Beranda / Romansa / Pesona Ibu Susu Anakku / 47. Benar-benar keterlaluan!

Share

47. Benar-benar keterlaluan!

Penulis: Rossy Dildara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Iya." Bima mengangguk. "Jadi kamu mengenalnya, Jen?" tambahnya bertanya.

"Iya, Pak," jawab Jenny. "Dia Ibu pantiku dulu sebelum aku diadopsi. Dan kebetulan ... saat aku pergi dari rumah Bapak, aku bertemu dengannya lalu diajak untuk tinggal bersama di rumah panti."

"Oohhh." Bima mengangguk-angguk. "Kebetulan ... Budi tadi pagi telepon, terus bilang kalau Bu Sri itu melaporkanmu ke kantor polisi. Sepertinya dia mencemaskanmu yang tiba-tiba hilang, Jen. Nanti kalau kita sudah selesai makan ... kita langsung telepon dia, ya?"

"Memangnya Bapak punya nomornya Bu Sri?"

"Punya. Budi yang kirim."

"Lagian Bapak juga, sih ... kenapa coba pakai cara bawa aku seperti diculik? Harusnya 'kan nggak perlu, Pak."

"Maafin aku, Jen. Tapi kalau nggak begitu... aku nggak yakin kamu mau aku ajak pulang. Aku khawatir malah kamu mencoba melarikan diri pas lihat aku. Cukup susah, lho, cari kamu tuh. Aku sampai keliling dunia."

"Aahh lebay sih, Pak. Orang aku ada di Bekasi, masa sampai keliling dunia segala."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Ibu Susu Anakku   48. Perempuan kegatelan

    "Jadi ternyata Mas Bima ada di sini, ya??" sergah seseorang perempuan yang sontak membuat Bima dan Jenny terkejut, sebab dia adalah Soraya. Perempuan itu pun sama terkejutnya saat menyadari kehadiran Jenny di sana. Dan rasa emosi di dalam dadanya seketika memuncak. "Oohh ... ternyata Mas berhasil menemukan perempuan kegatelan ini, ya, dan bisa-bisanya Mas membawanya ke mari??"Soraya dengan cepat turun dari mobil yang dia tunggangi bersama Lily. Dengan segera, dia mendekat ke arah mereka dan mencengkram lengan Jenny."Aakkhh!""Apa yang kamu lakukan, Ray!!" bentak Bima marah. Dia langsung menarik kasar tangan Soraya, lalu berdiri menutupi Jenny yang masih di dalam mobil. "Jangan coba-coba menyakiti Jenny, ya!!" tambahnya mengancam dengan tatapan nyalang."Kenapa kamu kasar sekali sama istrimu sendiri, Bim??" Lily mendekati mereka, tentulah dia membela Soraya karena perempuan itu adalah putrinya."Istri??" Sebelah alis mata Bima terangkat, sebuah senyuman miring pun terbit diwajah tamp

  • Pesona Ibu Susu Anakku   49. Nggak pantas aku pertahankan!

    komentarnya jangan lupa tinggalkan....***"Iya, Pak. Nona Kaila pasti baik-baik saja," jawab Jenny dengan anggukan kepala. Dia juga terlihat mengulas senyum, tapi sungguh itu semua membuat Soraya makin membencinya.**Setibanya di rumah sakit, mereka bertiga langsung menuju ruang perawatan khusus bayi dan anak. Karena sebelum sampai, Bima sempat menelepon Eka dan wanita itu memberitahu dimana cucunya dirawat."Kenapa dengan Kaila, Bun? Kenapa dia bisa demam dan mencret?" tanya Bima saat melihat Eka duduk diluar berdua dengan seorang perempuan seusia Soraya. Dia memakai stelan baju berwarna pink."Bima ...." Eka berdiri, lalu pandangannya seketika teralihkan kepada Jenny. Sebuah binar kebahagiaan pun terpancar jelas pada kedua bola matanya. "Perempuan di sampingmu itu Jenny 'kan, Bim?" tanyanya kemudian."Iya, ini Jenny, Bun," jawab Bima seraya merangkul bahu Jenny, tapi dengan segera perempuan itu menyingkirkan tangannya."Nanti Bunda ceritakan tentang kondisi Kaila. Sekarang kamu i

  • Pesona Ibu Susu Anakku   50. Berjanjilah padaku

    Bima terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Erwin, jelas terlihat bahwa ayahnya lebih memihak kepada Soraya daripada dirinya."Ayah pasti akan menyesal karena telah melakukan ini padaku! Apalagi demi untuk membela Raya!" Bima merasa geram, yakin bahwa ayahnya akan menyesal karena perlakuannya ini. Tanpa ragu, Bima langsung menarik Jenny dan pergi meninggalkan tempat tersebut.Erwin ingin menyusul dengan penuh emosi, namun Eka segera menghentikannya. "Ayah, kendalikan emosi Ayah," tegur Eka memberi nasihat. "Ingatlah... Kaila sedang sakit dan sangat membutuhkan Jenny."Erwin menggertakkan giginya dan mengambil napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya yang ingin meledak. "Orang yang sedang kasmaran memang sering kehilangan akal, Pak Erwin," kata Lily. "Kita harus mencari jalan keluar agar rumah tangga Raya dan Bima bisa membaik."Eka dan Erwin mengangguk setuju, sementara Soraya terpaku di tempat, tiba-tiba teringat akan bukti yang akan diberikan Bima kepada Erwin.'Aku haru

  • Pesona Ibu Susu Anakku   51. Nama anakku adalah....

    Mobil itu tidak digunakan untuk dikendarai, melainkan sebagai tempat untuk membuka isi tas.Mereka berdua memilih untuk melakukannya dengan cara ini agar tidak diketahui oleh Soraya atau orang lain.Setelah mencari-cari di antara beberapa kertas, akhirnya Lily menemukan selembar kertas yang membuatnya terkejut. Kertas tersebut berisi nama bayi yang dia titipkan, dan nama itu adalah Jenny Salsabila.Lily tidak mengetahui nama lengkap Jenny, yang menjadi ibu susu Kaila. Tetapi hanya dengan membaca nama Jenny saja, itu sudah cukup membuatnya terkejut. Nama itu memicu banyak pertanyaan dalam pikirannya. Apakah Jenny adalah anaknya yang selama ini dia cari? Mengapa nama Jenny tercantum di kertas tersebut? Lily merasa perlu mencari tahu lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran yang sebenarnya.Lukman merasa penasaran dengan apa yang menarik perhatian Lily. Dia bertanya, "Apa sudah ketemu, Yang?"Lily menunjuk ke arah kertas dengan raut heran dan menjawab, "Ini, Sayang... Masa di sini tertul

  • Pesona Ibu Susu Anakku   52. Surat gugatan

    Lily sudah berjongkok, tubuhnya perlahan turun, hampir menyentuh rambut Jenny. Dia berencana mengambil beberapa helai rambut untuk dijadikan sampel tes DNA.Dalam hati, Lily berharap Jenny tidak terbangun. 'Jangan bangun ya, Jen ... aku hanya butuh beberapa helai saja kok,' pikir Lily dengan cemas.Namun tiba-tiba..."Eekhhem!!" Terdengar suara deheman dari atas ranjang, membuat Lily terkejut. Dia melihat kaki turun dari bawah ranjang.'Ya ampun, ini gawat! Jangan sampai aku ketahuan, bisa-bisa nanti curiga!'Dalam kepanikan, Lily memutuskan untuk menggulingkan tubuhnya ke dalam kolong tempat tidur, berusaha bersembunyi.Lily terus memerhatikan kedua kaki itu yang kini berjalan menjauh dan tak lama masuk ke dalam kamar mandi yang berada disudut ruangan.Dirasa situasinya sudah cukup aman, dia lantas buru-buru keluar dari kolong ranjang, lalu menyentuh rambut Jenny."Aaakkhhh!!"Tanpa diduga, saat proses pencabutan itu dilakukan, Jenny justru terbangun dan menjerit karena takut. Sebab

  • Pesona Ibu Susu Anakku   53. Aku nggak mau bercerai

    "Apa?? Enggak! Enggak! Aku nggak mau bercerai, Pak!!" Soraya menolak keras. Dia menggeleng-gelengkan kepala, tidak bisa menerima kenyataan pahit ini.Dia tidak tahan membayangkan harus berpisah dengan Bima. Dia tidak mau. Apalagi ada Jenny ditengah-tengah hubungan mereka. Bisa jadi perempuan itu akan menggantikan posisinya.Selain itu Soraya juga masih sangat mencintainya dan berharap bisa memperbaiki hubungan mereka.Dengan perasaan tidak percaya, Soraya menatap amplop putih tersebut, merasa seolah dunia berputar di sekitarnya. Dia memalingkan pandangan ke pria yang berdiri di depannya, suaranya hampir tidak terdengar saat dia bertanya, "Apakah Mas Bima benar-benar melakukan ini? Apakah dia benar-benar ingin berpisah dariku, Pak?"Pria itu mengangguk dengan simpati, wajahnya penuh pengertian. "Maaf, Nona. Saya hanya menjalankan tugas saya. Keputusan akhir ada di tangan pengadilan dan Pak Bima."Soraya merasa seolah-olah dia tidak bisa bernapas. Seperti semua harapannya hancur dalam se

  • Pesona Ibu Susu Anakku   54. Kebohongan baru

    "Ja-jadi ... Ja-jadi selama ini Raya selingkuh??" Eka terbata-bata dengan ucapannya, dia benar-benar tidak menyangka dengan tayangan yang baru saja disaksikannya.Dadanya terasa berdenyut ngilu, sakit sekali. Tentulah dia ikut sakit hati saat tahu jika selama ini anaknya dikhianati. Matanya pun ikut memanas, dan air mata tak terbendung mulai mengalir di pipinya."Benar itu, Ray?!" tekan Eka, tangannya gemetar saat menyentuh bahu kanan menantunya. Suaranya penuh dengan kekecewaan dan kebingungan.Soraya merasakan kegelisahan yang mendalam. Hatinya hancur berkeping-keping saat melihat ekspresi sedih di wajah ibu mertuanya. Dia merasakan beban yang semakin berat di dadanya, dan rasanya sulit untuk bernapas."Enggak, Bun, semuanya—""Mau sampai kapan kamu terus berbohong, Ray!" sentak Bima dengan marah, matanya melotot. "Bahkan sudah ada bukti, tapi tetap saja kamu mengelaknya!" tambahnya sambil berteriak.Soraya merasa seperti tertusuk pisau. Dia merasa terjepit di antara kebenaran yang i

  • Pesona Ibu Susu Anakku   55. Tidur bersamaku

    Sementara itu, di dalam mobil, Weni dan Jenny duduk di kursi belakang sambil menggendong Kaila di pangkuannya. Setengah jam telah berlalu, tetapi Bima belum juga kembali.Kaila juga sampai sudah tertidur karena kekenyangan menyusu."Mbak... kok Pak Bima lama? Kenapa, ya?" tanya Jenny dengan kegelisahan, sambil memandangi keluar dari jendela mobil."Mungkin mengantre kali, Jen, mangkanya lama," tebak Weni."Iya kali ya, Mbak.""Ohya, Jen. Semenjak kamu pulang ... kamu belum cerita lho sama aku."Jenny perlahan menoleh ke arah Weni. "Cerita apa, Mbak?""Tentang alasan kamu kabur. Dan sebenarnya selama ini kamu di mana, sampai Pak Bima dan Pak Budi kesulitan mencarimu?""Eemmm itu ...." Jenny menjeda ucapannya. Dia terlihat berpikir, untuk berkata jujur atau tidak."Kamu harus jujur lho sama aku," kata Weni yang menyentuh punggung tangan Jenny. Berharap perempuan itu akan bercerita dengan jujur kepadanya. "Kita 'kan deket, Jen. Aku malah sudah menganggapmu seperti adik kecilku sendiri. J

Bab terbaru

  • Pesona Ibu Susu Anakku   111. END

    "Husss!! Jangan ngomong kayak gitu!" Bima menasehati dengan suara yang lembut, namun penuh ketegasan. Tangannya mengusap dahi Jenny dengan penuh kasih, mencoba menghapus ketakutan yang menghantui pikirannya. "Lebih baik kita berdo'a sama Allah, dan berpikir positif. Aku sendiri yakin... semuanya akan baik-baik saja."Dengan kata-kata Bima, Jenny menemukan sedikit ketenangan. Dia mengangguk, menerima saran Bima untuk terus berdoa dan memelihara pikiran positif. Mereka bersama-sama memohon kepada Allah, berharap dan percaya bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik.Selama kehamilan kedua ini, Jenny hampir tidak pernah absen dari kontrol kehamilan. Bima, dengan kepeduliannya yang tak pernah surut, selalu mengingatkan dan bahkan sering kali lebih bersemangat dari Jenny sendiri untuk memastikan semuanya berjalan lancar.Wajar begitu, Bima sendiri merasa sangat bahagia dan bersyukur karena diberikan kesempatan untuk menjadi seorang Ayah dari darah dagingnya sendiri.Kabar tentang ha

  • Pesona Ibu Susu Anakku   110. Memakanmu

    "Ya sudah, kalian hati-hati dijalan, ya? Semoga semuanya berjalan dengan lancar," ucap Eka seraya mengusap pipi anaknya lalu memeluk tubuh Jenny sebentar."Amin, Bun," jawab Bima lalu mencium tangan Eka, kemudian disusul oleh Jenny. "Ya udah, kami berangkat. Assalamualaikum.""Walaikum salam."**Setelah datang ke kantor polisi dan memberikan keterangan, Jenny langsung diarahkan ke rumah sakit untuk melakukan visum.Pihak polisi mengajukan, selain itu Bima juga sempat memintanya. Semua itu demi membuktikan, apakah Jenny sempat diperk*sa dalam keadaan tidak sadar atau tidak. Karena jika bertanya langsung kepada Lukman, itu akan sia-sia saja.Seperti pepatah mengatakan, mana ada maling ngaku. Kalau ada, penjara akan penuh.Setelah selesai dengan urusan polisi, keduanya pulang ke rumah kemudian berlanjut pergi ke mall bersama Eka, Kaila dan juga Weni.*Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Jenny, na

  • Pesona Ibu Susu Anakku   109. Suami sebaik Pak Bima

    'Dia masih belum tidur, kenapa ya?' pikiran itu berkecamuk dalam benak Bima, membuatnya merasa bingung dengan perilaku Jenny. Dalam kebingungan itu, dia memutuskan untuk memejamkan mata, berharap dengan begitu, Jenny akan tergoda untuk segera tidur. "Zzzzz ...." Hanya dalam hitungan menit, suara dengkuran halus dan ritmis itu mengisi udara malam, memecah keheningan yang sebelumnya memenuhi ruangan. Jenny, yang sebelumnya menahan diri, kini membuka mata kembali. Matanya menatap Bima, yang tampak begitu tenang dalam tidurnya. "Ish!!" Gumamnya pelan, rasa sebal memenuhi hatinya. Melihat Bima yang dengan mudahnya memasuki dunia mimpi, sementara dirinya masih terjaga, membuat Jenny merasa frustrasi. Bagaimana bisa pria itu lebih dulu terlelap ketimbang dirinya, padahal Jenny tengah berjuang melawan hasrat dalam dirinya yang begitu kuat dan mendalam.***Keesokan harinya, Bima terbangun perlahan-lahan dan terhanyut oleh aroma wangi sabun yan

  • Pesona Ibu Susu Anakku   108. Aku ingin ditemani

    Pak Polisi yang sebelumnya menginterogasi Lukman mengambil sikap tegas. Dia menatap Lukman yang terlihat putus asa. "Meskipun Anda mengelak, itu akan sia-sia, Pak. Bukti yang ada sangat kuat menunjukkan bahwa Anda bersalah. Kita hanya perlu menunggu keterangan dari saudari Jenny, dan setelah itu Anda akan ditahan sebagai tahanan di sini." Lukman menolak dengan cepat, menggelengkan kepalanya. "Enggak! Aku nggak mau, Pak! Aku nggak bersalah, ngapain dipenjara? Aku di sini hanya ingin membantu Jenny, menyelamatkan hidupnya dari kebahagiaan palsu dengan Bima. Karena hanya aku yang bisa membuatnya bahagia!" Lukman berteriak dengan putus asa. Dia terlihat kehilangan akal sehatnya, bahkan melawan saat dua polisi menyeretnya keluar dari ruangan. "Lepas!! Lepaskan akuuuu!! Lily sayaaaang, tolong selamatkan aku!!" Lukman berteriak sembari berusaha melepaskan diri, meskipun terlihat sia-sia. "Jangan penjarakan akuuu!! Aku nggak bersalaaahhh!!"Lukma

  • Pesona Ibu Susu Anakku   107. Lebih baik kamu mati saja!

    Polisi itu mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Sebelumnya mohon maaf, Ibu ini siapanya Pak Lukman? Saya ingin bertemu saudari Lily, istri dari Pak Lukman." Lily dengan tegas menjawab, "Aku Lily, Pak. Aku adalah istri dari Lukman." "Baik, kebetulan sekali. Saya ingin meminta Ibu datang ke kantor polisi, untuk memberikan keterangan terkait kasus yang sedang ditangani. Saat ini... Pak Lukman sedang ditahan di kantor polisi karena kasus penculikan dan percobaan pelecehan terhadap saudari Jenny Salsabila," jelas Pak Polisi dengan penuh kehati-hatian. Soraya dan Lily sama-sama terkejut, suara mereka terdengar serempak, "A-apa?!" Soraya menatap Lily dengan wajah penuh kebingungan, mencari kepastian. Lily, yang masih terkejut, menegaskan, "Bagaimana mungkin itu terjadi, Pak? Itu nggak mungkin! Lukman nggak mungkin melakukan hal seperti itu!" Soraya mencoba memahami situasi dengan bertanya, "Jenny yang dimaksud Pak Polisi itu, s

  • Pesona Ibu Susu Anakku   106. Seperti ada masalah

    "Bagaimana keadaan istriku, Dok? Apakah dia baik-baik saja?" Dokter tersebut, dengan wajah yang penuh empati, menjawab, "Istri Anda baik-baik saja, Pak. Hanya saja, dia tampaknya sempat mengalami serangan panik yang cukup parah hingga menyebabkan dia pingsan," jelasnya dengan tenang dan detail. Bima merasa sedikit lega, menghela napas dalam-dalam. Meski begitu, masih ada pertanyaan lain yang mengganjal di hatinya. "Kalau kandungannya bagaimana, Dok?" "Kandungan istri Anda juga dalam keadaan baik dan sehat, Pak," jawab Dokter. "Tapi, untuk sementara waktu... Saya sarankan agar dia banyak beristirahat. Hindari aktivitas berat dan berikan dia ketenangan hati serta pikiran. Nona Jenny, istri Anda, sepertinya pernah mengalami trauma di masa lalu. Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatannya, apalagi dalam kondisi hamil seperti ini." "Trauma apa yang dimaksud, Dok?" Meski dia sudah memiliki dugaan sendiri, tapi Bima ingin mendapatkan penjelasan langs

  • Pesona Ibu Susu Anakku   105. Berani-beraninya menyentuh istriku!

    "Om mau apa? Aku nggak mau ... eemmmppptt!!" Ucapan Jenny terhenti begitu saja ketika Lukman berhasil membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Kedua matanya langsung terbelalak, terkejut dengan tindakan tak terduga ini. Perasaan takut dan kebingungan memenuhi pikirannya. Braakkkk!! Tiba-tiba, pintu kamar itu terbuka dengan kasar. Bima, yang masuk dengan tergesa-gesa, terkejut melihat apa yang sedang terjadi. Wajahnya penuh dengan kejutan dan kemarahan. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat, bahwa Lukman berani menyentuh istri yang dicintainya. "Brengseek kau, Lukman!! Berani-beraninya menyentuh istriku!!" geram Bima dengan suara yang penuh emosi. Hatinya terbakar oleh kemarahan yang tak terbendung. Amarah yang memuncak membuatnya langsung berlari menuju Lukman dan menendang tubuhnya dengan kasar, membuat pria itu terjatuh dari ranjang. Bima merasa penuh dengan kekuatan dan tekad untuk melindungi orang yang dia cint

  • Pesona Ibu Susu Anakku   104. Bisa membahagiakanmu

    Dengan tubuh gemetar dan penuh ketakutan, Jenny berjuang sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cengkraman pria tersebut. Dia mendorong dengan keras dan berteriak sekuat tenaga, berharap ada seseorang yang mendengar dan datang menyelamatkannya."Toloooongg!!""Siapa pun tolong selamatkan aku!! Aku mohoooonn!!!" Namun, pria itu tetap erat memeluk Jenny, mengabaikan teriakan dan perlawanan putus asanya. Bahkan secara cepat, dia langsung mencium bibir Jenny.Cup~Mata Jenny kembali membulat. Seketika dia merasakan dejavu, karena peristiwa pemaksaan seperti ini kerap kali dia dapatkan dimasa lalu.Dengan buru-buru, tangan Jenny meraba sembarang. Mencari apa pun benda untuk bisa menyelamatkannya.Dalam keputusasaannya, akhirnya Jenny mendapatkan sesuatu di sekitarnya. Sebuah ponsel terjatuh ke tangannya. Tanpa ragu, dia langsung menghantamkan benda itu ke kepala pria tersebut dengan kencang. Buuugghh!!

  • Pesona Ibu Susu Anakku   103. Siapa kamu sebenarnya?!

    Dengan sigap, pria itu mengangkat tubuh Jenny sebelum dia terjatuh. Kemudian, dia memasukkan tubuh Jenny ke dalam box kosong di atas troli. Dia memang sengaja membawa benda itu, dengan tujuan memasukkan Jenny ke dalam sana. Setelah memastikan situasinya aman, pria itu dengan cepat mendorong troli tersebut menjauh. Pergi dari tempat kejadian. Tak lama setelah kepergiannya, Eka keluar dari toilet sambil mengusap-usap kebayanya dengan tissue. Dia baru saja selesai membersihkan diri. "Lho, kukira Jenny sudah keluar duluan? Ternyata belum?" Saat tidak melihat kehadiran menantunya, Eka mulai khawatir. Tanpa ragu, Eka kembali masuk toilet untuk mencari Jenny. Jenny sudah cukup lama berada di dalam, membuat Eka semakin gelisah."Jen ... belum selesai juga kamu?" tanya Eka dengan suara agak keras pada salah satu bilik toilet. "Apa kamu kesusahan? Mau Bunda bantu nggak, Jen?" tawarnya, lalu dengan hati-hati membuka pintu tersebut. Cek

DMCA.com Protection Status