Share

Maunya Dekat-dekat

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 11:18:07

Keesokan harinya. Aksa masih tertidur pulas sambil memeluk Alina. Sepanjang malam, Aksa hampir tak melepas istrinya itu.

Saat Aksa masih tidur dengan lelap, tiba-tiba saja dia terkejut karena Alina melepas tangannya dengan kasar.

“Al.” Aksa melihat Alina buru-buru turun dari ranjang.

Aksa baru menyadari kalau Alina mual lagi karena berlari sambil menutup mulut. Aksa ikut bangun dan mengejar Alina ke kamar mandi.

Aksa melihat Alina berjongkok di depan kloset. Dia ikut berjongkok lalu menekan tengkuk Alina agar bisa muntah. Dia cemas melihat Alina terus muntah, dalam kondisi perut kosong, apa Alina tidak tersiksa jika terus seperti ini.

“Pelan-pelan,” kata Aksa sambil membantu mengambil tisu saat Alina mencuci mulut.

Alina tampak lemas, bahkan Aksa yang menekan tombol agar air mengalir di kloset.

Aksa penuh perhatian membersihkan permukaan bibir Alina, lalu membantu istrinya kembali ke ranjang.

“Seharusnya kamu tidak usah masuk dan lihat aku muntah,” kata Alina.

“Kenapa tidak boleh? Apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
wardah
astaga Aksa berlebihan sekali kau ,, sultan mah bebas Deng ...
goodnovel comment avatar
Wida
pnya suami sultan mah beda
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
namanya juga sultan alina, jadi langsung telpon ke perkebunanya langsung. hahahahahahahahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kecil Sekali?

    Sore itu Alina dan Aksa pergi ke rumah sakit. Aksa sangat antusias, bahkan terus menggenggam telapak tangan Alina seolah dirinya yang gugup. Alina tersenyum. Bersama Aksa, dia benar-benar mendapat apa itu arti kebahagiaan dan kasih sayang. Meski terkadang Aksa suka mengatur, bukankah itu hanya bagian dari rasa sayang pria itu padanya? Alina sudah berbaring di ranjang pesakitan, menunggu dokter melakukan USG untuk memastikan usia dan kondisi janin di dalam kandungan Alina. “Di mana bayi kita?” tanya Aksa berbisik karena tidak melihat apa pun di monitor, selain sebuah lingkaran tidak rata. Alina tersenyum, lalu membalas, “Tunggu saja, biarkan dokter menjelaskan.” Aksa tidak sabar karena sangat bahagia. Dia menunggu, sampai akhirnya dokter menjelaskan. “Ada kantong rahim terbentuk di sini. Lalu ini ….” Dokter menjeda ucapannya, sedikit menekan alat USG di perut bagian bawah Alina, lalu kembali melanjutkan ucapannya. “Ini janinnya. Ini bagian kepala dan pantat,” ucap dokter sambil m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perhatiannya Aksa

    Alina dan Aksa masih di dalam mobil dalam perjalanan pulang dari rumah sakit. Namun, Alina melihat kedai es krim yang membuatnya menepuk keras lengan Aksa, sedangkan tatapan ke kedai es krim.“Aku mau es krim,” ucap Alina dengan nada manja.Aksa melihat kedai yang dimaksud Alina. Dia menepikan mobil, lalu memarkirkan di area parkir sekitar. Alina begitu bersemangat. Dia langsung turun, membuat Aksa buru-buru turun karena mencemaskan istrinya itu.“Tunggu, Al!” Aksa mencegah Alina yang ingin berjalan lebih dulu meninggalkannya.Alina menoleh, lalu tertawa kecil karena melupakan suaminya itu. Dia mengulurkan tangan ingin menggandeng Aksa.Mereka menautkan jemari lalu berjalan menuju kedai es krim. Saat sampai di depan kasir, Alina melihat variasi menu es krim yang beragam, membuatnya ingin memesan semua tetapi masih sadar diri tak bisa menghabiskannya.“Semuanya kelihatan enak,” ucap Alina yang bingung.“Pilih yang sangat kamu inginkan saja,” balas Aksa.Alina mengamati dengan seksama,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jalan Bersama Kaira

    “Kenapa wajahmu pucat seperti itu?”Mirza sedang mengikat dasi ketika bertanya. Dia menatap Sasmita yang duduk di tepian ranjang dan hanya melamun.Mirza melihat istrinya itu menoleh lalu menggeleng pelan. Dia menghampiri Sasmita kemudian menyentuhkan punggung tangan di kening Sasmita, tetapi istrinya tidak panas.“Semalam kamu juga terus mengigau, sedang memikirkan apa?” tanya Mirza sambil memperhatikan wajah Sasmita.Sasmita masih diam, lalu menghela napas kasar.“Tidak memikirkan apa-apa. Mungkin karena tekanan darah sedang tidak stabil saja,” balas Sasmita.Mirza mengangguk-angguk percaya. Dia akhirnya memilih segera bersiap-siap karena harus ke perusahaan.**Saat siang hari. Alina di ruang keluarga sedang membuat sketsa gaun seraya menikmati potongan buah.Saat masih larut dalam keheningan karena fokus menggambar. Alina mendapat panggilan dari Kaira. Dia segera menjawab panggilan itu.“Halo, Kai.”“Al, Ilham bilang kalau kamu hamil. Apa itu benar?”Alina mendengar suara Kaira ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kesengajaan

    “Tuhan sepertinya berpihak padaku. Lihat saja, mereka bersama dan ini kesempatanku.”Seringai jahat muncul di wajah.“Kalian sudah membuat bisnisku hancur. Aku yakin ini karena ulahnya. Lihat saja, ini akibat kalian main-main denganku!”Jefri menginjak pedal gas semakin dalam. Seringai jahat masih terpajang di wajah. Dia berniat menabrak Alina dan Kaira yang sedang menyeberang jalan. Bukankah ini keberuntungan baginya karena melihat keduanya bersama.Mobil yang dikemudikan Jefri melaju semakin kencang mengarah dengan sengaja ke Kaira dan Alina.“Mati kalian!” teriak Jefri diikuti tawa menggema di kabin mobil.Bams melihat mobil SUV melaju sangat kencang. Dia langsung berteriak, lalu mendorong Alina dan Kaira secara bersamaan agar segera menepi. Namun, karena prioritasnya melindungi Alina. Bams hanya bisa melindungi Alina dengan memegang kedua lengan Alina lalu menjadikan tubuhnya sebagai alas untuk memastikan Alina tidak jatuh dan terluka, sedangkan Kaira terdorong dan jatuh di sisi ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hajar Habis-habisan

    “Maaf, Pak. Saya kurang hati-hati,” ucap Bams ketika menemui Aksa yang baru saja memastikan kondisi Alina.Aksa memang sedang begitu emosi karena istrinya hampir celaka. Namun, mendengar Alina yang mengatakan kalau Bams sampai terluka demi melindungi Alina, membuat Aksa memberikan pengecualian untuk kali ini.“Yang terpenting Alina tidak terluka,” ucap Aksa.Bams mengangguk.“Di mana pria brengsek itu?!” Aksa mencari keberadaan Jefri. Kali ini dia tidak akan membiarkan Jefri lepas begitu saja.Bams menunjuk ke salah satu ruang pemeriksaan yang tertutup tirai. Jefri mengalami luka di kening dan beberapa goresan di wajah karena terkena pecahan kaca mobil, sehingga butuh penanganan dokter.“Kamu mau apa?” tanya Alina sambil menahan tangan Aksa.“Kamu tunggu sini. Akan kupastikan dia mendapat hukuman yang setimpal,” ujar Aksa lalu melepas tangan Alina.Aksa pergi ke ruang pemeriksaan Jefri berada.Alina cemas, tetapi Kaira menahan agar tetap di sana bersamanya, sedangkan Bams dan Ilham la

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Harusnya Punya Hati

    Kaira sudah sampai di apartemen bersama Ilham. Dia langsung duduk di sofa karena lututnya sakit. Ilham mengambilkan minum, lalu memberikan untuk Kaira. “Terima kasih,” ucap Kaira lalu meneguk air putih pemberian Ilham. “Aku masih tidak menyangka Jefri senekat itu. Ya, meski dia memang kayak psikopat, tapi aku tidak menduga dia sangat kejam hingga tega berniat menabrak kami,” ujar Kaira lalu mengembuskan napas kasar. “Mungkin karena sudah sangat dendam. Bisa saja dia mengira kalau Pak Aksa jadi penyebab kebakaran perusahaannya, karena itu dia berusaha mencelakai Alina juga,” ujar Ilham. “Memangnya bukan Aksa yang melakukannya?” tanya Kaira karena tidak tahu. “Untuk apa Pak Aksa melakukannya? Jika memang ingin menjatuhkan, dia biasanya akan memilih cara halus. Contohlah perusahaan Pak Rudi, dia membuat banyak klien hengkang dari perusahaan pria itu. Ya, salah satu shock terapi agar pria itu tidak main-main pada Pak Aksa atau Bu Alina,” ujar Ilham menjelaskan panjang lebar. Kaira

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Masih Baik-baik Saja

    Sasmita ikut Nenek Agni ke rumah Aksa. Saat mereka sampai di sana, ternyata bersamaan dengan dokter dan seorang perawat yang baru saja datang.Tentu saja Nenek Agni cemas. Dia langsung turun dan memanggil dokter itu lebih dulu.“Apa terjadi sesuatu dengan cucuku?” tanya Nenek Agni dengan air muka panik.Dokter itu mengangguk menyapa, lalu kemudian menjawab, “Pak Aksa bilang Bu Alina mengalami kram perut, jadi saya segera ke sini untuk memeriksanya.”Nenek Agni sangat terkejut, begitu juga dengan Sasmita. Mereka segera masuk untuk melihat apa yang terjadi.Saat masuk ke kamar Aksa. Mereka melihat Aksa yang sangat panik sambil terus menggenggam telapak tangan Alina, sedangkan Alina hanya berbaring.Aksa menoleh saat mendengar suara orang masuk kamar. Dia langsung berdiri ketika melihat dokter datang.“Tolong cek kondisinya, Dok. Tadi tidak apa-apa, kenapa sekarang begini?” tanya Aksa tidak bisa menyembunyikan kecemasannya.“Biar saya periksa dulu,” kata dokter.Aksa berdiri untuk member

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Meminta Restu Lagi

    Aksa dam Alina masih di kamar setelah Nenek Agni dan Sasmita pulang. Aksa menemani Alina makan buah sambil duduk di atas ranjang menyaksikan film dari televisi yang terpajang di dinding.“Apa kamu lihat tadi? Sikap mamamu agak beda,” ujar Alina tidak tahan untuk membahas hal itu pada Aksa.“Kalau memang berubah, bukankah bagus?” Aksa menoleh dan menatap lekat wajah Alina.Alina ikut menoleh sehingga mereka kini saling pandang.“Aku lega kalau Mama sudah mau berubah dan baik padamu, aku tidak perlu mencemaskan apa pun lagi,” balas Aksa lalu mengecup kening Alina.Alina mengangguk-angguk. Dia berusaha berpikir positif, mungkin sikap Sasmita berubah karena tahu akan punya cucu darinya dan tidak mau menyakiti calon cucu yang dikandung Alina.“Setelah ini, kamu jangan pergi-pergi apalagi tanpa izinku. Ingat pesan dokter, kamu harus bedrest sampai kondisimu benar-benar baik dan tidak mengalami kram lagi.” Aksa menegaskan karena takut terjadi sesuatu pada Alina.Alina mengangguk meski raut w

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa : Hanya Berdua

    Aksa baru saja sampai rumah sore itu. Dia keheranan, kenapa rumahnya sangat sepi, biasanya Arlo berlarian ke sana-kemari atau bermain di depan.“Alina sudah pulang?” tanya Aksa pada pelayan.“Sudah, Tuan.”Aksa mengangguk dan tidak bertanya lagi. Dia pergi ke lantai atas untuk mencari sang istri.Ternyata benar jika Alina ada di kamar.“Arlo di mana? Tumben sekali sepi, tidak mungkin dia tidur di sore hari, kan?” tanya Aksa seraya melepas jas dan dasinya.Alina sedang duduk di sofa ketika mendengar suara Aksa. Dia segera berdiri untuk menyambut suaminya itu.“Tadi Papa telepon, bilang katanya mau pergi memancing di laut, jadi mau mengajak Arlo. Berhubung Arlo juga mau ikut, jadi tadi aku antar ke sana setelah selesai mengurus apartemen Dani,” jawab Alina.Aksa langsung menatap penuh arti. Ada rasa senang, bahagia, dan seperti bebas.“Jadi, di rumah ini hanya ada kita berdua?” tanya Aksa dengan senyum yang sulit dideskripsikan.Alina mengerutkan alis.“Ada pelayan, sopir, tukang kebun,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hanya Masa Lalu

    Siang itu Alina membantu Daniel pindah ke apartemen. Alina juga membantu Daniel memilih perabot untuk mengisi apartemen, disesuaikan dengan kebutuhan Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.“Aku tidak perlu banyak barang, ini sudah cukup.” Daniel sampai menggaruk kepala. Padahal bisa saja tinggal pesan dan kirim, tetapi Alina memaksa untuk tetap memilih sendiri.Alina masih mengecek barang-barang yang dibutuhkan Daniel, baru kemudian merasa tenang jika semua sudah terbeli.“Bagaimana dengan pakaianmu?” tanya Alina setelah selesai melakukan pembayaran dan menggunakan jasa toko untuk mengangkut barang yang dibelinya ke apartemen.“Aku minta tolong sopirnya Bibi untuk mengemas dan mengantar ke sini. Jadi tidak usah boros dengan beli pakaian baru,” jawab Daniel.Alina mengangguk-angguk.“Mama, Alo lapal.” Arlo sejak tadi ikut Alina ke sana-kemari, membuat bocah kecil itu sekarang kelelahan.Alina dan Daniel menoleh bersamaan pada Arlo, mereka sibuk sampai lupa kalau bocah kecil itu ikut d

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Takut Tidak Diterima

    Naya melihat wanita itu seperti gemetar. Apa wanita itu tidak menerima kedatangan mereka, atau ada hal lain sehingga respon wanita itu seperti ini?Bams mendekat pada sang ibu. Dia lalu memeluknya.Dalam sekejap, Naya melihat wanita itu menangis begitu kencang sambil mengusap punggung Bams.“Kamu akhirnya mau pulang. Ibu pikir kamu membenci ibu dan hina jika menemui ibumu ini.”Naya melihat wanita itu meraung. Dia menatap Bams yang memeluk erat tubuh wanita tua itu.“Yang penting aku pulang sekarang.”Bams melepas pelukan. Dia menatap sang ibu yang masih menangis.“Aku hanya tidak mau menjadi masalah buat Ibu. Kalau aku membencimu, untuk apa aku memintamu pindah ke sini?”Wanita itu masih menangis meski Bams sudah menjelaskan.“Aku datang karena ingin mengenalkan Ibu dengan seseorang,” ucap Bams.Wanita itu menghentikan tangisnya. Dia menatap Bams dengan wajah masih penuh air mata.Bams menggeser posisi berdiri, lalu menunjuk pada Naya.Wanita tua itu menatap ke arah Bams menunjuk. Di

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Cuti

    “Nona, ini sudah saya buat rincian pesanan desain. Ini juga jadwal undangan Anda untuk acara fashion show tema spring.” Naya memberikan tablet pintar berisi jadwal Alina.“Terima kasih, Nay.” Alina menerima tablet itu, lalu mengecek data di dalamnya.Naya menunggu Alina merespon, lalu atasannya itu memandang ke arahnya.“Kalian jadi pergi hari ini, kan?” tanya Alina.“Jadi, makanya saya berikan dulu rincian ini agar Anda bisa menyiapkan desainnya. Anda tahu ‘kan, Anda terkenal tepat waktu, jadi jangan sampai terhambat sehari dua hari karena saya pergi,” balas Naya.Alina melebarkan senyum.“Iya, kamu memang paling mengerti aku,” ucap Alina, “jika ada apa-apa hubungi aku, ya.” Alina bicara sambil mengusap lengan Naya.Naya tiba-tiba memeluk Alina, membuat wanita itu terkejut.“Terima kasih, Nona. Anda selalu ada untuk saya dan menjadi satu-satunya keluarga untuk saya selama dua tahun ini,” ucap Naya.Alina terkesiap. Dia tersenyum lalu membalas pelukan Naya.“Kalau aku ini keluargamu,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menggoda Atasan

    “Dani bilang masih ada urusan di luar, jadi kita tidak perlu menunggunya makan malam,” ujar Alina setelah membaca pesan dari Daniel.Aksa baru saja berganti pakaian. Dia kemudian mendekat pada Alina yang masih duduk di tepian ranjang.“Bagaimana kondisi Anya? Dia sudah lebih baik?” tanya Aksa.Aksa juga bersimpati pada kondisi mental Anya karena selama dua tahun harus melihat sang ayah yang melakukan kekerasan pada sang ibu.“Jika dilihat dari luar, ya dia baik-baik saja. Dia bermain bersama Arlo dengan riang, bukankah itu bagus? Hanya saja, Jia tetap akan membawa Anya ke psikolog, hanya untuk memastikan saja, apa benar Anya baik-baik saja atau ada gangguan mental,” ujar Alina panjang lebar menjawab pertanyaan Aksa.Aksa mengangguk-angguk paham.Mereka pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama. Sudah ada Naya, Bams, dan Arlo di sana.“Mama.” Arlo berlari menghampiri Alina yang baru saja datang.Aksa menghela napas, dia harus pasrah jika Alina diambil alih Arlo.Alina menggandeng

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

DMCA.com Protection Status