Share

Akhirnya ....

Author: Ummi Salmiah
last update Last Updated: 2024-02-08 23:40:46

"Wah bunda keren ...."

"Yeay, aku menang!" spontan aku berteriak. Bunda dan daddy terlihat lemas, mereka tak percaya jika aku bisa mengalahkan Aksen. Selain itu, bunda yang ingin melihatku dengan Aksen untuk buatkan Arvian adik, kandas begitu saja. Duh, senangnya hati ini.

Aksen terdiam, sembari mengangkat jempolnya. Dia terus tersenyum. Setidaknya dia menerima kekalahannya. Walaupun kami tidak jadi bersatu di ranjang cinta. Sepertinya aku pun sudah berfikir yang aneh-aneh.

"Istriku memang keren," ucapnya jujur. Duuh, meleleh hati ini buat.

"Non keren banget, tapi kok bisa menang, ya," ucap bik Jum. Dia terlihat tidak percaya dengan kemenanganku.

"Akui saja, Bik, jika nona manis anak bunda Nina ini memang keren," balasku pede. Yang jelas kali ini aku menjadi pemenangnya. Apalagi semua memikah Aksen, makin mekar ini telinga.

"Iya, keren, tapi kenapa harus curang," bisik Aksen tiba-tiba. Aku ketahuan!

"Itu namanya strategi, Bang," balasku.

Bunda tak ada bicara sedikit pun. Kecewa nam
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
El kHairy
seru, ternyata kalau rajin komen cepat di up. ayo sambungannya kak.
goodnovel comment avatar
Rainha Janfri
sambungan setiap harilah
goodnovel comment avatar
Rainha Janfri
the best aksen monica lanjut terus ibadah cintanya biar cepat dapat adiknya arvian, tetap langgeng sampai maut memisahkan kalian berdua
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dari Desa   Kamu Candu Bagiku

    Aksen tak henti-hentinya memandangku. Aku dibuat salah tingkah olehnya. Sesekali aku menghalau wajahnya agar berhenti memandangku. Namun, dia seperti tak ingin berjauhan terus menempel di sampingku."Jangan menatapku begitu, malu." Aku menutup wajahku dengan selimut, Aksen terus menatapku. Dia langsung membuka selimut yang kugunakan untuk menutup wajahku."Tak sia-sia aku menunggumu, sayang," ucapnya mengecup keningku."Jangan rayu lagi, masih terasa, nih.""Kamu candu bagiku," ucapnya yang langsung merangkulku. Astagfirullah, tidak mungkin, kan dia mau menerkamku lagi."Kamu membuatku gila, tuan Aksen!" Dia hanya tersenyum tidak jelas mendengar ocehanku. "Kita kan mau buatkan Arvian adik, Sayang. Harus semangat."Aku langsung mendelik membuat tuan Aksen tertawa lepas. Namun, entah mengapa aku begitu menyukainya. Ah, sepertinya aku pun sangat menikmati semua ini."Bangunlah, Sayang. Sudah lama aku ingin mandi bersamamu," balasnya.Mandi bareng maksudnya? Duh, kenapa tuan Aksen begit

    Last Updated : 2024-02-09
  • Pesona Istri Dari Desa   Bertemu Mantan

    Pagi menyapa, selepas acara pesta kecil-kecilan aku tertidur pulas. Ditambah Aksen yang tak pernah puas sejak semalam, dia terus menggodaku. Hingga gelutan panas itu mewarnai permainan kami sampai pagi. Sebelumnya aku memang tak seberuntung orang lain, dimanja dan disayang sepenuh hati oleh pasangan. Bersamanya aku menemukan sesuatu yang berbeda, meski kuakui dia begitu perkasa di ranjang."Sudah bangun ratuku?" Aksen mendekatiku, tak lupa mengecupku."Sudah pagi ternyata," balasku yang masih malu karena telat bangun.Aksen terlihat rapi dan siap untuk berangkat ke masjid. Baju koko putih menambah kesan gagah di wajahnya. Dia begitu bersinar membuat debaran di hatiku semakin kuat."Aku tinggal sebentar, ya, mau ke masjid dulu sama Arvian," ujarnya."Siap sayang.""Pulang-pulang sudah cantik, ya.""Mau kemana?""Mau jogging sayang," balasnya lembut. Dia memang selalu menjaga pola hidupnya."Aku ikut.""Beneran?" selidiknya tak percaya."Beneran, lah, masak aku bohong," balasku."Oke."

    Last Updated : 2024-02-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Mantan oh Mantan

    Aku melirik Aksen agar tidak bertarung dengan mantan meresahkan, bukan tanpa sebab itu karena abang Brayen sangat jago main basket, tetapi sepertinya Aksen tidak peduli. Dia bahkan menantang balik."Santai saja, doakan yang terbaik," ucapnya sambil melirikku. Sekilas kulihat Abang Brayen mengepalkan tangannya. Cemburu sangat terlihat jelas di wajahnya. Memangnya aku peduli?Aksen bersiap bertanding dengan Abang Brayen. Apa dia mengintai kami sepanjang hari? Dia begitu sangat totalitas dalam menyiapkan pertandingan ini. Tak tanggung-tanggung dia juga menyiapkan suporter agar banyak pendukungnya. Ckck ... kelakuan mantan!"Mantan meresahkan," ucapku. Aksen tertawa geli melihatku yang berkata demikian."Itu artinya dia sebenarnya kalah, makanya cari-cari kesalahan.""Sepertinya.""Apa dia jago main basket?" tanya Aksen. Sebenarnya aku tidak ingin jujur, tapi aku harus mengatakan sebenarnya agar Aksen menyiapkan diri sebaik-baiknya."Iya, dia sangat jago, Mas.""Oh ...." Dia hanya ber oh

    Last Updated : 2024-02-11
  • Pesona Istri Dari Desa   Tak Percaya

    Puas sekali ketika melihat mantan kalah. Wajah marah abang Brayen tak bisa disembunyikan. Ah, memangnya aku pikirin, ternyata dia memang tak patut diperjuangkan. Sepanjang perjalanan aku tak henti tersenyum ditambah genggaman Aksen yang membuat hati meleleh. "Kondisikan senyumnya, manis," ledek Aksen mencubit hidungku."Lucu, Mas.""Apanya yang lucu?" tanya Aksen."Ada deh." Dia memang tidak peka sama sekali.Tanpa malu sepanjang jalan genggaman tanganku tak pernah lepas dari genggamannya. Seperti ini indahnya pernikahan, hanya berada didekatnya jantung ini tak bisa dikondisikan."Boleh panggil aku abang?" tanya Aksen tiba-tiba padaku. Aku menutup mulut tak percaya. Ternyata diam-diam ada yang ingin dipanggil abang."Alasannya?""Pengen aja, kayaknya seru dipanggil abang.""Harusnya jelas kenapa ingin dipanggil abang." Aku mulai mengomporinya, penasaran saja kenapa tiba-tiba ingin dipanggil abang."Biar romantis," jawabnya lagi."Itu saja?" "Karena aku cemburu ketika kamu manggil ma

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pesona Istri Dari Desa   Penyesalan Brayen

    Aku akan terus berusaha agar bisa mendapatkanmu. Walaupum dengan cara kotor sekali pun. _Brayen"Sudahi Tuan, semakin tuan memaksa semakin tersakiti," ucap Fahmi asisten yang selalu menjagaku."Kamu mungkin tidak pernah merasakan yang namanya penyesalan.""Justru karena penyesalan itu harusnya tuan sadar jika nyonya Monica harus bahagia."Dia benar, tapi nyatanya hati ini terlanjur sakit. Bayangan aku yang menelantarkan Monica dan Arvian selalu menghantuiku. Rasa penyesalan ini sangat menyiksaku."Tuan Aksen bahkan membantu mengurangi beban kita yang hampir bangkrut." Iya, Aksen dengan sukarela membantu semua asetku yang bangkrut. Bagi Aksen jika aku terpuruk maka Arvian anakku juga terpuruk. Sebaik itu Aksen. Namun, aku justru sebaliknya.Aku sampai tidak menyangka jika ada laki-laki yang sebaik Aksen. Laki-laki yang tulus, tapi hatiku yang disakiti tetap saja menganggap Aksen jahat.Bagi Aksen yang penting Monica bahagia, tapi kenapa aku seperti tidak rela. Rasanya aku tak ingin dia

    Last Updated : 2024-02-22
  • Pesona Istri Dari Desa   Resah

    Arvian memelukku, menciumku beberapa kali. Menambah deretan perasaan yang tak menentu dariku. Sebenarnya apa yang sedang Arvian pikirkan, aku merasa ada hal yang Arvian sembunyikan dariku. Pikiranku tentu saja pada ayahnya--Brayen."Ikutlah dengan ayah, Arvian," ucap abang Brayen."Aku ibunya, aku lebih berhak!" Tak bisa kutahan segala yang mengganjal di hatiku. Fix, ini semua pasti abang Brayen terlibat."Beda ceritanya jika kamu belum menikah," balas abang Brayen lagi. Dia belum mau mengalah."Arvian butuh sosok ayah, tapi itu bukan kamu!""Jangan egois Monica! Tidak ada anak yang mau orang tuanya berpisah, kamu saja yang peka!""Lalu aku harus bersamamu? Harusnya anda introspeksi diri!" dia diam, kenapa masih ada bayang-bayang mantan, bukankah dia sudah mendapatkan semua yang diinginkan? Aksen memegang tanganku dengan lembut. Seperti memintaku untuk tidak melanjutkan lagi. Arvian yang melihat kami berseteru hanya diam, Aksen memeluknya dengan lembut."Jangan berdebat di depan anak

    Last Updated : 2024-03-02
  • Pesona Istri Dari Desa   Kamu adalah masa laluku

    "Stop Arvian!" tanganku gemetar melihat Arvian yang berada di atas sendiri. Sekolah sebagus ini bahkan lepas kendali tidak melihat ada siswa sendiri yang di atas.Arvian hanya menatapku, aku merasa tatapannya terasa asing. Aku ingin mendekat, ternyata suara yang tidak asing itu terdengar."Jangan panik seperti itu, aku ada di sini," ucap abang Brayen yang tiba-tiba hadir.Aksen langsung menarikku agar aku tidak mendekat, suasananya begitu menegangkan. Untungnya sekolah ini sangat besar dan memiliki gedung yang tidak bisa dijangkau dengan siswa, jadi tidak ada yang bisa melihat kami. "Apa maumu?! Jangan jadikan anak sebagai korban obsesimu!" teriakku kembali. Rasanya tidak percaya melihat Arvian yang dijadikan alat oleh ayahnya sendiri."Kami hanya ngobrol, kenapa kamu sepanik itu," ucapnya enteng.Apa? Sepanik itu? Dia bahkan berani membawa Arvian untuk pasti dikelabui. Abang Brayen memang tidak bisa diprediksi. "Apa maumu tuan Brayen, semua maumu sudah kami turuti. Jangan jadikan

    Last Updated : 2024-03-15
  • Pesona Istri Dari Desa   Apakah aku harus mundur?

    Perasaan AksenBaru saja bahagia itu kurasakan, Monica menerimaku dengan tulus, setidaknya perjuangan ini ada hasilnya. Namun, kenyataannya ternyata ujian itu datang dari arah yang lain. Tiba-tiba Arvian berubah pikiran, dia seperti tidak menginginkan kehadiranku. Apa selama ini aku salah? Apa aku terlalu percaya diri? Kupegang tangan Arvian yang dingin padaku, sebagai anak yang pernah mengalami broken home, aku tahu rasanya seperti Arvian. Aku tahu bagaimana untuk bertahan bahagia melihat orang tua dengan pilihannya sendiri. Itulah yang membuatku sangat menyanyangi Arvian, ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi ayah sambungnya."Dulu daddy juga bukan anak yang beruntung meski terlahir dari pewaris kaya raya." Aku masih menggenggam tangannya, meski dia terus menunduk.Arvian diam."Daddy sebenarnya tidak tertarik dengan orang tua daddy, tapi daddy sadar lahir dari rahim ibuku."Jujur mengulang kisah ini rasanya sakit. Inginku kubur semuanya, tapi nyatanya aku melihat sendiri Arvian

    Last Updated : 2024-03-17

Latest chapter

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status