공유

78

BAGIAN 78

SENGIT

          “Ri.” Suara panggilan itu datang bersamaan dengan tepukan di pundak. Aku yang baru saja mengakhiri percakapan dengan Pak Dayu, tentu terkejut. Sontak kulihat ke belakang. Mbak Sherly bersama dua buah tas di pundak lalu menatapku heran.

          “Kenapa mukamu cemberut begitu?” tanyanya.

          “Nggak apa-apa.” Kujawab dengan tak berselera. Hatiku masih panas. Tadi saat menutup telepon pun, amarah yang tertahan ini rasanya masih saja bergejolak hebat di dada. Kurang ajar memang kata-kata Pak Dayu. Kalimat tajam bin pedas miliknya sangat berhasil menghancurkan mood-ku siang ini.

          “Lama banget teleponan sama Nadia?” Sorot mata Mbak Sherly menyelidik. Tatapan itu seperti ingi

잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status