Beranda / Romansa / Pesan Rindu Dari Ma'had / Bab 21 : Pengalaman Hidup

Share

Bab 21 : Pengalaman Hidup

Penulis: Aryani15
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Belajarlah dari kehidupan, tidak semua yang pernah mengisi hati itu berakhir jadi pasangan hidup, ada juga yang menjadi pengalaman hidup. Jangan berhenti berusaha untuk masa depan. Selalu berdoa kepada yang Maha Menentukan.

Kinan membaca berulang kali salah satu motivasi yang ada di book planner kesayangannya. Terkadang dia bingung, kenapa selalu ada kalimat yang ngena di hatinya, membuat dia semakin penasaran dengan pengirimnya, seakan sudah menyiapkan banyak motivasi ini untuk Kinan.

Kinan menutup buku nya dan kembali membuka mushafnya, mushaf yang sampul nya sama dengan buku, sama-sama dari pengirim misterius juga. Kinan mengulang sekali lagi setengah juz yang akan dia setorkan besok pagi. Walaupun sudah khatam, santri wajib mengulang setoran dari awal lagi namun dalam jumlah yang lebih banyak.

Jika setoran dulu perlembar maka ketika sudah khatam wajib Mengulangi lagi dari awal dengan dua tahap. Tahap pertama setengah juz alias lima lembar per setoran. Dan setelah khatam lagi baru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 22 : Khotmil Quran

    Serangkaian acara menyambut khataman sudah terlihat di komplek Khodijah. Kemarin sudah diadakan ziarah bersama di makam leluhur keluarga ahmad dan hari ini, dimulai setelah subuh tadi diadakan simaan alquran 30 juz untuk para khatimat bil Ghoib.Kinan, Rahma dan keempat santri lain yang ikut khataman hafalan bergantian murojaah setiap seperempat juz dimulai juz 1 hingga khatam. Dan ba'da dzuhur ini sudah sampai juz 18.Acara simaan ini menjadi momen yang sangat berkesan bagi Kinan dan yang lain, karena di kondisi mereka yang belum terlalu lanyah atau lancar tapi sudah harus disimak oleh beberapa pengasuh dan pengajar di Al-Anwar. Ada Syifa, Ralin, Sada, Ustadzah lainnya dan yang paling membuat grogi adalah kehadiran bu nyai sepuh alias Bu Ny. Hj. Arina.Satu lagi yang membuat grogi, tapi khusus untuk Kinan, entah yang lain. Yaitu karena harus menggunakan pengeras suara dalam melantunkan bacaannya, dan itu artinya bacaannya yang masih jauh dari kata lancar itu harus di dengar di segala

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 23 : Adek Berjilbab Coklat

    Pukul setengah satu malam semua rangkaian acara khataman telah selesai. Tamu undangan dan jamaah pengajian sudah membubarkan diri. Seluruh santri dan alumni juga masyarakat sekitar langsung kerjabakti membereskan sisa acara. Kecuali yang belum bisa dibereskan segera seperti tenda dan panggung.Kinan dan Rifah setelah ikut kerjabakti langsung mengantar ibunda mereka ke penginapan yang sudah disiapkan oleh santri sejak seminggu lalu. Setelah ibunda mereka istirahat nyaman, keduanya langsung ikut bergabung dengan santri lain yang bersantai di tempat acara tadi. Karena sedang malam acara, putra putri bisa sedikit bebas untuk berkumpul.Tidak sedikit santri yang masih berfoto ria, termasuk Rifah karena malam ini santri diberi dispensasi membawa hp, tapi hanya untuk malam ini. Kinan hanya ikut larut dengan kegembiraan santri-santri yang lain, karena dia harus lebih bersabar lagi. Beberapa waktu yang lalu, ayahnya minta maaf karena terpaksa harus menjual hp Kinan karena biaya khataman Kinan

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 24 : Pesan Rindu

    "Kinan ini Hp kamu, simcard nya masih sama kok nggak saya ganti!""Hah?" "Tiga." sahut Rey menghitung sesuatu.Alfa tersenyum lebar bahkan merasa bibirnya agak kram karena sejak tadi tidak bisa berhenti tersenyum dan mengucap syukur."Beberapa waktu yang lalu saya datang ke rumah kamu bertepatan saat ayah kamu mau pergi menjual hp kamu. Akhirnya beliau mengurungkan niatnya pergi karena memilih ngobrol sama saya. akhirnya saya tahu, hp ini mau dijual untuk tambahan biaya khataman kamu. Dan sebenarnya saya ingin bantu buat melunasi khataman kamu kesannya nggak sopan, ayah kamu pasti juga menolak. Akhirnya saya beli hp kamu ini. Dan sekarang saya kembalikan ke kamu!" ujar Alfa."Hah?""Empat." sahut Rey lagi melanjutkan hitungannya.Alfa yang risih dengan Rey di sampingnya itu akhirnya menyuarakan protesnya. "Kamu menghitung apa sih, bocah?"Reyshaka tertawa dulu sebelum menjawab Alfa. Saat ini mereka bertiga sedang keluar dengan alibi Alfa membeli pesanan bundanya, padahal dia hanya i

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 25 : Mayoran

    Suka duka cerita Pondok sudah kembali harus dijalani santri Al khodijah, setelah cukup puas dengan liburan, mereka harus kembali berjuang tholabul 'ilm di ma' had tercinta.Siang ini Kinan dan Rahma juga beberapa santri putra membantu membersihkan ndalem. Dua santri itu langsung lanjut masak."Coba bayangin, tiap hari kamu tidur di sini terus beres-beres sendiri. Aku ogah bantuin..!" canda Rahma sambil tertawa lirih, dia dan Rifah adalah orang yang sudah mengetahui tentang lamaran Alfa."Ih, aku duduk sambil minum teh dong, terus aku panggil Mbak Rahma buat bikin sarapan." balas Kinan lirih lalu keduanya tertawa, tentunya dengan lirih."Aku nggak nyangka deh, amalan kamu apa sih? Sampai gus-gus pada dateng gitu!""Ah Mbak Rahma, situnya sendiri juga banyak yang datang tapi dicuekin!"Rahma kembali tertawa, "ngomong-ngomong calon suami kamu di mana? Sejak balik pondok aku belum lihat loh!"Kinan mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Dia sendiri juga belum bertemu dengan Alfa sejak bal

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 26 : Amnesia

    Kinan mengerjapkan matanya berkali-kali, sejak lama telinganya mendengar suara merdu lantunan ayat alquran, tapi kepalanya terlalu berat untuk digerakkan.Perlahan dia membuka mata, memfokuskan pandangan dan mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Butuh waktu cukup lama sampai dia paham bahwa sekarang ada di rumah sakit, dia tidak ingat persis apa yang terjadi, dia hanya ingat tadi mau membeli gas tapi tiba-tiba semuanya gelap.Kinan sedikit menggerakkan kepalanya, menoleh ke kanan dan mendapati seseorang yang sedang melantunkan ayat suci Al quran, matanya terpejam, bacaan dan suaranya sungguh indah, sepertinya karena terlalu khusyuk ngaji dia tidak tahu bahwa Kinan sudah sadar.Kinan melihat sekeliling ruangan yang sedang dia tempati, ruangan yang lebih besar dan bagus dari kamarnya, yang jelas hanya ada dia sendiri diruangan ini, tidak ada pasien lain."Gus Alfa!" panggil Kinan dengan sangat lirih tapi cukup membuat lelaki itu membuka mata dan menghentikan bacaannya."Kinan," pangg

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 27 : Pantun Rey

    "Pulang ke rumah ya?" tanya Alfa sesaat setelah dia selesai memakaikan sabuk pengamanan untuk Kinan. Setelah lima hari dirawat, siang ini Kinan diperbolehkan pulang."rumah Ibuk kan?""Bunda!" ujar Alfa bermaksud mengingatkan agar Kinan memanggil mertuanya dengan benar. Kinan hanya tersenyum, masih terlalu sungkan menganggap guru ngajinya itu sebagai mertua."Aku sudah bilang ke bunda, mau bawa pulang istri ke rumah. Atau kamu mau pulang ke pesantren aja?" tanya Alfa basa-basi, sejujurnya dia berharap agar Kinan tidak menerima basa-basinya.Kinan berpikir sebentar, kalau ditanya pasti dia ingin pulang ke pesantren, tidur di kamar kesayangannya -B1- tapi kembali lagi, dia harus sadar posisinya sekarang, dan yang terl

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 28 : Enak atau Enak Banget

    "Shodaqallahul 'adziim..""Alhamdulillah, setengah juz an sudah hampir selesai. Kamu kalau murojaah satu juz annya mau sama Alfa nggak apa-apa Kinan! Kesininya nggak usah setiap hari." ujar Syifa ketika selesai menyimak menntunya ini.Sudah hampir satu bulan Kinan menyandang status istri Alfa, dan selama itu juga dia bolak-balik rumah ke pondok untuk menyelesaikan kewajibannya sebagai santri."Nggak apa-apa, Ibuk! Malah seneng kesini, bisa ketemu teman-teman sama bantuin ibuk juga!"Syifa tersenyum, sebenarnya dia pengen Kinan memanggilnya dengan sebutan bunda, sama dengan Alfa tapi wanita itu tetap terbiasa memanggil ibuk, agak cemburu juga sama Rizky pasalnya kalau sama bapak mertuanya itu Kinan tidak sungkan memanggil 'abi'."Bunda juga seneng sih, tapi kalau kamu tahu bunda sering tuh diteror sama suami kamu, katanya bunda suka nahan-nahan kamu!" kata Syifa sambil tertawa mengingat tingkah putranya itu, membuat Kinan juga harus tertawa kalau mengingat tingkah konyol suaminya."Kal

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 29 : Menuju Hari Pernikahan

    Seribu hari yang dinanti Alfa akhirnya terlewati dan hari ini satu hari menjelang pernikahan resminya, dia harus rela berpisah dulu dengan istrinya. Hari ini dia dan seluruh keluarganya sudah berada di Salatiga menyewa beberapa homestay untuk keluarganya.Sejak shubuh tadi dia masih uring-uringan karena Kinan belum bisa dihubungi, sampai sore ini pun baru sebentar telepon sudah ditutup lagi. Bukan tanpa sebab, karena saat ini Kinan masih menyelesaikan simaan 30 juz nya di rumah. Alfa sendiri sudah melakukan simaan 30 juz seminggu yang lalu di pesantren."Allahu Akbar!" Pekik Alfa dan langsung menarik perhatian yang lain. Dito yang sedang ngobrol dengan abinya langsung berlari mendekat karena Alfa sedang menggendong Acha."Kenapa Al?" tanya Dito yang disusul Sean dibelakangnya."Anget-anget, Kak!" keluh Alfa sambil sedikit mengangkat Acha.Sean yang langsung paham malah tertawa puas banget melihat sarung adiknya itu basah karena Acha ngompol."Maaf ya Om, tadi Acha lupa pakai diaper!"

Bab terbaru

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Gus Alfa

    Dulu ada masanya aku pernah begitu kepikiran kenapa orangtua selalu mengutamakan bibit, bebet dan bobot jika memilih jodoh untuk anaknya. Dan kenapa agama sangat menyarankan agar kriteria utama memilih pasangan adalah yang baik agamanya. Padahal tidak ada yang tahu bagaimana hidup seseorang kedepannya. Bagaimana kalau kita cinta sama orang yang tidak baik agamanya, atau berasal dari keluarga yang tidak jelas? Bisa saja saat ini dia terlihat buruk tapi seiring berjalannya waktu kita bisa merubahnya lebih baik, atau bisa saja dia berasal dari keluarga yang kurang baik tapi pribadi nya sendiri baik dan bisa dijadikan pasangan. Dan butuh waktu lama aku bisa mendapat jawaban.. Karena menikah itu bukan hanya persoalan dua orang, tapi menyangkut keluarga besar. Menikah bukan untuk coba-coba merubah hidup seseorang, tapi harus bisa menerima segala kekurangannya dan segala keadaan keluarganya. Kembali bertanya pada hati masing-masing, sanggupkah kita merubahnya menjadi lebih baik? Atau jang

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Alfarras Syafi Mubarak

    Alfarras Syafi Mubarak Tentang mengikhlaskan.. Memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Terkadang sebagai manusia, kita sudah merencanakan kehidupan dengan sedemikian sempurnanya. Terkadang juga mengeluh bahkan putus asa ketika takdir tak sesuai rencana.Salahkah?Tidak. Karena kita manusia biasa. Wajar bila mengeluh akan beratnya ujian Allah, yang tak wajar adalah ketika datang ujian tapi kita marah dan menjauh dari-Nya. Allah memberikan cobaan agar kita semakin mendekat, agar kita tidak pernah lupa bahwa diri kita hanyalah makhluk lemah tanpa kasih sayangNya.Ikhlas. Andai saja menjalaninya semudah mengucapkannya, pasti banyak orang yang bahagia walaupun mendapat ujian, karena yakin bahwa Allah membalasnya dengan pahala besar."Pulang yuk!" ajakku pada Kinan yang masih nyaman duduk di tempat favoritnya belakangan ini."Sebentar lagi ya Mas!" jawabnya pelan.Aku mengangguk dan pilih menemaninya di sini lebih lama lagi. Membiarkan dia melepas rindu dengan putra kecilnya. Putra

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Pesan Rindu Dari Ma'had

    Pada malam hari kembali digelar acara resepsi Zein dan Ayesha, rangkaian acaranya tetap sama pada umumnya namun yang membedakan adalah jumlah tamu. Hingga malam ini, tamu dari kedua keluarga masih terus berdatangan membuat semua keluarga besar Al Anwar harus sedikit lebih banyak menyiapkan tenaga, tapi tentu saja para santri senang bisa membantu."Ay, kamu udah benar-benar sudah ikhlas menjadi istriku?" tanya Zein disela-sela acara.Ayesha mendengus pelan mendengar pertanyaan konyol dari pria yang sudah berstatus suaminya ini. "Telat tanyanya, Bapak! Kalau mau tanya ya tadi pagi!" jawabnya lalu tersenyum karena saat ini ada salah beberapa temannya yang minta foto di pelaminan. Ayesha menyapa hangat teman-temannya yang sudah datang lalu mempersilahkan mereka duduk dengan nyaman."Gimana?" tanya Zein lagi ketika deretan teman Ayesha sudah meninggalkan pelaminan."Ikhlas lillahita'ala, Mas Zein!" jawab Ayesha."Aku mau minta maaf!" ucap Zein di dekat telinga Ayesha karena memang suara mu

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 40 : Cinta Dalam Diam

    "Ma! Abang nggak mau bangun!"Arsha mengadu pada Sang Mama yang sedang sibuk mengarahkan santri-santri untuk menata perasmanan."Udah pakai berapa cara, Nak?" tanya Ralin, dia masih sibuk menata piring di meja."Cara halus sampai cara kasar, Ma! Nggak ngaruh sama sekali ke Abangnya!"Ralin menghela nafasnya lalu ikut Arsha munuju kamar.Hari masih gelap tapi suasana pesantren Al Anwar sudah sangat sibuk karena hari ini akan ada dua acara besar sekaligus, khataman dan pernikahan Zein.Berdasarkan hasil musyawarah keluarga setelah Zein melamar Ayesha, seluruh keluarga sepakat untuk menyatukan acara pernikahan Zein dan khataman. Hanif juga meminta agar akad nikah sekalian di pesantren ini. Walaupun lahir dan tinggal di Jakarta, ibunda Ayesha asli Semarang. Semenjak menikah dengan Habib Yakub Nur Alatas, Sang Ibunda diboyong ke Jakarta hingga menetap disana. Setelah musyawarah panjang, akhirnya keluarga Ayesha setuju untuk menggelar acara di Al anwar."Rey, bangun! Udah subuh kan?" Ralin

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 39 : Amalan Kinan

    Di hari minggu siang kediaman Alfa dan Kinan terlihat ramai, hampir semua keluarga dan kerabat, juga tetangga berkumpul. Ditambah hadirnya beberapa santri dan juga anak-anak dari panti asuhan semakin menambah ramai suasana. Alfa sengaja mengundang orang-orang ini dalam rangka tasyakuran empat bulan kehamilan Kinan.Di sepanjang jalan komplek rumah Alfa dipenuhi mobil-mobil box yang berlogo restoran dan supermarket milik Alfa, dia sengaja mem-booking restorannya sehari itu untuk menyediakan makanan bagi para tamu. Alfa juga meminta sebagian karyawan supermarket untuk menyiapkan hampers (aka berkat) yang nantinya juga untuk tamu."Mbak Kinan beruntung sekali ya menikah sama Gus Alfa!" ujar Via saat mengintip acara di luar. Saat ini dia, Rifah, Rahma, Nur dan beberapa santri putra diajak Syifa ke rumah Alfa. Ada Dini juga tapi dia bergabung bersama keluarganya."Iya. Gagal sama om-om nggak sedih soalnya dapat gantinya kayak Gus Alfa!""Wahai anak-anak cantik! Kalian kira Gus Alfa juga n

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 38 : Karir atau Suami?

    "Kamu apa kabar, Ay? Terakhir kita ketemu pas nikahan Alfa.""Alhamdulillah baik Mas!" jawab Ayesha ketika dia sudah duduk di depan Zein, dia juga sempat tersenyum sekilas pada Ridwan yang duduk di samping Zein. "Iya, aku terakhir ke sini juga pas nikahan Alfa itu!""Kamu kapan sampai Semarang?""Tadi pagi, tidur di hotel sebentar baru kesini.""Berapa hari di sini? Maaf ya aku ganggu kesibukan kamu!""Insyaallah lima harian Mas, besok mulai auditnya sampai tiga hari kedepan terus pengen staycation di sini dua hari. Nggak pengen ngapa-ngapain juga, bener-bener pengen me time mumpung dapat libur, rindu juga sama udara Semarang."Zein tersenyum tipis, ada sesuatu yang tidak nyaman di hatinya. Ayesha wanita yang selalu tidak sungkan menegaskan keinginannya. Mungkin kalau Ridwan yang dengar, tidak ada yang aneh. Tapi bagi Zein yang sudah mengenal betul sifat Ayesha, gadis itu sedang menjelaskan bahwa selama dua hari liburnya dia sama sekali tidak mau diganggu."Nggak ganggu Mas, aku kan y

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 37 : Dendam Pribadi

    "Lagi ya?" tanya Alfa yang duduk di samping istrinya.Kinan menatap suaminya dengan wajah memelas. "nanti habis maghrib lagi ya? Bukannya aku nggak suka ngaji Mas, tapi kamu udah baca surat Yusuf tiga kali, terus surat maryam tiga kali juga."Alfa malah tertawa bahagia melihat istrinya mengeluh. Sehabis dzuhur tadi mereka berdua sudah murojaah dua juz secara estafet, setelah selesai Alfa meminta Kinan untuk menyimaknya membaca surat Yusuf dan Maryam. Seminggu terakhir ini Alfa paling rajin membaca dua surah itu."Pegel?" tanya Alfa yang diangguki Kinan. Alfa langsung memindah mushaf dari tangan Kinan ke meja lalu dia berbaring dengan pangkuan Kinan sebagai bantalnya.Kinan melepas peci Alfa dan langsung mengusap lembut rambut sang suami. Sebelah tangan Alfa terulur ke belakang tubuh Kinan untuk memijit pinggang istrinya, sambil dia mencium perut Kinan."Semoga dr. Vivian nggak ada dendam pribadi sama Kak Sean ya!""Hah?""Dulu itu dr. Vivian saingan berat Kak Sean untuk mendapat hati

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 36 : Mimpi KInan

    "Kenapa kamu, Al?"Alfa berjalan pelan mendekati Sang Nenek yang sedang duduk santai di meja dapur bersama sang kakek. Sebelumnya dia mengintip mangkok besar yang ada di tengah meja."Ini yang masak siapa, Nenda?""Apanya? Sop?""Iya, yang kayak dibawa Tante tadi!""Itu yang masak kan Tante Naya, memang kenapa?" tanya Biya dengan ekspresi heran dengan tingkah cucunya."Beneran Tante Naya? Kok dikasih bawang putih banyak?" Alfa masih belum menyerah, dia membayangkan sedang dikerjain oleh keluarganya dan berharap Kinan benar-benar berada di sini, tiba-tiba muncul dengan senyum manisnya. Jika benar begitu dia

  • Pesan Rindu Dari Ma'had   Bab 35 : Cangkir Kopi

    "....Allahumma nawwir qulubanaa bi tilawatil Qur'an.."Alfa mengulangi kalimat dalam doa khataman itu sampai tiga kali sambil menangis. Bahkan Alfa menangis hingga akhir doanya. Acara simaan kali benar-benar terasa berbeda dari biasanya. Simaan kali ini dia gunakan sebagai ajang bermunajat pada Allah, memohon keselamatan dunia dan akhirat lewat berkat khatam quran."majelis kali ini benar-benar terasa lebih hikmat dari biasanya, Gus!" ujar Yusron ketika acara sudah ditutup dan jamaah dipersilahkan makan, tapi Alfa memilih tetap di tempat menikmati tehnya."Biasanya juga begini, Yus!""Ya secara rangkaian acara sih sama, tapi aku ngerasa lebih gimana ya, haru gitu aja pokoknya."

DMCA.com Protection Status