Share

Bab 2 | Berdansa Denganku?

Penulis: MAMAZAN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seorang wanita cantik merasa begitu muak dan sesak berada di bawah tekanan kedua orang tuanya. Setiap bertemu, dirinya selalu ditanyai perihal pernikahan dan perjodohan.

Namun semua pria yang ia temui tidak ada yang mengena di hatinya. Tidak ada seorang pun yang membuat hatinya tergerak. “Persetan dengan pria!” kesalnya. Merasa frustasi, wanita cantik itu membuka lemari dan mencari gaun malam nya yang seksi dan begitu indah dengan kilauan payet memperlihatkan kemewahan gaun tersebut.

Dia mengambil ponselnya dan menghubungi satu – satunya sahabat yang bisa membantunya menghilangkan stress malam ini. Begitu panggilan tersambung, terdengar sapaan dari seberang sana. “Ya Agnes? Ada apa?”

“Pokoknya malam ini kamu harus hibur aku! Aku mau minum banyak malam ini di klub!” seru Agnes kepada sahabatnya itu.

“What?! Seorang Agnes Quinza Eloise mau pergi ke klub?” timpal Rosa tidak percaya mendengar pemintaan sahabatnya itu.

“Yes, aku serius Rosa, kita ketemu satu jam lagi di klub AIR,”

“Hahaha!! Ok girl! See you there!” balas Rosa semangat.

Setelah selesai telponan, Agnes memoles make up tipis di wajahnya yang begitu cantik dan sensual. “Hmm, sempurna Agnes !” gumamnya bangga seraya memasang anting di telinganya.

Wanita cantik itu melangkah dengan anggun di dalam rumahnya yang seperti kastil kerajaan. Para pelayan berlalu lalang membersihkan segala macam perabotan agar terus berkilauan.

Agnes melajukan kendaraannya menuju klub AIR, yang ia ketahui dari Rosa, sahabatnya. Tidak cukup dua puluh menit perjalanan, wanita cantik itu tiba. “Ternyata jauh lebih cepat dari yang aku pikir,” gumamnya sambil mematikan mesin mobil mewahnya.

Agnes mangatur nafasnya. Di tarik dan di hembuskan beberapa kali. Dia merasa cukup tegang karena ini adalah pertama kali ia menginjakkan kaki di sebuah klub.

“Hahh… Huuhhh… Hhhhaaahh… huhhhh! Ok! You can do it Agnes!” gumamnya memberi semangat kepada dirinya sendiri. Menghilangkan rasa groginya datang ke tempat keramaian seperti ini.

Agnes membuka pintu, menurunkan kakinya menyentuh aspal dengan heels-nya. Brak! Suara pintu mobil yang terdengar begitu lembut.

“Let’s go!” Agnes melangkahkan kakinya dengan pasti masuk ke dalam klub. Tepat di depan pintu masuk, dua bodyguard yang berjaga meminta izin untuk melihat identity pengunjung.

Agnes kemudian membuka clutch yang ada di tangannya, mengeluarkan sebuah kartu VIP yang selama ini tidak pernah ia gunakan. Kartu VIP yang hanya di berikan kepada seseorang yang memiliki Black Card.

Kedua bodyguard itu saling menatap dan mengangguk. Kemudian menyambut Agnes, “Silahkan Nona,” ucap mereka memberikan jalan kepada Agnes.

“Thank you!” sahut Agnes dan melangkah masuk dengan anggun.

Begitu Agnes masuk semakin dalam, ia terpesona dengan suasana hiruk pikuk yang di sajikan. Bau menyengat rokok, parfum dan minuman bercampur menjadi satu. Kemudian pandangannya sedikit terganggu dengan seorang pria yang berada di sudut klub. “Ck! Dasar playboy! Menggunakan wajah untuk memanfaatkan wanita,” decaknya malas. Kemudian dia memilih untuk duduk di depan bartender sambil menunggu Rosa.

“Vodka, please.” Ucap Agnes pada sang bartender.

“Alright, miss…” Sang bartender pun dengan sigap menyediakan pesanan untuk Agnes.

Agnes segera meneguk Vodka yang ada di depannya. Wanita itu sedikit mengernyit begitu merasakan sensasi minuman tersebut di dalam mulutnya.

Bartender kembali menambahkan minuman Agnes setiap Agnes meminta untuk di tambahkan. Entah sudah berapa gelas tapi Rosa belum kunjung datang.

Dia pun memutuskan untuk menghubungi Rosa, mengatakan kalau dirinya sudah tiba sedari tadi. Dan tidak lama kemudian terlihat dari pintu masuk, Rosa berlari kecil menghampirinya.

“Katanya satu jam! Kok udah tiba aja sih!” seru Rosa kesal karena harus tergesa – gesa menyusul Agnes.

“Yah mana aku tahu kalau dekat dari rumah, tadi ke sini pakai maps.” Jawab Agnes santai.

Rosa mendengkus kesal, “Hah… Dasar!” dan duduk di samping Agnes. “By the way sudah berapa sloki?” tanyanya kepada Agnes, dia dapat merasakan bau alkohol yang kuat dari mulut Agnes, dan sahabatnya itu sepertinya sudah sedikit mabuk.

“Hmm, baru beberapa.” Jawabnya kemudian kembali memanggil bartender. “Dua vodka.” Ucapnya.

Alright miss…” sang bartender segera memberikan dua sloki vodka untuk Agnes dan Rosa.

Usai meneguk minuman, Rosa menatap sahabtnya itu. “Jadi kenapa kamu nyasar di sini?”

“Ck! Aku muak di rumah! Pembahasan hanya terputar – putar menyuruhku untuk menikah!” jawab Agnes malas seraya meneguk kembali minumannya.

“Pftt Hahahaha!!! Makanya! Kamu tuh seharusnya berkencan! Biar bisa merasakan nikmatnya memiliki pasangan! Apalagi saat di atas ranjang! Ugh!!” balas Rosa yang sengaja menggoda Agnes.

“Sial! Diamlah Rosa! Aku tidak ingin mendengar nasihat mesum mu itu! Biarkan aku menikmati malam ini,” ujar Agnes mengulum senyum.

“Hahahah! Jadi kamu tidak ingin mencari seorang pria? Lihatlah di sekelilingmu, begitu banyak pria yang menggoda.” Ucap Rosa kemudian matanya tertuju ke seorang pria yang begitu tampan.

“Lihat, pria di sana sangat tampan,” bisik Rosa sambil menunjuk ke arah pria yang sedang di kelilingi beberapa wanita dan sedang beradegan mesra. Para wanita itu terlihat bergantian mencumbu pria tampan itu.

Agnes memutar malas bola mata indahnya, “Apa kau tidak lihat dia saat ini di keliling banyak wanita? Sudah pasti dia seorang pria berengsek!” Agnes kembali memesan vodka dan menegaknya hingga tandas.

“Terserah kamu saja! Bagaimana kalau kita berdansa saja?” tawar Rosa yang berniat menghibur sahabtnya itu.

“Tidak usah, kau saja.” Balas Agnes.

“Ok! Kalau begitu aku turun ke lantai dansa, di klub tanpa seorang pria itu akan terasa kosong!” cicit Rosa dengan tertawa riang. Beranjak dari duduknya setelah meneguk segelas vodka. Berjalan meninggalkan Agnes ke lantai dansa.

Agnes mengayunkan tangannya, mempersilahkan sahabatnya itu untuk berpesta, dari pada dia harus kembali mendengar ocehan mesumnya.

Agnes kembali memesan minuman kepada bartender, dan dia kembali menenggak vodkanya dengan sekali teguk. Dia tidak sangka dengan minuman ini dia merasa jauh lebih baik. Perasaan kesal dan bebannya seolah menguap bersama alkohol yang ia minum. Pikirannya terasa begitu jernih dan tenang, segala beban yang ia pikul selama ini terasa menghilang.

Tiba – tiba terdengar suara bariton menyapanya, “Sepertinya kau terlihat begitu kesepian, temanmu meninggalkanmu sendirian dan memilih berdansa dengan para pria.” Agnes sontak terkejut dan menoleh ke asal suara tersebut.

Deg!

“Kamu –” Agnes terkesiap memandang sosok pria yang ada di sampingnya saat ini. Matanya tidak berkedip menatap pria tampan ini. Wajahnya memiliki garis tegas di rahangnya, rambut berwarna hitam pekat, kulit yang begitu putih bersih, tubuhnya yang tegap serta yang membuat Agnes terkesima adalah kilauan manik berwarna biru di matanya. Sempurna.

Pertama kali dalam hidup Agnes dia melihat pria setampan ini.

Pria tersebut tersenyum tipis menambah kadar ketampanannya. Memilih duduk di samping Agnes. Kemudian dia mengangkat tangannya kepada bartender. Sang bartender yang sudah mengenal pria itu langsung menyediakan segelas wine. Kemudian, dia menyesapnya secara perlahan. Dan kembali menatap wanita cantik di sampingnya.

“Apa sejak tadi kamu menatapku?” tanyanya kepada Agnes.

Agnes mengernyitkan keningnya. Melirik sekilas ke arah pria itu. Entah kenapa, jantungnya berdegup begitu kencang. Tapi dia berusaha menahan dan bersikap biasa, seolah dirinya tidak peduli. “Untuk apa kamu ke sini? Bukannya kau sudah di kelilingi oleh banyak wanita?” ucapnya tenang sambil meneguk minumannya, tanpa melihat ke arah pria di sampingnya.

Pria itu terkekeh pelan dengan suara yang begitu pelan dan seksi, “Ternyata benar, kamu memperhatikanku?”

“No,” Agnes meletakkan gelasnya, lalu menoleh ke pria di sampingnya dan berkata dengan tegas, meluruskan prasangka pria itu, “Aku tidak memperhatikanmu! Aku hanya tidak sengaja melihatmu! Jadi, lebih baik sekarang anda kembali ke wanita – wanita anda, Tuan. Karena aku tidak ingin terlibat dengan mereka.”

Pria itu kembali terkekeh pelan, “Mereka bukan wanita – wanitaku.”

Agnes mengerutkan keningnya, “Mereka bukan wanita anda? Lalu? Bukannya anda dan –”

“Ya, bukan berarti kami bercumbu, mereka adalah kekasihku bukan? Lagi pula sejak kamu masuk ke dalam, pandanganku tidak bisa lepas darimu.” Ucapnya dan tersenyum seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar, “dan aku rasa bukan hanya aku. Tetapi kamu sudah menarik perhatian semua pria di ruangan ini.” Ucapnya tidak melepaskan tatapannya dari wajah Agnes.

Agnes tersenyum tipis, “Berikan aku alasan kenapa anda terus menatapku Tuan? Padahal masih banyak wanita cantik dan seksi di sini?”

“Hmm, sepertinya yang kamu ucapkan itu salah.” Pria itu kini mengikis jarak mereka dan bergerak mendekati Agnes. Membuat jarak mereka begitu dekat dan membuat jantung Agnes berdegup begitu cepat. Namun dengan cepat dia kembali mengalihkan pandangannya.

“Kenyataannya, kaulah wanita yang paling cantik dan mempesona dari semua wanita yang ada di sini.” Pria itu melanjutkan ucapannya dengan suara beratnya. Terdengar begitu menggoda dan seksi—dia kembali menyesap wine nya tanpa melepaskan tatapannya kepada Agnes.

Agnes tersenyum sinis dan memutar malas bola matanya, “Sayangnya aku tidak mempan dengan rayuan gombal anda, Tuan. Jadi, simpan saja rayuan Anda untuk wanita lain.”

Pria itu kembali tertawa pelan mendengar perkataan Agnes tadi. Sedangkan Agnes, tak bisa mengalihkan pandangannya dari pria di sampingnya yang sedang tertawa itu. Dia akui, pria ini memiliki sihir untuk menggoda seorang wanita. Tubuhnya yang tinggi, dada yang atletis, otot lengannya yang terbungkus dengan kemeja, terlihat begitu sempurna. Ingin sekali dia mengalihkan pandangannya, tapi tatapannya tidak ingin lepas memindai tiap kesempurnaan pria tampan di depannya itu. Senyuman manisnya membuat dirinya seolah ingin meleleh di dalam pelukannya.

“Aku tidak pernah sekalipun mengumbar rayuan nona, yang aku katakan adalah yang sejujurnya. Dari semua wanita yang aku pernah temui, kaulah yang tercantik dan berhasil membuatku tidak bisa menahan diri untuk mendekatimu.” Jelas pria itu dengan senyuman lembut di wajahnya, memperlihatkan wajah tegas nan tampan.

Seolah dia melupakan tujuan utamanya untuk datang ke klub ini.

Agnes yang merasa jantungnya berdegup semakin cepat, hanya tersenyum tipis dan kembali meneguk segelas sloki vodka. Dia tidak lagi menjawab perkataan pria itu. Kepalanya kini terasa berat. Dia pun tidak sadar sudah berapa sloki yang ia minum. Meskipun seperti itu, dia dapat melihat dengan jelas wajah pria tampan yang ada di sampingnya. Agnes menggelengkan kepalanya agar dia tetap sadar, sampai pandangannya bertemu dengan wanita yang tadi duduk di samping pria ini. Wanita itu terlihat terus menatap pria tampan ini.

“Tuan, sebaiknya kamu kembali ke wanitamu. Dia terlihat begitu menginginkan anda. Aku yakin mereka akan dengan senang hati bercinta satu malam dengan Anda,” ujar Agnes santai dan datar.

Pria itu melirik sekilas mengikuti pandangan Agnes dan tersenyum sinis, lalu kembali menatap Agnes dan berkata, “Tapi sayangnya, aku tidak menginginkan mereka. Aku hanya menginginkanmu. Kau jauh lebih mempesona dari pada mereka,”

Agnes lagi – lagi tertawa sarkas dan menggelengkan kepalanya, ‘”Anda ternyata seorang playboy handal,”

Pria itu mengangkat bahunya, acuh. Dan bergerak mendekat kepadanya. Agnes yang terkejut sontak sedikit memundurkan tubuhnya. Namun karena kondisinya yang mabuk, membuat dirinya hampir saja ambruk. Dengan sigap pria itu merengkuh pinggangnya dan berbisik dengan suara seraknya di telinga Agnes, “Kau sudah sangat mabuk, Nona.”

Deg!

Agnes yang tadi tanpa sengaja merangkul leher pria itu menjawab pelan, “Tidak, aku tidak mabuk.” Dia saat ini benar-benar tidak mampu menopang tubuhnya sendiri. Dengan posisi ini, Agnes dapat mencium dengan jelas aroma parfum maskulin di tubuh pria itu. Aroma yang begitu menggoda. Sesaat tatapan mereka berdua saling bertemu. Sebuah tatapan yang tidak mampu Agnes hindari. Dia seolah tersihir dengan sorot hazel biru itu.

Pria itu tersenyum tipis dan membelai lembut wajah Agnes, “Apa kamu mau berdansa denganku?” tanyanya seraya menatap lekat manik indah Agnes yang berwarna abu – abu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Emeralda
Lah yg terpesona kok malah si cewenya. Gak sesuai judul
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 3 | Ciuman Pertama

    Sorot mata pria di depannya ini sungguh membuat dirinya bergidik dan terhipnotis. Agnes bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya. Wanita cantik itu bahkan memaki, menyalahkan alkohol, “Alkohol sialan!” umpatnya dalam hati. Mungkin kalau dia tidak di bawah pengaruh alkohol, dia bisa menghindari pesona dari pria di depannya ini, pikirnya.Dan sekarang pikirannya sudah tidak bisa lagi untuk mengelak, “Jadi, apa aku harus menerima tawaran anda , Tuan?” Agnes bertanya dengan suara lembut nan begitu menggoda, bahkan senyumannya terlihat begitu menawan.Pria berhazel biru itu tersenyum tipis nan seksi, kemudian dia berbisik dengan suara beratnya tepat di telinga Agnes. Bahkan bibirnya dengan sengaja menyentuh telinga Agnes, “Aku akan senang jika kamu menerimanya. Aku ingin berdansa dengan wanita secantik dirimu. Dan, aku yakin kamu menginginkan hal yang sama denganku.”Agnes merasakan geli di telinganya begitu nafas hangat pria itu menyapu tipis, membuatnya tersenyum dengan menggoda, nyari

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 4 | Puaskan Aku, Sentuh Aku

    Rosa yang baru selesai berdansa dan saling bercumbu dengan pria bernama George di lorong klub, memutuskan untuk kembali. Cukup lama dia meninggalkan Agnes sendirian.Begitu dia mendekat di meja bartender, dia terkejut tidak mendapati sosok Agnes di mana pun.“Shit! Aku terlalu lama meninggalkannya!” umpat Rosa yang lalu berlari kecil ke bartender untuk memastikan keberadaan Agnes.George yang bingung pun ikut menyusul Rosa, “Hey, ada apa Rosa?” tanyanya bingung.“Temanku tidak ada, padahal tadi dia duduk di sini,” jawab Rosa, khawatir.Rosa yang panik pun memanggil bartender, “Hai, apa kamu melihat wanita yang duduk di sini?” tanyanya pada sang bartender.Sang bartender mengerutkan keningnya, mengingat wanita yang duduk di sini. “Ah, wanita cantik yang tadi duduk dengan anda?”Rosa dengan cepat mengangguk, “Benar, apa kamu melihatnya? Dia sahabatku.”Sang bartender pun tersenyum. “Nona tidak perlu khawatir, sepertinya teman anda mendapatkan teman kencan.”Rosa yang mendengarnya terke

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 5 | (21+) You're a Virgin!

    Agnes menautkan tangannya di leher Brice, membalas lumatan Brice dengan begitu liar dan intim. Mereka berciuman dengan begitu panas, hingga suara decapan dan desisan terdengar begitu jelas. Alkohol benar – benar membuat Agnes lepas kendali, dia tidak bisa lagi menahan diri dan melepas semua batasan pada dirinya.Brice melepaskan pagutannya, bahkan sampai Agnes mengangkat kepalanya tidak rela saat Brice berhenti menciuminya. Namun itu hanya sesaat karena kini Agnes mendongakkan lehernya di saat ciuman Brice turun mencecap lehernya yang jenjang.“Ahhh Brice… Euhmmm…”Lengkingan Agnes lolos saat merasakan Brice menghisap lehernya hingga meninggalkan jejak kemerahan. Agnes menutup matanya merasakan ciuman Brice semakin turun ke bawah, sensasi geli dan kenikmatan luar biasa membuat tubuhnya meremang.Kini Brice turun mengulum bongkahan ranum milik Agnes, menghisap dan memainkannya menggunakan lidahnya. Tubuh Agnes bagai tersengat listrik, semua sendi – sendi di tubuhnya meremang karena se

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 6 | Melakukannya Berkali-kali

    “Ugh….”Agnes menggeliatkan tubuhnya di saat sinar matahari pagi menyapu wajahnya. Agnes merasakan tubuhnya begitu remuk, bahkan yang lebih parahnya dia merasakan perih yang luar biasa di inti tubuhnya.“Aoch….”Wanita cantik itu mengerjapkan matanya dan mulai memijit keningnya. Bukan hanya seluruh tubuhnya terasa remuk, kepalanya pun terasa begitu berat. Di saat ia mulai membuka mata, Agnes mengedarkan pandangannya. Melihat ke sekeliling hingga matanya tertuju kepada sosok pria yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Bahkan tangan pria itu terlihat begitu posesif berada di atas perutnya.Agnes membelalakkan matanya. “Sh – “ hampir saja dia memaki dengan keras saat melihat sosok pria yang ada di sisinya saat ini. Dan yang lebih membuatnya shock adalah dadanya saat ini di penuhi dengan bercak merah dan tubuhnya yang polos hanya di tutupi oleh selimut.Jantung Agnes begitu shock, bukan hanya dirinya yang tidak mengenakan sehelai benang pun. Tetapi pria di sampingnya itu juga tidak men

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 7 | Noda Merah

    Ting tong ting tongAgnes menekan bel berkali – kali tanpa jeda, membuat siapa saja sang pemilik akan merasa sangat terganggu dengan suara bell yang di timbulkan.Wanita cantik itu kembali menekan bel dengan tidak sabaran hingga suara pintu terdengar dan pintu terbuka dengan kasar. “Astaga naga ya dragon Agnes!” sambut Rosa menyembur sahabatnya itu. Namun Agnes berjalan masuk menghiraukan omelan Rosa.Melihat penampilan Rosa yang hanya mengenakan gaun tidur seksi, rambut berantakan, mata sayu, terlihat jelas kalau Rosa juga baru saja bangun dan tergesa-gesa membuka pintu untuk dirinya.Rosa menutup pintu dan ikut menyusul Agnes. Namun matanya memindai dari ujung kepala sampai ujung kaki sahabatnya itu. “Tunggu! Kenapa penampilanmu seperti gembel? Bukannya semalam kamu habis kencan dengan pria tampan itu?” cecar Rosa.Agnes mendengkus kesal dan menatap Rosa, kemudian dia duduk di sofa dengan hati – hati. “Jangan mengada-ngada, aku tidak berkencan dengannya! Lalu dari mana kamu tahu aku

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 8 | Di Bayar Oleh Wanita Untuk Pertama Kali

    Brice memilih untuk membersihkan tubuhnya. Menyiram kepalanya dengan air dingin di bawah guyuran shower. Pria itu menikmati waktunya, menutup mata namun lagi – lagi dia terngiang dengan percintaan yang dia lakukan semalam.Tadi malam dia harus mengakui bahwa itu adalah seksnya yang terbaik selama hidupnya. Sampai dia melakukannya berkali – kali dengan wanita asing itu.Aroma tubuhnya, kulitnya yang lembut, lekukan tubuh yang sempurna, bahkan desahan terdengar begitu seksi. “Damn!”Brice menyeringai, kemudian menyelesaikan mandinya dengan cepat. Dia ingin menemui para bawahannya.Setelah selesai berpakaian yang sudah di siapkan oleh para The Angel’s. Brice menghubungi Gamma untuk memberikan laporan.“Masuk,” ucapnya singkat di telpon lalu melempar kembali ponselnya itu ke sofa. Pria itu duduk dengan santai di sofa sambil menikmati sarapannya.Gamma mengetuk dua kali, kemudian membuka pintu. “Selamat pagi, Tuan.” Ucap Gamma menyapa Brice.“Hhmm, bagaimana ? Apa kamu sudah lakukan sesuai

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 9 | Hidangan Basi

    Waktu pun berlalu, langit sudah semakin gelap. Brice sudah bersiap – siap untuk kembali ke klub.Pria tampan itu membuka pintu mobilnya, dan begitu ia masuk ke dalam mobil. Brice dapat menghirup aroma manis dari parfum yang di kenakan Agnes. Aroma dalam mobilnya ini di dominasi dengan aroma tubuh Agnes.Brice menghela napas dalam-dalam, memastikan kalau dia tidak salah. Dia takut jika seandainya dia hanya berhalusinasi saja. Tapi semakin lama, aroma manis itu masuk ke dalam rongga hidung hingga di kepalanya. “Shit!” umpat Brice, sekarang dia dapat memastikan satu hal. Aroma yang saat ini ia hirup sama persis dengan aroma tubuh Agnes.Baru kali ini ada seorang wanita yang mengganggu pikirannya. Selama ini dia menganggap wanita hanya angin lalu. Bahkan pria ini di juluki manusia es tidak berperasaan. Dia akan dengan santai meninggalkan wanitanya usai mereka selesai bercinta.Brice mencoba menfokuskan kembali dirinya, dia melajukan kendaraannya dengan cepat menuju klub yang berada tidak

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 10 | Misi Rahasia The Angel's

    Tiga hari sudah berlalu, dan selama tiga hari ini pula Brice setiap malam ke klub. Satu per satu klub malam ia datangi untuk mencari seorang wanita yang bisa dia jadikan istrinya.Tetapi tidak ada satupun yang cocok dengan kriteria yang ia cari. Sampai para The Angel’s ikut pusing memikirkan keinginan Tuan mereka. Mr. B yang di kenal tidak peduli terhadap wanita yang ia tiduri kini menjadi pria yang begitu pemilih. Kini para The Angel’s sedang berkumpul di markas mereka untuk membahas pengintaian yang akan mereka lakukan malam ini. Namun ada hal yang jauh lebih penting yang harus mereka bahas bersama. Yaitu tentang Tuan mereka, Mr. B.“Delta kumpulkan semua data wanita yang sudah bersama Tuan, setelah itu berikan kepada saya.” Ujar Alpha seraya memijit pelipisnya.“Baik Kak Alpha, akan saya kumpulkan secepatnya!” sahut Delta paham.Alpha mengangguk, “Ingat jangan sampai ada yang terlewatkan !”Delta mengangkat jempolnya mengiyakan.“Kak Alpha, sebenarnya Tuan ini mencari istri sementa

Bab terbaru

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   136 | I Love You (The End)

    Agnes menarik napas dalam dan berkata dengan cepat, “Apa kamu pernah melakukan ‘itu’ dengan para asistentmu?” Brice terdiam sesaat. Alhasil membuat Agnes semakin gugup dan cemburu. “Brice?” “Hmm, kalau itu—” “Sepertinya aku tahu jawabannya,” potong Agnes lalu menyingkirkan tangan Brice, turun dari pangkuan Brice. “Mau kemana?” Brice menahan tangan Agnes. Agnes menoleh dengan mata berkaca-kaca, “Aku ingin sendiri Brice, aku tidak sangka jika selama ini mereka juga menemanimu untuk hal seperti itu…” “Rasanya aku tidak bisa, maaf…” Brice mengerutkan keningnya, ia menarik lembut tangan Agnes, membuat Agnes otomatis mendekat padanya, “Sweety, sepertinya kamu salah paham.” “Salah paham apa Brice? Bukannya tadi kamu sendiri yang bilang iya?” suara serak Agnes terdengar lirih. “Aku tidak pernah mengatakan iya, sweety.” Brice tersenyum lembut dan mengusap sudut mata Agnes, “Aku tidak pernah melakukan hal seperti yang kamu pikirkan. Aku menjaga hubungan kerja kami dengan bersih.” Agne

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   135 | Aku Ingin Kamu Jujur

    “Hem...” gumaman Agnes.“Namaku Brice Elroy Harold, seperti yang kamu lihat sendiri, Austin Harold adalah kakak sepupuku, jadi aku salah satu penerus keluarga Harold di Jerman. Aku memiliki beberapa perusahaan besar di jerman, amsterdam, dan beberapa negara lainnya. Dan untuk identitas lainku adalah...”Agnes menoleh, menunggu jawaban Brice.“Aku seorang agen rahasia yang berhubungan dengan dark organitation, uhm, orang menyebutnya dengan Mafia, lalu aku memiliki enam orang kepercayaan, sebagian besar dari mereka sudah pernah bertemu denganmu, ada Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon dan Zeta.”“Dan orang yang menculikmu adalah salah satu dari organisasi yang sedang aku selidiki.”Agnes diam, mendengar kata demi kata penjelasan dari Brice, ia enggan memotong apapun itu.“Maaf sudah melibatkanmu ke hal yang sangat berbahaya, jika tahu seperti ini, aku tidak akan membawamu masuk ke dalam misi ini,” ujar Brice dengan suara seraknya.Agnes menoleh dan meraih wajah Brice, ia tersenyum lembut

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   134 | Brice Elroy Harold

    "Sweety..." Brice yang hendak mengulurkan tangannya, seketika berhenti melihat tangannya yang kotor dipenuhi bercak darah, ia lalu menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya."Bugh!"Agnes berdiri dan memeluk erat tubuh Brice, "Aku takut Brice..." gumaman yang terdengar lirih dan tubuh Agnes dapat ia rasakan saat ini gemetar ketakutan.“Ma-maaf...” Brice merasa begitu bersalah karena dirinya, Agnes harus melalui hal mengerikan seperti ini.“Yang kamu lakukan itu jahat Brice! Kamu jahat!” isak Agnes yang tidak melepaskan pelukannya dari Brice.Brice menutup matanya, “Iya sweety, aku jahat, maafkan aku.”“La-lalu kenapa kamu tidak memelukku? Kamu sangat jahat!”Deg!Brice terperangah, “Swe-sweety, bukannya kamu takut melihatku sekarang?”Agnes merenggangkan pelukannya, menatap tajam ke arah Brice, wanita cantik itu mengusap kasar wajahnya, “Iya aku takut!”Mafia berdarah dingin itu seketika merasakan dadanya sakit mendengar penuturan sang istri, ia kemudian berdiri dengan tangan yang

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   133 | Anda Siapa?

    Sang pilot pun mengikuti perintah Max, “Di sini Tuan,” seru pilot tersebut.Austin memalingkan wajahnya, menatap Max yang duduk di seberangnya. Tatapan mereka bertemu, dan tanpa perlu kata-kata, Max mengangguk memahami instruksi dari bosnya itu.Max berdiri, tangannya terangkat untuk menjaga keseimbangan saat helikopter bergoyang sedikit akibat turbulensi. Suara angin semakin kencang saat pintu helikopter dibuka, seperti raungan binatang buas. Max, dengan gerakan yang mantap dan cekatan, berjalan lebih dulu ke arah pintu. Setiap langkahnya terasa berat karena angin yang seolah ingin melemparnya keluar.Dia meraih tangga gantung yang tergantung di sisi pintu, dan mulai menuruni anak-anak tangga satu per satu, tubuhnya bergoyang-goyang di bawah kekuatan angin. Austin menyusul di belakangnya, tetap tenang meskipun angin terus menerpa wajahnya dengan kekuatan besar.Begitu mereka mencapai ujung tangga, di depan jendela kaca besar yang menjadi target mereka, Max menarik napas dalam-dalam.

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   132 | Aksi Heroik Austin Harold

    Beberapa jam sebelumnya, Austin dan Bella yang baru saja kembal ke Amsterdam untuk melanjutkan honeymoon mereka, serta Austin yang sekalian melakukan perjalanan bisnis di sini.Di saat Austin dan Bella sedang makan di sebuah restaurant, Max menghampiri mereka dengan wajah serius. “Tuan, Brice sepertinya sedang menghadapi masalah besar.”Austin mengerutkan keningnya, “Maksud kamu?”“Uhm sebenarnya orangku memberitahukan kalau Brice saat ini sudah memiliki seorang istri, satu bulan lalu dia mendaftarkan pernikahannya,” terang Max sambil memberikan sebuah map coklat.“Brice menikah? Kenapa dia tidak bilang-bilang hubby?” kaget Bella dengan senyum merekah, ikut bahagia dengan kabar tersebut.“Hmm, mungkin dia memiliki alasan tersendiri, love. Sebaiknya aku lihat laporan yang di berikan Max dulu—““Tuan, bukan maksud saya ingin memotong, tapi saat ini sangat darurat, istri Brice di culik oleh seseorang yang berasal dari sebuah club yang menamakan diri mereka Club Billionaire dan setelah sa

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 131 | Aku Takut Brice

    "Mr.B semua yang datang malam itu sudah berada di dalam," ucap Gamma menyambut Brice di depan pintu besi.Gamma cukup terkejut melihat penampilan Brice saat ini.Ia melirik ke Alpha yang berada di samping Brice, Alpha hanya menggeleng pelan kepalanya agar Gamma tidak menanyakan perihal tersebut.Tanpa menjawab Brice terus melangkah masuk, ia melihat pasangan suami istri yang ikut di pertemuan malam itu.Ia berdiri tepat di tengah menatap wajah ketakutan orang-orang yang saat ini melihatnya, "Siapa yang tahu di mana keberadaan istriku?!" suara berat Brice terdengar mencekam."Hmmppph! Hmmmmp!" seorang pria berusaha untuk berbicara.Bticr memberi kode agar membuka pengikat di mulut pria tersebut, "Brengsekkk! Lepaskan kami! Apa kau tidak tahu berurusan dengan siapa! Hah!!!! Kami tidak perduli dengan keberadaan istrimu!!"Brice menggeretakkan rahangnya, ia berjalan cepat dan mengangkat kakinya tinggi-tinggi, "Brugh!""Arggghhh!" pekikan sakit terdengar mengisi gudang yang luas ini."Bahk

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 130 | Tanpa Ampun

    Tanpa menunggu persetujuan Mr.Kinsgton, Brice mengambil keputusan untuk menyerbu markas organisasi yang tengah mereka selidiki.Ponsel Brice terus berdering, panggilan Mr. Kingston ia abaikan begitu saja. Hingga earphone yang ia kenakan bersuara, "Mr.B, Tuan Kingston ingin berbicara dengan anda.""Shit! Sambungkan!""Ya Mr. Kinston?""Mr.B, apa yang anda pikirkan langsung menyerbu markas organisasi begitu saja? Padahal kita sudah dekat untuk mengetahui jaringan mereka!" serbu Mr. Kinsgton yang terdengar marah."Aku harap anda menarik semua orang anda Mr.B!" titah Mr. Kingston."Damn! Istriku saat ini menghilang!" sahut Brice geram."Yes I know! Ingat! Dia hanya istri kontrak! Kita bisa menyelamatkannya tapi tidak sekarang!" tegas Mr. Kingston.Brice mengepal erat tangannya, "Mr. Kingston, aku tidak peduli dengan misi ini!""Tidak bisa! Anda harus kembali! Ingat terlalu banyak nyawa yang harus di korbankan jika anda ceroboh seperti ini""Bahkan aku tidak segan meratakan laboratorium an

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 129 | POV Agnes

    POV Agnes"Hai Agnes!" seru Maria Sanchez saat melihat Agnes keluar dari lobby perusahaan."Hai Madam..." Agnes melangkahkan kakinya sambil melambaikan tangan."Maaf karena membuat anda menunggu," ucap Agnes lembut sambil menerima sapaan kecup pipi dari Maria"Kamu tidak peerlu sungkan! Dan kenapa masih memanggilku madam? Cukup Maria? Ok? Kamu sudah aku anggap seperti adik perempuanku!" ujar Maria sembari membuka pimtu mobil untuk Agnes.BlushAgnes tersenyum bahagia mendapatkan perlakuan tulus dari Maria, "Terimakasih."Maria tersenyum dan ikut masuk ke dalam mobil, duduk di sisi Agnes, “Langsung menuju restaurant,” ujarnya pada sopir.Sepuluh menit perjalanan, Agnes dan Maria bercerita mengenai diri mereka masing-masing, “Kamu pasti terkejut dengan kegiatan di klub waktu itu?”BlushWajah Agnes merona merah mengingat betapa intensnya aktifitas yang ia lihat malam itu, “Ah iya, itu pertama kali untukku.”“Hhahhaa, wajahmu merona merah, kau sangat menggemaskan Agnes!” tawa Maria mengg

  • Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam   Bab 128 | Selesaikan!

    Satu jam berlalu sejak Agnes mengabari dirinya tiba di restaurant.Brice mondar mandir di depan meja, sesekali ia duduk dan mengirimkan Agnes pesan singkat.bTapi sampai detik ini tidak ada satu pun balasan dari sang istri.Brice menekan nomor Gamma, "Cek lokasi Istriku!""Nona Agnes masih berada di Restaurant Tuan.""Apa Beta tidak bisa melihat ke dalam ruangan?""Akan saya tanyakan Tuan, maaf karena kami tidak tahu jika Maria Sanchez mengganti tempat janji.""Hmm, lakukan dengan cepat!"Brice memutuskan sambungan telpon, dirinya gelisah hanya karena tidak mendapat kabar dari sang istri.Sepuluh menit...Tiga puluh menit....Brak!!!Brice memukul meja kerjanya dengan keras.Ia menatap kesal pada ponselnya karena Agnes tidak kunjung menjawab panggilan telponnya."Tuan?" Gamma membuka pintu, terkejut mendengar suara keras dari ruangan Brice."Siapkan mobil Gamma! Feelingku mengatakan ini tidak baik-baik saja!”Gamma segera keluar dari ruangan Brice untuk memberikan kabar kepada seluruh

DMCA.com Protection Status