Share

Bab 120 Cemburu

Author: XENA
last update Last Updated: 2024-12-07 16:28:20

"Ada apa, Pa? Apa telah terjadi sesuatu?"

Tiba-tiba saja Damian terhenyak. Pria paruh baya tersebut seolah hilang akal. Dia berjalan sambil melamun, tanpa arah. Hanya menuruti ke mana kedua kakinya membawanya pergi.

Damian memaksakan senyumnya. Dia tidak ingin orang lain tahu akan keresahan hatinya. Tak bisa dipungkiri, pikirannya saat ini sedang kalut. Bahkan dia tidak bisa berpikiran jernih. Bayangan sang istri yang sedang tersenyum dan tertawa bahagia mendengar suara seseorang di seberang sana, terus terbayang di depan matanya.

"Ada apa, Pa?" tanya Carla kembali.

N

"Tidak. Tidak ada apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir," jawab Damian sambil tersenyum paksa.

Carla memicingkan matanya. Dia merasakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh pria yang sudah bertahun-tahun menggantikan sosok papanya. Pria paruh baya itu hanya berlalu begitu saja, meninggalkan putri tirinya yang sedang khawatir melihat kondisinya saat ini. Dia hanya bisa menghela nafas melihat punggung sang papa yang terliha
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 121 Curiga

    "Apa maksudmu?" tanya Luna dengan kesal. Entah mengapa hari ini dia merasa kesal setiap suaminya mengatakan sesuatu yang seolah sedang menuduhnya.Serena mendengarnya. Seketika dia menatap wanita yang menjadi madunya. "Apa kamu ada hubungan asmara dengan dokter bodoh itu, Luna?" tanyanya sembari menyeringai. Luna menatap tajam padanya. Tidak ada rasa takut yang menghantuinya saat ini. Bahkan dia terlihat tidak gentar sedikit pun menghadapi istri pertama dari suaminya."Kenapa? Apa jangan-jangan kamu yang cemburu dan melimpahkannya padaku?" tanya balik Luna sambil menyeringai dan menatap curiga padanya. Seketika Serena tertawa. Luna mengalihkan perhatiannya. Dia tidak mau menanggapi ocehan dari istri pertama suaminya yang selalu berusaha menghinanya. "Aku? Suka pada dokter bodoh itu?" tanya Serena di sela tawanya.Luna tidak bergeming. Dia tetap tidak mempedulikan ocehan wanita angkuh tersebut. Hatinya sangat kesal mengingat tentang permintaan Serena yang sangat memberatkannya. "

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 122 Mengintai Kamar Hotel

    Tubuh Kania menegang mendengar nada dering khusus yang diberikannya pada salah satu nomor pada kontak telponnya. "Ma! Kenapa diam?" tegur Carla dengan tatapan curiga pada mamanya. "Ti-tidak. Tiba-tiba saja kepala Mama merasa pusing. Mama mau istirahat dulu di kamar," jawabnya dengan gugup.Dahi Carla mengernyit. Pandangan matanya tidak lepas dari wajah sang mama yang sama sekali tidak terlihat pucat. Malah wanita paruh baya tersebut terlihat salah tingkah."Mama akan beristirahat di kamar mana?" tanya Carla dengan tatapan curiga. Seketika Kania sadar, jika saat ini mereka sedang berada di rumah anak tirinya, Kenzo Matteo. "Kamar tamu," ucapnya tanpa menatap putrinya.Setelah berpamitan pada mertuanya, Kania bergegas masuk ke dalam rumah. Ponselnya kembali berdering tepat di saat kakinya melangkah masuk melewati pintu. Dan nada dering itu pun kembali terdengar.Wanita paruh baya tersebut melihat ke sekelilingnya. Setelah merasa tidak ada orang di sekitarnya, dia pun segera menjawab

    Last Updated : 2024-12-09
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 123 Penghangat Ranjang

    Suara lenguhan memenuhi ruang kamar hotel yang sedang dihuni oleh Kania dan seorang pria. Ranjang yang beralaskan kain putih, kini tidak lagi rapi seperti sebelumnya. Banyaknya peluh yang menyelimuti tubuh polos mereka, tidak menghentikan kegiatan panas tersebut. Mereka berdua bergantian saling memanjakan satu sama lain. Tidak ada penolakan sama sekali dari keduanya. Mereka terlihat saling menikmati pergulatan panas di ruangan dingin itu. Berkali-kali ponsel Kania berdering. Akan tetapi, si pemilik ponsel tersebut seolah tidak mendengarnya, sehingga semua panggilan telpon tersebut, berakhir menjadi panggilan tidak terjawab.Namun, si penelpon seolah tidak menerima penolakan. Dia mengirimkan pesan pada nomor Kania. Suara notifikasi pesan yang terdengar berkali-kali pun tidak mengganggu kegiatan panas sepasang manusia tersebut. Keduanya menulikan pendengarannya agar tetap fokus pada kegiatan bersenang-senang mereka. Setelah beberapa lama, suara lenguhan panjang pun mengalun merdu di

    Last Updated : 2024-12-10
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 124 Mencintai Tuanku

    Seketika Luna dan Kenzo terperanjat mendengar suara seseorang yang seolah sedang memergokinya. Sepasang suami istri tersebut saling menatap, kemudian mereka menoleh ke arah sumber suara. Kenzo menghela nafas melihat sosok yang berdiri di belakangnya. Benar dugaan mereka berdua, Serena lah pemilik suara tersebut. Dia berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Sejak kapan kamu menempati kamar ini?" tanya Serena dengan ketus. Sebagai istri pertama dari si pemilik rumah, Serena merasa kecolongan, tidak mengetahui tentang kamar baru madunya. Harga diri dan martabatnya seolah terinjak-injak di hadapan istri kedua suaminya. "Serena, tenanglah. Biarkan Luna beristirahat terlebih dahulu. Kita berbicara berdua di ruangan lain," tegur sang suami, berusaha membujuk istri pertamanya agar tidak lagi membuat keributan. Serena beralih menatap suaminya. Wanita angkuh itu menatap marah padanya. "Kamu keterlaluan, Ken! Bukankah itu kamar tamu yang hanya dibuat khusus untuk K

    Last Updated : 2024-12-11
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 125 Pertengkaran Antar Istri

    Tubuh Kenzo bergerak reflek dengan sendirinya. Dia meraih tubuh Luna dan membawa tubuh mungil itu dalam pelukannya. Hati dan pikirannya tidak dapat dibohongi. Pria beristri dua tersebut ingin memeluk dan melindunginya. "Jangan menangis, Sayang. Hatiku terluka jika melihat air matamu. Kamu harus tahu, aku sangat senang mendengarnya. Terima kasih karena telah memberikan hatimu padaku. Aku sangat bahagia karena rasa cintaku tidak bertepuk sebelah tangan," tutur Kenzo sambil memeluk erat istri mudanya. Pernyataan tulus dari Kenzo sangat menyentuh hati Luna. Air mata kesedihannya, kini berubah menjadi air mata bahagia. Luna pun membalas pelukan suaminya. Tanpa ragu, dia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang suaminya dengan begitu erat, seolah mereka takut kehilangan satu sama lain. Ron Matteo tersenyum bahagia melihat cucu kesayangannya telah menemukan cinta sejatinya, meskipun dengan jalan yang tidak biasa. Terlebih lagi cinta mereka telah membuahkan hasil yang luar biasa. Sehingg

    Last Updated : 2024-12-12
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 126 Menggoda Suami Teman

    "Oke. Siap. Laksanakan," ucap Anna lirih, sambil tersenyum.Wanita tersebut merapikan rambut panjangnya yang berwarna golden brown, sembari melihat wajahnya dari kaca bedaknya. "Sepertinya wajahku kurang segar. Aku harus memakai bedak kembali," gumamnya seraya memakai bedak.Tidak hanya sampai situ saja. Anna memakai kembali lipstik merahnya untuk memperlihatkan kesan seksi dan menawan. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat garis-garis halus di wajahnya telah tertutup sempurna oleh makeup yang digunakannya. "Aku merasa kembali muda," ucapnya lirih sambil menahan tawanya. Kemudian, dia berdiri dari duduknya dan merapikan short dress ketat berwarna merah yang dipakainya. Tanpa menunggu lama, dia berjalan anggun menghampiri Damian dan membawa tas dari brand ternama dengan penuh percaya diri. "Bukankah anda Dokter Damian?" tanyanya ketika berdiri di depan pria yang sejak tadi sudah menjadi targetnya.Pria paruh baya dengan penampilan rapi tersebut menatap wanita yang menyebut namany

    Last Updated : 2024-12-13
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 127 Tentang Kamar

    Damian reflek menengadahkan kedua tangannya untuk menahan tubuh Anna yang akan jatuh ke arahnya. 'Mission complete!' batin Anna sambil tersenyum tipis ketika merasakan kedua tangan sang dokter yang berada di punggungnya. 'Sial! Kenapa dia malah pingsan?' umpat Damian dalam hati sembari melihat sekitarnya. Sontak saja tiga orang pria berpenampilan serba hitam berlari menghampirinya. Mereka sangat peka melihat situasi yang sedang dialami bosnya. "Serahkan saja pada kami, Tuan," ucap salah satu dari ketiga pria tersebut. Damian pun menyerahkan tubuh wanita paruh baya yang berpakaian seksi tersebut padanya. Dua orang dari mereka membopongnya dan meletakkan tubuh wanita itu di salah satu sofa yang ada di sekitar mereka. "Maaf, Tuan. Nyonya Kania sudah keluar dari hotel ini," bisik pria yang berpakaian serba hitam pada sang dokter. Seketika Damian membelalakkan matanya. Pandangan matanya beralih pada pintu hotel tersebut. "Apa kamu serius? Kapan dia keluar?" tanyanya dengan tidak sa

    Last Updated : 2024-12-14
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 128 Bimbang

    "Tadi aku sempat jalan-jalan di luar sebelum kalian ada di sini," sahut Kania sambil tersenyum palsu. Ron Matteo mengernyitkan dahinya. Dia menatap tidak percaya pada cucu menantu pertamanya.'Ternyata dia bisa berbohong juga,' batinnya sembari menahan seringainya. Kania terlihat gugup dan salah tingkah. Dia menyadari pandangan kakek mertuanya yang berbeda dari biasanya. 'Apa Kakek mengetahui kebohonganku?' tanyanya dalam hati. Damian menatap istrinya seolah sedang mencari sesuatu darinya. Entah apa yang akan akan ditemukan oleh pria paruh baya itu nantinya, kejujuran atau mungkin kebohongan. Tentu saja dia berharap pikiran buruk tentang istrinya salah.Kania merasakan tatapan suaminya yang membuat dirinya tidak nyaman. 'Sepertinya dia tidak mempercayaiku. Apa dia tadi melihatku di hotel?' batinnya sambil memikirkan cara untuk bisa meyakinkan suaminya. "Sayang, apa kita bisa pulang sekarang? Kepalaku masih sedikit berat. Mungkin aku harus beristirahat lebih lama lagi," pinta

    Last Updated : 2024-12-15

Latest chapter

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 168 Menyingkir dan Disingkirkan

    "Tidak!" seru Serena dengan tatapan yang mengisyaratkan betapa marahnya dia saat ini pada suaminya. Kenzo menatap heran pada istri pertamanya. Dia bingung bagaimana caranya menenangkan sang istri yang terus menolak untuk mendengarkannya. Dengan perlahan kakinya melangkah untuk menghampiri sang istri, berusaha untuk menenangkannya. "Tidak, Ken! Aku tidak mau mendengar mu!" serunya seraya meletakkan telapak tangannya ke arah sang suami untuk menghentikannya. Sontak saja Kenzo berhenti melangkah. Dia menatap serius pada istri pertamanya."Ada apa, Serena? Kenapa kamu seperti ini? Aku hanya ingin mengajakmu pulang."Seketika Serena dan Kania terperangah. Kedua wanita tersebut bergelut dengan pikirannya masing-masing. "Apa hukuman kami sudah selesai?" tanya Kania penasaran. "Tidak. Hukuman tetaplah hukuman, tidak ada toleransi bagi Kakek," jawab Kenzo tanpa berpikir terlebih dahulu. Dia hanya mengatakan yang sebenarnya pada mereka.Kedua wanita angkuh itu saling memandang, seolah berk

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 167 Cerai

    "Maafkan Papa, Carla."Tiba-tiba saja terdengar suara pria yang membuat Carla terhenyak dari lamunannya. Wanita muda itu menoleh ke arah sumber suara yang sangat diyakininya milik Damian, papa tirinya. "Papa," ucapnya lemah sambil memaksakan senyumnya. Damian tersenyum menanggapinya. Pria paruh baya tersebut duduk di samping putri tirinya, dan menatap ke arah yang sama dengannya. "Papa tidak mengira jika kamu sudah mengetahuinya," tukas Damian sembari menatap lurus ke depan."Maafkan Carla, Pa. Bukan maksud Carla untuk menutupi atau berada di pihak Mama. Carla hanya butuh waktu untuk membuktikan kecurigaan Carla selama ini pada Mama," tutur putri tiri Damian dengan penuh penyesalan. Pria paruh baya yang berkarisma itu menoleh ke arah sampingnya, di mana putri tirinya sedang duduk bersamanya. "Kenapa kamu meminta maaf pada Papa? Kamu sama sekali tidak bersalah, Carla. Semua ini terjadi karena Papa. Jadi, jangan menyalahkan atau membenci mamamu."Senyuman Damian yang tulus membuat

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 166 Mari Berpisah

    Tubuh Kania lemas seketika. Tak pernah sedikit pun dia mengira, jika sang suami mengetahui perselingkuhannya. "Bagaimana bisa itu terjadi?" gumamnya sembari duduk lemas di lantai, dan bersandar pada dinding. "Kenapa, Ma? Apa Mama tidak mengira jika Papa Damian akan mengetahuinya?" tanya Carla dengan sinis. Wanita muda itu menyeringai melihat sang mama lemas tidak berdaya, seolah telah kehilangan semangat hidupnya. Kania menatap kesal pada putri tunggalnya. Bagaimana tidak, Carla yang notabenenya adalah putri kandungnya, malah memihak papa tirinya. "Hilangkan pikiran jelek Mama tentangku. Carla tidak memihak siapa pun, Ma. Carla hanya berada di pihak yang benar. Jika memang Mama sudah tidak mencintai Papa Damian, lebih baik katakan baik-baik padanya, dan mintalah untuk berpisah secara baik-baik pula. Carla ingin hubungan baik kita tetap baik dengan keluarga Matteo," tutur Carla yang mencoba menebak isi hati sang mama ketika melihat tatapan kesalnya. "Sok tahu sekali kamu, Carla! K

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 165 Kebahagiaan dan Kesengsaraan

    Luna terkesiap mendengar pertanyaan dari sang ibu yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Dia tidak menyangka jika ibunya mengetahui tentang buah hatinya bersama dengan Kenzo yang masih dalam kandungannya."I-ibu," ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Lidahnya kelu, tidak bisa mengeluarkan kata-kata untuk meneruskan apa yang ingin dikatakannya pada sang ibu.Tangan wanita paruh baya itu bergerak perlahan untuk mengusap air mata putrinya. Dia tersenyum tipis, dan menatap dalam pada kedua mata putri kesayangannya. Sang ibu melihat ada kesedihan yang teramat mendalam pada mata indah tersebut. "Maafkan Ibu, Luna," ucapnya dengan susah payah. "Tidak. Tidak, Bu. Ibu tidak salah," sahut Luna dengan cepat, sembari menggelengkan kepalanya. Tanpa sadar air matanya pun kembali menetes di pipinya. Suasana haru itu berlangsung beberapa saat. Ibu dan anak tersebut saling melepaskan kerinduannya. Luna pun menceritakan semua yang terjadi padanya selama sang ibu berada di rumah sakit. Han

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 164 Bangun Dari Alam Bawah Sadar

    Kenzo dapat melihat kekhawatiran sang istri yang mengarah pada kecemburuan. Pria beristri dua itu tersenyum, dan mendekati sang istri, seraya memperlihatkan layar ponselnya. "Dari rumah sakit, Sayang. Sebentar ya, aku akan menjawab panggilan ini dulu. Siapa tahu panggilan ini sangat penting, dan mungkin saja mereka sedang membutuhkanku," ucapnya dengan lembut, sembari tersenyum pada sang istri. Luna menganggukkan kepalanya. Dia mengijinkan suaminya untuk menjawab panggilan tersebut. Hanya saja, wanita yang sedang hamil itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sang suami. Bahkan dia memasang baik-baik indera pendengarnya untuk bisa mendengarkan percakapan suaminya dengan si penelpon. "Apa?!" ujarnya terperanjat kaget, sembari beranjak dari duduknya. Sontak saja Luna terhenyak, dan berusaha untuk mencari tahu dengan mendekati suaminya. "Lalu, bagaimana keadaannya sekarang? Apa ada yang tidak beres?" tanyanya dengan cemas pada seseorang di seberang sana. Kenzo bernafas lega. Ad

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 163 Nasib Sial

    Setelah berkali-kali tersedak, Serena masih saja mengalami kesialan. Madam Anna mengharuskannya untuk mencuci peralatan makan yang telah dipakainya. "Sialan! Apa mereka kira aku pembantu?!" umpatnya sambil berjalan menuju dapur. Omelannya turut menyertai sepanjang perjalanannya menuju dapur yang terletak di ujung paling belakang rumah tersebut. Karena sibuknya merangkai umpatan, Serena tidak memperhatikan sekelilingnya. Keadaan lorong dan sekitarnya yang sangat sepi pun tidak disadarinya. Wanita angkuh itu berjalan dengan sangat percaya diri dengan membawa piring yang di atasnya terdapat sendok, garpu, dan juga gelas bekas dipakainya. Bahkan ketika masuk ke dalam dapur yang sunyi itu pun Serena masih saja mengomel tanpa henti. Piring beserta pelengkapnya itu diletakkan dengan keras pada sink pencuci piring, hingga mengeluarkan bunyi yang membuatnya kaget."Apa piringnya pecah?" gumamnya sembari melihat keadaan piring tersebut. Seketika dia tersenyum melihat kondisi piring tersebut

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 162 Ungkapan Hati

    Selama perjalanan, Luna memperlihatkan wajah kesalnya. Di dalam mobil pun dia duduk menjauh dari suaminya. Melihat hal itu, Kenzo tidak tahan. Apalagi dijauhi oleh istri kesayangannya, ibu dari anak-anaknya. Kenzo meraih pinggang sang istri, dan menariknya hingga berdempetan dengannya. Luna terkesiap. Dengan reflek dia menoleh ke arah sang suami. Kedua mata mereka pun saling bertemu."Sayang, jangan kesal seperti ini. Aku sangat tersiksa," ucap Kenzo sembari mengiba dengan tatapan matanya.Hati Luna benar-benar tidak tega melihatnya. Rasa cintanya pada sang suami begitu besar, sehingga mengalahkan rasa kesalnya pada pria yang berstatus sebagai suaminya. "Aku mohon," sambungnya dengan penuh harap.Hati Luna bergetar. Egonya mengatakan untuk tetap bersikap kesal, dan mengacuhkan suaminya. Akan tetapi, dia tidak bisa membohongi hatinya. Cinta seorang wanita yang telah mengandung buah hati dari pria tersebut, membuatnya luluh. Tanpa sadar dia pun menganggukkan kepalanya.Seketika senyum

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 161 Permintaan Istri

    Kenzo menghempaskan tangan istri pertamanya, dan menghampiri istri keduanya. Pria beristri dua tersebut memeluk erat istri keduanya, dan menatap tajam pada istri pertamanya. "Luna akan tetap bersamaku. Di mana pun dia berada, aku akan selalu ada di sampingnya," ucapnya dengan tegas. Serena terperangah melihatnya. Kini, dia bagaikan seorang istri yang terbuang. Parahnya lagi posisinya telah digantikan oleh madunya. Semua orang menatapnya seolah sedang menertawakannya. "Baguslah. Ayo kita pulang sekarang. Badanku sudah sangat lelah," ujar Kania sembari memijit tengkuk lehernya. "Tetap di tempat! Semua sudah diputuskan. Hukuman kalian bertiga harus tetap dilakukan hingga selesai. Jika kalian tidak melakukan hukuman dengan baik, maka akan ditambah satu hari lagi untuk setiap kesalahan," tutur Ron Matteo dengan tegas. "Tapi, Pa--" "Diam!" bentak Ron Matteo menyahuti sang menantu yang ingin memprotesnya. Seketika Kania bersembunyi di belakang tubuh suaminya. Tangannya mence

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 160 Hukuman

    "Ayo turun!" bentak seorang polisi yang membukakan pintu mobil untuk mereka. Kania, Serena, dan Carla turun bergantian dari dalam mobil. Kaki mereka terasa berat, sehingga enggan melangkah. "Kenapa masih berdiri di sini?!" tanya polisi tersebut dengan tegas.Ketiga wanita itu saling mendekat, merasa takut akan wajah garang polisi yang menggertak mereka. "Cepat jalan!" bentak polisi tersebut dengan mempertegas wajah garangnya. Sontak saja mereka bertiga saling mendorong untuk berjalan terlebih dahulu. Tidak hanya itu saja, bahkan suara mereka layaknya lebah yang mendengung untuk saling memerintah."Sepertinya peluru ini tidak akan meleset, meskipun dari jarak jauh," ujar sang polisi dengan meninggikan suaranya. Seketika badan mereka menegang. Saat itu juga ketiga wanita tersebut berjalan cepat, seolah sedang berlomba menuju bangunan yang berjarak tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Para polisi terkekeh melihat tingkah ketiga wanita yang akan dihukum oleh keluarga Matteo, kelua

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status