Home / Romansa / Pesona CEO Muda / 8: Keputusan yang Tak Terduga

Share

8: Keputusan yang Tak Terduga

Author: Penarisca
last update Last Updated: 2024-12-26 13:47:46

Setelah pertemuan dengan Antonio, hari-hari Nadine terasa semakin berat. Dia tidak bisa mengabaikan perasaan yang menggelora dalam dirinya, yang membingungkan antara cinta lama dan kemungkinan untuk sesuatu yang baru. Antonio sudah kembali, menawarkan harapan akan perubahan dan kesempatan kedua. Di sisi lain, Saga, meskipun tidak mengungkapkan perasaannya secara langsung, selalu hadir dengan sikap yang penuh perhatian. Bagaimana bisa dia memilih di antara keduanya?

Pagi itu, saat Nadine tiba di kantor, dia langsung disambut oleh Saga. Sesuatu dalam cara Saga menatapnya membuat Nadine merasa sedikit cemas. Ada semacam ketegangan yang mengendap, namun Saga tetap tampil profesional.

"Nadine, ada beberapa dokumen yang perlu kamu urus," kata Saga dengan nada serius. "Aku ingin kamu mengerjakannya segera."

Nadine mengangguk, berusaha menenangkan diri. "Tentu, Saga. Saya akan segera menangani semuanya."

Saga tersenyum tipis, tetapi senyum itu terasa berbeda. Nadine merasa ada sesuatu yang sedang terjadi, tetapi dia tidak bisa langsung menebaknya. Mungkin ini hanya perasaan yang berlebihan karena situasi yang rumit dalam hidupnya.

Setelah bekerja seharian, Nadine pulang lebih larut dari biasanya. Pikiran tentang Antonio dan Saga terus menghantuinya. Perasaan itu semakin berat, dan dia merasa harus segera membuat keputusan. Namun, sesuatu dalam dirinya masih ragu. Bagaimana jika dia salah memilih? Apakah dia sudah cukup kuat untuk menghadapi konsekuensinya?

Di rumah, Nadine duduk di depan meja kerjanya, menatap kosong pada secarik kertas. Tanpa sadar, tangannya meraih ponsel dan membuka pesan dari Antonio yang dikirimkan beberapa hari lalu.

Antonio: "Nadine, aku ingin berbicara lagi. Aku paham kalau ini berat, tapi aku ingin kamu tahu, aku menunggu jawabanmu. Aku ingin memperbaiki semuanya. Kamu pantas mendapatkan yang terbaik."

Nadine menghela napas panjang. Kata-kata Antonio selalu berhasil menyentuh hatinya. Namun, apakah itu cukup? Apakah dia cukup kuat untuk kembali kepada pria yang pernah meninggalkannya hanya karena sukses?

Tak lama setelah itu, pesan lain masuk. Kali ini, pesan dari Saga.

Saga: "Aku tahu ini sulit, Nadine. Kamu harus memilih dengan hati, bukan dengan beban pikiran. Aku akan mendukung keputusan apapun yang kamu buat."

Nadine menatap pesan itu lama. Kata-kata Saga lebih menenangkan, tetapi juga membuatnya merasa semakin bingung. Saga sudah begitu baik padanya, memberikan perhatian dan dukungan tanpa pernah meminta apapun. Namun, apakah itu cukup untuk membuka hatinya lagi?

Sore itu, setelah seharian berpikir, Nadine memutuskan untuk berjalan-jalan. Mungkin udara segar bisa memberinya perspektif baru. Dia memilih taman kota yang sering dia kunjungi saat merasa buntu, berharap bisa menemukan ketenangan.

Saat sedang duduk di bangku taman, ponselnya berdering. Itu adalah panggilan masuk dari Antonio.

Dengan sedikit ragu, Nadine mengangkat teleponnya. "Hallo, Antonio."

"Hey, Nadine. Apa kamu sedang sibuk?" suara Antonio terdengar lebih lembut dari sebelumnya.

"Nggak, aku sedang santai sebentar," jawab Nadine, mencoba terdengar tenang meskipun hatinya berdebar.

"Aku ingin mengajak kamu berbicara lagi," Antonio melanjutkan. "Aku sudah lama berpikir tentang kita, dan aku menyadari bahwa aku belum benar-benar menuntaskan semuanya. Aku ingin memberi kita kesempatan, Nadine."

Nadine terdiam, memikirkan kata-kata Antonio. Dia tahu itu bukan keputusan yang bisa dibuat dengan terburu-buru. "Aku paham, Antonio. Aku butuh waktu untuk berpikir."

"Tentu," kata Antonio. "Aku akan menunggu, Nadine. Aku berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk membuktikan diriku."

Setelah percakapan itu berakhir, Nadine merasa sedikit lega. Setidaknya, Antonio memberinya ruang untuk berpikir. Namun, itu tidak mengurangi kebingungannya. Apa yang harus dia pilih? Kembali ke masa lalu, atau melangkah maju menuju sesuatu yang baru?

Hari berikutnya, Nadine kembali bekerja dengan sedikit lebih tenang. Namun, saat dia masuk ke ruang kerjanya, Saga sudah menunggunya dengan dokumen yang perlu dia tanda tangani. Ketika matanya bertemu dengan mata Saga, perasaan yang berbeda kembali muncul. Saga adalah sosok yang selalu ada untuknya, mendukungnya tanpa pamrih. Tetapi, apakah itu cukup untuk membuatnya jatuh cinta?

Saga menatap Nadine dengan serius, tampaknya merasakan ketegangan yang ada. "Kamu tampak tidak enak, Nadine. Ada yang mengganggumu?"

Nadine ragu sejenak. "Aku hanya merasa bingung, Saga. Ada beberapa hal yang harus aku pikirkan."

Saga mengangguk pelan. "Jika kamu butuh waktu atau bicara, aku di sini untukmu."

Tiba-tiba, kata-kata itu membuat hati Nadine terasa semakin berat. Mengapa perasaan ini begitu rumit? Mengapa memilih antara masa lalu dan masa depan harus sesulit ini?

---

Beberapa hari kemudian

Nadine akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan Antonio sekali lagi. Meskipun hatinya masih ragu, dia merasa harus mendengarkan apa yang bisa dikatakan Antonio kali ini. Mereka bertemu di sebuah kafe kecil, tempat yang lebih tenang, jauh dari kantor dan keramaian.

"Nadine," Antonio berkata dengan suara yang lebih tegas dari sebelumnya. "Aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak datang hanya untuk meminta maaf. Aku datang untuk memberi tahu kamu bahwa aku serius ingin memperbaiki semuanya. Aku tahu aku salah dulu, dan aku tidak bisa membiarkan ini terus berlarut-larut. Aku ingin kita kembali."

Nadine memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada perasaan lama yang kembali muncul, namun juga ada perasaan takut akan terluka lagi.

"Antonio," Nadine berkata pelan, "Aku tidak tahu apakah aku bisa kembali ke kamu setelah semua yang terjadi. Aku tidak bisa hanya berpikir tentang masa lalu. Aku harus berpikir tentang masa depanku."

Antonio mengangguk, wajahnya menunjukkan penyesalan yang dalam. "Aku paham. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku siap melakukan apapun untuk memperbaikinya, jika kamu memberiku kesempatan."

Namun, saat Nadine hendak menjawab, perasaannya kembali bergejolak. Apakah dia akan memilih masa lalu yang penuh kenangan indah namun juga sakit, ataukah dia akan memilih masa depan yang penuh ketidakpastian namun juga harapan baru?

Akhirnya, Nadine tahu bahwa keputusan ini tidak bisa dia ambil sendirian. Dia harus mendengarkan suara hatinya lebih dalam. Namun, satu hal yang pasti, dia tidak bisa terus hidup di antara dua dunia yang berbeda. Waktunya untuk memilih.

Related chapters

  • Pesona CEO Muda   1 : Pertemuan Yang Tak Terduga

    Nadine Zumera Yedda menatap cermin besar yang tergantung di dinding ruang kerjanya. Di balik kaca itu, dirinya tampak sedikit lebih muda dari usia sebenarnya. Usianya yang sudah 28 tahun kadang membuatnya merasa terperangkap di antara rasa tanggung jawab dan kerinduan terhadap mimpi-mimpi yang belum tercapai. Sebagai sekretaris di sebuah perusahaan teknologi besar, Nadine telah melewati banyak hal. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya sejak beberapa bulan lalu—sejak Sagara Devandra, atau yang lebih dikenal dengan nama Saga, menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO perusahaan ini. Saga, dengan usianya yang masih 25 tahun, telah merebut perhatian banyak orang dengan karismanya yang kuat dan otoritas yang tak terbantahkan. Tak sedikit yang memuji kecerdasannya, kemampuan beradaptasinya yang luar biasa, dan cara dia memimpin perusahaan ini. Namun bagi Nadine, pria itu lebih dari sekadar CEO muda yang menjabat di perusahaan tempat ia bekerja. Ada sesuatu yang lebih dalam yang memb

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona CEO Muda   2 : Pertemuan Yang Tak Terduga

    Pagi hari di kantor penuh dengan kesibukan. Nadine berjalan dengan langkah cepat menuju ruang rapat, memegang beberapa berkas yang sudah dipersiapkan dengan cermat. Pikirannya masih teringat pada percakapan singkatnya dengan Saga pagi tadi. Meskipun pria itu tampak tenang dan profesional, Nadine bisa merasakan ada ketegangan yang belum terselesaikan, sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Saat memasuki ruang rapat, Saga sudah duduk di meja besar, memeriksa laptop dengan serius. Beberapa manajer dan anggota tim lainnya sudah hadir, mempersiapkan presentasi mereka. Saga mengangkat wajahnya sesaat melihat Nadine masuk dan tersenyum kecil."Nadine, terima kasih telah datang tepat waktu," kata Saga, suaranya tegas namun tetap bersahabat. "Kita mulai rapatnya."Nadine hanya mengangguk, meletakkan berkas di meja, dan berdiri di samping Saga, menunggu rapat dimulai. Sesekali, ia mencuri pandang ke arah Saga, mencoba mengerti lebih banyak tentang pemimpin muda ini. Dalam hati, ia

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona CEO Muda   3 : Kembalinya Masa Lalu

    Nadine duduk di kursinya, mencoba menenangkan pikirannya. Antonio yang berdiri di depan meja kerjanya, menyimbolkan semua kenangan pahit yang pernah ia simpan begitu lama. Ketika Antonio melangkah lebih dekat, Nadine merasa tubuhnya kaku. Ia tak tahu harus bersikap seperti apa. Sudah tujuh tahun sejak mereka berpisah, dan perasaan itu seakan tak pernah hilang. Namun, saat itu, ia sudah berada di titik di mana dirinya merasa lebih kuat, lebih mandiri. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Antonio?" Nadine akhirnya bertanya, mencoba berbicara dengan tenang meskipun hatinya berdegup kencang. "Kenapa sekarang kamu muncul kembali?" Antonio menarik napas dalam-dalam, seakan mencari kata-kata yang tepat. "Aku tahu ini mungkin terlambat, tapi aku tidak bisa lagi menunda untuk berbicara denganmu. Aku sudah banyak berpikir tentang keputusan yang aku buat dulu, dan aku menyadari betapa salahnya aku." Nadine menatapnya tajam, mencoba membaca maksud dari perkataannya. "Kamu meninggalkanku, Anto

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona CEO Muda   4 : Antara Dua Pilihan

    Setelah pertemuan dengan Antonio, Nadine merasa kelelahan. Pikirannya terus berputar, dibayangi oleh kenangan lama yang kembali muncul begitu saja. Namun, di sisi lain, ada perasaan yang mulai tumbuh untuk Saga, yang semakin memperhatikan dan memberikan dukungan yang tak terduga. Hari itu, Nadine memutuskan untuk pulang lebih awal. Mungkin ia butuh waktu untuk merenung dan merapikan pikirannya. Ia duduk di balkon apartemennya, memandangi keramaian kota yang tak pernah tidur. Udara malam terasa sejuk, memberikan ketenangan sementara untuk jiwanya yang resah.“Apakah aku harus membuka hati lagi?” tanya Nadine pada dirinya sendiri, suara hatinya terdengar lembut namun penuh keraguan. “Apa yang terjadi kalau aku jatuh cinta lagi? Apa yang akan terjadi pada pekerjaanku? Pada diriku?”Di saat itu, ponselnya bergetar, mengalihkan perhatian Nadine dari pikirannya. Sebuah pesan masuk dari Saga.Saga: "Nadine, apakah kamu baik-baik saja? Kamu terlihat agak cemas tadi pagi. Kalau ada yang perl

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona CEO Muda   5 : Dunia Yang Berbeda

    Keesokan harinya, perasaan Nadine masih belum bisa terurai sepenuhnya. Meskipun dia merasa nyaman bersama Saga, pikirannya terus saja kembali ke masa lalu, terutama kepada Antonio. Wajah pria itu, suara, dan kenangan mereka yang manis—semuanya seakan tak bisa dihilangkan begitu saja.Pagi itu, Nadine tiba lebih awal di kantor. Seperti biasa, dia duduk di meja kerjanya, memeriksa email dan laporan yang masuk. Namun, hatinya terasa kosong. Pekerjaan yang biasanya membuatnya sibuk dan lupa waktu kali ini terasa begitu hampa. Dia menoleh ke arah meja Saga, yang sudah tampak kosong. Pria itu mungkin sudah datang lebih awal untuk mempersiapkan rapat penting yang akan mereka hadapi hari ini. Sejak menjadi CEO, Saga memang dikenal sangat disiplin dan penuh perhatian terhadap detail.Nadine menarik napas panjang dan memfokuskan pikirannya kembali pada pekerjaan. Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan singkat masuk dari Antonio.Antonio: "Nadine, kita perlu bicara."Pesan itu seperti petir

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona CEO Muda   6 : Menghadapi Pilihan

    Hari-hari setelah pertemuan dengan Antonio terasa semakin berat bagi Nadine. Setiap kali dia melihat Saga di kantor, perasaan yang sulit dijelaskan muncul. Ada ketertarikan yang berkembang, tetapi juga perasaan bersalah karena pertemuan dengan Antonio yang masih menghantui pikirannya. Nadine merasa terjepit di antara dua dunia yang sangat berbeda, dan ini semakin membingungkannya.Hari itu, seperti biasanya, Nadine datang lebih awal ke kantor. Dia duduk di mejanya, membaca beberapa laporan, tetapi pikirannya tidak bisa fokus. Apa yang seharusnya dia lakukan? Apa yang sebenarnya ia inginkan? Semua pertanyaan itu terulang dalam benaknya, dan jawabannya tidak kunjung datang.Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan Saga masuk dengan langkah cepat. Matanya langsung mencari Nadine, dan begitu mereka saling bertatap mata, ada sesuatu yang tidak terucapkan di antara mereka berdua. Nadine merasa sedikit cemas, namun dia berusaha tetap tenang."Nadine, bisa bicara sebentar?" tanya Saga, suara pri

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona CEO Muda   7 : Pertemuan Yang Menegangkan

    Hari yang telah lama ditunggu akhirnya tiba. Nadine merasa seluruh tubuhnya kaku ketika dia memasuki kafe tempat pertemuan yang disepakati dengan Antonio. Suasana kafe yang biasa, dengan cahaya hangat dari lampu-lampu gantung, kini terasa berbeda. Setiap langkah yang dia ambil, hati Nadine semakin berdebar. Inilah saat yang menegangkan, yang akan menentukan arah hidupnya.Dia memilih meja di sudut ruangan, tempat yang sedikit lebih pribadi. Tidak lama setelah itu, Antonio datang. Meskipun wajahnya tidak banyak berubah, ada sesuatu yang berbeda. Antonio kini terlihat lebih matang, lebih serius, dan kesan kekanak-kanakan yang dulu ada pada dirinya sudah menghilang. Matanya bertemu dengan mata Nadine, dan dalam sekejap, seakan waktu berhenti sejenak."Nadine," kata Antonio pelan, suaranya lebih rendah dari biasanya. "Terima kasih sudah datang. Aku tahu ini mungkin sulit bagimu."Nadine menatapnya, mencoba untuk tidak terlalu terpengaruh oleh perasaan yang bergolak di dalam hatinya. "Anto

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Pesona CEO Muda   8: Keputusan yang Tak Terduga

    Setelah pertemuan dengan Antonio, hari-hari Nadine terasa semakin berat. Dia tidak bisa mengabaikan perasaan yang menggelora dalam dirinya, yang membingungkan antara cinta lama dan kemungkinan untuk sesuatu yang baru. Antonio sudah kembali, menawarkan harapan akan perubahan dan kesempatan kedua. Di sisi lain, Saga, meskipun tidak mengungkapkan perasaannya secara langsung, selalu hadir dengan sikap yang penuh perhatian. Bagaimana bisa dia memilih di antara keduanya?Pagi itu, saat Nadine tiba di kantor, dia langsung disambut oleh Saga. Sesuatu dalam cara Saga menatapnya membuat Nadine merasa sedikit cemas. Ada semacam ketegangan yang mengendap, namun Saga tetap tampil profesional."Nadine, ada beberapa dokumen yang perlu kamu urus," kata Saga dengan nada serius. "Aku ingin kamu mengerjakannya segera."Nadine mengangguk, berusaha menenangkan diri. "Tentu, Saga. Saya akan segera menangani semuanya."Saga tersenyum tipis, tetapi senyum itu terasa berbeda. Nadine merasa ada sesuatu yang se

  • Pesona CEO Muda   7 : Pertemuan Yang Menegangkan

    Hari yang telah lama ditunggu akhirnya tiba. Nadine merasa seluruh tubuhnya kaku ketika dia memasuki kafe tempat pertemuan yang disepakati dengan Antonio. Suasana kafe yang biasa, dengan cahaya hangat dari lampu-lampu gantung, kini terasa berbeda. Setiap langkah yang dia ambil, hati Nadine semakin berdebar. Inilah saat yang menegangkan, yang akan menentukan arah hidupnya.Dia memilih meja di sudut ruangan, tempat yang sedikit lebih pribadi. Tidak lama setelah itu, Antonio datang. Meskipun wajahnya tidak banyak berubah, ada sesuatu yang berbeda. Antonio kini terlihat lebih matang, lebih serius, dan kesan kekanak-kanakan yang dulu ada pada dirinya sudah menghilang. Matanya bertemu dengan mata Nadine, dan dalam sekejap, seakan waktu berhenti sejenak."Nadine," kata Antonio pelan, suaranya lebih rendah dari biasanya. "Terima kasih sudah datang. Aku tahu ini mungkin sulit bagimu."Nadine menatapnya, mencoba untuk tidak terlalu terpengaruh oleh perasaan yang bergolak di dalam hatinya. "Anto

  • Pesona CEO Muda   6 : Menghadapi Pilihan

    Hari-hari setelah pertemuan dengan Antonio terasa semakin berat bagi Nadine. Setiap kali dia melihat Saga di kantor, perasaan yang sulit dijelaskan muncul. Ada ketertarikan yang berkembang, tetapi juga perasaan bersalah karena pertemuan dengan Antonio yang masih menghantui pikirannya. Nadine merasa terjepit di antara dua dunia yang sangat berbeda, dan ini semakin membingungkannya.Hari itu, seperti biasanya, Nadine datang lebih awal ke kantor. Dia duduk di mejanya, membaca beberapa laporan, tetapi pikirannya tidak bisa fokus. Apa yang seharusnya dia lakukan? Apa yang sebenarnya ia inginkan? Semua pertanyaan itu terulang dalam benaknya, dan jawabannya tidak kunjung datang.Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan Saga masuk dengan langkah cepat. Matanya langsung mencari Nadine, dan begitu mereka saling bertatap mata, ada sesuatu yang tidak terucapkan di antara mereka berdua. Nadine merasa sedikit cemas, namun dia berusaha tetap tenang."Nadine, bisa bicara sebentar?" tanya Saga, suara pri

  • Pesona CEO Muda   5 : Dunia Yang Berbeda

    Keesokan harinya, perasaan Nadine masih belum bisa terurai sepenuhnya. Meskipun dia merasa nyaman bersama Saga, pikirannya terus saja kembali ke masa lalu, terutama kepada Antonio. Wajah pria itu, suara, dan kenangan mereka yang manis—semuanya seakan tak bisa dihilangkan begitu saja.Pagi itu, Nadine tiba lebih awal di kantor. Seperti biasa, dia duduk di meja kerjanya, memeriksa email dan laporan yang masuk. Namun, hatinya terasa kosong. Pekerjaan yang biasanya membuatnya sibuk dan lupa waktu kali ini terasa begitu hampa. Dia menoleh ke arah meja Saga, yang sudah tampak kosong. Pria itu mungkin sudah datang lebih awal untuk mempersiapkan rapat penting yang akan mereka hadapi hari ini. Sejak menjadi CEO, Saga memang dikenal sangat disiplin dan penuh perhatian terhadap detail.Nadine menarik napas panjang dan memfokuskan pikirannya kembali pada pekerjaan. Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan singkat masuk dari Antonio.Antonio: "Nadine, kita perlu bicara."Pesan itu seperti petir

  • Pesona CEO Muda   4 : Antara Dua Pilihan

    Setelah pertemuan dengan Antonio, Nadine merasa kelelahan. Pikirannya terus berputar, dibayangi oleh kenangan lama yang kembali muncul begitu saja. Namun, di sisi lain, ada perasaan yang mulai tumbuh untuk Saga, yang semakin memperhatikan dan memberikan dukungan yang tak terduga. Hari itu, Nadine memutuskan untuk pulang lebih awal. Mungkin ia butuh waktu untuk merenung dan merapikan pikirannya. Ia duduk di balkon apartemennya, memandangi keramaian kota yang tak pernah tidur. Udara malam terasa sejuk, memberikan ketenangan sementara untuk jiwanya yang resah.“Apakah aku harus membuka hati lagi?” tanya Nadine pada dirinya sendiri, suara hatinya terdengar lembut namun penuh keraguan. “Apa yang terjadi kalau aku jatuh cinta lagi? Apa yang akan terjadi pada pekerjaanku? Pada diriku?”Di saat itu, ponselnya bergetar, mengalihkan perhatian Nadine dari pikirannya. Sebuah pesan masuk dari Saga.Saga: "Nadine, apakah kamu baik-baik saja? Kamu terlihat agak cemas tadi pagi. Kalau ada yang perl

  • Pesona CEO Muda   3 : Kembalinya Masa Lalu

    Nadine duduk di kursinya, mencoba menenangkan pikirannya. Antonio yang berdiri di depan meja kerjanya, menyimbolkan semua kenangan pahit yang pernah ia simpan begitu lama. Ketika Antonio melangkah lebih dekat, Nadine merasa tubuhnya kaku. Ia tak tahu harus bersikap seperti apa. Sudah tujuh tahun sejak mereka berpisah, dan perasaan itu seakan tak pernah hilang. Namun, saat itu, ia sudah berada di titik di mana dirinya merasa lebih kuat, lebih mandiri. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Antonio?" Nadine akhirnya bertanya, mencoba berbicara dengan tenang meskipun hatinya berdegup kencang. "Kenapa sekarang kamu muncul kembali?" Antonio menarik napas dalam-dalam, seakan mencari kata-kata yang tepat. "Aku tahu ini mungkin terlambat, tapi aku tidak bisa lagi menunda untuk berbicara denganmu. Aku sudah banyak berpikir tentang keputusan yang aku buat dulu, dan aku menyadari betapa salahnya aku." Nadine menatapnya tajam, mencoba membaca maksud dari perkataannya. "Kamu meninggalkanku, Anto

  • Pesona CEO Muda   2 : Pertemuan Yang Tak Terduga

    Pagi hari di kantor penuh dengan kesibukan. Nadine berjalan dengan langkah cepat menuju ruang rapat, memegang beberapa berkas yang sudah dipersiapkan dengan cermat. Pikirannya masih teringat pada percakapan singkatnya dengan Saga pagi tadi. Meskipun pria itu tampak tenang dan profesional, Nadine bisa merasakan ada ketegangan yang belum terselesaikan, sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Saat memasuki ruang rapat, Saga sudah duduk di meja besar, memeriksa laptop dengan serius. Beberapa manajer dan anggota tim lainnya sudah hadir, mempersiapkan presentasi mereka. Saga mengangkat wajahnya sesaat melihat Nadine masuk dan tersenyum kecil."Nadine, terima kasih telah datang tepat waktu," kata Saga, suaranya tegas namun tetap bersahabat. "Kita mulai rapatnya."Nadine hanya mengangguk, meletakkan berkas di meja, dan berdiri di samping Saga, menunggu rapat dimulai. Sesekali, ia mencuri pandang ke arah Saga, mencoba mengerti lebih banyak tentang pemimpin muda ini. Dalam hati, ia

  • Pesona CEO Muda   1 : Pertemuan Yang Tak Terduga

    Nadine Zumera Yedda menatap cermin besar yang tergantung di dinding ruang kerjanya. Di balik kaca itu, dirinya tampak sedikit lebih muda dari usia sebenarnya. Usianya yang sudah 28 tahun kadang membuatnya merasa terperangkap di antara rasa tanggung jawab dan kerinduan terhadap mimpi-mimpi yang belum tercapai. Sebagai sekretaris di sebuah perusahaan teknologi besar, Nadine telah melewati banyak hal. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya sejak beberapa bulan lalu—sejak Sagara Devandra, atau yang lebih dikenal dengan nama Saga, menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO perusahaan ini. Saga, dengan usianya yang masih 25 tahun, telah merebut perhatian banyak orang dengan karismanya yang kuat dan otoritas yang tak terbantahkan. Tak sedikit yang memuji kecerdasannya, kemampuan beradaptasinya yang luar biasa, dan cara dia memimpin perusahaan ini. Namun bagi Nadine, pria itu lebih dari sekadar CEO muda yang menjabat di perusahaan tempat ia bekerja. Ada sesuatu yang lebih dalam yang memb

DMCA.com Protection Status