Home / Rumah Tangga / Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa / Bab 141 Kelicikan Istri Pertama

Share

Bab 141 Kelicikan Istri Pertama

Author: XENA
last update Last Updated: 2024-12-29 23:25:22

"Apa kamu sedang merisaukan sesuatu, Sayang?" bisik Serena di telinga suaminya.

Kenzo terhenyak dari lamunannya. Sekilas dia melirik menggunakan ekor matanya ke arah orang yang berbisik di telinganya. Seketika dia menghela nafasnya, setelah mengetahui sosok tersebut adalah istri pertamanya. Tadinya dia sudah menyadari jika Serena lah pemilik suara tersebut. Hanya saja pria beristri dua itu ingin memastikannya.

"Ada apa, Serena? Apa ada yang kamu inginkan?" tanya sang suami dengan malas, tanpa menoleh ke arahnya.

Serena menyeringai. Dia tahu sikap suaminya saat ini yang terlihat seolah sedang tidak mengharapkannya. Tanpa meminta ijin dari suaminya, Serena mencoba untuk menebar pesonanya, seperti kebiasaannya pada tiap pria yang ada di sekitarnya.

Sontak saja Kenzo membelalakkan matanya, ketika merasakan sesuatu yang mengenai bagian intinya. Serena tersenyum melihat reaksi sang suami yang terkejut mendapati dirinya sedang duduk di atas pangkuannya. Kedua tangannya melingkar pada leher suaminya sambil bergerak aktif menggodanya. Sehingga bagian inti Kenzo menegang, seolah ingin memberontak keluar dari kain segi tiga yang melindunginya.

"Hentikan, Serena," ujar Kenzo sembari berdesis, menahan hasratnya.

"Apa kamu menyukainya, Sayang?" tanya Serena sambil menggoyangkan pantatnya yang masih berada di pangkuan sang suami.

Kenzo mengeratkan gigi-giginya, berusaha untuk menghalau lenguhan yang hendak keluar dari bibirnya. Serena semakin bersemangat untuk menggoda suaminya. Goyangannya pun semakin kencang diiringi dengan senyuman lebarnya yang menunjukkan kepuasannya.

Istri pertama dari Kenzo merasa bahagia telah berhasil membuat sang suami terlihat sedang tersiksa menahan hasratnya. Seperti biasanya, Serena Hogan tidak akan berhenti sebelum sang pria meminta ampun padanya atau pun mengalahkannya.

Namun, Kenzo berusaha keras untuk menahan hasratnya yang semakin membuncah karena ulah sang istri pertamanya.

"Berhenti, Serena," tutur Kenzo dengan mengeratkan gigi-giginya, hingga urat-uratnya dapat terlihat dengan jelas.

"Kenapa? Apa kamu sangat menikmatinya, Sayang? Apa kamu ingin kita berpindah ke kamar?" tanya sang istri dengan suara menggoda, sambil bergerak lebih agresif, hingga membuat suaminya semakin resah.

"Berhentilah. Kita sedang berada di ruang terbuka. Apa kamu tidak malu, jika ada orang yang melihat kita seperti ini?" tanya Kenzo dengan suara tercekat, berusaha menahan gejolak dalam tubuhnya.

Serena menghentikan gerakannya. Dia menatap serius pada kedua suaminya, sembari bergerak untuk berpindah posisi duduknya. Kenzo tidak bisa berkutik. Pria yang sedang berjuang untuk menahan hasratnya tersebut hanya bisa diam dan pasrah.

"A-apa yang kamu lakukan?" tanya Kenzo yang terlihat terkejut dengan situasi mereka saat ini.

"Apa ada yang salah, Sayang?" tanya Serena sambil tersenyum manis pada sang suami.

Kenzo melihat sekitarnya. Entah mengapa dia takut jika terlihat oleh orang lain. Berbeda dengan Kenzo dahulu yang bebas mengumbar keromantisan di mana pun mereka berdua berada.

'Gawat! Bagaimana jika Luna melihat kami. Pasti dia akan sedih dan salah paham lagi,' batin Kenzo yang sedang resah.

Keresahan hati Kenzo dapat dirasakan oleh Serena. Sebagai istri pertamanya, dia tidak ingin sang suami berpindah hati atau menyerahkan hatinya pada istri keduanya.

"Apa terjadi sesuatu, Sayang? Kenapa kamu resah begitu? Apa milikmu sudah tidak bisa dikendalikan lagi?" tanya Serena dengan gaya menggodanya, sembari mengusap lembut bagian inti sang suami yang sedang didudukinya.

Kenzo semakin gusar. Pria beristri dua tersebut reflek menggigit bibir bawahnya. Merasakan sentuhan tangan sang istri yang sudah biasa memanjakannya.

"Serena, tolong. Duduklah di kursi sebelah. Bukankah kamu ingin berbicara denganku?" tanya Kenzo sambil menahan sesuatu yang memberontak pada bagian tubuh bawahnya.

Serena hanya tersenyum dan lebih gencar menggoda suaminya. Sungguh posisi mereka saat ini membuat sisi kelaki-lakian Kenzo memberontak. Pasalnya, Serena duduk menghadap ke arah suaminya, sehingga mereka saling berhadap-hadapan. Bukan hanya itu saja, kedua tangan Serena melingkar pada leher suaminya. Tidak berhenti sampai di situ saja, istri pertamanya itu bergerak-gerak lincah, layaknya sedang bergoyang dengan semangat di pangkuan suaminya.

"Serena," panggil Kenzo dengan suara tertahan.

"Hentikan," sambungnya kembali dengan ekspresi yang sama.

Serena melenguh dengan suara seksinya, seolah mereka sedang melakukan kegiatan suami istri di atas sofa yang ada dalam ruangan tengah pada rumah mewah tersebut.

'Sudah! Aku sudah tidak tahan!' seru Kenzo dalam hati.

Kenzo berusaha memindahkan tubuh sang istri dari pangkuannya menuju ke sofa yang ada di samping mereka. Sayangnya Serena bisa merasakan apa yang akan dilakukan oleh suaminya.

"Aku akan turun, tapi dengan syarat," ucap Serena dengan cepat, ketika suaminya berusaha untuk berdiri dari duduknya.

Seketika Kenzo menghentikan gerakannya. Dia kembali duduk untuk mendengarkan syarat yang akan dikatakan oleh sang istri.

"Syarat apa?" tanyanya dengan tidak sabar dan melihat resah pada sekelilingnya.

Serena mengeratkan kaitan tangannya pada leher suaminya. Kemudian, dia menempelkan bagian pahanya pada perut Kenzo dan kedua kakinya saling mengunci, agar tidak terlepas dari tubuh sang suami.

"Apa-apaan ini, Serena?" tanya Kenzo sambil berusaha melepas tangan sang istri.

"Bawa aku ke dalam kamar kita. Setelah itu, aku akan turun dan berbicara denganmu di dalam kamar" pinta sang istri sembari merajuk padanya.

"Apa kamu sudah gila? Kamar kita berada di lantai atas, Serena. Apa kamu tidak bisa berjalan sendiri seperi biasanya?" tanya Kenzo dengan menahan kesal.

Serena menggelengkan kepala dengan gaya manjanya. Wanita licik itu tidak melepaskan suaminya begitu saja. Semua rencana yang ada dalam kepalanya sudah tersusun rapi dan sempurna. Bahkan dia mempersiapkan rencana alternatifnya, jika rencana utamanya gagal.

Wajah Serena semakin mendekat, sehingga dengan refleknya Kenzo menggerakkan kepalanya, bermaksud untuk menghindari istri pertamanya yang terkenal sangat nekat.

"Gendong aku ke kamar, Sayang. Aku mempunyai hadiah yang sangat menarik untukmu," bisiknya dengan manja.

Sontak saja Kenzo membelalakkan matanya dan menatap tidak percaya pada istri pertamanya.

"Apa kamu tidak ingin mengetahui apa saja yang mereka bicarakan tadi? Apa saja yang mereka lakukan tadi? Aku yakin kamu sangat ingin mengetahuinya," bisiknya kembali seraya menyeringai.

"Apa maksudmu, Serena?" tanya Kenzo sembari mengernyitkan dahinya.

Serena menggerakkan kepalanya ke arah lantai atas yang merupakan kode bahwa dirinya menginginkan sang suami untuk menggendongnya ke kamar mereka. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Kenzo untuk menolak keinginan istri pertamanya. Dengan terpaksa, dia pun menggendong sang istri dengan posisi di depan.

"Kenapa kamu berniat sekali merepotkan aku, Serena?" tanya Kenzo lirih setelah menghela nafasnya sambil berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Sayang. Panggil aku dengan sebutan dayang seperti biasanya," tutur Serena sembari tersenyum manis pada suaminya.

Namun, sang suami tahu jika dibalik senyuman manisnya itu tersimpan kelicikan yang membahayakan.

Tiba-tiba saja kaki Kenzo berhenti melangkah. Matanya terbelalak melihat seseorang yang bertatap mata dengannya.

"Sa-sayang?!" celetuknya dengan gugup sambil menggelengkan kepalanya, seolah memberitahukan pada istri keduanya bahwa apa yang dilihatnya saat ini tidak seperti yang dipikirkannya.

Mata Luna berkaca-kaca menatap sang suami dengan penuh kebencian. Bibirnya bergetar, tidak sanggup mengeluarkan kata-kata.

"Kenapa kamu menatap Kenzo seperti itu? Bukankah kamu tahu, jika kami adalah sepasang suami istri? Jadi, tidak seharusnya kamu marah pada kami," ujar Serena sembari menyeringai.

"Sayang, aku--"

Related chapters

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 142 Perasaan Seorang Istri

    Luna berlari kecil masuk ke dalam kamarnya. Dia tidak bisa menerima alasan apa pun yang akan diberikan oleh suaminya. "Sayang!" seru Kenzo, berusaha untuk menghentikan istri keduanya yang sedang salah paham padanya. "Berhenti, Ken!" bentak Serena dengan tegas.Seketika Kenzo menghentikan kakinya yang hendak melangkah mengejar wanita pujaan hatinya. Pandangan matanya beralih menatap sang istri pertama yang ada dalam gendongannya. "Dia salah paham. Aku harus menjelaskannya. Sebaiknya aku menurunkan mu di sini. Berjalanlah ke kamar sendiri. Aku harus menyusul Luna," tutur Kenzo dengan serius pada istri pertamanya. "Jika kamu menurunkan ku, kamu akan kehilangan kesempatan untuk tahu yang sebenarnya antara Luna dan Dokter Ludwig," ujar Serena dengan cepat, bermaksud untuk menghentikan niat sang suami yang hendak menurunkannya.Dahi Kenzo mengernyit. Dia menatap sang istri pertama dengan tatapan penuh tanya. "Apa maksudmu, Serena?! Cepat katakan padaku! Jangan coba-coba mempermainkan a

    Last Updated : 2024-12-30
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 143 Kelicikan Rubah Betina

    Air mata Luna sudah tidak bisa dibendung lagi. Rasa sakit dalam hatinya sudah semakin dalam dan terkoyak saat ini. Kedua matanya yang berkaca-kaca, tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Bibirnya bergetar seiring rasa sakitnya yang semakin terasa sakit, ketika mengingat kemesraan sang suami bersama dengan istri pertamanya."Nek," panggilnya dengan diselingi isakan tangisnya.Seketika Wanita tua yang menjadi kepala pelayan di rumah mewah tersebut meraih tubuh mungil itu dan membawanya dalam pelukan. Telapak tangan yang penuh dengan kasih sayang tersebut terasa hangat mengusap lembut punggung Luna. "Kenapa rasanya sangat sakit, Nek?" tanya Luna dengan isakan tangisnya. "Sabar. Nenek tahu bagaimana perasaanmu, Sayang. Kamu harus tetap kuat dan sehat demi anak-anak yang masih dalam kandunganmu. Sabar ya, Sayang," tutur sang nenek sambil mengusap lembut punggung wanita muda itu.Wanita tua itu tahu bagaimana sang istri kedua dari tuannya berjuang melawan rasa cintanya pada sang suami.

    Last Updated : 2024-12-31
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 144 Meragukan Pemilik Benih Dalam Kandungannya

    "Apa maksudmu?" tanya Kenzo sambil mengernyitkan dahinya dan menatap curiga pada istri pertamanya. Serena tersenyum, sehingga membuat suaminya bertambah curiga dan kesal padanya. "Jangan berbelit-belit, Serena!" ujar Kenzo dengan meninggikan suaranya. "Sayang! Panggil aku dengan sebutan sayang!" bentak Serena dengan melebarkan bola matanya. Kenzo mendengus kesal. Dia menatap wanita yang berstatus sebagai istrinya seolah ingin menghabisinya."Cepat katakan semuanya apa yang ingin kamu beritahukan padaku," pinta Kenzo dengan menahan emosinya. Serena menatap sang suami seolah memberikan kode bahwa ada yang kurang dengan kalimat permintaannya. Kenzo mengerti. Pria beristri dua tersebut menghela nafasnya dan bersiap untuk melakukan permintaan dari istri pertamanya. "Katakan padaku semuanya, Sayang," ucap Kenzo dengan ragu-ragu. Secepat kilat serena bergerak mendekati suaminya dan mendaratkan bibirnya pada bibir suaminya.'Aku tahu, jika kamu mengatakannya dengan berat hati. Bukan ma

    Last Updated : 2025-01-01
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 145 Kepuasan Pasangan

    Pikiran Kenzo sangat kacau sejak diberitahukan oleh istri pertamanya tentang hubungan kedekatan istri keduanya dengan Dokter Ludwig, dokter spesialis yang menangani kandungannya. Bahkan dia tidak bisa memejamkan matanya untuk sekedar mengistirahatkan badannya. Bayangan kedekatan Luna dan Dokter Ludwig selalu saja menghantuinya. Pagi ini tubuhnya terlihat sangat lelah. Bagaimana tidak, semalaman dia tidak bisa memejamkan matanya. Percuma saja dirinya memaksa kedua matanya untuk terpejam, tetap saja tidurnya tidak bisa nyenyak. Bahkan bisa diibaratkan hanya matanya saja yang terpejam, tapi hati dan pikirannya tetap terjaga, sehingga membuatnya semakin frustasi ketika membuka kedua matanya. Tidak ada senyuman atau pun semangat dari dirinya untuk menyambut pagi yang sangat cerah saat ini. Di dalam ruangan kantornya, sang dokter yang mendapatkan label sebagai seorang dokter jenius tersebut sedang duduk lemas dengan menatap secangkir kopi di hadapannya. Bahkan berkali-kali dia menghela na

    Last Updated : 2025-01-02
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 1 Gadis Penebus Utang

    Brak!Luna terkesiap saat mendengar suara pintu rumahnya didobrak, diikuti suara seorang pria yang berteriak keras."Nenek Tua! Cepat keluar! Atau akan kami hancurkan rumah tua ini!" “Astaga! Ibu–” Luna diam-diam bergegas mencari sang ibu agar mereka bisa bersembunyi. Namun, terlambat. Wanita tua itu telah keluar dan berdiri di hadapan dua orang pria berbadan besar dengan tubuh gemetar di tamu yang hanya berisi televisi usang dan perabotan lama. Sungguh kontras, Luna melihat, “Tu-Tuan–”"Cepat bayar semua utang-utangmu, Nenek Tua!" bentak salah satu dari mereka, hingga membuat wanita tua itu berjengit kaget.Sang wanita tua semakin ketakutan. Kedua tangannya meremas ujung pakaian yang digunakannya. Kakinya pun gemetar, sehingga tidak bisa digerakkan sama sekali."Ma-maaf, Tuan. Saya belum bisa membayar sekarang," ucap sang wanita tua dengan terbata-bata, tanpa menghadap ke arah kedua pria yang menakutkan itu. Pandangannya tertuju pada lantai. “Saya belum punya uang untuk membayar–”

    Last Updated : 2024-07-22
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 2 Pria Penyelamat

    “Biarkan aku ketemu ibuku dulu!”Sementara itu, kedua pria berwajah bengis yang memegang erat tangan Luna, tidak menghiraukan ocehan wanita muda itu. Mereka tetap memaksanya, meskipun Luna dengan sekuat tenaga mempertahankan dirinya agar tidak bisa bergerak sedikit pun dari depan ruangan tersebut.“Ibumu sudah sadar! Kau harus ikut kami sekarang!”"Tidak! Jangan bawa saya! Saya harus menemani Ibu!""Jangan melawan! Ikut kami atau kamu akan tahu akibatnya!"Kedua pria tersebut bergantian memberikan peringatan pada wanita muda yang sedang berusaha melawan. Bahkan seruannya membuat mereka bertambah geram dan marah. Pasalnya, pandangan semua orang di sekitar tertuju pada mereka."Hentikan!" Suara seorang pria dari dalam ruangan tersebut, membuat perhatian mereka beralih padanya. Kedua pria berbadan kekar itu tertegun melihat sosok pria yang seolah sedang menantang mereka. Pria tampan dengan tubuh proposional yang dibalut sebuah jas putih sedang menatap tajam pada keduanya."Jangan ikut c

    Last Updated : 2024-07-22
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 3 Jadilah Dewi Penolong

    Sepasang ibu dan anak tersebut saling menatap, seolah saling mempertanyakan apa yang telah mereka dengar. "Apa yang harus Luna lakukan, dok?" tanya wanita tua tersebut dengan ekspresi menahan rasa sakit di dalam dadanya."Lebih baik Ibu berbaring, dan saya akan periksa terlebih dahulu. Jika keadaan Ibu sudah membaik, kita akan membicarakannya lagi," tutur sang dokter, seraya memberikan kode pada perawat untuk membantu wanita tua tersebut berbaring di tempat tidurnya.Luna pun membantu sang ibu untuk menuruti perintah dari dokter yang akan menolong mereka. Wanita tua itu menatap sang dokter dengan mata yang berkaca-kaca, seraya berkata,"Terima kasih, dok. Sepertinya Tuhan memberikan saya penyakit ini agar bisa bertemu dengan Dewa Penolong kami.""Jangan berkata seperti itu, Bu. Lebih baik Ibu berdoa agar bisa cepat sembuh," ujar sang dokter, sembari meletakkan stetoskop di dadanya.'Seharusnya saya yang berterima kasih pada kalian, karena telah menghadirkan Dewi Penolong untuk keluar

    Last Updated : 2024-07-22
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 4 Calon Direktur

    "Dewi Penolong?" celetuk Luna dengan tatapan penuh tanya. Sang dokter mendengar pertanyaan yang diajukan Luna padanya. Hanya saja, dia mengabaikannya. Dokter tampan itu menatap tajam pada kedua preman berwajah bengis, dan berkata,"Akan saya hubungi kalian, jika semuanya sudah siap."Dokter Kenzo tidak mau membuang-buang waktu untuk berdebat dengan kedua preman itu. Terlebih lagi saat ini mereka menjadi pusat perhatian seluruh orang yang berada di lobi rumah sakit tersebut. Tidak terkecuali orang-orang yang barada di lantai atas sedang melihatnya."Bagaimana anda bisa menghubungi kami, jika kita belum saling mengenal?" tanya pria berkepala botak di sela kekehannya.Merasa kedua preman tersebut akan semakin memperpanjang percakapan mereka, sang dokter pun segera meraih tangan Luna, dan menariknya. Semua menatap heran pada Dokter Kenzo yang membawa gadis tersebut berjalan bersamanya menuju lantai atas, di mana ruangan sang dokter berada.Wanita muda yang berpenampilan acak-acakan itu,

    Last Updated : 2024-07-22

Latest chapter

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 145 Kepuasan Pasangan

    Pikiran Kenzo sangat kacau sejak diberitahukan oleh istri pertamanya tentang hubungan kedekatan istri keduanya dengan Dokter Ludwig, dokter spesialis yang menangani kandungannya. Bahkan dia tidak bisa memejamkan matanya untuk sekedar mengistirahatkan badannya. Bayangan kedekatan Luna dan Dokter Ludwig selalu saja menghantuinya. Pagi ini tubuhnya terlihat sangat lelah. Bagaimana tidak, semalaman dia tidak bisa memejamkan matanya. Percuma saja dirinya memaksa kedua matanya untuk terpejam, tetap saja tidurnya tidak bisa nyenyak. Bahkan bisa diibaratkan hanya matanya saja yang terpejam, tapi hati dan pikirannya tetap terjaga, sehingga membuatnya semakin frustasi ketika membuka kedua matanya. Tidak ada senyuman atau pun semangat dari dirinya untuk menyambut pagi yang sangat cerah saat ini. Di dalam ruangan kantornya, sang dokter yang mendapatkan label sebagai seorang dokter jenius tersebut sedang duduk lemas dengan menatap secangkir kopi di hadapannya. Bahkan berkali-kali dia menghela na

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 144 Meragukan Pemilik Benih Dalam Kandungannya

    "Apa maksudmu?" tanya Kenzo sambil mengernyitkan dahinya dan menatap curiga pada istri pertamanya. Serena tersenyum, sehingga membuat suaminya bertambah curiga dan kesal padanya. "Jangan berbelit-belit, Serena!" ujar Kenzo dengan meninggikan suaranya. "Sayang! Panggil aku dengan sebutan sayang!" bentak Serena dengan melebarkan bola matanya. Kenzo mendengus kesal. Dia menatap wanita yang berstatus sebagai istrinya seolah ingin menghabisinya."Cepat katakan semuanya apa yang ingin kamu beritahukan padaku," pinta Kenzo dengan menahan emosinya. Serena menatap sang suami seolah memberikan kode bahwa ada yang kurang dengan kalimat permintaannya. Kenzo mengerti. Pria beristri dua tersebut menghela nafasnya dan bersiap untuk melakukan permintaan dari istri pertamanya. "Katakan padaku semuanya, Sayang," ucap Kenzo dengan ragu-ragu. Secepat kilat serena bergerak mendekati suaminya dan mendaratkan bibirnya pada bibir suaminya.'Aku tahu, jika kamu mengatakannya dengan berat hati. Bukan ma

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 143 Kelicikan Rubah Betina

    Air mata Luna sudah tidak bisa dibendung lagi. Rasa sakit dalam hatinya sudah semakin dalam dan terkoyak saat ini. Kedua matanya yang berkaca-kaca, tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Bibirnya bergetar seiring rasa sakitnya yang semakin terasa sakit, ketika mengingat kemesraan sang suami bersama dengan istri pertamanya."Nek," panggilnya dengan diselingi isakan tangisnya.Seketika Wanita tua yang menjadi kepala pelayan di rumah mewah tersebut meraih tubuh mungil itu dan membawanya dalam pelukan. Telapak tangan yang penuh dengan kasih sayang tersebut terasa hangat mengusap lembut punggung Luna. "Kenapa rasanya sangat sakit, Nek?" tanya Luna dengan isakan tangisnya. "Sabar. Nenek tahu bagaimana perasaanmu, Sayang. Kamu harus tetap kuat dan sehat demi anak-anak yang masih dalam kandunganmu. Sabar ya, Sayang," tutur sang nenek sambil mengusap lembut punggung wanita muda itu.Wanita tua itu tahu bagaimana sang istri kedua dari tuannya berjuang melawan rasa cintanya pada sang suami.

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 142 Perasaan Seorang Istri

    Luna berlari kecil masuk ke dalam kamarnya. Dia tidak bisa menerima alasan apa pun yang akan diberikan oleh suaminya. "Sayang!" seru Kenzo, berusaha untuk menghentikan istri keduanya yang sedang salah paham padanya. "Berhenti, Ken!" bentak Serena dengan tegas.Seketika Kenzo menghentikan kakinya yang hendak melangkah mengejar wanita pujaan hatinya. Pandangan matanya beralih menatap sang istri pertama yang ada dalam gendongannya. "Dia salah paham. Aku harus menjelaskannya. Sebaiknya aku menurunkan mu di sini. Berjalanlah ke kamar sendiri. Aku harus menyusul Luna," tutur Kenzo dengan serius pada istri pertamanya. "Jika kamu menurunkan ku, kamu akan kehilangan kesempatan untuk tahu yang sebenarnya antara Luna dan Dokter Ludwig," ujar Serena dengan cepat, bermaksud untuk menghentikan niat sang suami yang hendak menurunkannya.Dahi Kenzo mengernyit. Dia menatap sang istri pertama dengan tatapan penuh tanya. "Apa maksudmu, Serena?! Cepat katakan padaku! Jangan coba-coba mempermainkan a

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 141 Kelicikan Istri Pertama

    "Apa kamu sedang merisaukan sesuatu, Sayang?" bisik Serena di telinga suaminya. Kenzo terhenyak dari lamunannya. Sekilas dia melirik menggunakan ekor matanya ke arah orang yang berbisik di telinganya. Seketika dia menghela nafasnya, setelah mengetahui sosok tersebut adalah istri pertamanya. Tadinya dia sudah menyadari jika Serena lah pemilik suara tersebut. Hanya saja pria beristri dua itu ingin memastikannya. "Ada apa, Serena? Apa ada yang kamu inginkan?" tanya sang suami dengan malas, tanpa menoleh ke arahnya. Serena menyeringai. Dia tahu sikap suaminya saat ini yang terlihat seolah sedang tidak mengharapkannya. Tanpa meminta ijin dari suaminya, Serena mencoba untuk menebar pesonanya, seperti kebiasaannya pada tiap pria yang ada di sekitarnya. Sontak saja Kenzo membelalakkan matanya, ketika merasakan sesuatu yang mengenai bagian intinya. Serena tersenyum melihat reaksi sang suami yang terkejut mendapati dirinya sedang duduk di atas pangkuannya. Kedua tangannya melingkar pada le

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 140 Kejutan

    Damian tidak menjawab panggilan telpon dari menantu pertamanya. Melihat nama sang menantu saja, dia tidak berminat untuk berbicara dengannya, apalagi menanggapi panggilan telponnya. Sekali hingga dua kali panggilan telpon tersebut diabaikan olehnya. Namun, untuk ketiga kalinya ponsel Damian kembali berdering. Panggilan telpon tersebut berasal dari orang yang sama, Serena. "Apa yang diinginkan wanita licik ini?" ucap pria tersebut kesal, sembari memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam saku celananya. Bukan Serena namanya, jika dia menyerah begitu saja. Saat ini pun istri pertama dari Kenzo kembali menghubungi sang mertua tanpa henti, sehingga membuat emosi Damian terpancing dan semakin merasa terganggu. Pria paruh baya tersebut kembali merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel miliknya. Sontak saja dia mencebik kesal melihat nama sang menantu yang tertera pada layar ponselnya sebagai penelpon. "Kenapa dia gigih sekali?" gumamnya kesal sembari mematikan ponsel tersebut.

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 139 Mencari Kebenaran

    "Apa sebenarnya tujuan kalian berada di rumah ini?" tanya seorang wanita tua dengan tegas pada beberapa pelayan wanita yang sedang berdiri rapi di hadapannya. Sorot mata sang nenek menyiratkan kemarahannya yang begitu besar pada mereka semua. Kepala mereka menunduk, tidak berani menatap kedua mata wanita yang dianggap sebagai ibu dari semua pelayan di rumah mewah itu. "Jawab!" bentaknya sembari menatap satu per satu dari semuanya. Mereka terhenyak dan semakin tidak berani memandang ke arah sang kepala pelayan yang sedang berdiri di hadapan mereka. "Bekerja, Nek," ucap lirih salah satu dari mereka. Dahi wanita tua itu mengernyit. Bibirnya pun menyeringai mendengar jawaban yang menurutnya sangat konyol. Pasalnya, setiap kali dia mengetahui para pelayan itu menghabiskan lebih banyak waktu untuk bergosip, menyindir dan me-bully orang yang mereka benci. "Bekerja? Apa bergosip dan taruhan atas nasib majikan kalian juga merupakan pekerjaan kalian di rumah ini?!" tanya sang nene

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 138 Sulitnya Beristri Dua

    Serena tersenyum puas berada di antara sang suami dan madunya. Statusnya sebagai istri pertama dari Kenzo Matteo, memberikan keuntungan tersendiri baginya. Tanpa bertanya pada suaminya, wanita angkuh tersebut duduk di kursi depan yang berada di samping sopir. Kenzo hanya bisa menghela nafas, tanpa bisa melarangnya. Bukan karena dia tunduk dan takut pada sang istri, lebih tepatnya karena dia enggan memperburuk situasi saat ini. Sekilas pria beristri dua tersebut melirik ke arah kaca spion yang berada di tengah untuk melihat wanita kesayangannya. Luna pun menyadari hal itu. Dari tempat duduknya yang berada di belakang suaminya, dia hanya bisa tersenyum tipis melihat ke arah kaca spion tersebut. Entah mengapa hatinya merasa gusar saat ini. Keberaniannya yang tiba-tiba datang pada saat menghadapi istri pertama suaminya, kini seketika terkubur oleh kegundahan hatinya. Carla yang duduk di sampingnya dapat dengan mudah merasakannya. Tanpa berpikir panjang, dia pun memegang tangan Luna dan

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 137 Hukuman

    Di taman belakang yang sangat tenang, berdirilah beberapa pelayan wanita dengan berjejer rapi di tepi kolam renang. Semua kepala menunduk, tidak berani melihat sosok orang yang berdiri di hadapan mereka. "Siapa yang hendak menjelaskan semuanya?" tanya orang tersebut dengan tegas dan menatap satu per satu dari semua pelayan yang berdiri di hadapannya. Seketika semuanya menegang. Jantung mereka berdetak cepat, seolah sedang berpacu, saling berlomba antar satu sama lainnya. Suara gemericik air yang berasal dari kolam ikan di sudut taman tersebut, menjadi alunan penenang ketegangan hati mereka. "Kami ...," ucap ragu salah satu pelayan dengan gugup, sehingga tidak dapat menyelesaikan perkataannya. "Jawab!' bentak orang yang berdiri di hadapan para pelayan dengan memperlihatkan ekspresi kemarahannya. Sontak saja mereka semua bergandengan tangan dengan sangat erat, seolah tidak mau terpisahkan dan siap untuk dihukum bersama-sama. "Apa perlu saya pecat kalian semua agar mau be

DMCA.com Protection Status