Share

Pervert Boss becomes Husband
Pervert Boss becomes Husband
Penulis: Himesama

Kau dengannya

Penulis: Himesama
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-12 22:26:48

Helen terduduk di sofa ruang tengah dengan perasaan gugup yang tidak bisa di ungkap dengan kata-kata, seminggu sudah sejak dia pergi mengurus pekerjaan di luar kota, malam ini suaminya akan pulang. 

Helen menengadahkan kepalanya melirik jam dinding, "Sudah hampir jam 2 pagi, kenapa Davin belum juga sampai dirumah," resahnya dalam hati, selalu saja begitu. 

Tak lama terdengar suara mobil datang, dengan perasaan senang Helen beranjak dan berjalan menghampiri pintu untuk menyambut kepulangan suaminya. 

Piyama dress dengan renda yang sangat indah membalut tubuhnya, belum rambut yang tergerai juga bau parfum mempercantik dirinya. Sekali saja, Helen ingin Davin memperhatikannya. 

Dengan cepat Helen membuka pintu seraya memanggil nama suaminya dengan semangat, "Davin?" seketika raut wajahnya berubah, sayang sekali disana ternyata bukan suaminya-Davin, melainkan Asistennya-Yona.

Yona berdiri di hadapan Helen dengan sangat gugup, tampak ada sesuatu sungkan yang ingin dia katakan, "Nyonya ... T-tuan-" ucapnya terbata lalu terhenti. 

Helen menghela napas kasar, "Asisten Yona, aku sudah tahu, terima kasih sudah dan maaf merepotkanmu," ucap Helen kecewa. Setelah itu Asisten Yona pamit pergi, Helen menutup pintu dan pergi ke kamarnya. 

Sesampainya ia membenamkan tubuhnya diantara bantal dan selimut tebal, kedua tangannya mendekat di dada. Dia menggertakkan giginya menahan berontak air matanya. 

Ada apa dengan hatinya? Resah? Gelisah? Bukankah dia memang selalu seperti itu, tapi mengapa perasaan berharap itu masih ada? 

Satu tahun sudah berlalu semenjak dia menyandang status istri dari seorang pria yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, selama itu juga, diabaikan dan dicampakkan sudah menjadi makanan sehari-hari Helena. Dia tidak tahu mengapa. 

Hari berganti, sampai saat ini Helen masih mengemban pendidikannya di salah satu Universitas di Kota tersebut. Sedangkan Davin sudah bekerja di salah satu perusahaan dan menjabat sebagai Direktur Utama perusahaan bernama Linkai. 

Pagi itu Helen tengah bersiap diri untuk pergi ke kampus, ia dikejutkan oleh ketukan pintu kamarnya, "Nona supir sudah menunggu anda di bawah," ucap bibi mengingatkan.

Helen bersiap dengan tergesa, "Baik Bi, sebentar lagi," balas Helen sembari memasukkan keperluannya ke dalam tas.

Helen tak pandai merias diri, berpenampilan feminim pun nyaris tidak pernah karna menurutnya itu sangat merepotkan. Lain lagi dengan sahabatnya Annie, dia feminim dan cantik. Pantas berdiri di sisi Davin sebagai sekretarisnya. 

Derap langkah kaki tergesa mulai terdengar menuruni anak tangga, bibi yang mendengar hal itu lantas mengambil bekal makan siang yang sudah ia buatkan dan bergegas menyusul Helen. 

"Nona, ini bekal anda," ucap bibi memberikan sebuah kotak makan siang pada Helen, perhatian bibi layaknya seorang ibu membuat Helen senang dan menerima bekal yang sudah dibuatkannya dengan senang hati.

"Terima kasih, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa," ucap Helen sembari melangkah pergi.

Didepan sana sudah terparkir mobil khusus yang disiapkan Davin untuk Helen gunakan, namun saat itu Helen sedang tidak ingin mengendarai mobil ataupun diantar oleh supir. Dia mengatakan bahwa dia akan pergi dengan transportasi umum hari itu.

"Tapi Nyonya ... T-tuan akan marah jika dia tahu," ucap supir.

"Jangan beritahu dia. Kalau begitu aku pegi dulu, sampai jumpa," ucap Helen pergi meninggalkan pak supir sambil melambaikan tangannya. 

Memangnya kenapa kalau dia marah? Apa dia berhak marah? Ingin sekali Helen mengajukan beberapa pertanyaan, sebuah pertanyaan yang siapa lagi yang tahu jawabannya selain Davin. Tapi Davin tidak pernah memberi Helen kesempatan dan selalu mencari alasan untuk menghindarinya.

Setibanya di halte, Helen malah kesulitan mendapatkan tumpangan, "Tch ... Kenapa Bis-nya belum juga datang? Aku bisa terlambat masuk kelas kalau begini," Ia menggerutu, dia sedikit menyesali keputusannya yang memilih pergi dengan transportasi umum. Dia pun memutuskan untuk jalan kaki sembari mencari tumpangan.

Beberapa saat kemudian. 

Nafasnya terengah, entah sudah berapa kilometer dia berjalan kaki namun tak kunjung mendapatkan tranport. Helen menghentikan langkahnya dan terduduk sebentar di kursi pinggir jalan. Dia mengambil botol minum didalam tas lalu meminumnya beberapa teguk. 

Dia kemudian melirik arloji-nya, "Gawat! Ini sudah terlambat, bagaimana ini---Hah?" gumamnya dalam hati, tak lama ia dikejutkan oleh sesuatu yang tak sengaja tertangkap oleh sepasang netranya, suatu abstrak masuk dan melukai hatinya begitu dalam. 

Sebuah mobil hitam melintas di hadapannya, dari kaca mobil yang dibuka Helen melihat suaminya tengah bercanda ria bersama seorang wanita yang tak lain adalah sahabatnya-Annie. Mengapa? 

Helen menundukkan kepalanya, tangan kiri yang memegang botol minuman menutupi wajahnya, menutupi wajahnya yang jelek karna menangis. Hatinya bertanya, mengapa mereka melakukan itu padanya? Adakah Helen berbuat salah pada mereka? 

Kini hatinya menjadi resah, beberapa pertanyaan baru mulai berdatangan dan saling berkecamuk didalam pikir Helen. Tangan dan kedua kaki yang tak hentinya gemetaran, tak lama dia memutuskan untuk pergi.

Tanpa arah, dia ingin pergi ke tempat yang tenang dan hanya ada dia seorang. Merenung. Namun belum Helen menemukan tempat itu, kepalanya terasa pusing dan ia tak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian Helen terbangun, dia membuka matanya perlahan dan dengan memegangi kepala yang terasa pusing dia pun beranjak duduk. Dilihatnya sebuah ruangan asing yang sangat luas nan megah, yang di hadapkan pada pemandangan indah diluar jendela sana.

"Kau sudah bangun?" Suara seseorang mengejutkannya, dengan cepat Helen memutar kepalanya ke arah suara tersebut. Disana dia mendapati seorang pria dewasa berpakaian rapi tengah duduk elegan di sofa salah satu sudut ruangan. 

"Ini Dimana? Siapa kau?" Tanyanya pada pria itu. 

"Rumahku, dan kau bisa memanggilku Ken," ucap Ken seraya berdiri dari posisinya, ia kemudian berjalan perlahan menuju jendela lalu duduk di tepi ranjang tidur didekat Helen.

"Kenapa aku bisa berada disini?" Tanya Helen.

"Heh! Pagi tadi kamu pingsan di depan mobilku di tengah jalan dan membuatku dituduh telah menabrak seseorang, untuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak aku lakukan, aku pun membawamu pergi," balas Ken dengan nada acuh sedikit angkuh dan dingin. 

Helen sudah ingat, dia tersenyum canggung lalu berkata, "Terima kasih," ucap Helen canggung. 

Ken menghela napas kasar, "Ya ya. Hampir menjelang malam, aku akan minta seseorang untuk mengantarmu pulang," ucapnya lalu beranjak, Ken mulai melangkahkan kaki menuju pintu keluar, "Ingat! Jangan melakukan hal itu lagi. Merepotkan tahu! Gara-gara itu aku kehilangan proyek besar!" Omelnya sampai akhirnya keluar dari kamar. 

Helen menghela napas lega, dia kemudian menoleh menatap keluar jendela. Sebenarnya dia tidak ingin pulang, hanya saja dia ingin menanyakan kebenarannya pada Davin maupun Annie, tapi itu juga jika Davin pulang ke rumah.

Seorang pelayan datang dan memberitahu Helen bahwa seseorang yang akan mengantarnya pulang sudah menunggu di luar, Helen turun darij ranjang tidur dan pergi. Sayangnya dia tak bertemu pria itu lagi. 

Jika dilihat lebih teliti, itu bukan hanya sebuah rumah namun sudah seperti sebuah villa besar. Melihat sekeliling Villa yang ditumbuhi pepohonan memungkinkan Villa tersebut berada jauh dari perkotaan. Mungkin akan memakan banyak waktu untuk tiba di rumahnya. 

Sepanjang jalan Helen memandangi pepohonan yang rindang dengan lampu lampu yang sangat cantik, membuat hatinya sedikit merasa tenang. Sampai tidak terasa dia kemudian tertidur pulas.

Bab terkait

  • Pervert Boss becomes Husband    Kemarin malam bermalam dengannya?

    "Nona! Nona!" Seseorang mengguncang bahunya, membangunkannya sambil terus memanggil, "Nona, bangun sudah sampai," ucap supir mobil membangunkan Helen yang tertidur, rupanya mereka sudah sampai di depan rumah Helen.Perlahan Helen membuka matanya, ia menggosok matanya seraya bangkit dari sandaran. Dia melihat paman supir berdiri diluar pintu, tak lama dia membukakan pintu mobil untuk Helen, Helen pun keluar dari mobil."Terima kasih," ucap Helen.Paman supir kembali masuk ke dalam mobil, setelah itu pergi. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul Heoen mulai melangkah kaki. Disana dia melihat mobil Davin terparkir di garasi, "Masih ingat pulang kah?" Batinnya.Langkah demi langkah, sampailah di depan pintu rumah, dengan perlahan Helen mulai membuka pintu. Seketika suasana yang sangat dingin datang menyapa, membuatnya merasa tidak nyaman."Sudah pulang?" Suara itu tampak tidak asing, barulah Helen menyadari adanya seseorang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Pervert Boss becomes Husband    Bertemu pria menyebalkan

    Helen benar-benar tidak pulang, dia menginap di hotel tanpa memberitahu Davin. Esoknya dia keluar dari kamarnya dan melakukan Check out untuk akhirnya pergi ke kampus. Didalam lift Helen melamun, kekacauan didalam kepalanya membuatnya tidak fokus, sampai akhirnya seseorang menyapanya."Nona," panggil seorang pria dalam lift, seketika lamunan Helen buyar, dia kemudian menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu.Ia mendapati beberapa orang pria berpakaian rapi dengan Jas hitam, "Ya? Apakah kita saling mengenal?" Tanya Helen, memperhatikan dengan teliti beberapa pria berjas berdiri di belakangnya itu, dimana yang salah satunya nampak tidak asing.Terhenti sejenak, orang yang memanggilnya tersenyum canggung sementara Helen menaruh tangan di dagunya dan berusaha mengingat orang yang tak asing itu."Nona, beliau Tuan Ken. Beberapa hari yang lalu kami pernah membawa Nona pulang ke kediaman Tuan, apakah sudah ingat?" Tanya pria di sebelah Ken, kini Helen d

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Pervert Boss becomes Husband    Si pengirim pesan

    "Helen Aurora, mahasiswa Universitas Mada, anak bungsu dari pasangan Herles dan Ami. Apa hanya informasi seperti ini saja?" Tanya Ken dengan nada sedikit kesal dan melemparkan lembar berkas itu ke atas meja."T-tuan, saya mendapat informasi dari sebuah rumah sakit yang mengatakan bahwa dia mengalami amnesia sejak 5 tahun lalu karna suatu tragedi yang di alami oleh Nona Helen, sepertinya sebuah penculikan yang membuatnya trauma. Dan satu tahun ini, Nona Helen sudah menikah," beber Dio menambahkan informasi tentang Helen.Tak lama Ken memasang senyum seringai, "Tidak disangka bisa bertemu dengannya lagi. Dio, Universitas Mada ada tugas magang di perusahaan, undang Helen untuk interview dan pastikan terima dia di perusahaan. Beri dia posisi asisten pribadi," ucap Ken memberi perintah pada Dio."Baik, Tuan," balas Dio.Sudah ditemukan, gadis SMA yang 5 tahun lalu Ken cari sudah hampir berada di dalam genggamannya dan Ken tidak ingin melepaskannya lagi. Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Pervert Boss becomes Husband    Tidak ada kesempatan

    "Kau! Siapa kau?" Tanya Helen pada pria asing di depannya itu."Perkenalkan, saya Erwin Bryan, wakil Direktur RB group. Senang bertemu dengan Nona Helen, kami mendengar bahwa Uni Mada menugaskan magang bagi mahasiswanya sebagai gambaran dan percobaan bergelut di bidang perkantoran. Anda mendapatkan nilai terbaik dan kami sangat tertarik. Ini berkas kontrak, silahkan diperhatikan baik-baik kemudian mohon tanda tangan," ucap Erwin, wajahnya asing namun terlihat sangat familiar.Helen jadi gugup, "Tuan, saya ingin memulainya dari posisi biasa saja seperti divisi pemasaran," ucap Helen bernegosiasi."Oh jangan khawatir, justru posisi ini yang terbaik sebagai bahan pembelajaran. Di lembar kertas terakhir, isilah nominal gaji yang Nona inginkan. Dan juga, berhubung magang ini hanya berlangsung beberapa bulan saja, lebih baik Nona tidak menyia-nyiakan kesempatan ini," ucap Erwin bersikeras.Helen membuka lembar demi lembar berkas kontrak yang harus ia tand

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Pervert Boss becomes Husband    Boss menjengkelkan

    "Tuan sudah pulang?" tanya bibi sesaat setelah Davin tiba dirumah siang itu. Davin tidak banyak bicara dan melangkah pergi ke lantai atas menuju kamarnya. Bibi terus menatap Davin seperti ada yang ingin dia katakan padanya, "Tuan ... Semalam Nona Helen menunggu Tuan pulang," ucap bibi.Davin berhenti sejenak, dia sedikit menoleh sambil melempar tatapan dingin, "Setiap malam dia selalu menungguku pulang, dia juga tahu aku jarang pulang ke rumah 'kan." Katanya, kemudian melanjutkan langkahnya."T-tapi Tuan, semalam Nona memasak banyak makanan untuk merayakan diterimanya dia bekerja. Nona ... Nona juga Berdandan dan menunggu Tuan pulang, tapi Tuan tidak pulang," ucap bibi."Nanti aku jelaskan ke dia, bibi jangan khawatir," balas Davin terdengar acuh tak acuh. Seiring menghilangnya Davin dari pandangan, bibi menghela napas kasar.Sementara itu.Hari pertama bekerja Helen akan melakukan yang terbaik, dia sudah mempunyai nama sebagai ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Pervert Boss becomes Husband    Kita bercerai saja

    Malam hari, Davin turun kelantai bawah untuk menyantap makan malam. Setibanya dia tidak melihat Helen disana kemudian dia meminta menghampiri bibi dan berkata, "Panggil Nona untuk makan malam," perintahnya.Alih-alih menjalankan perintah Davin, bibi malah diam dengan raut wajah ragu seperti ada ingin dia katakan, "Tuan ... itu ... Sebenarnya Nona---""Aku tidak makan dirumah," ucap Helena yang tiba-tiba muncul dengan gaun yang sangat cantik dan riasan wajah cantik membuat Davin terpesona seketika saat melihatnya. Ditentengnya tas kecil sembari berjalan anggun dengan sepatu heelsnya.Davin menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala lalu bertanya, "Kemana kau akan pergi?"Helen sedikit mengabaikan pertanyaan Davin yang diajukan untuknya, dia berjalan pergi, "Aku ada makan malam bareng atasan, jadi tidak makan dirumah. Tidak pulang larut malam juga kok," ucap Helen kemudian pergi begitu saja.Gaun cantik yang sedikit terbuka membuat Davin se

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Pervert Boss becomes Husband    Pria dengan mulut wanita

    Satu jam kemudian mereka sampai di rumah, Davin menggendong Helen yang tertidur dan membawanya ke kamar. Dibaringkannya tubuh ringan Helen, Davin menatap Helen cukup lama pada wajah yang sudah kehilangan senyumnya saat bersama dengannya."Helen ... Andai peristiwa itu tidak pernah terjadi, kita mungkin tidak akan seperti ini. Tidak akan saling menyakiti," ucapnya pada Helen yang tengah tertidur. Tak lama Davin menaruh tangannya di kepala Helen, kemudian mengelusnya lembut, "Tapi hal itu juga tidak luput kesalahanku, Helen maafkan aku," tambahnya.Malam berlalu, Davin menemani Helen tertidur. Sebenarnya dia sendiri tidak bisa memahami perasaannya pada Helen. Jika mengatakan Davin mencintai Helen itu sangat naif, faktanya Davin menikahi Helen hanya karna rasa bersalah atas peristiwa 5 tahun lalu yang telah menimpa Helen.Sesuatu yang sangat ia simpan rapat-rapat dan menyembunyikannya dari Helen. Bersyukur Helen mengalami amnesia sejak saat itu, jika tidak, entah s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Pervert Boss becomes Husband    Kelinci yang tidak patuh

    Dengan menggunakan segala cara dan juga bujukan, Helen akhirnya lolos dari hukuman dan omelan sang Boss, disayangnya dia harus merelakan bekal makan siangnya, "Ah bekal makan siangku ... Huhuhu ...," gumamnya dalam hati sembari menemani Ken menyantap sarapannya.Meski lolos dari hukuman berat, Ken tetap menyuruh Helen untuk berdiri di dekat pintu sebagai peringatan untuknya. Tak butuh waktu lama, Ken menyikat habis makan siang milik Helen tersebut, "Lumayan," ucap Ken sambil menyeka bibirnya menggunakan tisu."Ja-jadi ... Apa saya sudah bisa duduk sekarang?" tanya Helen."Tidak, belum. Kemarilah." pintanya, Helen tidak tahu apa yang dia inginkan namun dia memilih untuk mematuhinya dan mulai berjalan menghampirinya. Entah apa yang sedang Ken pikirkan didalam kepalanya dengan senyum menyeringainya itu, menanti kedatangan Helen.Merasa ada yang tidak beres dan mencurigakan dari sikap Ken, Helen menghentikan langkahnya untuk berjaga-jaga. Seekor kelinci

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-24

Bab terbaru

  • Pervert Boss becomes Husband    Bubu

    Esok hari di kamar Helen, Ken dan yang lainnya datang pagi-pagi sekali untuk membahas rencana lebih lanjutnya, dan untungnya team susulan sudah datang tepat waktu yang terdiri dari Dio, Alice, Yohan dan Mike. Mereka duduk lesehan diatas karpet dengan posisi melingkar untuk mendiskusikan rencananya."Dengarkan, hanya aku yang memiliki kartu undangan disini dan sesuai aturan bahwa aku bisa pergi dengan seorang pendamping wanita nanti. Tapi rencanaku adalah, Erwin akan pergi menggantikanku dengan Helen sebagai pendamping wanitanya," ucap Ken."A-apa? Kenapa aku?" kaget Erwin, yang lainnya hanya mengangguk-anggukan kepala mereka tanda setuju sedangkan Helen nampaknya masih linglung."Kau dan aku seperti saudara kembar, tidak ada yang mengenali apakah itu aku atau kau. Biar aku jelaskan, mereka mengetahui bahwa Jackly juga mengundangku di acara itu dan mereka pasti tidak akan tinggal diam. Mereka akan mengira kau sebagai aku dan perhatian mereka akan selalu tertuju p

  • Pervert Boss becomes Husband    Salah siapa?

    Rumah Davin.Malam hari seseorang menekan bel pintu rumah Davin, Davin yang tengah terduduk di ruang tengah nampaknya memang sedang menunggu seseorang itu datang. Segera setelah itu dia pun beranjak dan membukakan pintu.Disana berdiri Annie dengan dress cantik, dia menghampiri dan langsung memeluk Davin. "Selamat malam, Davin," ucapnya. Davin terdiam, Annie kemudian mendekatkan wajahnya hendak mencium Davin namun Davin menghindar."Bukankah Helen tidak dirumah?" tanya Annie.Davin melepaskan tangan Annie yang tengah bertengger di lehernya. "Aku memintamu datang karna ada urusan kantor," ucap Davin seraya masuk ke dalam rumah."Aku tahu, tapi bukankah ini sudah terlalu lama? Kau juga baru kembali, 'kan." Annie kembali memeluk Davin dari belakang."Annie jaga sikapmu, ada orang lain dirumah ini," peringat Davin dengan nada datar, dia kembali melepaskan tangan Annie dan mereka pergi ke ruang kerja untuk membahas pekerjaan.Seperti perus

  • Pervert Boss becomes Husband    Helen tidak peka

    Beberapa hari kemudian, Helen akhirnya mendapatkan ijin dari Davin. Meski begitu, malam itu tidak ada hal lain yang terjadi diantara mereka. Lebih cepat lebih baik, siang nanti mereka sudah akan pergi ke negara S.Ken, Erwin dan Helen pergi ke bandara diantar oleh beberapa pekerja lainnya, mereka menaruh harapan besar pada mereka bertiga. Untuk pertama kalinya juga Helen akan pergi ke luar negeri."Suaminya memberikannya ijin untuk pergi, Davin mungkin bersikap abai pada Helen tapi jika menyangkut reputasinya dia tidak akan dengan mudah memberikan ijin pada Helen untuk pergi bersama pria lain. Itu berarti mungkinkah ...." Segera Ken menoleh ke arah Helen. Hah?" kaget Ken, dia menghentikan langkahnya.Erwin dan Helen terheran, namun Ken kemudian memegang tangan Helen dan memutar badan Helen seperti sedang memeriksa sesuatu, "Helen apakah dia menyentuhmu?" tanya Ken membuat mereka terkejut."A-apa yang kau katakan.""Katakan padaku apa dia menyentuhm

  • Pervert Boss becomes Husband    Malam ini temani aku

    Esoknya, di kantor.Jam kerja sudah masuk 5 menit lebih namun Helen belum juga sampai di ruangan, hal itu membuat Ken kesal. Ken terus menghubungi nomor Helen namun Helen tidak mengangkat telponnya. "Wanita ini sudah berani kah?" kesalnya menggenggam erat ponselnya.Brak!Tetiba pintu terbanting dan berdiri Helen disana dengan napas terengah. "Maaf aku terlambat," ucap Helen kemudian menutup pintu lalu berjalan menuju meja kerjanya."Bonus minum 5 juta karna telat, minum 5 juta sudah membanting pintu ruangan Derektur," ucap Ken."Ya, terserah bos saja," balasnya acuh tak acuh. Ken tidak tahu apa yang terjadi pada Helen pagi itu. Biasanya jika menyangkut uang Helen akan heboh sendiri, namun kali ini dia terlihat tak acuh.Ada yang Helen lupakan, Ken berdiri dan beranjak dari tempat duduknya untuk menagih kopi paginya. Suara langkah kaki terdengar sangat jelas, namun Helen tidak menghiraukan hal itu.Brak!Ken menggeb

  • Pervert Boss becomes Husband    Mimpi di siang bolong

    Beberapa saat kemudian, Dio datang dengan membawa banyak makanan dan camilan serta beberapa minuman untuk mereka.Dio menatap Ken dengan menaikkan alisnya, tersirat sebuah kalimat yang ia tanyakan pada Ken. Kemudian Ken membalasnya dengan tangan berbentuk 'OK' dengan senyuman nakal di bibirnya."M-mereka bersekongkol," gumam Helen yang mengetahui hal itu. Tak lama setelah itu ponsel Ken berdering, dia beranjak dan pergi untuk mengangkat telpon."Ya Erwin? Bagaimana?" tanyanya."Kak, aku sudah dapat informasinya, tapi akan lebih jelas jika dibicarakan secara langsung. Aku akan pulang malam ini dan membahasnya denganmu," balas Erwin dalam telpon."Baiklah, tapi bisa beritahukan secara garis besarnya?" tanya Ken yang merasa penasaran dengan hasil penyelidikan Erwin."Baiklah. Orang tua Helen tinggal dengan baik disini bersama seorang pria muda yang kemungkinan adalah Kakak Helen, dia CEO dari suatu perusahaan di negara J," tutur Erwin."

  • Pervert Boss becomes Husband    Yang lebih manis dari pada Teh

    Bang!Bang!"Tidaaaaaaak!! Marck tolong aku!" teriak Sean tak kala tubuhnya diseret oleh monster yang sangat besar, sementara Marck terus menembak monster itu dengan pistol di tangannya."Sean! Jangan bergerak, aku pasti akan menyelamatkanmu!" seru Marck seraya berlari menghampiri Sean, kini dia memegang sebuah bom di tangannya."Tidak! Jangan lakukan itu Marck. Tak apa, tinggalkan saja aku disini. Pergilah Marck, tetap lah hidup," ucap Sean dengan berlinang air mata, tidak ada yang bisa diselamatkan lagi, desa dan orang-orang sudah dibinasakan oleh monster itu."Sean ... kita ... kita akan hidup bersama, 'kan? Kita akan mempunyai anak yang manis dan lucu, karna itu ... karna itu ... pasti akan menyelamatkanmu," ucap Marck menahan air mata."Marc, aku mencintaimu. Aku ingin kau tetap hidup, hanya kau. Pergilah Marck!" balas Sean. Tanpa disangka, Sean mengambil sebuah bom dari balik pakaiannya.Bruk! Menyaksikan hal itu membuat lutut M

  • Pervert Boss becomes Husband    Dua sahabat

    "Tidak, Helen tidak sedang hamil," balas dokter.Setelah kesalahpahaman selesai, mereka pun masuk ke dalam ruangan dan melihat Helen yang tengah berbaring. "Direktur Ken, ada yang ingin aku bicarakan denganmu secara pribadi," ucap Davin menghampiri Ken, mereka pun pergi.Davin pergi ke halaman dari rumah sakit dan diikuti oleh Ken, kemudian mereka terduduk di sebuah kursi."Apa yang terjadi pada Helen? Kenapa kalian bisa bersama?" tanya Davin."Aku memang mengajaknya bermain di taman hiburan hari ini, tapi tidak hanya Helen, aku ajak adikku dan dia ajak temannya. Dan soal yang terjadi ... itu ... aku yang membuatnya seperti ini," aku Ken."Katakan dengan jelas," pinta Davin."Aku bertanya padanya tentang 5 tahun lalu," balas Ken membuat Davin terkejut, bagaimana mungkin ada seseorang yang mengetahui tentang kejadian 5 tahun lalu."Apa yang kau tahu tentang 5 tahun lalu? Kenapa menanyakan hal itu pada Helen?" tanyanya mulai emosi. 

  • Pervert Boss becomes Husband    Robekan kecil luka masa lalu Helen

    Hari yang sangat menyenangkan. Seingat Helen, itu pertama kalinya dia datang ke taman hiburan dengan temannya. Grey, Erwin maupun Ken merasa senang bisa melihat Helen yang tertawa ria menikmati hari bersama mereka."Hey, temani aku beli ice cream," ajak Erwin pada Grey, Grey menyetujui ajakan Erwin dan pergi meninggalkan Helen dan Ken.Kesenangan yang membuatnya lupa waktu, karna adanya Jane disana membuat Helen merasa tidak enak telah menelantarkan suaminya, dia kemudian mengambil ponselnya di dalam tas."Ayo duduk disana sambil tunggu mereka," ajak Ken menarik tangan Helen. Terduduklah mereka berdua.Helen membuka ponselnya dan mengirim pesan pada bibi. "Bi ... Jangan lupa buatkan makan siang untuk tuan. Aku akan pulang sebentar lagi." Begitu isi pesan yang Helen kirim. Helen terdiam, menunggu balasan dari bibi."Helen, ayo naik Bianglala," ajak Ken."Tunggu Grey dan Erwin kembali dulu, lagian aku takut ketinggian, sendiri saja ya," Helen

  • Pervert Boss becomes Husband    Cerita Grey

    "Hei!" bentak Grey saat Ken membawa Helen pergi, namun geraknya terhenti oleh Erwin yang menahannya. Dilihatnya Helen, dia mengisyaratkan sesuatu bahwa dia akan baik-baik saja, jadi Grey tidak perlu khawatir.Entah apa yang Ken pikirkan, dia membawa Helen ke parkiran dan memintanya masuk ke dalam mobil. "Bukankah disini taman hiburannya?" tanya Helen diam terpaku di luar mobil."Masuk!" Ken mendorongnya masuk. Raut wajahnya serius, namun ada rona merah di pipinya, matanya juga tampak sedang gelisah. Helen tidak mungkin menolak permintaan Ken, dia kemudian masuk ke dalam mobil."Sekarang apa? Ampun deh bos satu ini," gumamnya dalam hati."Kau melupakan sesuatu," ucap Ken."Bos, kenapa kita berada disini? Aku tidak enak meninggalkan Grey disana," ucap Helen mengalihkan pembicaraan. Ken terdiam sejenak, merasa heran Helen pun meliriknya. "Ada apa? Apa kau demam?" tanya Helen.Ken menoleh kearah Helen, menatap dengan tatapan mendalam. Dia kemudi

DMCA.com Protection Status