Jangan lupa klik berlangganan ya, biar tak ketinggalan update terbarunya. Terima kasih.
Semoga semua pembacaku sehat dan selalu diberi kelancaran rizki oleh Allah.
*****************************************
Part 13
Ajukan Gugatan Cerai
"Ternyata keberuntungan memang sedang berpihak kepadamu Rur, pingin tahu aku gimana wajahnya keluarga sampah itu nanti. Besok aku akan belanja ke toko sembako dan sayur milik Bu Minah, yang letaknya persis di sebelah rumah Karen. Aku akan gali banyak info tentang dia, kebetulan si Bu Minah ini biang gosip, jadi cuocok pokokny," kata Delia sambil tertawa saat kami melanjutkan perjalanan menuju pengadilan agama, aku pun ikut tertawa saking bahgianya.
Alhamdulillah Allah mempermudah jalanku, mungkin aku seperti kejam dan tak patuh pada suami, setelah penjarahan yang kulakukan, namun aku yakin, baik dan buruk kita, bukan manusia yang tahu, tapi Allahlah yang mengoreksinya. Kuserahkan semua pada Allah, namun aku hanya ingin sedikit mengobati luka hati dan mencari bekal untuk masa depan Rangga, juga untuk meminta hakku sebagai istri yang sebagian telah di beriakan Mas Satrio pada selingkuhannya itu.
Kulihat jam di handphone sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang, kira-kira Rangga sedang apa ya di rumah? Tak biasanya aku meninggalkannya begitu lama bersama Bik Nurma saja. Meski aku yakin dia baik-baik, namun cemas tetap ada. Jadi kuputuskan untuk meneleponnya. Alhamdulillah, satu kali panggilanku, langsung di terima oleh Bik Nurma.
"Assalamualaikum, Bu." Suara cempreng Bik Nurma memulai percakapan lewat sambungan telepon ini.
"Waalaikumsalam, Bik. Rangga lagi ngapain? Rewel nggak?" tanyaku.
"Alhamdulillah tidak, Bu. Den Rangga pintar banget, ini sekarang lagi nonton tivi," jawab Bik Nurma.
Aku segera meminta memindah panggilan menjadi video call, dan Bik Nurma mengerti itu, dia pun langsung menerimanya. Dia terlihat berjalan dari dapur ke ruang keluarga.
"Sebentr Bu, ini saya tadi sedang memasak ayam tepung, Den Rangga katanya mau makan itu nanti siang."
"Iya, jangan lupa buatin susu juga kalau mau bobok," kataku yang di jawab anggukan oleh Bik Nurma.
Hingga kemudian layar menunjukkan wajah imut Rangga yang sedang menonton tivi.
"Mama... sedang ngapain? Lagi di mana? Kapan pulang?" Rangga langsng memberondongku dengan banyak pertanyaan.
Aku tersenyum melihat keceriaan anakku itu, "ini lagi di jalan mau kerumah teman Mama. Nih mama lagi sama Tante Delia..."
Percakapann video antara aku, Rangga dan Delia amat seru, karena Rangga adalah anak yang lucu dan pintar, hingga tak terasa mobil kami sudah masuk ke parkiran pengadilan agama di kotaku.
"Sudah dulu ya, Sayang. Mama sudah sampai ini. Sekarang Rangga maem terus bobok ya, nanti kalau pulang, mama belikan banyak buah ya. Assalamualaikum," kataku.
"Asyik...banyak buah. Mama hati-hati ya, dan jangan pulang malam, aku takut, hihihi. Waalaikumsalam," jawab Rangga sambil melambaikan tangannya.
Delia menggandeng tanganku saat kami masuk ke pengadilan, sepertinya dia ingin memberikan suport padaku.
"Kamu sudah siap kan, Rur?" tanyanya.
"Siap apa maksudmu?" tanyaku balik.
"Ya ampun...kok masih tanya sih? Ya siap menceraikan Satrio dan memulai hidup baru lah!' ucap Delia kesal.
"Hehehe iya...iya Del, bercanda kok. Insyaallah aku sudah siap lahir bathin Del. Bismillah, pasti ada kemudahan setelah kesulitan," jawabku mantap.
Sekitar setengah jam, gugatan ceraiku sudah di kabulkan dan tinggal menunggu surat panggilan untuk Mas Satrio saja. Tak lupa kusertakan bukti-bukti foto kedua sampah itu. Nantinya aku juga tak akan meminta uang iddah, karena hanya akan memperlama proses saja. Harta gono-gini? Ah nggak perlu, toh nantinya semua akan masuk ketanganku. Tak perlu mempersulit semuanya, agar semua berjalan dengan cepat.
Kami tadi juga memakai jasa pengacara yang ada di pengadilan agama ini, agar semuanya nggak ribet, dan bisa mempercepat prosesnya.
"Rur, kita sekalian saja beli handuk untuk souvenir itu, nanti sekalian ke tukang sablon, waktunya kan mepet," ucap Delia saat mobil mulai keluar dari pengadilan agama.
"Terserah kamu saja deh, nanti malam aku tak minta transferan si Karen pakai nomer rekening Bik Nurma. Sekalian juga boleh kok, lalu nanti siapa yang mau menghiasnya Del?" tanyaku.
"Ah, gampang itu, aku yang akan mengerjakan dengan adikku, pokonya kamu tau beres deh. Souvenir pernikahan sesuai pesanannmu pasti akan selesai di tanggal ditanggal dua puluh itu."
Kami pun menuju sebuah supermarket grosir, di sana memang menjual pakaian dengan harga yang cukup terjangkau. Setelah mencari akhirnya kami menemukan handuk yang sesuai dengan permintaan Karen, meski kualitasnya jelek sih, hehehe.
Lumayan harganya cuma dua puluh ribu satuannya.Saat akan membayar ke kasir, Delai menyikut lenganku. Aku segera menoleh.
"Ada apa sih, Del!"
"Tuh lihat, siapa yang sedang bergandengan mesra?" ucap Delia sambil menunjuk kearah yang di maksud.
Astaghfirullah, ternyata itu Mas Satrio dan Karen yang sedang berbelanja dengan bergandengan mesra. Benar-benar tak tahu malu. Bukannya bersedih melihat hal itu, namun malah jengkel dan ingin menghajar mereka berdua. Namun kutahan sebisa mungkin diri ini, agar tak bertindak sesuatu yang hanya merugikan dan mempermalukan diriku sendiri.
"Gimana, kita samperin kah? Lumayan di sini banyak saos cabe, kita semprorin saja langsung ke muka mereka, biar tahu rasa!" ucap Delia emosi.
"Nggak perlu Del, sabar...hal itu hanya akan merusak rencana besar kita. Sekarang fotoin saja daan kirim ke handphoneku. Aku punya rencana yang akan menguntungkanku sekali lagi. Main cantik aja deh Del!" ucapku.
"Hemmm...tanpa kau suruh, aku sudah memotret mereka berkali-kali. Jadi ini kira biarkan mereka lolos begitu saja? Nggak nyesel nih?!" ucap Delia lagi.
"Iya biarin saja, nanti juga kan kita dapat waktu tersendiri untuk membalasnya, malah lebih kejam. Sekarang biarkan mereka bersenang-senang dahulu."
Dengan berat hati, akhirnya Delia pun menyetujui ucapanku itu. Setelah membayar dan keluar dari supermarket . Aku mengajaknya makan siang sebentar di sebuah warung bakso urat terkenal di kota ini. Segera kami mencari tempat duduk dan memesan makanan.
"Del, sudah kamu kirim belum foto-fotonya?" tanyaku sambil menunggu pesanan baksoku datang.
"Sudahlah dari tadi. Memangnya kamu punya rencana apa?" tanyanya penasaran
"Oh, iya ini sudah masuk. Makasih ya....
Sudah kamu diam saja, makan tuh bakso baik-baik, dan lihat cara kerja Rury dengan s3ksama ya," ucapku sambil mengedipkan mata pada Delia yang duduk di sampingku.Segera ku kirim foto-foto itu kepada Mas Satrio, dan juga sebuah chat.
[Katanya kemarin sedang kerja keluar kota? Kok malah kayak gini?]
Aku yakin hal ini akan langsung menganggu konsentrasi berbelanjanya. Chatku pun di baca olehnya, namun tak dibalas. Aku tenang-tenang saja, karena sudah bisa menebak apa yaang akan terjadi selanjutnya. Dan benar, Mas satrio langsung meneponku, sesuai ekspektasiku.
"Ma, itu bukan seperti yang kamu kira dan kamu lihat," ucap Mas Satrio gugup saat aku mengangkat teleponnya.
"Terus...?!" jawabku singkat.
"Aku memang keluar kota, tapi tadi itu keluarga temanku minta tolong diantar belanja ke sini. Dan wanita itu adik ya temanku. Dia masih kecil dan sudah kuanggap adik sendiri..." Mas Satrio ternyata pintar sekali berbohong.
"Jadi karena manja terus gandengan mesra gitu ya Pa? Boleh ya? Kalau begitu besok aku juga akan bergandengan seperti itu ab dengan teman laki-lakiku, aku kan sudah menganggapnya sebagai abangku sendiri," godaku.
"Ya ampun ya jangan toh Ma, aku janji akan bilang sama dia untuk nggak manja kayak gitu tadi. Tapi kamu juga harus janji nggak boleh aneh-aneh ya... tadi kamu dapat foto-foto itu dari mana sih Ma?"
"Kepo amat sih,...udah ah Pa, males banget aku ngomong sama orang yang sudah nyakitim hatiku kayak kamu ini. Jika kamu bisa seenaknya di luar, maka aku pun juga bisa. Kamu sudah merusak moodku hari ini!"
Tanpa menunggu jawabanya ,segera kututup panggilan ini.
"Cuman gitu aja Rur? tanya Delia yang dari tadi ikut menguping percakapan kami di telepon.
"Sabar tunggu aja lima menit lagi, akan ada yang mengejutkan!" jawabku.
Nampak Mas Satrio mencoba meneleponku berkali-kali, namun tak kuhiraukan. Hingga kemudian notifikasi dari M-bangkingku masuk, saldo bertambah menjadi dua ratus juta rupiah. Lalu kubuka chat yang juga baru saja dikirim Mas Satrio.
[Maaf ya Ma, aku nggak akan aneh-aneh lagi. Aku setia kok sama kamu. Ini uang buat kamu beli peerhiasan atau shopping ya, biar moodmu kembali baik. Love you forever Ma]
Aku dan Delia sontak tertawa membaca chat dari Mas Satrio ini. Lumayan dua ratus juta loh!.
Jangan lupa klik berlangganan ya, biar tak ketinggalan update terbarunya. Terima kasih.Semoga semua pembacaku sehat dan selalu diberi kelancaran rizki oleh Allah.*****************************************Part 14Rumah Incaranmu Menjadi Milikku"Rur, kok suami uangnya banyak banget sih? Kamu kan tadi pagi bilang sudah berapa banyak uang yang kamu dapat sejak dia ketahuan selingkuh. Belum lagi yang diberikan ke si Karen. Sesukses itu ya kerjaan suamimu? Hingga cuannya banyak banget, hehhehe," tanya Delia saat kami selesai dari rumah tukang sablon."Gimana ya aku jelasinnya Del. Setahuku sih memang proyek-proyek Mas Satrio itu selalu bagus dan mendapat laba yang berlipat, sih. Tapi nggak tahu juga dia dapat uang banyak juga dari mana, akhir-akhir ini lebih royal, katanya si
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya, biar tak ketinggalan update terbarunya. Terima kasih.Semoga semua pembacaku sehat dan selalu diberi kelancaran rizki oleh Allah.*****************************************Part 15Keanehan Mas YudhaSaat kembali dari rumah Bude Sumi, tampak mobil Mas Satrio berada di depan rumah Karen, namun tak ada seorang pun yang duduk di teras."Del, nggak usah ngajakin warga untuk menggrebek merek dulu deh, yang ada nanti malah mereka keenakan langsung dinikahin!" ucapku setelah sampai di rumah Delia."Tapi kan mereka langsung dapat malu, Rur. Pasti diarak keliling kampung! Nggak punya muka lagi deh tuh pasangan mes
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 16Rahasia Kakak Beradik Itu"Satrio sekarang usahanya apa Rur?" tanya Mas Yudha tiba-tiba sambil menyuapi Rangga."Ya tetap seperti dulu Mas. Papanya Rangga itu kan keahliannya sepertinya di proyek saja." Meski terdengar aneh, tetap saja kujawab pertanyaan kakak iparku itu.Mas Yudha mengangguk-anggukan kepalanya mendengar jawabanku itu, namun dari raut wajahnya terlihat masih seperti ada pertanyaan."Apa kalian nggak ingin pun
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 17Percakapan Rahasia ituKumandang adzan subuh kembali membangunkanku, setelah semalam sekitar pukul dua belas, aku bangun dan mengambil handphone yang kugunakan untuk merekam percakapan antara Mas Yudha dan Mas Satrio semalam. Namun saat kuambil, handphone itu mati, mungkin karena kehabisan baterai. Dan langsung saja aku mengisi ulangnya, semoga saja handpone itu mati setelah percakapan keduanya selesai."Pa, bangun dulu,
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 18Tas Selempang Warna CoklatUang pemberian dari Mas Yudha dan penjualan tanah itu sebanyak 4M, berarti masih banyak dong, nah aku harus bisa mengambilnya sebelum didahului oleh si Karen itu. Karena seingtku, enam bulan ini, Mas Satrio tak membeli barang berharga apapun.Aku akan segera menelepon suamiku itu, untuk meminta uang lagi dengan sebuah alasan, yang menurutku pasti akan bisa mengambil sedikit uang darinya. Tapi ternyata dia lebih dul
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part.19Uang 1M Yang Tak Terduga-dugaSaat masih memegang kwitansi tersebut, handphoneku berbunyi yang menunjukkan sedang ada panggilan masuk, teryata itu dari Delia. Langsung saja aku menerima panggilan itu"Assalamualaikum, gimana Del?" kataku memulai percakapan melalui sambungan telepon."Waalaikusalam . Ada berita bagus banget Del. Semalam Revy di gerebek oleh warga, dan diarak keliling kampung loh!""Astaghfirullah, yang benar kamu, D
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 20Dulu Aku Memang Terlalu BucinAku dan Delia menyempatkan diri membeli makan di sebuah restoran makanan khas Jepang, sekalian membelikan dorayaki isi kacang kesukaan Rangga. Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya makanan kami pun siap."Gimana? Enak 'kan perawatan? Gitu kok kamu kuat lima tahun nggak ngrawat diri hanya demi Satrio itu. Kadang aku tuh mikirnya kamu itu selama ini jadi wanita polosnya kebangetan, mau-mau aja di suruh sederhana dan nggak berhias, padahal suamimu rutin kan melakukan
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 21Misteri Mas Satrio Lagi"Yuk, udahan Del, udah sore ini, jam empat loh. Kasihan Rangga dua hari kutinggal terus," ucapku pada Delia yang sudah menghabiskan makanannya."Bentar lagi Rur, biar makananku turun dulu, hehehe. Besok katamu mau lihat rumah baru, ajak saja si Rangga, memang kasihan kalau dia terus-terusan ditinggal," ucap Delia."Iya deh, besok aku juga akan cerita semua ke Bik Nurma, biar dia nggak bertanya-tanya sendiri. Besok kamu
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.********************************Ending (pov Author)Dua Minggu KemudianRury, Yudha, Satrio, Delia, anak-anak, Bik Nur dan juga baby sitter-nya Cinta, sedang berada dalam perjalanan menuju sebuah acara pesta pernikahan yang diadakan di sebuah kota kecil dengan jarak tempuh lima jam, dari rumah mereka."Siapa yang nikah sih?" tanya Delia yang tengah hamil tiga bulan saat itu."Mana kutahu, Del? Karen cu
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.******************************Pertaubatan Di Titik Lelah 2(Pov Bu Mirna)"Maaf, Bun. Beliau ini ibu kandung saya, bukan pembantu," jawab Karen lirih kembali."Ibu? Oh...jadi ini ibu kamu yang katanya tinggal di Jakarta itu?" ucap wanita itu dengan mengangguk-anggukan kepalaku, matanya tetap saja mengulitiku."Iya, Bun...Bu, ini Bu Nyai Siti, mertuanya Karen." Ternyata wanita sombong itu adalah mertuanya Karen, alias besanku.Deng
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.******************************Pertaubatan Di Titik Lelah 1(Pov Bu Mirna)Ternyata, tinggal bersama anak dan cucu itu, tetap lebih enak dari pada hidup sendiri, meski dalam keadaan bergelimang harta. Seperti saat ini, aku merasa amat bahagia Karen dan juga Cinta.Beberapa bulan tak bertemu, ternyata Cinta banyak berubah, kini dia terlihat lebih bersih, dan amat pintar. Berarti memang Rury itu, merawat cucuku dengan baik. Padahal, dulu kami pernah menorehkan luka m
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.******************************Rahasia Tuhan (Pov Author)Tiga Minggu Kemudian"Assalamualikum, Ren. Ada apa tengah malam begini menelepon?" ucap Rury dengan suara paraunya, mengawali obrolan melalui sambungan telepon.Rury yang saat itu baru saja tidur, karena baru saja pulang dari rumah sakit, tentu saja amat kaget saat Karen meneleponnya pukul satu dini hari itu.Sudah tujuh hari ini, Yudha di rawat di rumah sakit, karena telah mengalami kecalak
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.***************************************Bertemu Cinta(Pov Author)"Kenapa Cinta ada sama Rury? Kamu nggak salah Ren?" tanya Bu Mirna yang menghentikan makannya sejenak.Karen sesaat pun tersenyum, karena dia juga tahu, pasti ibunya akan berkata seperti itu. Lalu, dia menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Bu Mirna pun mendengarkan dengan seksama sembari meneruskan acara makannya.Karen memceritakan pada Ibunya, apa saja yang berhubungan dengan Rury, dimulai saat
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.***************************************Belum Berubah(Pov Author)Saat keluar dari kamar, dia tak melihat ada Karen, sejenak kemudian dia mencium aroma bakwan jagung goreng kesukaanya. Dan hal itu membuatnya menuju ke dapur."Lah, Karen mana?" tanyanya pada Bik Nur yang sedang membuat kopi."Nyonya, tadi katanya mau ke kamar, Bu," jawab Bik Nur sopan."Wah...wah, ini semua masakan kesukaanku. Kok pas benar kamu masaknya,.cocok pas aku d
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.****************************************Harapan (Pov Author)Perbedaan yang amat jauh, Karen seperti melihat Bu Mirna yang berbeda, dan dia pun sempat beberapa saat tercengang. Bu Mirna pun segera menghampiri Karen dan langsung mengajaknya masuk."Ren, ngapain kamu bengong?! Ayo cepat masuk!" ucap Bu Mirna sambil menunjukkan wajah khawatir dan takut."I...iya, Bu." jawab Karen yang langsung membuka pintunya, dan kembali ."Wah...rumah kamu b
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.****************************************Part 102Pov Bu Mirna(Part Menuju Ending)"Ya sudah kalau kamu nggak mau ikut, ibu mau berangkat sendiri saja! Kamu dan Karen itu sama saja. Sama-sama nggak bisa dibilangin. Memangnya, apa sih yang bisa kamu harapkan dari si Bayu itu?" ucapku pada Revy kala itu, tepatnya satu jam saat aku akan berangkat ke Jakarta."Maafkan Revy, Bu. Tapi, aku ingin berubah, Bu. Aku sudah capek hidup seperti ini, tak mau lagi aku menjalani kehidup
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuTerima kasih yang sudah berlanggnan, semoga semua readersku selalu diberi kesehatan dan juga diberi rizki berlimpah oleh Allah.Yang belum berlangganan, jangan lupa berlangganan dulu ya, agar tidak ketinggalan update terbarunya. Tap love dan komentar dari kalian, sangat saya tunggu.Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Salam cinta buat kalian semua.****************************************Part 102Bu Mirna Kembali(pov Author)Tiga bulan kemudian"Bi, perasaanku kok nggak enak ya. Aku jadi kangen sama ibu," ucap Karen saat dia dan suami selesai menunaikan salat subuh berjamaah.Karen dan Gus Alif kini tidak tingga di area pondok pesantren. Sejak dua bulan ini, mereka sudah menempati rumah baru. Dan mereka telah membuka usaha restoran dan juga frizen food."Doakan yang terbaik