perasaan cinta sebagai pria kepada wanita terhadapnya. Aku berhubungan intim dengannya hanya karena ingin punya ahli waris yang sah.""Tapi, entah kenapa aku seperti kecanduan. Padahal sebelumnya, aku ini pria yang selalu bisa menahan diri."Lionel benar-benar bingung.Beberapa saat kemudian setelah evaluasi, dokter berkata, "Pak Lionel, yang pertama-tama harus kamu pastikan adalah apa kamu benar-benar nggak mencintai istrimu? Perasaan antara pria dan wanita itu sangat sulit dipahami, bukan hal yang sepenuhnya subjektif maupun objektif."Lionel mengerutkan kening, menolak untuk berpikir ke arah sana. Karena di masa mudanya, dia pernah mencintai seseorang. Dia tahu betul seperti apa rasanya jatuh cinta.Setelah sesi konsultasi berakhir, Lionel mengancingkan jasnya dan keluar dari ruang konsultasi.Di luar, Reyna menunggu di depan pintu. Saat melihatnya keluar, Reyna bertan

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 47

    Frenny sedang sakit, jadi tentu tidak mungkin melakukan hubungan suami istri. Dia kembali ke ranjang untuk beristirahat.Dari arah kamar mandi, terdengar suara gemercik air. Lionel sedang mandi. Suara air itu menenangkan, membuat Frenny mengantuk. Tanpa sadar, Frenny pun tertidur.Dalam mimpinya, Lionel masih saja terus mengganggunya, tidak mau melepaskannya. Saat terbangun lagi, waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.Di kamar hanya ada satu lampu baca yang menyala. Lionel bersandar di ujung ranjang, sedang membaca dokumen penting.Penampilannya memang luar biasa. Bahkan hanya dengan jubah mandi putih, dia tetap tampak memukau. Frenny sekalipun tidak bisa menahan diri untuk menatapnya beberapa kali.Gerakan kecil dari tempat tidur membuat Lionel menoleh. Dia menatap Frenny sambil bertanya pelan, "Sudah bangun?"Frenny mengangguk. "Sekarang jam berapa?"Lionel meletakkan dokumen di tangan, lalu membaringkan setengah badannya dan merangkul pundak istrinya. Suaranya terdengar lembut d

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 46

    Tak lama kemudian, Lionel membuka pintu kamar utama.Kamar itu tenang dan sunyi. Di udara tercium samar aroma feminin. Saat melangkah lebih dalam, dia melihat Frenny terbaring di ranjang. Tampaknya sedang tertidur.Lionel berjalan mendekat, lalu berlutut di sisi ranjang. Dia menyibakkan helaian rambut dari wajah Frenny dan menyentuh keningnya. Masih panas.Frenny terbangun, demam membuatnya tampak linglung. Tatapannya bertemu mata Lionel. Suara lembut keluar dari bibirnya. "Kamu sudah pulang?"Jantung Lionel berdebar-debar. Dia mengelus lembut wajah istrinya dan menjawab pelan, "Aku sudah minta mereka bawakan bubur ke atas. Makan sedikit, baru tidur lagi. Badanmu masih nggak enak ya?"Saat menyentuhnya, Lionel seperti mengelus anak anjing kecil. Frenny merasa sedikit canggung. Dia mengangkat tangan dan menyentuh kening Lionel. Pria ini tidak demam.Lionel terkekeh-kekeh, merasa kesal sekaligus geli. "Salah ya kalau aku perhatian? Dulu kamu selalu bilang aku kurang peka."Frenny bersand

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 45

    Di ruang rapat, Lionel sedang memimpin rapat pagi saat Reyna masuk sambil membawa ponselnya. Lionel mengangkat alis, sedikit terkejut, lalu mengambil ponsel itu.Suara dari seberang adalah suara asisten rumah tangganya. "Tuan, Nyonya sakit. Demamnya sudah sampai 39 derajat, aku khawatir Nyonya nggak kuat."Meskipun agak dramatis, pesannya cukup jelas.Lionel hendak bicara, tetapi menyadari para eksekutif di ruang rapat sedang memandangnya, dia tersenyum ringan. "Frenny sakit. Dia telepon cuma buat manja-manja, suruh aku pulang cepat."Para eksekutif terdiam. Kalau bukan karena mereka tahu betapa parahnya pertengkaran Lionel dengan Frenny sebelumnya, mereka mungkin akan percaya.Setelah pamer kemesraan, Lionel berpesan kepada pembantu untuk menjaga Frenny baik-baik dan berjanji akan pulang lebih cepat. Tutur katanya penuh perhatian, seolah-olah dirinya adalah suami ideal.Setelah menutup telepon, Lionel lanjut memimpin rapat. Hal pertama yang diumumkan adalah Natasha dikeluarkan dari Pr

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 44

    Lionel menyalakan sebatang rokok, lalu melangkah masuk ke ruang VIP di rumah sakit. Kebetulan saat itu, Dennis sedang melakukan konsultasi di sana.Melihat Lionel datang, Dennis menyapa dengan senyum tenang. "Lionel, kamu juga datang. Rencana operasinya sudah hampir beres, tinggal menentukan tanggal operasinya saja."Kondisi tubuh Tabita belum cukup kuat, jadi masih perlu pemulihan. Akhirnya, Dennis menetapkan operasi akan dilakukan dua minggu lagi. Frenny pun merasa lega.Dennis juga mengundang seorang teman lamanya. Lionel pun mengantar mereka sampai ke tempat parkir.Sepanjang jalan, Dennis terus memuji Frenny. Sebelum pergi, dia menepuk pundak Lionel sambil berpesan, "Perlakukan dia baik-baik. Dia gadis yang baik, aku bisa lihat itu. Kalau kamu lepasin dia, belum tentu dapat yang sebaik ini lagi."Lionel tersenyum tipis dan membukakan pintu mobil untuk Dennis. "Tenang saja, Paman Dennis."Dennis tertawa dan masuk ke mobil. Tak lama kemudian, mobil mewah itu perlahan melaju dan mele

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 43

    Lionel berbaring di atas ranjang, tatapannya dalam dan kelam. Tak lama kemudian, dia juga turun dan masuk ke kamar mandi. Frenny sedang mencuci muka.Pria itu memeluk pinggang rampingnya dari belakang, dagunya bertumpu di bahu sang istri. Suaranya rendah dan serak. "Tunggu dua tahun lagi ya? Setelah aku 30 tahun, kita baru punya anak. Kamu 'kan selalu bilang ingin melakukan sesuatu."Frenny mengangkat kepala, menatap wajah tampan Lionel di cermin, seolah-olah sedang melihat orang asing.Setelah hening beberapa saat, Frenny tersenyum tipis. "Lionel, trik apa lagi yang kamu mainkan?"Ucapan itu menohok. Hati Lionel terasa sakit. Dia tidak menjawab, hanya langsung mengangkat tubuh Frenny, menggendongnya sampai ke depan jendela besar kamar. Di bawah cahaya matahari pagi, dia terus mencium Frenny ....Tirai putih melambai ringan ditiup angin pagi. Tubuh wanita itu lembut dan halus bagaikan sutra.....Menjelang siang, pasangan suami istri itu baru keluar dari kamar. Frenny masih harus menje

  • Pesona Istri Yang Dikhianati   Bab 42

    Di luar dugaan, Lionel berhenti bergerak. Dia menunduk menatap Frenny yang berada dalam pelukannya. Jakunnya bergerak naik turun, menunjukkan betapa berusaha dia menahan diri.Beberapa saat kemudian, Lionel bangkit dari tubuhnya. Bisa dibilang, dia melepaskan wanita itu malam ini. Dengan ekspresi datar, Lionel berkata, "Mandi sana."Ketika Frenny bangkit, kedua kakinya terasa lemas dan gemetar. Saat tertatih-tatih menuju kamar mandi, dia bahkan terkejut melihat bayangannya sendiri di cermin, terlalu berantakan dan kacau.Di kamar tidur, Lionel membalikkan tubuh. Setelah menarik napas beberapa kali, dia meraih laci di samping tempat tidur, mengambil sebungkus rokok, lalu meletakkan sebatang rokok di bibirnya.Kemudian, dia berjalan ke depan jendela besar di ruang tamu untuk duduk, membuka sedikit celah, dan berdiri di sana sambil perlahan mengisap rokoknya.Cahaya lampu kekuningan menyinari wajah Lionel. Bagian wajah yang terkena cahaya terlihat bersih, sementara kelopak matanya membent

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status