Share

Bab 82: Anting

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-19 17:47:23
Mansion Caldwell—Kota Zurich

“Siapa yang bertamu?” tanya Claira kepada pelayan sembari mengintip melalui jendela. Tangan kurusnya menggeser tirai.

Tidak ada jawaban dari pelayan tersebut.

Sontak saja Claira memelotot dan bertolak pinggang.

“Kamu tidak bisu ‘kan? Mereka siapa?!” Suara wanita itu melengking.

Pelayan tetap menunduk dan membisu.

Lima menit kemudian pintu kamar terbuka.

Claira memusatkan perhatian di mana pria paruh baya yang masih sangat tampan dan segar sedang berdiri. Arjuna menatap dalam putrinya di samping jendela.

“Clair ayo ke bawah. Jangan banyak bicara! Ikut saja!” Intonasi Arjuna terdengar parau.

Wajah Claira berbinar dan berkata antusias, “Apakah itu Al? Dia datang?”

Claira melangkah lebar melewati sang ayah. Wanita itu tidak sabar menemui seseorang yang teramat dirindukan. Namun, sesampainya di ruang tamu, ia tercengang.

Pasalnya bukan Al, melaikan dua orang pria berseragam kepolisian serta seorang detektif wanita berna Jane.

“Claira …,” panggil
NACL

Sore Kak。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。 hari ini satu bab dikarena ada sesuatu yang sangat mengganggu di kehidupan nyata Tapi aku usahakan tetap update ya Tenang tenang ga menghilang kok (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ayu
mantap sekali
goodnovel comment avatar
NACL
wkwkwkw akhirnya s clair kena karma y
goodnovel comment avatar
NACL
uuuuh terima kasih baaanyaaak Kak ╰⁠(⁠^⁠3⁠^⁠)⁠╯
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 83: Aku Harap Dugaanku Salah

    “Apa semua itu benar?” tanya seorang pria paruh baya.“Aku … tidak melakukan apa pun. Hari itu aku bermalam di rumah Bibi Clara.” Claira memainkan jemarinya dan berulang kali mengembuskan napas berat.“Kamu tega mencelakai adikmu dan kakak sepupu?” tanya Arjuna lagi.Clair menggeleng tegas. Sungguh saat ini ia berada di posisi terjepit, tidak bisa berpikir jernih karena dicerca oleh sang ayah.Seusai menerima informasi terbaru, Arjuna langsung menemui Clair di kantor polisi. Pria paruh baya ini mendengar dengan seksama semua penjelasan Detektif Jane. Pria itu ingin mengkonfirmasi secara langsung pada putrinya.“Kalau kamu tidak jujur, aku sulit membantu.” Arjuna mengetuk-ngetuk meja dengan jemari. “Semua bukti mengarah padamu! Paham?” Clair tercengang, matanya melebar dan berkaca-kaca. Dalam benaknya beberapa ingatan hadir di mana ia memerintah Mitha untuk mencelakai sang adik.“Aku tidak pernah melukai siapa pun!” tegas Clair, “Bukti itu semuanya bohong! Tolong bantu aku.” Ia memint

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 84: Ini Salahmu!

    “Endometriosis.” Suara Alessandro tercekat di pangkal kerongkongan. “Ini alasanmu begitu yakin tidak mengandung anakku?” lirihnya … lebih tepat menahan sakit. Merasa tidak berguna lagi berbohong. Calantha mengangguk tegas, air mata telah bercucuran membasahi pipi dan sudut matanya berubah memerah. Ia bersiap menerima segala konsekuensi, termasuk amarah sang suami. Apalagi, Al sangat menginginkan kehadiran bayi di rumah mereka. “Siapa yang mengetahui penyakitmu?” Intonasi Al masih terdengar berat serta dalam. Sebelum menjawab, Cal menelan ludah sembari memainkan sepuluh jemari tangan. Pandangan yang semula menunduk, kini merangkak naik menatap wajah Al yang menunjukkan betapa hancurnya perasaan pria itu. “Hanya—“ “Lionel, benar bukan? Orang tuamu dan suamimu tidak tahu apa pun. Itu bagus Calantha!” Al mencerca Calantha penuh penekanan. “Maksudku—“ Lagi, Alessandro menyela ucapan wanita itu, “Kamu mempercayai pria bajingan itu lebih dari siapa pun.” Ia mengusap kasar wajah tamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 85: Kita Bisa!

    “Tidak Al!” Calantha menggeleng lemah.Namun Alessandro tetap mengulurkan tangan kanannya. Bahkan pria itu seolah tidak peduli ketika petugas semakin mendekat ke arahnya.“Ok, kita pergi bersama dari sini,” sambung pria itu.Calantha terbelalak mendengarnya. Ia mengembuskan napas, berupaya menahan segala kata-kata yang hampir keluar dari mulutnya. “Kamu tahu aku tidak punya tiket?” kata Alessandro. Ia menunjukkan saku kemeja serta celana, benar-benar kosong, mungkin hanya setitik debu.Calantha tidak menjawab, tetapi pergerakan alisnya membuat Al percaya diri bahwa wanita itu akan luluh. Alessandro menoleh kiri dan kanan lantas merunduk. Ia berbisik sangat pelan di samping telinga sang istri, “Aku bisa tertangkap petugas keamanan karena dianggap penumpang gelap.”Sayangnya, Calantha bergeming meskipun dalam hati mencemaskan suaminya.“Kamu tega!” protes Al lagi.“Kalau begitu silakan pulang!” Calantha merentangkan satu tangan.“Kita bicarakan masalah ini di rumah,” bujuk Alessandro

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 86: Para Penjahat

    “Mau apa kamu ke sini?” Lionel tersentak ketika membuka mata mendapati Alessandro berdiri membelakangi ranjang pasien. Alessandro sedang melihat pemandangan gedung pencakar langit melalui jendela. Tubuh atletis itu tampak menyenangkan apabila dilihat oleh orang lain tetapi tidak bagi Lionel. Punggung kekar terbalut mantel rajut berwana navy menjadikan aura dingin Al kian mendominasi. Ia menjejalkan satu tangannya ke dalam saku celana bahan berwarna senada dengan mantel. Mendengar suara Lionel, Alessandro langsung memutar badan. Pancaran manik biru safirnya sangat mengerikan—tidak bersahabat. “Jangan macam-macam Alessandro! Aku bisa menghubungi polisi mengatakan kalau kamu berusaha membunuhku!” teriak Lionel dengan raut wajah pucat pasi. Sebelah sudut bibir Alessandro berkedut samar. “Kamu pikir aku tertarik?” “Kalau begitu keluar dari sini!” Satu tangan Lionel yang terpasang infus terangkat dan menunjuk pada pintu. Alessandro menggerakkan sedikit kepalanya, kemudian mendekati r

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 87: Membuat Iri

    “Tidak mau menyambut suamimu pulang?” kata Al seraya melepas mantel berwarna navy dan menyerakan kepada maid.Tepatnya di tengah anak tangga, Calantha seketika menghentikan langkah kaki. Semula wanita itu hendak ke taman, tetapi mendapati sang suami ada di depannya tentu saja langsung mengurungkan niat.“CEO ini kedinginan di awal musim salju,” goda Al. Ia melangkah perlahan menghampiri Calantha. “Schatzi … sudah minum obat?” tanyanya dengan suara penuh perhatian.Calantha mengangguk cepat dan kedua sudut bibirnya mengukir senyum kaku. Alessandro melingkarkan kedua tangan ke pinggul Cal. Pria itu menempelkan tubuh mereka dan menatap lekat sepasang manik abu-abu.“Jangan menghindar Schatzi. Kita bisa menghadapinya bersama-sama,” sambung Al.“Tapi ini tidaklah mudah Al.” Calantha menghela napas. “Apa kamu lupa apa yang diinginkan para tetua?” lirih Cal.“Oh itu.” Al menundukkan kepala lantas menaruh ibu jari di bawah dagu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 88: Jangan Beri Tahu Orang Lain

    Kota Zurich “Aku sakit apa?” tanya Mitha dengan hati-hati. Setelah membesuk Claira di kantor polisi, wanita itu bergegas memeriksakan diri di rumah sakit besar milik keluarga pamannya. Sekarang ia duduk saling berhadapan dengan dokter umum. “Apa Nona terlambat datang bulan?” tanya Dokter Isabelle Lutolf “Aku ini sedang sakit bukan konsultasi kandungan!” sembur Mitha merasa tak nyaman. “Menurut hasil pemeriksaan, Nona Paramitha sedang hamil untuk usianya saya tidak bisa memastikan karena Nona harus bertemu spesialis kandungan.” Dokter Isabelle tersenyum ramah, tidak ambil hati perkataan buruk pasien. Mitha meraih tas tangan dari kursi samping. Ia bergegas meninggalkan ruang pemeriksaan. Langkah kakinya sangat lebar menuju area parkir, ia ingin pulang dan istirahat. Sebelum mobil melaju, Mitha merasakan pusing cukup hebat dan perutnya melilit. Namun, wanita itu nekat berkendara. Akibat sakit kepala tidak tertahankan, Mitha berhenti di bahu jalan. Ia tertidur selama sepuluh menit

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 89: Claira Keras Kepala

    “Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya wanita itu setelah Alessandro dan Calantha keluar dari ruang pemeriksaan.Tentu saja keduanya terkejut, terutama Calantha. Ia benar-benar takut penyakitnya ini diketahui orang banyak. Cal sedikit menyembunyikan tubuh di balik punggung kekar.“Hai Mom. Sedang apa di rumah sakit?” Alessandro berusaha memecah kekakuan.Wanita paruh baya itu menjawab dengan pertanyaan. “Apa Calantha hamil? Ini kejutan kenapa disembunyikan?” Raut wajah Livy sumringah, saking bahagianya meneteskan air mata. Wanita paruh baya itu seketika mendekap erat tubuh Calantha.“Terima kasih Calantha, aku senang,” bisik Livy membuat tubuh Calantha gemetaran.Livy mengurai pelukan dan menggenggam kedua tangan Calantha.“Kenapa wajahmu pucat, Cal?” ibu tiga anak itu memidai kulit putih Calantha yang semakin putih tak bercahaya.Berbeda dengan Alessandro, Calantha merasa sesak dalam dada. Ia mereguk saliva yang begitu pekat mengaliri kerongkongan, tidak sanggup mengecewakan orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 90: Perawan Tua vs Penghibur

    Lima belas menit sebelumnya. ‘Aroma parfum itu … tidak asing. Tapi milik siapa?’ gumam Calantha dalam hati. Netra kelabu nan cantik memperhatikan wanita asing itu hingga menghilang di balik pintu ruangan penyidik. Calantha menggelengkan kepala untuk menepis pikiran buruk. Wanita itu bergegas menghubungi sepupu Lionel di tempat sepi. Tanpa Calantha tahu seorang gadis berambut hitam dan ikal mengintip dari celah pintu. Sosok itu menahan napas karena hampir ketahuan, ia juga berharap Calantha segera pergi. “Sialan, kenapa dia ada di sini, huh?” gerutu Mitha. “Sedang apa kamu di sini? Ini bukan ruangan yang bisa disinggahi sembarang orang!” tegur seorang petugas polisi dari balik punggung Paramitha. “Maaf Pak. Saya pikir … maaf. Saya permisi.” Mitha menelan ludah ketika mendengar derap langkah Calantha semakin mendekati ruangan di mana ia bersembunyi. Langkah kaki Calantha semakin menjauh dan … menghilang. Setelah memastikan kondisi aman, Mitha segera keluar dari ruangan. Namun,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 133: Aku Beruntung

    “Selamat Tuan Hofer, bayinya lahir dengan sehat.” Dokter mengulurkan tangan kanan sambil tersenyum lebar. Liam berkaca-kaca mendengar kabar menggembirakan. Ia gegas menghubungi ibunya dan beberapa kerabat terdekat untuk menjenguk anggota keluarga baru. Setelah itu Liam memasuki ruang pemulihan. Ia melihat dua bayi menelungkup di atas dada sang istri. “Claira ….” Liam sesenggukan. Ia mengekspresikan diri karena memiliki buah cinta dari gadis pujaannya di masa sekolah. Bahkan tangan Liam tidak sanggup menyentuh kulit tipis nan lembut miliik bayinya. “Kamu memiliki dua anak laki-laki.” Claira tersenyum merekah melihat dua bayi itu sibuk mencari puncak nutrisi. “Kita. Kita memiliki dua putra. Dan kamu satu-satunya perempuan cantik diantara kami.” Liam setengah tertawa dan menangis ketika mengatakannya. Sedangkan Claira tergelak membuat kedua bayi di atas tubuhnya terkejut lalu merengek. Pasangan itu saling menatap satu sama lain kemudian tertawa bersama-sama melihat tingkah mengge

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 132:Kehidupan Para Ipar

    “Hamil?” Clair tercengang. Reaksi pasangan itu sangat berbanding terbalik. Liam selalu menebar senyum bahkan berbagi kebahagiaan bersama pegawai rumah sakit. Ia mentraktir makan. Sedangkan Clair tampak terpukul.“Istriku kenapa sedih? Seharusnya kamu senang.” Liam merangkul bahu Claira.Wanita itu menunduk menatap perutnya. “Kenapa aku bisa hamil? Liam aku … belum siap menjadi ibu.”Seketika senyum manis di wajah Liam menghilang. Kini pria bermata sipit itu mengetahui Claira enggan mengandung anaknya.“Kita sudah menikah, bercinta dan melakukan berulang kali. Kita tidak menunda kehamilan. Jadi … kamu menolak?” tanya Liam dengan perasaan kecewa.Clair tersadar dari pikirannya. Ia menatap wajah sendu sang suami. Kedua tangan mulus wanita itu menangkup pipi Liam.“Maksudnya bukan begitu. Liam … aku ini seorang pendosa. A-aku tidak menyangka hamil dalam waktu dekat. A-aku juga … merasa bukan ibu yang baik.” Claira melepaskan tangan dari rahang Liam lalu menunduk dalam.Liam tersenyum kec

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 131: Benci Tapi Rindu

    “Aku bingung bagaimana cara mengatakannya,” gumam Claira. Raut wajah wanita itu terlihat sedih.Calantha mengernyit dan menopang dagunya. [Maksudmu?] “Aku ingin pindah rumah, tapi ibu mertuaku melarang. Alasannya kesepian, karena sebelumnya Liam sibuk bekerja.” Claira cemberut. “Kami tidak punya waktu berdua.” Calantha manggut-manggut. Ia mengerti keinginan kakak kembarnya. Istri Alessandro Javier itu tersenyum penuh arti lantas mendekatkan kepala dengan layar ponsel.[Bilang saja langsung kalau kamu ingin pacaran bersama Liam.] Calantha menaik-turunkan alisnya.“Mana bisa seperti itu!” sentak Claira.Setelah satu bulan tinggal di rumah mertua, Claira kehilangan figure Liam. Pria itu lebih sering pulang malam dan pergi pagi-pagi sekali. Bahkan satu minggu ini keduanya tidak berhubungan intim.Claira mengakhiri panggilan video bersama Cal. Ia bergegas menemui ibu mertua di lantai satu. Ia melihat wanita paruh baya itu sedang kesulitan berjalan. Buru-buru Clair membantu.“Hati-hati B

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 130: Setelah Tujuh Hari

    Malam pertama yang seharusnya berujung menyenangkan dengan suasana romantis, justru sebaliknya. Kini, vila pribadi Keluarga Hofer dikunjungi dokter serta perawat yang mengobati Liam. Pria itu mendadak demam paska berenang.“Bagaimana kondisinya? Perlu dirawat inap?” berondong Clair kepada dokter. Ia memperhatikan wajah pucat sang suami.Sedangkan Liam menahan malu sekaligus gundah. Pria itu merasa bersalah gagal menjadi sosok suami idaman bagi pujaan hati. Dokter berkata dengan cemas, “Demamnya cukup tinggi mencapai empat puluh derajat. Tapi Tuan Liam menolak.”Clair mendengus, lantas berjalan mendekati suaminya yang sedang berbaring tidak berdaya.“Kamu masih mau hidup?” tegas wanita itu membuat mata sipit Liam membelalak.Clair bertolak pinggang dan menatap tajam suaminya. “Kita baru menikah satu hari, kamu mau menjadikan aku janda?” Liam meneguk saliva dan menggeleng pelan. Ia tahu istrinya memang galak, tetapi tidak menyangka mulut Claira sangatlah tajam.“Jangan bilang begitu.

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 129: Pengganggu Kemesraan

    Satu tahun berlalu sangat cepat, kesabaran Liam membuahkan hasil. Pagi ini, Liam dan Claira telah resmi menjadi sepasang suami istri. Keduanya sedang menandatangani akta pernikahan. Calantha bersama keempat anaknya duduk di kursi paling depan. Ia menangis haru karena Clair mendapatkan belahan jiwa. Ia juga tahu Clair belum sepenuhnya melupakan Alessandro. Wanita itu beranjak mendekati kembarannya. “Haruskah aku memanggilmu Nyonya Hofer?” goda Calantha. Liam menyambar, “Tentu saja! Dia istriku, dan kamu harus memanggilku kakak meskipun kita seumuran.” Tawa pria itu. Tiba-tiba Alessandro memukul kepala Liam. Ia berkata dengan tegas, “Tidak boleh memanggil kakak! Panggil nama saja.” Seketika altar pernikahan dihiasi gelak tawa dari semua orang. Mereka melihat kedekatan putri Caldwell dan kekompakan para menantu. “Sudah seharusnya aku patuh kepada yang lebih dewasa.” Liam menyengir, menjadikan mata sipitnya tak terlihat. Alessandro memelotot karena secara tidak langsung Liam menge

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 128: Kehidupan Baru

    Claira melempar kerikil kecil ke sembarang arah. Pikiran gadis itu dilanda gundah gulana. Ia ketakutan Alessandro memberitahu keluarga besarnya tentang sebuah kebenaran. Clair menelan ludah. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Calantha mengetahui kenangan bersama Al diambil alih olehnya.Ketika wanita itu melepar kerikil cukup besar, seseorang memekik. “Aw!”“Ya ampun!” Claira sigap menghampiri sumber suara. Ia ternganga mendapati Liam sedang mengelus kening.Sialnya, kening pria tampan itu berubah merah.“Liam, maaf. Aku tidak bermaksud—““Apa yang kamu pikirkan?” Liam meringis karena lemparan Clair sangat bertenaga.“Tidak ada!” tegas Clair. Ia tersenyum kaku.Padahal Liam sengaja meluangkan waktu setelah berminggu-minggu demi Clair. Pria itu tahu calon istrinya sedang gelisah. Hanya saja Liam pandai menutupi rahasia. Ia tidak mau ikut campur, cukup membeberkannya kepada Alessandro.Liam juga tahu Alessandro berniat mengubur masalah ini. Clair menoleh kepada Lia

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 127: Bukan Claira Tapi Calantha

    “Bodoh!” teriak Alessandro di tengah hutan. Pria itu mengepalkan tangan dengan kuat hingga bagian telapak sakit dan urat-urat pada lengan menonjol. Ia memukuli udara yang tidak bersalah. Kemudian Alessandro terjatuh dengan posisi kedua lutut di atas tanah lembab.Alessandro kian tercabik ketika memeriksa ponsel dan mendapati istrinya sedang menelepon. Ia tidak kuasa menerima panggilan suara. Pria itu tenggelam jauh bersama perasaannya saat ini.Beberapa jam kemudian, Alessandro berhasil menguasai rasa sakit dalam dada. Ia bergegas menemui Claira di Mansion Caldwell. Karena hubungan sudah membaik, kedatangan Alessandro disambut oleh para pelayan. “Di mana Nona Muda Clair?”Pelayan menunduk. “Nona di perpustakaan, Tuan.” Alessandro langsung menghampiri iparnya.Claira terkejut karena sebelumnya Al tidak membuat janji. Sekarang pria itu datang dengan ekspresi dingin dan aura mencekam seketika menyelimuti ruangan.“Hi Al. A-ada a-apa?” gugup Claira. Perasaan sebagai wanita sangat peka,

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 126: Masa Lalu Wanitaku

    Alessandro mendengus sebal lantaran Liam menguasai keempat anaknya. Sebagai ayah, ia hanya bisa mengawasi dari jarak jauh. Al juga tidak bisa berbuat apa-apa selain mengamati, sebab Calantha telah memberi izin. Liam mengambil banyak swafoto bersama ABCD. Pria itu tersenyum kecil melihat hasil jepretan kamera. Liam mengirim pesan teks dan gambar dirinya bersama Anaya kepada Clair. “Anaya semakin lucu.” Ketika Liam masih tersenyum sendirian, Alessandro berdiri tepat di belakang pria itu. “Ide brilian menggunakan anakku sebagai alibi menggoda wanita.” Alessandro langsung mengambil alih keempat bayinya. Ia tidak suka wajah polos bayinya dimanfaatkan oleh Liam. ** Satu minggu ini Liam rajin mengunjungi kediaman Alessandro. Pria itu membawa beraneka buah tangan untuk Calantha dan empat bayinya, tidak ketinggalan Liam menemani Al bermain catur. Semua dilakukan sebagai permohonan maaf. “Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Claira?” Wajah Alessandro tampak serius memandang papan

  • Pesona Istri Dadakan CEO   Bab 125: Persaingan 

    “Ajari aku caranya.” Clair menunjuk popok dan pakaian bayi. Seketika Calantha dan Lorraine menoleh ke arah wanita itu. Kening kedua ibu muda mengerut karena tidak biasanya seorang gadis belajar merawat bayi.“Kalian tidak perlu menatapku seperti itu. A-aku mau tau bagaimana melakukannya.” Clair menelan ludah karena gugup diperhatikan oleh dua pasang mata.Lorraine mengalihkan pandangan kepada Calantha untuk meminta izin. Istri kesayangan Alessandro Javier itu mengangguk. Jujur, perasaan Cal campur aduk. Ia takut kakaknya ini kelak mencari simpati di depan Al. Sungguh Calantha tidak mau rumah tangganya hancur. Apalagi sekarang keempat anak sangat membutuhkan orang tua utuh.Saat mengganti popok Anaya, wajah Claira berseri-seri. Gadis itu teringat ketika Liam mempertanyakan kesiapannya menjadi seorang ibu. Namun, waktu itu Claira diam saja karena malu. Sekarang hatinya bersorak riang.**Dua hari kemudian, Liam mengantar Clair ke bandar udara. Gadis itu harus pulang ke Zurich karena b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status