Beranda / Romansa / Pesona Duda Keren / 36. Cinta Virgo Yang Tulus

Share

36. Cinta Virgo Yang Tulus

Penulis: Roesaline
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-02 18:10:34

Kini mereka berempat berkumpul di meja makan untuk menikmati makan malam bersama. 

"Anak-anak sudah makan, Melo?" tanya Virgo kepada Melo. 

Memang tidak diragukan lagi sayang dan perhatiannya kepada Ruhi dan Arjun. Benar-benar menyayangi tulus seperti buah hati sendiri.

"Sudah Bos, bersama suster baru saja selesai makan," jawab Melo tegas.

"Ternyata kalian berdua adalah musuh dalam selimut. Ini yang dimaksud Mas Bagas saya harus hati-hati, karena musuh dia adalah kakak yang paling di sayangi," batin Melo. "Bagaimana aku pernah dekat dengannya? Apakah perselingkuhan? Apa mungkin aku selingkuh dengannya dan akhirnya Ahem memveraikan aku?" lanjutnya membatin.

"Lama tidak ada kabarnya, Diva? Kemana aja?" tanya Armand.

"Bantu papa buka cabang di Batam, Paman," jawab Diva dengan bangga.

"Oh ya? Hebat dong! Emang kalian tidak saling kontak sama Ahem?" tanyanya lagi.

"Aku berkali-kali menghubungi ponsel Ahem tidak per

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Duda Keren   37. Dosen Duda Menyebalkan

    Tiffara bangun kesiangan gara-gara pulang kerja kemalaman. Semalaman Tiffara capek mengawasi kedekatan Ahem dengan Diva. Kedekatan mereka membuat Tiffara cemburu berat. Apalagi Diva memutuskan bermalam di sana, semakin membuat Tiffara tercekam cemburu.Tiffara berdandan asal karena dia sudah kehabisan waktu harus segera pergi kuliah. Dosen yang terkenal killer itu selalu angker dan tidak punya ampun bila terlambat.Tiffara berlari melewati hold, ada sebuah motor Scoopy baru terparkir di tengah-tengah hold. Tapi dia terus berlari dengan tas punggung yang lumayan berat karena ada laptop dan tugas-tugas di dalamnya."Melody, itu motor baru kamu!" teriak salah seorang mahasiswa saat melihat Tiffara."Apa? Aku masih ada jam kuliah, nanti saja ya? Masalahnya dosen killer nih bisa mampus aku nanti," teriak Melody masih terus berlari seperti mengejar pencopet.Ahem mendengar dan melihat apa yang sedang dilakukan Melody. Dia hanya tersenyum sinis. Apalagi d

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-20
  • Pesona Duda Keren   38. Ahem Berbohong Kepada Diva

    Tiffara keluar dari ruangan Ahem menuju hold. Dia menghampiri motor baru dari Bagus. "Melody, apa kamu nggak perlu minta ijin dulu kepada Bagus?" tanya salah seorang temannya. "Nggak perlu, dia kan sudah memberi catatan ini," jawab Tiffara sambil melipat kertas yang tergantung di motor dan memasukannya di tas. "Iya juga sih, dia menghancurkan motormu juga tidak minta ijin," sahutnya kemudian. Tiffara mengambil motor itu, dia segera mengendarainya tanpa ragu. Ahem hanya menatapnya dari jauh. Dia sempat berpikir bahwa gadis culun itu adalah Melo sang bodyguardnya. "Penampilannya sih boleh culun, tapi kelihaiannya yang berduel itu Melo banget gitu," batin Ahem. "Lihat saja kukerjai kamu, biar kapok," lanjut Ahem mengancam. Ahem sambil mengamati dari jauh dia mencoba menelepon Bodyguard Melo. Dia berpikir kalau Melody si culun itu benar bodyguard nya pasti dia akan mengangkat teleponnya. Melody menghentikan motornya, dan meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Pesona Duda Keren   39. Memori Yang Kembali

    Kini Melo terjatuh duduk di pangkuan Ahem. Handuk kimono sekedar menumpang di pangkuan Ahem. Tatapan mereka beradu, ada debaran jantung yang terdengar kuat diantara mereka. "Kamu mantan suamiku, dulu aku pasti juga merasakan masa-masa indah bersamamu. Kenapa aku belum bisa mengingatnya," batin Melo. "Ternyata gadis culun di kampus itu kamu, bodyguardku. Kenapa kamu harus menyamar? Tapi matamu, bibirmu, aku mengenal sekali kenapa seperti bibirnya Tiffara?" batin Ahem. Mereka asik dengan lamunan masing-masing sehingga lupa kalau tubuh mereka saling menempel bahkan Ahem sedang memangku tubuh mungil itu. "Wangi parfum ini adalah parfum kesukaan Tiffara," kembali Ahem membatin. "Apakah kamu Tiffara? Kalau kamu bisa menyamar sebagai lelaki ada kemungkinan juga kamu adalah Tiffara yang menyamar sebagai Melody," batin Ahem lagi. Melo tersadar dari lamunannya, dia menarik tubuhnya hendak berdiri. Tapi Ahem justru dengan kuat menariknya kembali. Sehingg

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-11
  • Pesona Duda Keren   40. Arjun dan Ruhi Berjuang Hidup

    "Jangan halangi semua rencana paman, Virgo! Dalam bersaing jangan gunakan perasaanmu bila kamu ingin menang. Hidup ini kejam, Virgo, siapa yang lemah dialah yang tertindas!" ujar Armand dengan tatapan dingin. "Tapi jangan sakit anak-anak tidak bersalah, Paman!" sahut Virgo memohon. "Justru mereka yang berbahaya untuk generasimu kelak, Virgo," kata Armand menjelaskan. "Mereka calon-calon pemimpin perusahaan neneknya. Selama mereka ada, kamu dan anak-anakmu tidak punya kesempatan sedikitpun," lanjutnya. "Apa yang akan paman lakukan?" tanya Virgo. "Kamu tidak perlu tahu, Armand, karena kamu pasti akan menghalang-halangi!" bantah Arman. "Tapi saya sudah menyayangi mereka seperti anakku sendiri , Paman," jawab Virgo. "Tapi sadarlah, dia bukan apa-apa kamu. Menikahlah dan punya anak sendiri, itu jalan keluatnya. Menikahlah dengan Diva atau Dania, mereka dari keluarga kaya raya," saran Arman. "Menikah dengan mereka? Bahkan aku kenal s

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Pesona Duda Keren   41. Rahasia Tiffara Terbongkar

    Ambulans sudah masuk di rumah Ahem. Tim kesehatan sudah berdatangan membawa tandu menghampiri TKP. Virgo dan Arman terkejut melihat penampilan feminin Melo, karena basah kuyup otomatis lekuk tubuhnya terbaca, ditambah lagi make upnya luntur sehingga terlihat wajah aslinya. Untung ada selimut yang tergeleyak di pinggir kolam. Sontak dia menyahutnya dan menutupkan wajah dan tubuhnya dengan alasan kedinginan. "Siapa kamu?" tanya Virgo ketus. "Kamu seorang wanita ya?" lanjutnya. "Jadi selama ini kamu menyamar sebagai lelaki? Atau kamu adalah penyusup?" sahut Arman. Melo terdiam, dia tampak masih shock. Ahem menatap tajam kearah Melo, membuatnya salah tingkah. "Ahem, kamu tahu ternyata dia seorang wanita, dia menipu kita!" hardik Arman. "Jangan-jangan dia dikirim musuh bisnis kita untuk menghancurkan kita!" lanjutnya emosi. "Dia sudah menolong anak-anakku. Hanya aku yang berhak menentukan sikap, dia bodyguard ku tidak ada sangkut paut

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27
  • Pesona Duda Keren   42. Rencana Pembunuhan si Kembar

    Melihat dari kaca, dua bocah mungil itu tergolek dengan banyak kabel dan selang membelenggu tubuhnya sangat menyakitkan. Tiffara terus menangis tak berdaya, berkali-kali ponsel berdering, dia lupa kalau malam sedang ada janji makan malam bersama Bagas. Ponselnya tergeletak di bangku, sedang dia fokus menatap anak-anaknya di jendela kaca. Hah Bagas! Ahem terperanjat melihat di layar ponsel Tiffara profil Bagas. Bergegas tanpa berpikir panjang Ahem menjauh dari Tiffara dan mengangkatnya. "Melody, Mas Bagas sudah lama menunggu nih, jangan-jangan kamu lupa! Ayolah keburu malam, Adikku Sayang! Anak-anak kamu belum pada tidur ya? Coba video call, aku kangen sama keponakanku tercinta!" Bagas nyerocos. Dan tanpa bicara lagi Ahem mengalihkan panggilan video dan mengarahkannya ke Tiffara kemudian ke arah kedua bocah kecil di ruang ICU. "Apa yang terjadi, Melody? Bagaimana keponakanku keduanya terbaring seperti!" teriak Bagas emosi menangis. " Katakan, M

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27
  • Pesona Duda Keren   43. Konspirasi yang Rapi

    "Apa maksudnya, Dok?" tanya Tiffara meyakinkan. "Putri Nyonya tidak tertolong," gumamnya sedih. "Ruhiiiiii!" jerit Tiffara histris. "Tidak mungkin!" teriak Ahem. Ahem dan Tiffara bersamaan berlari menghampiri putri kesayangannya. Perawat hendak melepas alat medis yang terhubung dengan tubuh Ruhi. "Ruhi, bangun Sayang! Dengarkan mama baik-baik, mama sangat menyayangi kamu, mama merindukanmu, Sayang! Bangun, Ruhi! Ini mama, Sayang! Beri kesempatan mama untuk menemanimu, menyayangimu!" runtuk Tiffara sambil tangannya menggoyang-goyangkan tubuh mungil yang sudah tidak berdaya itu. "Ambil saja nyawa mama, Sayang, ambil nafas mama!" teriaknya sambil meniupkan dengan kuat nafasnya di mulut Ruhi. "Kamu harus hidup untuk mama, Sayang! Mama juga ingin hidup untukmu, kau dengar kan?" katanya sambil menepuk-nepuk dada Ruhi dengan keras "Apa yang kamu lakukan, Melo? Hentikan!" teriak Ahem marah. "Kamu sudah gila ya?" lanjutnya. "Iya

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-30
  • Pesona Duda Keren   44. Perjodohan Virgo dan Diva

    "Ma, mama ... mamaku mana, Om Melo?" tanya lirih Ruhi saat membuka matanya. Saat itu Melo sedang tidur di bibir ranjang, pantatnya di kursi. Segera matanya terbuka mendapati Ruhi memanggilnya. "Sayang, kamu sudah sadar? Apa yang kamu rasakan, Sayang?" tanya Melo gugup bercampur bahagia. "Ruhi, kamu sudah bangun?" teriak Arjun. "Sebentar aku panggil dokter!" teriak Melo masih gugup. "Dokter!" teriak Melo di depan pintu. Saking gugupnya, padahal di samping ranjang ada tombol untuk memanggil dokter atau perawat. Tak lama seorang dokter dan seorang perawat datang dengan tergesa-gesa. "Dok, anak saya sudah sadar, tolong periksa dia!" kata Melo bahagia. Dokter memeriksa sekilas tentang kesehatannya. Perawat membantu memeriksa tensi darahnya. Melo hanya tertegun seolah tak percaya. "Anda siapa?" tanya dokter. "Saya mamanya, maksud saya ... saya pengasuhnya, Dok," jawab Melo gugup. "Mana ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03

Bab terbaru

  • Pesona Duda Keren   52. Arti Sebuah Pengorbanan

    "Ikut aku!" ajak Ahem tiba-tiba."Kemana?" tanya Tiffara penasaran.Ahem tidak menjawab, dia berjalan menuju mobilnya. Tiffara terpaksa mengikuti tanpa banyak bertanya. Para mahasiswa tertegun menatapnya."Masuk!" perintah Ahem singkat."Apa dia yang terpilih?" teriak seorang mahasiswi."Apa benar?" yang lain menimpali.Ahem membukakan pintu dan meminta Tiffara masuk. Tak lama kemudian mobil pun melaju kencang.Dret ... dret ... dret! Ponsel Tiffara berdering, Virgo yang menelepon. Ini saatnya Tiffara membalas Ahem, dia telah membuat hati Tiffara tercekam cemburu karena biro jodoh yang dia buka."Kak Virgo?" sapanya manja."Tiffara, lagi dimana nih?" tanyanya lembut."Lagi jalan, Kak Virgo. Kakak sendiri lagi ngapain?" "Aku lagi suntuk, aku butuh teman ngobrol, Tiffa," kata Virgo sedih."Lagi mikirin apa? Boleh berbagi sama aku, udah makan belum? Apa kita ketemu makan malam saja," Tiffara dengan lembut menawarkannya.Ciiiit!Spontan Ahem menginjak rem dan berhenti. Ternyata sikap gen

  • Pesona Duda Keren   51. Masuk Biro Jodoh

    "Akulah yang pertama jatuh cinta padamu, Tiffa. Dan kamu malah menikah dengan Ahem adikku yang belum kamu kenal sebelumnya. Dan selama menikah pun kamu tidak pernah bahagia, tapi anehnya aku tidak bisa masuk diantara kalian," kata Virgo sedih."Maafkan aku Kak Virgo, yang belum bisa membalas cintamu," jawab Tiffara sedih."Aku tidak akan pernah memaksa perasaanmu, tapi setidaknya kamu mau percaya padaku bahwa aku sangat mencintaimu," Virgo meyakinkan."Duh, kok malah curhat di depanku sih," gerutu Ahem dalam hati.Dret ... dret ... dret! Ponsel Virgo berdering, Diva yang sedang menelepon."Aku keluar dulu, Tiffa!" pamit Virgo."Papa Virgo mau kemana?" tanya kedua bocah kecil itu bersamaan."Papa keluar sebentar, Sayang! Nanti kembali lagi," janji Virgo.Dia segera keluar ruangan dan mengangkat telepon dari Diva."Dimana kamu?" tanya Virgo kasar. Dia berpapasan dengan Bagas tapi Virgo tidak menyadarinya. Sontak membuat Bagas penasaran dan berpikiran ingin membuntutinya dan menguping.

  • Pesona Duda Keren   50. Cinta yang Menyakitkan

    Tiffara mulai membuka matanya, betapa terkejutnya dia berbaring di ranjang rumah sakit. Sebentar dia mengingat-ingat apa yang terjadi. Sontak dia bangun dan hendak turun dari tempat tidur tapi tiba-tiba perutnya mual dan pusing-pusing. Akhirnya kembali dia roboh di tempat tidur. "Tiffa, istirahatlah dulu! Kamu masih terkena pengaruh racun ular," gumam Bagas yang baru saja masuk ruangan. Bagas membantu membaringkan tubuh Tiffara kemudian memeriksa keningnya apakah masih demam ataukah sudah membaik. "Syukurlah kamu sudah membaik, Tiffa," gumam Bagas lega. "Bagaimana keadaan anak-anak dan Kak Ahem, Mas?" tanya Tiffara khawatir. "Anak-anak sudah baik-baik saja, Tiffa. Jangan khawatir!" hibur Bagas. "Gimana dengan Kak Ahem?" tanya Tiffara masih khawatir. "Kenapa kamu mengkhawatirkan dia? Dia kan bukan apa-apa kamu?" tanya Bagas menggoda. "Dia kan papa dari kedua anakku, Mas. Dia juga dosenku, apakah salah kalau aku mengkhawatirkannya?" jawab Tiffara tersipu malu. "Ooo jadi seorang

  • Pesona Duda Keren   49. Mimpi Menjadi Nyata

    Karena jaraknya tidak jauh Bagas dan Tiffara sudah sampai di rumah Ahem. Pintu pagar juga masih tertutup rapat. Dua satpam menjaga dengan aman pintu gerbang, tidak ada tanda-tanda ada orang keluar masuk lewat pintu. Apa itu artinya mereka pelakunya orang dalam sendiri. Din ... din ... din! Klakson mobil dibunyikan, Bagas dan Tiffara telah sampai dan satpam berlari membukakan pintu. Satu-satunya akses untuk keluar masuk rumah itu. "Ada apa, Pak?" tanya Bagas saat turun dari mobil. "Ada penyusup, Mas. Kenapa kamu masih di sini tidak mencari atau mengejarnya?" ketus Bagas. "Bos Ahem yang minta kami berdua harus jaga ketat pintu keluar," jawab salah satu satpam. "Dua bodyguard sudah berusaha mengejarnya,' lanjutnya. Tiffara bergegas berlari menuju rumah, sebelum kaki melangkah masuk dia melihat sekilas bayangan di semak-semak rerimbunan tanaman bunga. Sontak dia berhenti dan berbalik arah. "Mas Bagas, itu dia!" teriak Tiffara. Sontak sosok yang bersembunyi itu pun segera berlari t

  • Pesona Duda Keren   48. Firasat Lewat Mimpi

    Kini acara pertunangan telah selesai. Tiffara diam-diam mengawasi Ahem, apakah benar tidak ada luka di hatinya. Sebelum Tiffara hadir dalam hidupnya, Ahem dan Diva adalah sepasang kekasih. Rasanya tidak mungkin tidak ada luka di hatinya, apakah dia menutupinya? Tiffara sambil memegang foto yang dia temukan di lemari Ahem, dia terus mengingat-ingat. "Ada apa denganmu, Tiffa?" tanya Bagas. "Mas, kemarin Mbak Diva tunangan sama Kak Virgo," ujarku. "Sama Virgo? Iyakah? Hati-hati Tiffa, dia ular! Jaga anak-anakmu!" pesan Bagas. "Sebenarnya Kak Ahem meminta aku untuk tidur di sana agar bisa fokus mengawasi anak-anak. Tapi aku masih minta waktu berpikir, Mas," ungkap Tiffara. "Kenapa harus berpikir, Tiffa? Demi anak-anakmu ke sampingkan egomu, Tiffa," pesan Bagas. "Jangan sampai kamu menyesal," lanjutnya sedih. Tiffa mulai berpikir serius dengan apa yang baru dikatakan Bagas. Selama ini dia belum berpikir sejauh itu. "Ma

  • Pesona Duda Keren   47. Pertunangan Virgo dan Diva

    Tak berselang lama Ahem masuk ke kamarnya. Saat itu Tiffara sedang berdiri di depan pintu akan keluar kamar. Ahem terperanjat, melihat Tiffara yang tampil cantik sekali. Ahem berjalan mendekati Tiffa sehingga membuatnya terdesak mundur. "Apa yang kamu lakukan?" ketus Tiffa. "Aku akan memperkosa kamu lagi," kata Ahem terus menggoda. "Hiks ... hiks ... hiks, silakan! Emang Dede'nya bisa bangun?" balas Tiffa menggoda diiringi tawanya. "Boleh kita coba, kamu akan menjadi kelinci percobaanku," desaknya sambil terus memepet Tiffa sampai terhimpit antara dinding dan tubuh Ahem. "Kak Ahemmmm!" pekik Tiffara sambil memejamkan mata. Tak sadar kedua tangan Tiffara mencengkeram pinggang Ahem membuatnya semakin terbakar birahinya. Bibir sexinya melumat lembut bibir Tiffara. Membuat cengkeraman itu semakin kuat bahkan tak sadar tangan Tiffara melingkar kuat di pinggang Ahem membuat Ahem semakin terjebak dalam pagutannya. "Kak Ahem," desahnya

  • Pesona Duda Keren   46. Pengorbanan Virgo

    "Mana ada impoten malah dipamerkan, di gembar-gembor kan, malah kita tidak percaya dong!" sahut mahasiswi sambil ngekeh. Sambil berlalu Dosen Ahem tertawa kecil. Melody terus memantaunya dari jauh, dia mengikuti dari belakang. Kini dia sembunyi dibalik pot besar di pinggir jalan. "Kok cepat menghilang sih?" gerutu Melody kesal sambil beranjak bangun. Saat hendak beranjak bangun, dia mendapati bayangan sosok lelaki berdiri di sampingnya. Perlahan dia mendongak ke atas. "Hah!" pekiknya. "Bagaimana bapak tiba-tiba di sini?" lanjut Melody terkejut. "Kamu sendiri ngapain di sini, ngikuti aku kan?" tanya Ahem menohok. "Apa? Mengikuti bapak? Ya nggaklah!" teriakku membantah. "Melody atau Tiffara ya? Ya Melody sajalah terlanjur terbiasa dengan Melody di kamus. Tolong bawakan tas dan bukuku ke ruanganku!" perintah Dosen Ahem. "Saya, Pak?" sahut Melody bertanya. "Iya, kamu. Kenapa? Nggak mau, Bodyguard Melo?" desak Ahem.

  • Pesona Duda Keren   45. Suasana Baru di Kampus

    Ahem terperanjat dengan perkataan Arman yang mengatakan Virgo tiba-tiba akan menikahi Diva. Padahal sebelumnya Virgo tidak pernah dekat dengan Diva. Entah karena cemburu atau apa, Ahem merasa seolah tidak rela Virgo menikahi Diva dan diajak tinggal bersama satu rumah. Tapi sementara Ahem belum bisa mengungkapkan rasa keberatan itu kepada Virgo. "Aku ganti baju dulu, Melo, tolong bereskan kopiku!" pinta Ahem. Iya, Bos," jawab Melo. Aku mengambil lap dan membersihkan tumpahan kopi. "Kamu bisa bayangkan betapa menderitanya Ahem bila Diva hidup bahagia bersama Virgo," ujar Arman yang tiba-tiba muncul, mengejek. "Jadi paman bahagia bila melihat Ahem menderita, begitu?" tanya Melo. "Bisa dibilang begitu, dia sudah lama bahagia sudah waktunya ganti kakaknya yang harus bahagia," jawab Arman. "Boleh juga, asal bukan dengan cara licik, Paman. Bahagia tidak bisa diraih dengan cara kotor," ujar Melo. "Anda bisa melakukan sesuka hat

  • Pesona Duda Keren   44. Perjodohan Virgo dan Diva

    "Ma, mama ... mamaku mana, Om Melo?" tanya lirih Ruhi saat membuka matanya. Saat itu Melo sedang tidur di bibir ranjang, pantatnya di kursi. Segera matanya terbuka mendapati Ruhi memanggilnya. "Sayang, kamu sudah sadar? Apa yang kamu rasakan, Sayang?" tanya Melo gugup bercampur bahagia. "Ruhi, kamu sudah bangun?" teriak Arjun. "Sebentar aku panggil dokter!" teriak Melo masih gugup. "Dokter!" teriak Melo di depan pintu. Saking gugupnya, padahal di samping ranjang ada tombol untuk memanggil dokter atau perawat. Tak lama seorang dokter dan seorang perawat datang dengan tergesa-gesa. "Dok, anak saya sudah sadar, tolong periksa dia!" kata Melo bahagia. Dokter memeriksa sekilas tentang kesehatannya. Perawat membantu memeriksa tensi darahnya. Melo hanya tertegun seolah tak percaya. "Anda siapa?" tanya dokter. "Saya mamanya, maksud saya ... saya pengasuhnya, Dok," jawab Melo gugup. "Mana ke

DMCA.com Protection Status