Bab 4
Rumah Dahlia no 1
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .
Tak lama ibu Rini, ibunda kak Renata datang menghampiri Tatiana.
"Nak, ini hadiah dari kami terimalah" kata bu Rini sambil menyerahkan sebuah bungkusan kado.
"Loh tante ngga usah repot-repot "ujar Tatiana.
"Sudah terima saja dan buka dulu kadonya" kata bu Rini.
"Ibuku sudah bersusah payah memilihnya, sampai capek tahu menemani ibu berbelanja" kata Tian, kakak kedua Renata.
"Hahahaha, kau ini Tian! Semoga suka yah" kata ibu Rini sambil membelai rambut Tatiana.
"Ibu senang anak perempuan, sayangnya ibu sudah tidak bisa melahirkan lagi" lanjut Tian menambahkan.
"Kalau saja aku masih bisa melahirkan sekali lagi. Ingin rasanya punya anak perempuan seperti mu." kata bu Rini sambil terus mengelus rambut Tatiana.
"Terimakasih tante, hadiahnya sangat bagus." kata Tatiana saat sudah membuka kado nya, di dalam kotak ada pulpen dengan hiasan kristal Swarovski dan sebuah gelang berbentuk kupu-kupu dengan kristal Swarovski juga .
"Coba kau tuliskan nama mu di sini "kata bu Rini memberikan sebuah notes.
Tatiana pun menuliskan nama sendiri dengan tangan kiri, yah dia kidal.
"Wah kau juga kidal sama dong seperti Natan dan suami tante, mereka berdua kidal" kata bu Rini lagi.
"Oh benarkah, kalau di keluarga kami cuma aku saja yang kidal " ucap Tatiana.
"By the way siapa pria di samping mu tidak mau di kenalkan" kata kak Tian sambil melirik ke sebelah.
"Oh ini Ryan, dia adalah teman spesial" ucap Tatiana
"Ryan, ini kak Tian dan bu Rini , keluarga kak Renata" ucap nya kembali memperkenalkan mereka semua.
"Salam kenal tante dan kakak, saya Ryan Cakrawinata" kata Ryan sambil mengulurkan tangan ke kak Tian.
"Oh jadi kau anaknya dokter Rendi Cakrawinata yah. Pantas wajahnya mirip"kata kak Tian sambil membalas uluran tangan Ryan.
"Iya kok kakak tahu ayahku" kata Ryan
"Tentu saja , karena aku adalah dokter junior di rumah sakit yang sama dengan ayahmu , pantas saja wajahmu terasa familiar" kata Tian.
"Wow kak Tian juga dokter yah, hebat donk" puji Tatiana
"Duh belum sehebat ayah Ryan, aku masih dokter baru" kata Tian kembali.
"Sudah dulu yah kami pamit dulu, kalian lanjutkan saja makannya." kata bu Rini
"Sekali lagi, terimakasih banyak yah tante Rini " ucap Tatiana.
"Iya sayang " kata bu Rini sambil berlalu pergi.
"Bu, apa benar anak itu! Memang seh kebiasaan nya sedikit mirip dengan Ayah, tapi kita harus mengujinya" kata Tian
"Tenang saja tadi ibu sempat membelai rambut nya, dan ambil sehelai, coba kau test dulu" perintah bu Rini
"Baiklah bu " kata Tian
Setelah 20 tahun ,cepat atau lambat pasti akan bertemu . Yah seharusnya terjadi biarlah terjadi. Batin bu Rini dalam hatinya.
Semenjak hari ulangtahun kemarin. Ibu Titi semakin jarang sekali terlihat.
Kata Ayah, Ibu sedang liburan bersama adiknya ke luar negeri sekalian pemotretan promisi iklan produk kosmestik dan parfum.
Memang ibu ini sangat spesial. Berbeda karakter dengan ibu lainnya.
Sejak pertemuan dengan bu Rini, Tatiana jadi merasa iri kepada Renata. Bisa punya ibu sebaik beliau ,yah kadang bu Rini video call atau mengirimkan masakan kerumah. Bu Rini lebih perhatian daripada ibu kandung sendiri.
Oia Ayah juga sudah setuju dengan hubungan kak Haris dan kak Renata, jadi setelah surat cerai kak Haris beres di bulan ini. Sekitar 4 bulan lagi mereka akan bertunangan .
Tatiana tahu kalau ibunya masih marah dan mengamuk mendengar berita rencana pertunangan kak Haris. Sebenarnya kami pun bingung dengan alasan ibu menolak kak Renata.
Cuma masalah kesalahpaham di masa lampau tapi masih membenci sampai sekarang. Entah masalah apa.
Sore ini ,ada jadwal kontrol ke rumah sakit.
Dan di sini Tatiana bertemu dengan kak Tian , saat kami sedang mengobrol beberapa suster datang menyapa dan mengatakan kalau dia dan Tian sangat mirip, dan bertanya apakah aku adik nya?
ehmm memang seh sekilas kami tampak serupa, cuma bedanya Tatiana berambut ikal seperti ibunya.
"Tatiana, masuklah dokter Rendi sudah menunggu" kata salah satu suster.
"Baiklah, terimakasih suster" jawabnya
"Kak Tian pamit yah, sampai jumpa lagi" kata Tatiana kembali.
"Yah sampai jumpa adik manisku" seru Tian.
Tatiana pun masuk dan menyapa "Sore Dokter Rendi."
"Sore Tatiana, bagaimana kabarmu?" tanya Dokter Rendi.
"Dok, kenapa sekarang kalau ada luka sulit sembuh yah, kadang juga timbul ruam ruam kebiruan?"
"Itulah gejala Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang), karena itu kamu membutuhkan donor sumsum tulang belakang. Sebenarnya saya agak bingung kenapa hasil test terhadap anggota keluarga mu tidak ada yang cocok yah. Bahkan golongan darah berbeda." ucap dokter Rendi.
"Ehmm sebenarnya Ayah saya berbeda dengan kakak yang lainnya, tapi ibu tidak mau memberitahu siapa ayah kandung saya." ungkap Tatiana menjelaskan.
"Jadi itu alasan nya, maafkan om yah Tatiana kalau pertanyaan tadi membuka luka di hati mu " lanjut Dokter Rendi.
"Tidak apa-apa, memang itulah kenyataannya" ucap Tatiana.
"Lalu bagaimana usaha ayahmu, apakah sudah ada orang yang cocok?" Tanya dokter Rendi.
"Belum ada dok, kira-kira berapa lama lagi saya akan bertahan dok?" tanya Tatiana.
"Paling lama setahun, karena kondisi jantungmu juga sudah kurang baik. Kita harus segera menemukan pendonor yang tepat." Papar dokter Rendi.
"Baiklah dokter, terimakasih atas penjelasannya. Tolong rahasia kan ini dari siapapun, termasuk juga ke Ryan." pintaku.
"Baiklah Tatiana, jaga kondisi mu baik-baik kalau rasa ada yang tidak beres langsung telepon om yah." Perintah dokter Rendi.
"Siap! terimakasih banyak yah om atas bantuannya selama ini" ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan ruangan.
Tatiana berjalan ke halaman parkir dan memilih menangis di sana.
Di belakang rumah sakit, menangisi keadaannya. Mengapa dia harus lahir seperti ini.
Sakit-sakitan, tidak berguna bahkan sang Ibu juga membencinya.
Apa gunanya dia lahir, Tuhan tolong bantu! Sebaiknya dia meninggal saja sekarang, Batinnya dalam hati.
Tanpa dirinya sadari ternyata Renata berjalan mendekat.
"Dek, sedang apa di sini?" Tanya kak Renata
"Kak, huaaa... hiks... hiks" rintihnya tanpa sadar terus menerus menangis di pelukan Renata, meluapkan segala beban yang mengganjal di hati.
Selama ini hanya di pendam sendirian. Bahkan Ryan tidak tahu apapun mengenai sikap ibu dan rahasia siapa ayah kandungnya.
Entah mengapa dia bisa curahkan semua ke kak Renata.
"Sudahlah dek, Tuhan sudah berikan kamu kesempatan untuk hidup, maka hiduplah dengan baik! Tidak perlu menyesal dan jangan dendam kepada ibumu. Seburuk-buruknya sikapnya, dia tetaplah ibu yang melahirkan mu ke dunia ini dengan berkorban nyawa. Kita tidak pernah bisa memilih siapa yang akan menjadi orangtua kita. Yang pasti belajar ikhlas saja dan berusaha memahami keadaan yang ada. Setiap masalah pasti ada maksud Tuhan, dan ingatlah Tuhan tidak pernah memberikan pencobaan melebihi kekuatan manusia, saat kau tidak sanggup DIA akan datang menolong mu, kamu sekarang pulanglah dan berdoa kepada Tuhan, dia akan buka jalan untukmu. Cepat atau lambat masalahmu pasti akan bisa selesai" tutur Renata dan menasehati.
Entah mengapa perkataan nya meneduhkan diri. Hati yang sudah mulai putus asa tadi, seperti mendapat sedikit cahaya. Tatiana kembali memupuk harapan! Jangan sampai putus asa dan mudah menyerah.
"Terimakasih yah kak, tolong rahasiakan ini dari siapapun yah. Tatiana pulang dulu," ucapnya sambil melambaikan tangan.
"Ada sopir kan atau mau kakak antar pulang?" tanya Renata
"Ngga usah kak, ada kang Narji kok! Lagipula kak Renata mau jemput kak Tian kan." Jawabku.
"Iya seh, sekarang mau makan malam keluarga. Makanya kakak jemput Tian dulu. Yah sudah ,kamu hati-hati di jalan! Bilang sama kang Narji jangan ngebut" ucap Renata.
"Iya tenang saja kak, sampai jumpa" balas Tatiana sambil menuju ke arah mobilnya.
Sebenarnya saat itu mereka tidak sadar kalau ada sosok lain yang juga memperhatikan kedua nya dari tadi.
Dia adalah ibu Rini , ibunda Renata yang ikut menjemput anaknya ke rumah sakit . Bu Rini langsung menanyakan kepada Renata apa yang membuat diriku menangis dan Renata pun menceritakan kepada ibunya. Karena dia tahu kalau ibunya juga sangat menyayangi Tatiana, seperti anak kandungnya sendiri.
Bu Rini menunjukkan ekspresi terkejut! Dia baru tahu mengenai sakit Tatiana dan perlakuan ibu kandungnya, ada sedikit rasa geram di hatinya. Tapi karena ada anaknya, dia berusaha meredam dan mencoba bersikap biasa .
#PerumahanBejo23
#NezhaHauw
Bab 5Rumah Dahlia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .Tak lama Tian pun datang, dan mereka bertiga bergegas meluncur ke sebuah restoran. Di sana sudah ada Natan dan Papa.Malam ini mereka akan makan bersama, merayakan ulangtahun sang kepala rumah tangga, pak Nanda.Malam harinya setelah dari restoran. bu Rini tidak bisa lagi menahan gejolak di hatinya, Dia memanggil Tian untuk berdiskusi di teras belakang.Yah hanya Tian lah yang mengetahui rahasia itu.Selama ini di sembunyikan dengan rapat oleh Ibu Rini dan tanpa mereka berdua ketahui ternyata ada seseorang yang juga mendengar percakapan malam ini.Orang ini tidak menyangka kalau maksud hatinya ingin memberikan camilan kepada Ibunya malah membuat dirinya mengetahui sebuahrahasia pent
Bab 6Rumah Dahlia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .Kencan ganda , begitulah agenda kali ini. Hanya kak Tian saja yang tidak membawa wanita sebagai pasangan, hanya seorang pria yang dia bilang sahabatnya, namanya Hosea.Oia Hosea adalah ahli anatesi, dan dia cukup ahli di bidangnya. Saat makan siang bersama, Hosea menceritakan bagaimana jahilnya Tian saat kuliah, kata kak Hosea selama dia hidup sampai saat ini, orang yang pernah membius nya hanya Tian saja.Dulu mereka berdua masih menjadi dokter magang di sebuah rumah sakit di pedalaman, dan saat itu Tian dengan sengaja menyuntikan cairan anestesi dan Hosealah yang jadi kelinci percobaan, Tian membohongi Hosea dan mengatakan kalau itu suntikan vitamin.Ternyata ini adalah salah satu k
Bab 7Rumah Dahlia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .Tak lama setelah selesai membelikan jajan anak-anak.Haris datang menjemput. Tatiana pun pamit pulang sama mereka semua, ramai sekali lambaian tangan dari anak-anak kecil ini. hati menjadi sangat damai melihatnya."Dek gimana hari pertamamu, sukses jadi guru?" tanya Haris."Iya kak, sekarang dede sudah tahu harus buat apa kedepannya" ucapnya."Memangnya mau apa?" tanya Haris."Tatiana mau buat hidup ini lebih bermanfaat lagi untuk orang lain, dan ngga mau egois lagi! terlalu meratapi nasib" ucapnya dengan yakin."Baguslah, kamu harus lebih ceria yah" ucap haris."Yoi kak, by the way habis ini kakak ada urusan ngga?""Ngga ada dek, ada apa?""Temanin mampir ke pasar mainan na
Bab 8Rumah Dahlia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .Pagi hari,Ada suara berisik di luar sana. Ternyata kak Tian datang, astaga nekat juga dia untuk nyusul kami kemari."Dasar adik yang pilih kasih, masa main ke vila ngga ngajak ngajak kakak seh " protes Tian dengan marah ke Renata.Tian bahkan menjitak kepala adik perempuannya."Aduh sakit tahu, apaan seh! Pakai jitak kepala segala. Kenapa datang kemari? Ini khusus cewek tahu" ucap Renata dengan ketus."Lah mau tanya lagi, tahu kan alasannya bosen di rumah sakit, yah nyusul lah kemari " ucap Tian dengan santai dan langsung duduk di sebwlah Renata."Dasar egois, bilang saja kalau kamu lagi suntuk. Makanya mau ikutan kemari. Kenapa ngga kalan sana sama temanmu. Ingat jang
Bab 9Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini ."Tatiana tunggu! Jangan jalan cepat-cepat dong, duh kak Tian lelah tahu belum tidur dari semalam. Kamu jangan lari"ucap kak Tian sambil mengejarku dengan ngos ngosan.Dia sebenarnya jengkel sekali dengan sikap ibunya, entah apa alasan dia tidak suka dengan keluarga kak Renata.Sejauh yang dia lihat keluarga ini sangatlah baik. Dia bisa merasakan kasih sayang dari mereka. Uh ibu buat badmood pagi-pagi kalau tahu begini. Dia ngga akan ke tempat syuting itu, gumam Tatiana dalam hati."Oh maaf kak Tian sepertinya aku berjalan terlalu cepat yah." ucap Tatiana sambil berhenti berjalan menunggu kak Tian datang."Kenapa seh kau berlari begitu, seperti di kejar setan saja." kata kak Tian sambil ceng cengesan."Sudahlah ayo kita pulang dulu. kak Tian
Bab 10Rumah Dahlia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .Tian PovAda apa seh dengan Renata? Kenapa dia begini yah. Kok nyuruh aku jujur, ada apa seh sebenarnya, gumam Tian dalam hatinya.Di dalam kamar Tian sibuk dengan berbagai praduga.Duh anjing di vila tetangga kenapa berisik sekali seh! menggonggong terus, Astaga ini sudah lewat tengah malam. Kenapa malah berisik seh, aku pakai earphone saja lah. Masalah Renata akan aku tanyakan besok saja begitu kami sampai di rumah, gumam Tian dalam hati dan mencoba untuk tidur."Wah benar-benar yah si Renata, masa langsung pergi. Pake ninggalin aku lagi."Bi dari kapan non Renata berangkat?"tanyanya"Barusan den, mungkin sekitar 15 menit deh" kata Bibi."Ini gara-gara anjing di sebelah nih, semalam kenapa men
Bab 11 Rumah dahlia no 1 Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini . Sesampai di rumah sakit, keduanya langsung di bawa ke UGD, aku langsung menelepon kedua orangtuaku dan Haris. Memberitahu kecelakaan ini. Tak lama pak Handjoyo dan Haris datang ke rumah sakit, Papa dan Mama juga datang begitu juga dengan kak Natan, bahkan kak Tiara dan suaminya juga datang. Semua keluarga berkumpul. Kami semua berkumpul di depan ruang UGD, kemudian dokter datang memberi tahu kalau Tatiana memerlukan donor darah. Karena pendarahan nya terlalu banyak, kulihat keluarga Tatiana sangat binggung. Aku tahu alasan mereka binggung karena golongan darah Tatiana spesial. "Ambil darah saya saja dok, kak Natan ayo kita sumbangkan darah kita" ajakku. "Tian bagai
Bab 12Rumah dahlia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita iniTatiana pun belum sadar juga sampai sekarang. dia masih di ICU.Untungnya perlahan kondisi Tatiana membaik, respon tubuhnya mulai membaik dan menerima jantung baru itu.5 hari semenjak peristiwa kecelakaan. tiba-tiba polisi datang ke rumahnya Tatiana di perumahan Bejo 23 , dahlia no 1 ,di jalan Nezha."Selamat siang , apa benar ini rumah ibu Titi?" tanya seorang polisi."iya benar, ada apa yah" jawab bi Inah"ibu Titi ada dimana? tolong panggil beliau"perintah pak polisi"Tunggu sebentar yah pak" kata bi Inah"Tuan...tuan...cepat turun kebawah ada polisi datang mencari nyonya !" Ucap bi Inah mulai panik."Ada apa bi" kata Tiara yang bergegas turun ke bawah dengan ayah
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .Extra Part10 tahun sudah berlalu, sekarang 23 rumah yang ada di perumahan Bejo telah terisi penuh tetapi masih teringat jelas di pikiran Pak Bejo tentang kisah 10 penghuni awal di perumahan.Kisah hidup mereka sangat luarbiasa, melewati penderitaan, berjuang, bertahan hidup dan mengubah nasib.Kali ini Pak Bejo mengundang semua pemilik rumah meskipun ada sebagian dari mereka tinggal di luar negri tetapi komunikasi masih terjalin.Para penghuni awal tak pernah mengetahui kalau sekuriti kesayangan mereka adalah pemilik dan arsitek dari Perumahan Bejo 23.Dan pada moment reuni inilah Pak Bejo ingin mengungkap identitas nya sekaligus bertemu kembali dengan mereka yang telah di anggap anak olehnya.Pera
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .part 15Selanjutnya Alicia dan Dean menghubungi Dokter Virna untuk konsultasi. Setelah benar-benar yakin maka prosedur mulai di lakukan, Alicia tak berhenti terus berdoa.Harapannya untuk menjadi seorang ibu sebentar lagi akan terjadi. Betapa senang dirinya karena mengetahui sekarang sudah ada janin di kandungannya, Dia berhenti dari pekerjaannya dan melakukan bedrest agar kandungannya bisa bertahan melewati tri semester pertama.Kehamilan Alicia membuat Heni dan Dean bersukacita, bayi di perut Alicia sepertinya tahu jadi tidak merepotkan ibunya hanya Dean yang merasakan morning sickness.Setiap pagi dan sore Dean akan muntah, mual mencium aroma minyak kayu putih dan segala macam parfum juga sabun mandi. Dean terpaksa
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .part 14"Dean ayo berangkat ke rumah Heni, terimakasih pak atas bantuannya"kata Alicia ke sekuriti di kantornya."Sama-sama Bu" kata SekuritiKeduanya pun menuju parkiran tempat mobil berada, Dean hanya diam saja sepanjang perjalanan. Sementara itu Alicia hanya menatap jalanan.Sesampainya dirumah Heni, keduanya pun masuk dan di sambut dua orang anak perempuan dari Heni. Di ruang tamu Dean menunggu sambil menemani kedua anak Heni untuk nonton acara kartun."Hilarry mamamu ada dimana?"tanya Alicia"Mama ada di dapur tante" jawab Hilarry anak sulung HeniAlicia pun menuju dapur dan mendapati Heni sedang menggoreng nugget ayam dan sosis."Hen, maaf terlambat tadi Maminya Agus datang
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .part 13"Cia sore ini aku jemput kamu ya" ujar Dean chat whatsapp"Untuk apa?" tanya Alicia"Lah mobilmu rusak kan, tadi aku lihat update status wa mu""Oh iya seh tapi rencananya aku mau pesan online car karena mau mampir dulu ke rumah Heni karena dia lagi sakit dan suaminya di luar kota""Aku temenin deh, Dearly juga lagi les karate sampe malam. Ngga ada kerjaan nih""Baiklah, jam 16.00 ya""Siap Putri Cia"Begitulah chat antara Dean dan Cia hubungan keduanya makin akrab dan seperti sahabat. Keduanya saling jujur kalau takut menikah lagi karena pernah gagal. Jadinya hanya persahabatan hang mereka jalani.Sementara itu Mami sedang bersiap untuk mencegat Alicia saat pulang kantor, &nb
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .part 12Sidang terakhir tengah berlangsung, hari ini keputusan hakim untuk pernikahan Alicia dan Agus.Kedua orang ini hadir dengan pengacara masing-masing ,Naima juga hadir. Inilah pertama kalinya kedua nya bertemu.Setelah persidangan Naima mendatangi Alicia dan mengucapkan terimakasih karena mau mengalah dan meminta maaf.Alicia dengan lapang hati memeluk Naima dan berkata "Jaga dengan baik anak kalian, berhati-hatilah dengan ibu Bang Agus""Aku mengerti maksudmu, Anak kami adalah prioritas utama aki tak ingin dia kekurangan dan Mami tak akan bisa mencampuri keuanganku"kata Naima"Baguslah kau harus tegar jangan sepertiku yang jadi sapi perah" lanjutnya"Tentu saja, terimakasih atas saranmu" uja
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .part 11Ting tong... ting tong...Alicia bergegas membuka pintu karena yakin kalau itu Dean yang datang dan benar saja memang sang mantan, Cinta pertamanya yang datang.Dean menyerahkan buket bunga lili ke Alicia dan juga kantong kecil berisi gelang emas."Dean ngga usah repot-repot bawa hadiah" ujar Alicia"Ambilah dulu aku pernah janji mau belikan kado untuk ulang tahunmu tapi kau malah pindah rumah jadi anggaplah ini hadiah yang tertunda" bujuk Dean"Terimakasih, langsung makan saja ya."Keduanya pun menuju meja makan, semua makanan telah di atur dengan baik oleh Alicia."Ehmm enak sekali masakanmu, kau hebat Alicia" puji Dean saat sudah makan beberapa suapan."Terimakasih"
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .part 10Sidang perceraian pertama telah selesai, kedua belah pihak sepakat tak datang. Sementara proses sidang yang akan terus berlangsung dalam beberapa bulan kedepan. Alicia pun menjual/kontrakan rumahnya, sekarang sisa rumah saja karena semua perabotan telah dijualnya dan sekarang dia tinggal di sebuah apartement dekat kantornya.Suasana yang berbeda membuat dia makin betah di rumah barunya, apartemen ini hanya dia sewa sementara sambil menunggu perceraian dan menyelesaikan beberapa pekerjaan.Suami tantenya yang memang warga sana telah mencarikan pekerjaan untuk Alicia, sebagai staf administrasi di kantor sahabatnya.Tuhan memang baik, semua sudah di siapkan dengan sempurn
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .part 9"Kenapa di antara banyak mini market malah ketemu tukang selingkuh secepat ini. Hilang mood aku lihat wajahnya"gerutu Heni kesal saat berada di dalam mobil.Alicia hanya tertawa, sambil melihat sekilas dengan siapa mantan suaminya berbicara. Sepertinya wanita hamil itulah selingkuhan nya dan sedang mengandung anak Bang Agus."Sudahlah, ngga usah perdulikan mereka. Lihatlah mungkin itu wanitanya, perutnya tampak hamil. Smoga mereka berbahagia dan punya banyak anak" ucap Alicia dengan tulus"Lah kenapa malah doain yang bagus buat mereka, yuk langsung pergi. Tak tahan berlama-lama satu tempat dengan mereka" ujar Heni yang jelas sekali masih kesal."Hahaha kamu lucu deh say kalau marah
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .part 8Selesai makan, Naima menelpon Agus mengajaknya makan di luar. Alasan Naima lagi mengidam ikan lele goreng dan es buah.Kebetulan memang rencana belanja kebutuhan rumah jadi aku pun mengiyakan permintaan calon istriku ini. Bergegas mandi dan memakai pakaian, menstarter motor lalu pamitan ke Mami sebelum pergi."Mi, mau keluar sebentar beli sembako. Mi ada uang bensin ngga, Agus kehabisan uang cash" kata Agus"Ini uangnya dan antarkan ini ke Naima" ujar Mami sambil memberikan kantong plastik dan uang dua puluh ribu."Okey, Agus pamit ya Mi""Iya hati-hati"Agus pun memacu kendaraannya ke rumah Naima, tampak sang calon istri telah duduk di teras depan sambil bermain hand