Share

Bab 3

Author: Rani Syahnaz
last update Last Updated: 2024-12-03 19:41:16
Perutku keroncongan.

Aku menunggu dan terus menunggu.

Di luar jendela, matahari terbit dan langit biru gelap kembali berubah menjadi hitam.

Aku menghitung dengan sungguh-sungguh.

Aku sudah melihat tujuh kali matahari terbit dan enam kali malam hari.

Perutku sakit sekali, rasanya kulit perutku menempel langsung ke tulang.

Tali yang mengikatku kini sudah menyatu dengan kulitku. Setiap kali aku bergerak, rasanya sangat sakit.

Lapar sekali ...

Sakit sekali ...

Aku bisa merasakan sesuatu perlahan menghilang, mungkinkah itu nyawaku?

Di drama TV, setiap kali tokoh utama meninggal, mereka pasti akan mengucapkan selamat tinggal pada orang paling penting bagi mereka..

Siapa orang paling penting bagiku?

Oh, ibu!

Aku lahir dari rahim ibu, tentu saja aku mencintai ibu!

Dengan tubuh gemetar dan seluruh sisa kekuatanku, aku meneleponnya.

"Ibu, Loren hampir mati ... bisakah ibu datang untuk melihatku ... ?"

"Nggak ... nggak perlu datang juga nggak apa-apa, tapi bisakah ibu bilang kalau ibu mencintaiku?"

"Atau, kalau nggak cinta juga nggak apa-apa! Ibu, bisakah kita bicara lebih lama?"

Setiap kali aku berbicara, luka di tubuhku semakin sakit.

Namun, ibu hanya menghela napas.

Saat aku memintanya membacakan buku cerita untukku, dia juga selalu terlihat kesal seperti ini.

"Loren Jose, bukankah kamu sudah mengakui Tante Desy itu ibumu?"

Akhirnya aku menemukan kesempatan untuk membela diri.

Aku berkata dengan keras,

"Bukan! Kamu ibuku."

"Tante Desy bukan ibuku! Kamu adalah ibuku!"

Namun, tubuhku sudah tak punya tenaga lagi, suaraku perlahan melemah.

"Ibu, aku mencintaimu."

Namun, ibu malah tertawa, seolah mendengar lelucon paling lucu di dunia.

"Loren Jose, jangan panggil aku ibu lagi. Kamu hanyalah beban dalam hidupku."

"Aku nggak mau hidupku terjebak dalam pernikahan dan anak."

"Jangan ganggu aku lagi."

Aku pun langsung menutup mulutku.

Aku sudah berjanji menjadi anak laki-laki yang tegar, tapi air mataku tetap mengalir deras.

Tak boleh! Aku tak boleh membiarkan ibu tahu kalau aku menangis!

"Iya, bu."

Kali ini, aku yang menutup teleponnya.

Sayang sekali, aku tidak bisa melihat matahari terbit lagi besok.

Anak ibu yang baru kini berada di pelukannya, matanya yang besar sangat mirip denganku.

Baiklah, aku akan mengalah dan mengizinkanmu menjadi adikku.

Aku akan mengizinkanmu mendapatkan sedikit kasih sayang ibu. Tapi, jangan terlalu banyak, ya.

Aku bergumam sendiri, meskipun hati kecilku tahu bahwa semua kasih sayang ibu sudah diberikan kepada adik baruku.

Dan aku bahkan tidak mendapatkan sedikitpun.

"James Jose, pergilah. Suami dan anakku sudah menungguku."

Ayah mengepalkan tangannya dengan erat. Dengan mata berkaca-kaca, dia berkata pada ibu,

"Maureen, aku akan berusaha menebus semua luka yang kamu alami dulu."

"Aku nggak rela kehilanganmu."

Ibu hanya diam dan bibirnya membentuk garis lurus yang tegas.

"Apa gunanya menebus semua? Waktu sudah nggak bisa diputar kembali."

Tiba-tiba, ponsel ibu berdering, yang meneleponnya adalah nenek.

"Anakku, pulanglah dan lihat Loren."

Begitu mendengar namaku, ibu langsung mengernyit.

"Sudah kubilang jangan ungkit namanya lagi."

"Ah, sudahlah."

Ibu menyerahkan ponsel itu pada ayah.

"Urusan anakmu, kamu saja yang dengar."

Suara nenek terdengar sangat cemas di balik panggilan. Dia juga tak peduli siapa yang mengangkat telepon itu, hanya berkata,

"Cepat pulang dan lihat anakmu! Loren ... dia ... haish!"

Mendengar nenek tak mengatakan apa-apa, ayah menghela napas.

"Ibu, apa yang sebenarnya terjadi?!"

Namun, ibu tampak tidak senang.

"Kita sudah cerai, jangan panggil ibu, panggil tante saja."

Nenek tidak peduli soal panggilan, dia tampak semakin cemas.

"Tak peduli siapa kalian! Cepat pulang ke rumah!"

"Pulang dan lihat Loren, dia itu anak kandung kalian!"

Nenek marah, ayah dan ibu pun terdiam.

"Itu anakmu, bukan anakku."

"Sekarang anakku hanya Marvin,"

Ujar ibu sambil memalingkan wajah.

Related chapters

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 4

    Ibu, kata-katamu membuatku sangat sedih.Namun, aku sudah terbiasa.Ibu, aku akan memaafkanmu. Tapi, bisakah kamu memaafkanku juga?Ayah menghela napas."Baiklah, aku pulang sekarang."Ayah mau pulang ke rumah untukku.Namun, aku tahu, itu semua karena nenek adalah ibunya ibu.Ayah ingin merebut kembali hati ibu, jadi dia harus menuruti kata-kata nenek.Aku paham banyak hal, aku sudah seperti orang dewasa kecil sekarang.Ternyata ini yang dimaksud dengan peka terhadap situasi.Saat sampai di rumah, ayah melihat garis polisi terpasang di pintu. Setelah membuktikan bahwa dia adalah bagian dari keluarga, ayah akhirnya diizinkan naik ke lantai atas.Saat melihat ayah, nenek langsung tak dapat menahan diri. Dia memegang lengan ayah dan jatuh ke lantai."Cucuku, Loren sayang!"Nenek menangis sejadi-jadinya.Saat itulah, ayah melihat jasadku.Untuk menjaga kondisi tempat kejadian, jasadku tetap terbaring sendirian di sofa.Namun, setelah lima tahun berlalu, tubuhku yang membusuk bersama kotor

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 5

    Akhirnya ibu menyerah, dia membawa tas kecilnya dan kembali ke rumah yang dulu pernah dia tinggali.Katanya, tempat ini hanya menyimpan kenangan buruk.Apakah bersamaku juga termasuk kenangan buruk?Apa yang harus Loren lakukan agar ibu memiliki kenangan bahagian bersamaku?Saat melihat garis polisi di depan rumah, ibu baru sadar ada yang tidak beres.Dia buru-buru membuka pesan grup kantor di ponselnya dan membaca pesan-pesan yang dikirimkan rekan kerjanya pagi itu."Seharusnya bukan Loren."Gumam ibu dengan pelan, seperti sedang meyakinkan dirinya sendiri sekaligus berdoa. "Anak itu pintar sekali, nggak mungkin dia."Tangan ibu gemetar saat membaca pesan-pesan itu.Akhirnya, dia membuka beberapa foto yang dikirim.Foto-foto itu memperlihatkan jasadku dari berbagai sudut, dari atas, samping, jarak jauh, hingga jarak dekat.Itu jasadku.Ibu merasa pusing dan mundur beberapa langkah."Kamu keluarga korban?"Tanya seorang petugas yang melihat ibu terlihat goyah, lalu segera memapahnya.

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 6

    Tanya Marvin sambil mengetuk pintu."Marvin sayang, ibu hanya sedikit flu, ibu takut menularimu."Jawab ibu sambil menutupi mulut dan hidungnya erat-erat, takut suara tangisnya terdengar,Apakah aku ini anak yang tidak bisa ibu cintai dengan terang-terangan?Cinta yang hanya diberikan setelah semuanya berakhir.Tangisnya juga hanya bisa dilakukan secara diam-diam.Apakah keberadaanku benar-benar sesuatu yang salah?Ibu, guru tidak pernah mengajariku tentang ini, jadi Loren tak mengerti.Keesokan harinya, ayah datang mencari ibu."Loren sudah pergi. Maureen, jangan terlalu bersedih."Ibu menatap ayah dengan mata indahnya, tetapi di dalamnya jelas terlihat keinginan untuk mengusirnya."Maureen, kita masih bisa punya anak lagi.""Biarkan dia menggantikan Loren.""Aku juga bisa menerima Marvin sebagai anakku."Tidak! Loren tak mau!Loren tak mau ada orang lain yang menggantikanku!Ayah, ibu! Apa bedanya ini dengan menganggapku tiada?!Aku berputar-putar dengan panik.Menangis tersedu-sedu.

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 7

    Nenek pernah memelukku erat dan berkata, "Kalau ada pasangan yang bercerai, anak-anak mereka itu seperti rumput liar.""Setelah bercerai, anak muda biasanya akan membangun keluarga baru.""Anak-anak dari pernikahan sebelumnya, akan menderita ikut dengan siapapun.""Mungkin mereka akan diabaikan atau bahkan dipukul dan dimarahi.""Nenek nggak tega kalau Loren harus menderita seperti itu."Tapi nenek, kita nggak bisa menghentikan ayah dan ibu untuk bercerai.Mereka sudah bertengkar hebat, bahkan kehilangan kendali.Kalau begitu, biarkan saja aku menjadi rumput liar.Aku membuat diriku kecil, rendah hati dan tak terlihat.Tidak ingin merepotkan ayah dan ibu."Loren, lain kali ayah pergi menemui ibu, kamu jangan ikut ya.""Ibumu bilang membawamu itu seperti memaksanya secara moral."Oh, jadi begitu alasannya.Aku pun melepaskan tangan ayah dan memilih tinggal di rumah.Namun, jika tidak ikut dengan ayah, aku yang masih begitu kecil juga membutuhkan seseorang untuk menjagaku.Ayah tak ingi

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 8

    Mendengar kabar bahwa Tante Desy ditangkap, nenek segera datang dari rumah sakit dengan tongkatnya.Hal pertama yang dia lakukan adalah mengangkat tongkat tinggi-tinggi dan mencoba memukulnya ke arah Desy.Untungnya, petugas polisi berhasil menahannya."Kembalikan cucuku!"Kembalikan cucuku!"Tante Desy menatap nenek dengan matanya yang berkaca-kaca, tatapan yang dulunya membuat ayah jatuh hati. Dengan santai, dia malah berkata, "Bunuh saja aku. Aku sudah lelah bersembunyi, ini juga sebuah pembebasan untukku."Petugas polisi buru-buru menutup mulutnya."Nenek, jangan marah!"Nenek baru saja sembuh, jangan sampai pingsan lagi.Aku juga mencoba menghibur nenek,"Nenek, jangan marah lagi.""Loren akan berakting menjadi babi kecil untuk nenek, nih lihat.""Nguk nguk nguk, nguk nguk nguk."Namun, nenek tetap tidak merespon.Malah membuatku terlihat konyol.Tiba-tiba, ibu datang dengan membawa Marvin.Sejujurnya, aku tidak terlalu suka melihat adik kecil ini.Melihat ibu begitu perhatian p

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 9

    Setiap hari, nenek selalu berdoa di depan altar.Hingga akhirnya, dia mulai mengetukkan kepalanya. Semakin lama semakin kuat, sampai akhirnya darah keluar dari dahinya."Nenek! Jangan seperti ini!""Aku akan cari cara sekarang juga, nek!"Namun, nenek jatuh pingsan.Tiba-tiba, aku merasa tubuhku menjadi ringan.Aku sampai di tempat yang dipenuhi awan lembut seperti kapas.Di kejauhan, aku melihat seorang wanita tua yang gemuk dan memegang tongkat, berdiri sambil kebingungan melihat ke sekeliling.Nenek!Apakah ini mimpi?Aku berlari menghampirinya dan langsung memeluknya erat-erat."Nenek!"Nenek memelukku dengan gemetar, matanya yang sudah keruh dipenuhi air mata."Anak baik ... ""Cucuku yang baik!""Nenek sangat merindukanmu!"Nenek memegang wajahku, sambil bicara dengan penuh kasih, "Apakah ada sesuatu yang masih ingin kamu lakukan di dunia ini? Biar nenek lakukan untukmu""Kalau ada yang membuatmu sakit hati, nenek akan memarahinya untukmu!""Kalau kamu membenci seseorang, nenek

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 1

    Guru TK bilang kalau orang meninggal akan menjadi roh, sepertinya itu benar.Aku berubah menjadi roh dan terus berada di samping ibu. Dia sedang berbincang santai dengan rekan-rekannya di studio rekaman."Bu Maureen, kamu tahu nggak ada kejadian besar di apartemen mantan suamimu?" Ibu mengernyit, tampak sangat jijik."Aku sudah nggak ada hubungan dengan dia, jangan bahas dia di depanku."Ibu benci dengan ayah, makanya mereka bercerai.Aku menggerakkan tubuh kecilku dan bersandar di sisi ibu.Menjadi roh itu enak juga. Aku bisa bersandar pada ibu seperti ini, ibu juga tak merasa terganggu dan mendorongku menjauh."Katanya sih ditemukan mayat anak kecil yang terikat di sofa, dia mati kelaparan.""Mana coba kulihat, iuh, mengerikan sekali. Jangan lihat Bu Maureen."Ibu tak melihat, dia memang selalu takut dengan hal-hal seperti ini.Namun, dia mengernyit, mata besarnya berkaca-kaca, itu air mata."Kasihan sekali, kenapa bisa begitu kejam sama seorang anak kecil?"Melihat ibu seperti

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 2

    Aku pernah protes pada ibu, tetapi ibuku hanya berkata, "Loren, kamu harus ingat, selain menjadi ibu, aku juga adalah diriku sendiri.""Jadi, ibu nggak akan mengorbankan waktuku hanya untukmu."Tapi, kalau ibu nggak menyukaiku, kenapa masih melahirkanku ... ?Apa yang harus Loren lakukan supaya ibu bisa lebih menyukaiku?Ibu, Loren memanggil Tante Desy ibu hanya karena ingin merasakan kasih sayang seorang ibu ..."Ini ... ini anakmu?"Ayah memandang anak kecil itu dengan wajah terkejut."Baru lima tahun nggak bertemu, kamu sudah punya suami baru dan bahkan sudah melahirkan seorang anak?"Aku menganga.Ternyata aku sudah meninggal lima tahun yang lalu. Ibu dan ayah sudah punya kehidupan masing-masing sekarang.Sepertinya mereka sudah melupakanku.Wajah ayah tampak sangat sedih. Dia menutup wajahnya dengan tangan dan berjongkok sambil menangis."Maureen, setelah berpisah darimu, aku bahkan nggak berani pulang ke rumah lama kita.""Aku takut mengingat kenangan kita. Rasanya begitu menyak

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 9

    Setiap hari, nenek selalu berdoa di depan altar.Hingga akhirnya, dia mulai mengetukkan kepalanya. Semakin lama semakin kuat, sampai akhirnya darah keluar dari dahinya."Nenek! Jangan seperti ini!""Aku akan cari cara sekarang juga, nek!"Namun, nenek jatuh pingsan.Tiba-tiba, aku merasa tubuhku menjadi ringan.Aku sampai di tempat yang dipenuhi awan lembut seperti kapas.Di kejauhan, aku melihat seorang wanita tua yang gemuk dan memegang tongkat, berdiri sambil kebingungan melihat ke sekeliling.Nenek!Apakah ini mimpi?Aku berlari menghampirinya dan langsung memeluknya erat-erat."Nenek!"Nenek memelukku dengan gemetar, matanya yang sudah keruh dipenuhi air mata."Anak baik ... ""Cucuku yang baik!""Nenek sangat merindukanmu!"Nenek memegang wajahku, sambil bicara dengan penuh kasih, "Apakah ada sesuatu yang masih ingin kamu lakukan di dunia ini? Biar nenek lakukan untukmu""Kalau ada yang membuatmu sakit hati, nenek akan memarahinya untukmu!""Kalau kamu membenci seseorang, nenek

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 8

    Mendengar kabar bahwa Tante Desy ditangkap, nenek segera datang dari rumah sakit dengan tongkatnya.Hal pertama yang dia lakukan adalah mengangkat tongkat tinggi-tinggi dan mencoba memukulnya ke arah Desy.Untungnya, petugas polisi berhasil menahannya."Kembalikan cucuku!"Kembalikan cucuku!"Tante Desy menatap nenek dengan matanya yang berkaca-kaca, tatapan yang dulunya membuat ayah jatuh hati. Dengan santai, dia malah berkata, "Bunuh saja aku. Aku sudah lelah bersembunyi, ini juga sebuah pembebasan untukku."Petugas polisi buru-buru menutup mulutnya."Nenek, jangan marah!"Nenek baru saja sembuh, jangan sampai pingsan lagi.Aku juga mencoba menghibur nenek,"Nenek, jangan marah lagi.""Loren akan berakting menjadi babi kecil untuk nenek, nih lihat.""Nguk nguk nguk, nguk nguk nguk."Namun, nenek tetap tidak merespon.Malah membuatku terlihat konyol.Tiba-tiba, ibu datang dengan membawa Marvin.Sejujurnya, aku tidak terlalu suka melihat adik kecil ini.Melihat ibu begitu perhatian p

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 7

    Nenek pernah memelukku erat dan berkata, "Kalau ada pasangan yang bercerai, anak-anak mereka itu seperti rumput liar.""Setelah bercerai, anak muda biasanya akan membangun keluarga baru.""Anak-anak dari pernikahan sebelumnya, akan menderita ikut dengan siapapun.""Mungkin mereka akan diabaikan atau bahkan dipukul dan dimarahi.""Nenek nggak tega kalau Loren harus menderita seperti itu."Tapi nenek, kita nggak bisa menghentikan ayah dan ibu untuk bercerai.Mereka sudah bertengkar hebat, bahkan kehilangan kendali.Kalau begitu, biarkan saja aku menjadi rumput liar.Aku membuat diriku kecil, rendah hati dan tak terlihat.Tidak ingin merepotkan ayah dan ibu."Loren, lain kali ayah pergi menemui ibu, kamu jangan ikut ya.""Ibumu bilang membawamu itu seperti memaksanya secara moral."Oh, jadi begitu alasannya.Aku pun melepaskan tangan ayah dan memilih tinggal di rumah.Namun, jika tidak ikut dengan ayah, aku yang masih begitu kecil juga membutuhkan seseorang untuk menjagaku.Ayah tak ingi

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 6

    Tanya Marvin sambil mengetuk pintu."Marvin sayang, ibu hanya sedikit flu, ibu takut menularimu."Jawab ibu sambil menutupi mulut dan hidungnya erat-erat, takut suara tangisnya terdengar,Apakah aku ini anak yang tidak bisa ibu cintai dengan terang-terangan?Cinta yang hanya diberikan setelah semuanya berakhir.Tangisnya juga hanya bisa dilakukan secara diam-diam.Apakah keberadaanku benar-benar sesuatu yang salah?Ibu, guru tidak pernah mengajariku tentang ini, jadi Loren tak mengerti.Keesokan harinya, ayah datang mencari ibu."Loren sudah pergi. Maureen, jangan terlalu bersedih."Ibu menatap ayah dengan mata indahnya, tetapi di dalamnya jelas terlihat keinginan untuk mengusirnya."Maureen, kita masih bisa punya anak lagi.""Biarkan dia menggantikan Loren.""Aku juga bisa menerima Marvin sebagai anakku."Tidak! Loren tak mau!Loren tak mau ada orang lain yang menggantikanku!Ayah, ibu! Apa bedanya ini dengan menganggapku tiada?!Aku berputar-putar dengan panik.Menangis tersedu-sedu.

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 5

    Akhirnya ibu menyerah, dia membawa tas kecilnya dan kembali ke rumah yang dulu pernah dia tinggali.Katanya, tempat ini hanya menyimpan kenangan buruk.Apakah bersamaku juga termasuk kenangan buruk?Apa yang harus Loren lakukan agar ibu memiliki kenangan bahagian bersamaku?Saat melihat garis polisi di depan rumah, ibu baru sadar ada yang tidak beres.Dia buru-buru membuka pesan grup kantor di ponselnya dan membaca pesan-pesan yang dikirimkan rekan kerjanya pagi itu."Seharusnya bukan Loren."Gumam ibu dengan pelan, seperti sedang meyakinkan dirinya sendiri sekaligus berdoa. "Anak itu pintar sekali, nggak mungkin dia."Tangan ibu gemetar saat membaca pesan-pesan itu.Akhirnya, dia membuka beberapa foto yang dikirim.Foto-foto itu memperlihatkan jasadku dari berbagai sudut, dari atas, samping, jarak jauh, hingga jarak dekat.Itu jasadku.Ibu merasa pusing dan mundur beberapa langkah."Kamu keluarga korban?"Tanya seorang petugas yang melihat ibu terlihat goyah, lalu segera memapahnya.

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 4

    Ibu, kata-katamu membuatku sangat sedih.Namun, aku sudah terbiasa.Ibu, aku akan memaafkanmu. Tapi, bisakah kamu memaafkanku juga?Ayah menghela napas."Baiklah, aku pulang sekarang."Ayah mau pulang ke rumah untukku.Namun, aku tahu, itu semua karena nenek adalah ibunya ibu.Ayah ingin merebut kembali hati ibu, jadi dia harus menuruti kata-kata nenek.Aku paham banyak hal, aku sudah seperti orang dewasa kecil sekarang.Ternyata ini yang dimaksud dengan peka terhadap situasi.Saat sampai di rumah, ayah melihat garis polisi terpasang di pintu. Setelah membuktikan bahwa dia adalah bagian dari keluarga, ayah akhirnya diizinkan naik ke lantai atas.Saat melihat ayah, nenek langsung tak dapat menahan diri. Dia memegang lengan ayah dan jatuh ke lantai."Cucuku, Loren sayang!"Nenek menangis sejadi-jadinya.Saat itulah, ayah melihat jasadku.Untuk menjaga kondisi tempat kejadian, jasadku tetap terbaring sendirian di sofa.Namun, setelah lima tahun berlalu, tubuhku yang membusuk bersama kotor

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 3

    Perutku keroncongan.Aku menunggu dan terus menunggu.Di luar jendela, matahari terbit dan langit biru gelap kembali berubah menjadi hitam.Aku menghitung dengan sungguh-sungguh.Aku sudah melihat tujuh kali matahari terbit dan enam kali malam hari.Perutku sakit sekali, rasanya kulit perutku menempel langsung ke tulang.Tali yang mengikatku kini sudah menyatu dengan kulitku. Setiap kali aku bergerak, rasanya sangat sakit.Lapar sekali ...Sakit sekali ...Aku bisa merasakan sesuatu perlahan menghilang, mungkinkah itu nyawaku?Di drama TV, setiap kali tokoh utama meninggal, mereka pasti akan mengucapkan selamat tinggal pada orang paling penting bagi mereka..Siapa orang paling penting bagiku?Oh, ibu!Aku lahir dari rahim ibu, tentu saja aku mencintai ibu!Dengan tubuh gemetar dan seluruh sisa kekuatanku, aku meneleponnya."Ibu, Loren hampir mati ... bisakah ibu datang untuk melihatku ... ?""Nggak ... nggak perlu datang juga nggak apa-apa, tapi bisakah ibu bilang kalau ibu mencintaiku

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 2

    Aku pernah protes pada ibu, tetapi ibuku hanya berkata, "Loren, kamu harus ingat, selain menjadi ibu, aku juga adalah diriku sendiri.""Jadi, ibu nggak akan mengorbankan waktuku hanya untukmu."Tapi, kalau ibu nggak menyukaiku, kenapa masih melahirkanku ... ?Apa yang harus Loren lakukan supaya ibu bisa lebih menyukaiku?Ibu, Loren memanggil Tante Desy ibu hanya karena ingin merasakan kasih sayang seorang ibu ..."Ini ... ini anakmu?"Ayah memandang anak kecil itu dengan wajah terkejut."Baru lima tahun nggak bertemu, kamu sudah punya suami baru dan bahkan sudah melahirkan seorang anak?"Aku menganga.Ternyata aku sudah meninggal lima tahun yang lalu. Ibu dan ayah sudah punya kehidupan masing-masing sekarang.Sepertinya mereka sudah melupakanku.Wajah ayah tampak sangat sedih. Dia menutup wajahnya dengan tangan dan berjongkok sambil menangis."Maureen, setelah berpisah darimu, aku bahkan nggak berani pulang ke rumah lama kita.""Aku takut mengingat kenangan kita. Rasanya begitu menyak

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 1

    Guru TK bilang kalau orang meninggal akan menjadi roh, sepertinya itu benar.Aku berubah menjadi roh dan terus berada di samping ibu. Dia sedang berbincang santai dengan rekan-rekannya di studio rekaman."Bu Maureen, kamu tahu nggak ada kejadian besar di apartemen mantan suamimu?" Ibu mengernyit, tampak sangat jijik."Aku sudah nggak ada hubungan dengan dia, jangan bahas dia di depanku."Ibu benci dengan ayah, makanya mereka bercerai.Aku menggerakkan tubuh kecilku dan bersandar di sisi ibu.Menjadi roh itu enak juga. Aku bisa bersandar pada ibu seperti ini, ibu juga tak merasa terganggu dan mendorongku menjauh."Katanya sih ditemukan mayat anak kecil yang terikat di sofa, dia mati kelaparan.""Mana coba kulihat, iuh, mengerikan sekali. Jangan lihat Bu Maureen."Ibu tak melihat, dia memang selalu takut dengan hal-hal seperti ini.Namun, dia mengernyit, mata besarnya berkaca-kaca, itu air mata."Kasihan sekali, kenapa bisa begitu kejam sama seorang anak kecil?"Melihat ibu seperti

DMCA.com Protection Status