Beranda / Rumah Tangga / Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa / Bab 141 Kelicikan Istri Pertama

Share

Bab 141 Kelicikan Istri Pertama

Penulis: XENA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 23:25:22

"Apa kamu sedang merisaukan sesuatu, Sayang?" bisik Serena di telinga suaminya.

Kenzo terhenyak dari lamunannya. Sekilas dia melirik menggunakan ekor matanya ke arah orang yang berbisik di telinganya. Seketika dia menghela nafasnya, setelah mengetahui sosok tersebut adalah istri pertamanya. Tadinya dia sudah menyadari jika Serena lah pemilik suara tersebut. Hanya saja pria beristri dua itu ingin memastikannya.

"Ada apa, Serena? Apa ada yang kamu inginkan?" tanya sang suami dengan malas, tanpa menoleh ke arahnya.

Serena menyeringai. Dia tahu sikap suaminya saat ini yang terlihat seolah sedang tidak mengharapkannya. Tanpa meminta ijin dari suaminya, Serena mencoba untuk menebar pesonanya, seperti kebiasaannya pada tiap pria yang ada di sekitarnya.

Sontak saja Kenzo membelalakkan matanya, ketika merasakan sesuatu yang mengenai bagian intinya. Serena tersenyum melihat reaksi sang suami yang terkejut mendapati dirinya sedang duduk di atas pangkuannya. Kedua tangannya melingkar pada leher suaminya sambil bergerak aktif menggodanya. Sehingga bagian inti Kenzo menegang, seolah ingin memberontak keluar dari kain segi tiga yang melindunginya.

"Hentikan, Serena," ujar Kenzo sembari berdesis, menahan hasratnya.

"Apa kamu menyukainya, Sayang?" tanya Serena sambil menggoyangkan pantatnya yang masih berada di pangkuan sang suami.

Kenzo mengeratkan gigi-giginya, berusaha untuk menghalau lenguhan yang hendak keluar dari bibirnya. Serena semakin bersemangat untuk menggoda suaminya. Goyangannya pun semakin kencang diiringi dengan senyuman lebarnya yang menunjukkan kepuasannya.

Istri pertama dari Kenzo merasa bahagia telah berhasil membuat sang suami terlihat sedang tersiksa menahan hasratnya. Seperti biasanya, Serena Hogan tidak akan berhenti sebelum sang pria meminta ampun padanya atau pun mengalahkannya.

Namun, Kenzo berusaha keras untuk menahan hasratnya yang semakin membuncah karena ulah sang istri pertamanya.

"Berhenti, Serena," tutur Kenzo dengan mengeratkan gigi-giginya, hingga urat-uratnya dapat terlihat dengan jelas.

"Kenapa? Apa kamu sangat menikmatinya, Sayang? Apa kamu ingin kita berpindah ke kamar?" tanya sang istri dengan suara menggoda, sambil bergerak lebih agresif, hingga membuat suaminya semakin resah.

"Berhentilah. Kita sedang berada di ruang terbuka. Apa kamu tidak malu, jika ada orang yang melihat kita seperti ini?" tanya Kenzo dengan suara tercekat, berusaha menahan gejolak dalam tubuhnya.

Serena menghentikan gerakannya. Dia menatap serius pada kedua suaminya, sembari bergerak untuk berpindah posisi duduknya. Kenzo tidak bisa berkutik. Pria yang sedang berjuang untuk menahan hasratnya tersebut hanya bisa diam dan pasrah.

"A-apa yang kamu lakukan?" tanya Kenzo yang terlihat terkejut dengan situasi mereka saat ini.

"Apa ada yang salah, Sayang?" tanya Serena sambil tersenyum manis pada sang suami.

Kenzo melihat sekitarnya. Entah mengapa dia takut jika terlihat oleh orang lain. Berbeda dengan Kenzo dahulu yang bebas mengumbar keromantisan di mana pun mereka berdua berada.

'Gawat! Bagaimana jika Luna melihat kami. Pasti dia akan sedih dan salah paham lagi,' batin Kenzo yang sedang resah.

Keresahan hati Kenzo dapat dirasakan oleh Serena. Sebagai istri pertamanya, dia tidak ingin sang suami berpindah hati atau menyerahkan hatinya pada istri keduanya.

"Apa terjadi sesuatu, Sayang? Kenapa kamu resah begitu? Apa milikmu sudah tidak bisa dikendalikan lagi?" tanya Serena dengan gaya menggodanya, sembari mengusap lembut bagian inti sang suami yang sedang didudukinya.

Kenzo semakin gusar. Pria beristri dua tersebut reflek menggigit bibir bawahnya. Merasakan sentuhan tangan sang istri yang sudah biasa memanjakannya.

"Serena, tolong. Duduklah di kursi sebelah. Bukankah kamu ingin berbicara denganku?" tanya Kenzo sambil menahan sesuatu yang memberontak pada bagian tubuh bawahnya.

Serena hanya tersenyum dan lebih gencar menggoda suaminya. Sungguh posisi mereka saat ini membuat sisi kelaki-lakian Kenzo memberontak. Pasalnya, Serena duduk menghadap ke arah suaminya, sehingga mereka saling berhadap-hadapan. Bukan hanya itu saja, kedua tangan Serena melingkar pada leher suaminya. Tidak berhenti sampai di situ saja, istri pertamanya itu bergerak-gerak lincah, layaknya sedang bergoyang dengan semangat di pangkuan suaminya.

"Serena," panggil Kenzo dengan suara tertahan.

"Hentikan," sambungnya kembali dengan ekspresi yang sama.

Serena melenguh dengan suara seksinya, seolah mereka sedang melakukan kegiatan suami istri di atas sofa yang ada dalam ruangan tengah pada rumah mewah tersebut.

'Sudah! Aku sudah tidak tahan!' seru Kenzo dalam hati.

Kenzo berusaha memindahkan tubuh sang istri dari pangkuannya menuju ke sofa yang ada di samping mereka. Sayangnya Serena bisa merasakan apa yang akan dilakukan oleh suaminya.

"Aku akan turun, tapi dengan syarat," ucap Serena dengan cepat, ketika suaminya berusaha untuk berdiri dari duduknya.

Seketika Kenzo menghentikan gerakannya. Dia kembali duduk untuk mendengarkan syarat yang akan dikatakan oleh sang istri.

"Syarat apa?" tanyanya dengan tidak sabar dan melihat resah pada sekelilingnya.

Serena mengeratkan kaitan tangannya pada leher suaminya. Kemudian, dia menempelkan bagian pahanya pada perut Kenzo dan kedua kakinya saling mengunci, agar tidak terlepas dari tubuh sang suami.

"Apa-apaan ini, Serena?" tanya Kenzo sambil berusaha melepas tangan sang istri.

"Bawa aku ke dalam kamar kita. Setelah itu, aku akan turun dan berbicara denganmu di dalam kamar" pinta sang istri sembari merajuk padanya.

"Apa kamu sudah gila? Kamar kita berada di lantai atas, Serena. Apa kamu tidak bisa berjalan sendiri seperi biasanya?" tanya Kenzo dengan menahan kesal.

Serena menggelengkan kepala dengan gaya manjanya. Wanita licik itu tidak melepaskan suaminya begitu saja. Semua rencana yang ada dalam kepalanya sudah tersusun rapi dan sempurna. Bahkan dia mempersiapkan rencana alternatifnya, jika rencana utamanya gagal.

Wajah Serena semakin mendekat, sehingga dengan refleknya Kenzo menggerakkan kepalanya, bermaksud untuk menghindari istri pertamanya yang terkenal sangat nekat.

"Gendong aku ke kamar, Sayang. Aku mempunyai hadiah yang sangat menarik untukmu," bisiknya dengan manja.

Sontak saja Kenzo membelalakkan matanya dan menatap tidak percaya pada istri pertamanya.

"Apa kamu tidak ingin mengetahui apa saja yang mereka bicarakan tadi? Apa saja yang mereka lakukan tadi? Aku yakin kamu sangat ingin mengetahuinya," bisiknya kembali seraya menyeringai.

"Apa maksudmu, Serena?" tanya Kenzo sembari mengernyitkan dahinya.

Serena menggerakkan kepalanya ke arah lantai atas yang merupakan kode bahwa dirinya menginginkan sang suami untuk menggendongnya ke kamar mereka. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Kenzo untuk menolak keinginan istri pertamanya. Dengan terpaksa, dia pun menggendong sang istri dengan posisi di depan.

"Kenapa kamu berniat sekali merepotkan aku, Serena?" tanya Kenzo lirih setelah menghela nafasnya sambil berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Sayang. Panggil aku dengan sebutan dayang seperti biasanya," tutur Serena sembari tersenyum manis pada suaminya.

Namun, sang suami tahu jika dibalik senyuman manisnya itu tersimpan kelicikan yang membahayakan.

Tiba-tiba saja kaki Kenzo berhenti melangkah. Matanya terbelalak melihat seseorang yang bertatap mata dengannya.

"Sa-sayang?!" celetuknya dengan gugup sambil menggelengkan kepalanya, seolah memberitahukan pada istri keduanya bahwa apa yang dilihatnya saat ini tidak seperti yang dipikirkannya.

Mata Luna berkaca-kaca menatap sang suami dengan penuh kebencian. Bibirnya bergetar, tidak sanggup mengeluarkan kata-kata.

"Kenapa kamu menatap Kenzo seperti itu? Bukankah kamu tahu, jika kami adalah sepasang suami istri? Jadi, tidak seharusnya kamu marah pada kami," ujar Serena sembari menyeringai.

"Sayang, aku--"

Bab terkait

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 142 Perasaan Seorang Istri

    Luna berlari kecil masuk ke dalam kamarnya. Dia tidak bisa menerima alasan apa pun yang akan diberikan oleh suaminya. "Sayang!" seru Kenzo, berusaha untuk menghentikan istri keduanya yang sedang salah paham padanya. "Berhenti, Ken!" bentak Serena dengan tegas.Seketika Kenzo menghentikan kakinya yang hendak melangkah mengejar wanita pujaan hatinya. Pandangan matanya beralih menatap sang istri pertama yang ada dalam gendongannya. "Dia salah paham. Aku harus menjelaskannya. Sebaiknya aku menurunkan mu di sini. Berjalanlah ke kamar sendiri. Aku harus menyusul Luna," tutur Kenzo dengan serius pada istri pertamanya. "Jika kamu menurunkan ku, kamu akan kehilangan kesempatan untuk tahu yang sebenarnya antara Luna dan Dokter Ludwig," ujar Serena dengan cepat, bermaksud untuk menghentikan niat sang suami yang hendak menurunkannya.Dahi Kenzo mengernyit. Dia menatap sang istri pertama dengan tatapan penuh tanya. "Apa maksudmu, Serena?! Cepat katakan padaku! Jangan coba-coba mempermainkan a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 143 Kelicikan Rubah Betina

    Air mata Luna sudah tidak bisa dibendung lagi. Rasa sakit dalam hatinya sudah semakin dalam dan terkoyak saat ini. Kedua matanya yang berkaca-kaca, tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Bibirnya bergetar seiring rasa sakitnya yang semakin terasa sakit, ketika mengingat kemesraan sang suami bersama dengan istri pertamanya."Nek," panggilnya dengan diselingi isakan tangisnya.Seketika Wanita tua yang menjadi kepala pelayan di rumah mewah tersebut meraih tubuh mungil itu dan membawanya dalam pelukan. Telapak tangan yang penuh dengan kasih sayang tersebut terasa hangat mengusap lembut punggung Luna. "Kenapa rasanya sangat sakit, Nek?" tanya Luna dengan isakan tangisnya. "Sabar. Nenek tahu bagaimana perasaanmu, Sayang. Kamu harus tetap kuat dan sehat demi anak-anak yang masih dalam kandunganmu. Sabar ya, Sayang," tutur sang nenek sambil mengusap lembut punggung wanita muda itu.Wanita tua itu tahu bagaimana sang istri kedua dari tuannya berjuang melawan rasa cintanya pada sang suami.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 144 Meragukan Pemilik Benih Dalam Kandungannya

    "Apa maksudmu?" tanya Kenzo sambil mengernyitkan dahinya dan menatap curiga pada istri pertamanya. Serena tersenyum, sehingga membuat suaminya bertambah curiga dan kesal padanya. "Jangan berbelit-belit, Serena!" ujar Kenzo dengan meninggikan suaranya. "Sayang! Panggil aku dengan sebutan sayang!" bentak Serena dengan melebarkan bola matanya. Kenzo mendengus kesal. Dia menatap wanita yang berstatus sebagai istrinya seolah ingin menghabisinya."Cepat katakan semuanya apa yang ingin kamu beritahukan padaku," pinta Kenzo dengan menahan emosinya. Serena menatap sang suami seolah memberikan kode bahwa ada yang kurang dengan kalimat permintaannya. Kenzo mengerti. Pria beristri dua tersebut menghela nafasnya dan bersiap untuk melakukan permintaan dari istri pertamanya. "Katakan padaku semuanya, Sayang," ucap Kenzo dengan ragu-ragu. Secepat kilat serena bergerak mendekati suaminya dan mendaratkan bibirnya pada bibir suaminya.'Aku tahu, jika kamu mengatakannya dengan berat hati. Bukan ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 145 Kepuasan Pasangan

    Pikiran Kenzo sangat kacau sejak diberitahukan oleh istri pertamanya tentang hubungan kedekatan istri keduanya dengan Dokter Ludwig, dokter spesialis yang menangani kandungannya. Bahkan dia tidak bisa memejamkan matanya untuk sekedar mengistirahatkan badannya. Bayangan kedekatan Luna dan Dokter Ludwig selalu saja menghantuinya. Pagi ini tubuhnya terlihat sangat lelah. Bagaimana tidak, semalaman dia tidak bisa memejamkan matanya. Percuma saja dirinya memaksa kedua matanya untuk terpejam, tetap saja tidurnya tidak bisa nyenyak. Bahkan bisa diibaratkan hanya matanya saja yang terpejam, tapi hati dan pikirannya tetap terjaga, sehingga membuatnya semakin frustasi ketika membuka kedua matanya. Tidak ada senyuman atau pun semangat dari dirinya untuk menyambut pagi yang sangat cerah saat ini. Di dalam ruangan kantornya, sang dokter yang mendapatkan label sebagai seorang dokter jenius tersebut sedang duduk lemas dengan menatap secangkir kopi di hadapannya. Bahkan berkali-kali dia menghela na

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 146 Curhatan Kaum Adam

    Curahan hati para lelaki tersebut diakhiri dengan saling memberi nasehat sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang mereka hadapi. Sayangnya hati Kenzo masih merasa gundah memikirkan kedua istrinya dengan masalah mereka masing-masing. Sang dokter yang akan mewarisi rumah sakit terbesar di negeri ini sedang duduk gelisah menatap jam yang melingkar di tangan kirinya. "Apa lebih baik aku tidak usah pulang saja?" gumamnya sambil berpikir. Helaan nafasnya memperlihatkan betapa berat beban pikirannya saat ini. Dia menyeringai menertawakan dirinya sendiri yang tidak bisa menangani kebimbangan hatinya."Dokter Kenzo Matteo. Seorang dokter jenius yang terkenal mahir dalam segala bidang medis. Tapi, sekarang dia sedang bingung hanya karena memutuskan untuk pulang atau tidak. Ada apa denganmu Kenzo?" tanyanya pada diri sendiri, sembari menertawakan kebodohannya. Untuk urusan hati, Kenzo memang tidak pandai. Selama masa sendirinya, dia tidak seperti laki-laki lain yang mempunyai hubungan den

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 147 Dua Ranjang

    "Hubungan kami tidak seperti itu, Ken. Hubungan kami lebih seperti sahabat dekat. Ya, bisa dikatakan seperti itu," ucap Damian sambil tersenyum getir. "Sahabat dekat?" tanya Kenzo sembari mengernyitkan dahinya. Damian merasa tidak nyaman dengan cara sang putra menatapnya yang seolah ingin menghakiminya. Pria paruh baya tersebut menganggukkan kepalanya sembari memaksakan senyumnya."Sahabat dekat yang berbagi ranjang?" tanya Kenzo kembali dengan tatapan menyelidik."Rupanya kamu belum tahu, Ken. Kami berdua sepakat memakai ranjang single. Jadi, ada dua ranjang dalam kamar kami," jawab Damian dengan lancar, tanpa menutup-nutupi dari putra kandungnya. "A-apa?!" celetuk Kenzo dengan ekspresi terkejutnya.Damian tersenyum. Dia sangat tahu, reaksi dari sang putra setelah mendengar jawabannya. Hanya saja dia sudah berjanji pada dirinya untuk mengatakan semuanya pada Kenzo, putra kandungnya, setelah memberitahukan pada sang putra alasannya menikahi Kania waktu itu. "Bukankah Papa sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 148 Taruhan Kekuasaan

    Luna menatap bingung pada sang nenek yang berjanji akan selalu menjaga, dan menjadi penolongnya. Hanya saja wanita tua tersebut belum mempersiapkan alasan yang tepat untuk meyakinkan istri pertama dari tuannya. Wanita tua yang menjadi kepala pelayan di rumah mewah tersebut bergegas menghampiri Luna, dan memegang kedua lengannya untuk membantu wanita hamil itu beranjak dari kursinya. "Kita harus pergi sekarang. Tidak baik jika membuat Tuan Ron Matteo menunggu terlalu lama."Kemudian sang nenek mengalihkan pandangannya pada istri pertama Kenzo untuk berpamitan padanya. "Maaf, Nyonya Serena. Kami harus pergi sekarang juga. Permisi," ucapnya dengan sopan. "Tapi, bagaimana dengan semua makanan ini? Berapa lama kalian akan pergi? Aku akan menunggu untuk makan bersama," ujar Serena untuk menghentikan sang nenek dan Luna yang telah berjalan beberapa langkah.Seketika kaki kedua wanita berbeda usia tersebut berhenti melangkah. "Kenapa dia bersikeras sekali untuk mengajak Luna makan bersam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 149 Pemilik Hati

    Sang nenek menghela nafasnya. Kemudian, wanita tua itu mengalihkan pandangannya dari rumah besar yang ada di hadapannya pada wanita di sebelahnya. "Nenek juga tidak tahu, Luna. Maafkan Nenek. Tadi Nenek hanya ingin membawamu pergi dari hadapan Nyonya Serena," ucap sang nenek dengan penuh penyesalan.Luna tersenyum. Dia meraih tangan sang nenek yang merasa bersalah. "Kenapa Nenek meminta maaf padaku? Harusnya Luna yang berterima kasih pada Nenek. Jika bukan karena Nenek mengajakku untuk datang ke sini, maka mungkin saja aku sekarang sudah seperti ikan paus yang terdampar karena kekenyangan," ucapnya sambil terkekeh. Nenek pun ikut tertawa menanggapi candaan dari istri kedua tuannya. Wanita tua tersebut menatap dalam kedua mata sang nyonya muda, dan mengatakan sesuatu padanya. "Nenek hanya ingin mengingatkanmu. Luna, di dalam perutmu ada buah cintamu dengan Tuan Kenzo. Kalian juga menikah di hadapan Tuhan. Keluarga besar Matteo yang menjadi saksi pernikahan kalian. Jadi, kamu punya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08

Bab terbaru

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 189

    Suara tangisan kencang dari ruang persalinan membuat Ron Matteo dan Damian Matteo tersenyum."Dengarlah, Damian. Suara bayi itu adalah--""Dengarlah suara tangisan ini, Pah," sahut Damian ketika mendengar suara tangisan bayi yang bersahut-sahutan.Mereka berdua tertawa bahagia menyambut kelahiran sang calon penguasa yang baru dalam keluarga Matteo. Mata kedua pria itu terbelalak mendengar suara tangisan bayi yang baru saja dilahirkan oleh istri kedua dari sang penguasa. "Lihatlah Damian. Ada berapa bayi dalam perut menantumu itu," ujar Ron Matteo sambil terkekeh. "Luna benar-benar hebat, Pa. Dia memberi kejutan pada kita semua," ucap Damian sembari terkekeh. "Benar. Bukankah dokter mengatakan jika hanya ada dua bayi dalam kandungannya?" tanya pria tua itu tanpa melepaskan pandangannya dari monitor yang memperlihatkan kegiatan dalam ruang persalinan. Hanya orang khusus saja yang bisa berada dalam ruangan tersebut. Dan merekalah pemilik rumah sakit itu. Sehingga mereka mempunyai a

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 188 Karma yang Harus Dibayar

    Serena memang dalam keadaan kritis saat dilarikan ke rumah sakit. Selain dia tidak sadarkan diri, dia juga mengalami pendarahan parah yang terjadi di kepala, di dalam perut serta dadanya, dan darahnya pun juga keluar dari anggota tubuhnya yang terkena pukulan atau benturan keras. Setelah operasi selesai, Serena dipindahkan ke ruang ICU. Di dalam ruangan itu dia mendapatkan perawatan ekstra, tanpa ada perbedaan dengan pasien lain karena status tahanannya. "Seharusnya pasien sudah sadar setelah beberapa saat operasi selesai dilakukan, tapi sepertinya kita harus menunggu lebih lama lagi. Kami juga sudah berusaha membangunkannya, tapi pasien tetap tidak mau bereaksi. Bahkan dalam operasinya tidak ada kesalahan yang terjadi. Semua berjalan dengan baik. Mungkin takdir Tuhan yang membuat semua ini terjadi. Kita tunggu saja perkembangan pasien selanjutnya," tutur sang dokter pada seorang sipir yang bertugas menjaga Serena.Setelah kepergian dokter dari ruangan tersebut, sang sipir melaporka

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 187 Orang Jahat yang Dijahati

    "Brengsek!" umpat mantan mertua dari Kenzo Matteo. Hampir semua barang yang ada di sekitarnya telah menjadi pelampiasan kemarahannya. Dia merasa malu di hadapan semua orang yang menghadiri konferensi pers nya. Terlebih lagi orang-orang tersebut sangat berpengaruh dalam bidangnya. Dalam sekejap saja, berita tentang putrinya yang tidak bisa memberikan keturunan bagi keluarga Matteo telah menyebar ke seluruh pelosok negeri. Hingga putri yang telah dicoret dari keluarganya pun mendengar berita tersebut. Prang!"Kalian semua brengsek!" seru Serena dalam ruangan yang dikelilingi jeruji besi, sembari melempar piring makanannya ke arah tembok.Beberapa tahanan wanita yang berada dalam ruang tahanan tersebut menatap tajam padanya. Tanpa menunggu lama, seorang tahanan wanita berbadan besar meraih rambut panjang Serena yang diikat tidak beraturan. "Kamu tidak lihat kami semua sedang makan?!" tanyanya dengan menatap marah pada wanita si pemilik rambut yang dijambaknya. Serena menatap kesal p

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 186 Malam Penobatan Sebagai Sang Penguasa

    "Dengan ini saya, Ron Matteo mengumumkan bahwa cucu saya, Kenzo Matteo akan menggantikan posisi saya di semua perusahaan yang bernaung di bawah keluarga Matteo."Sorak sorai tepukan tangan memenuhi ruangan tersebut. Acara berkonsep mewah dan sangat berkelas dengan iringan musik klasik menambah keindahan pesta malam itu. Kenzo Matteo kini telah diangkat menjadi sang penguasa untuk menggantikan kakeknya. Tentu saja hal itu didengar oleh Serena yang masih berada dalam jeratan jeruji besi. Wanita licik itu marah. Dia bersumpah akan merebut kembali hak miliknya."Luna. Bolehkah Nenek berbicara?" tanya sang kepala pelayan yang sudah sangat dekat dengan istri kedua Kenzo. Luna menganggukkan kepalanya, menyetujui keinginan dari wanita tua tersebut yang seolah menggantikan peran ibunya. "Apakah hatimu lega dengan mendiamkan suamimu?" tanyanya dengan lembut. Luna diam. Dia memikirkan pertanyaan dari sang nenek. Setelah itu, dia menggelengkan kepalanya. "Apakah hatimu baik-baik saja, dan bis

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 185 Sebuah Kekalahan

    "Apa anda kira jika sudah menghapus rekaman CCTV di beberapa tempat bisa memusnahkannya? Termasuk rekaman CCTV di dalam kamar perawatan."Seketika Serena membelalakkan matanya. Penuturan dari pengacara keluarga Matteo membuat jantungnya berdegup sangat kencang, takut apabila dimasukkan ke dalam sel tahanan yang akan merusak nama baik dan kehormatannya serta keluarganya. Kedua tangan wanita yang merupakan istri pertama dari Kenzo mencengkeram roknya. Ketakutannya itu bisa dibaca oleh pria yang duduk di sampingnya. "Apa anda yakin jika orang yang berada di dalam kamar tersebut adalah Nyonya Serena? Bukankah tidak ada bukti jelas atau pun saksi yang menyatakan hal itu? Lagi pula, kita tidak bisa begitu saja menyatakan bahwa itu adalah klien kami, karena kita juga tidak tahu orang itu pria atau wanita. Benar bukan?" ujar sang pengacara Serena dengan tenang. "Saya yakin kita semua bisa melihat jika orang yang berpakaian serba hitam pada rekaman CCTV itu adalah seorang wanita. Lihat saja

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 184 Menuntut dan Dituntut

    "Kamu sangat cerdik, Serena," ujar Ron Matteo setelah menyudahi tepukan tangannya. Pria tua itu beranjak dari duduknya, dan berjalan menghampiri cucu menantu pertamanya. Hal itu membuat Serena tersenyum penuh kemenangan. "Kamu benar-benar licik. Tidak salah jika kami membiarkanmu masuk ke dalam keluarga Matteo. Semakin lama, kami semakin tahu kebusukan mu," tuturnya sembari menyeringai. "Apa maksudnya, Kek?" tanya Serena layaknya orang bodoh. Sang kakek hanya tersenyum miring menanggapi pertanyaan dari istri pertama cucunya. Wanita licik itu ditatapnya seolah sedang memperingatkannya. "Kita lihat saja sejauh mana kebenaran akan terungkap."Jantung Serena berdebar dengan kencang. Dia khawatir akan nasibnya saat ini. Nama baiknya dan keluarganya telah dipertaruhkan demi meraih kejayaan nama keluarga Hogan melalui keluarga Matteo. 'Sial! Apa yang harus aku lakukan sekarang?' tanyanya dalam hati. "Apa yang sebenarnya dia lakukan pada ibuku?" Tiba-tiba semua pasang mata beralih men

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 183 Bukti

    "Apa yang sebenarnya kamu lakukan semalam di kamar perawatan, Serena?" tanya Kenzo dengan tegas. Serena terhenyak. Dia salah tingkah melihat tatapan mata sang suami yang mencurigainya. 'Gawat. Sepertinya dia mencurigai ku. Tapi, aku tidak melakukannya. Kenapa aku harus takut?' batinnya dengan cemas. "Apa maksudmu, Sayang?" tanyanya dengan gugup. "Apa kamu kira aku bodoh?" tanya Kenzo kembali, sembari menyeringai padanya. Luna duduk bersama dengan nenek kepala pelayan di dalam ruangan tersebut. Dia memperhatikan sepasang suami istri itu yang seolah sedang memainkan peran masing-masing. "Sebaiknya kamu mengaku sekarang daripada aku membeberkan semuanya," ancam Kenzo dengan tegas pada istri pertamanya. "Mengaku?! Mengaku apa?! Aku tidak melakukan apa pun, tapi kamu memaksaku untuk mengaku. Maksud kamu apa, Ken?!' ujar Serena dengan emosinya yang meluap. Luna mendekatkan bibirnya pada telinga sang nenek. Dia pun berbisik padanya. 'Apa mereka.sedang membicarakan tentang kemat

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 182 Gosip dari Penggosip

    Senyuman Serena merekah tiada henti. Suasana duka yang menyelimuti rumah tersebut, tidak bisa membuat hatinya merasakan iba. Hanya dia seorang diri yang terlihat sangat bahagia. Pemakaman itu hanya dihadiri oleh beberapa saudara yang berasal dari keluarga besar Matteo. Bahkan tidak ada tetangga sekitar yang mengucapkan bela sungkawa atau pun mengantar kepergian ibu mertua dari Kenzo Matteo, orang terkaya dan paling berkuasa di daerah tersebut. Luna bagaikan boneka yang hanya diam, dan meneteskan air mata. Tidak ada suara yang keluar dari bibirnya. Berkali-kali Kenzo mencoba untuk mendekatinya, tapi dengan segera Luna menolaknya. Bahkan dia enggan disentuh oleh suaminya. "Biarkan Luna bersama dengan saya, Tuan," ucap sang nenek yang sedari tadi menemani istri muda dari tuannya. Kenzo merasa sedih dan khawatir akan istri kesayangannya. Akan tetapi, dia tidak bisa menghiburnya seperti sedia kala. 'Aku harus segera mencari tahu kebenarannya. Jika tidak, mungkin aku bisa kehilangan wa

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 181 Kecurigaan

    Luna memukul-mukul dada bidang suaminya. Ungkapan kekecewaan yang disertai isakan tangisnya menambah pedihnya hati seorang Kenzo Matteo. "Kenapa kamu jahat padaku," ucapnya lirih diiringi isakan tangisnya. Pukulan tangannya pun melemah. Semua tenaganya telah habis digunakannya untuk melampiaskan kesedihannya pada sang suami. Kenzo tidak menghindar dari pukulan, dan omelan kekecewaan sang istri padanya. Dia sadar jika ikut andil dalam peristiwa naas malam ini. Terlebih lagi dia juga sangat mengerti bagaimana perasaan seorang anak yang kehilangan ibu kandungnya. "Maaf, Sayang. Maafkan aku. Semua ini memang salahku. Aku tidak mengelaknya. Hanya saja aku merasa ada yang janggal dnegan semua ini," ucapnya lirih sembari memegang kedua tangan sang istri. Luna menatap serius pada suaminya. Dari sorot matanya, dapat disimpulkan ada rasa ingin tahu yang begitu besar dalam hatinya. "Apa? Kenapa janggal?" tanyanya penasaran. Kenzo menatap dalam kedua mata indah sang istri. Sayangnya mata it

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status