Madeline begitu tenang saat mengatakan itu, tapi kata-katanya terasa seperti gunung es yang berat di hati Jeremy.Dia menatap punggung Madeline dan mengikuti wanita itu ke pintu sambil menahan rasa sakit.Dia melihat Ryan membukakan pintu untuk Madeline. Kemudian, Madeline tersenyum dan masuk mobil sebelum akhirnya pergi bersama Ryan.Di bawah langit malam, tatapan Jeremy sedingin air es.'Linnie, apakah kita tidak ditakdirkan untuk bersama?’'Jika itu masalahnya, mengapa Tuhan membiarkan kita bertemu lagi setelah bertahun-tahun berpisah?’'Mengapa Dia membiarkan kita saling mencintai dan saling membunuh?’'Mungkin, hal terakhir yang tersisa yang bisa kulakukan untukmu sekarang adalah ini.'Dia menundukkan kepalanya dan menatap cincin di jari manisnya saat lapisan es muncul di bawah kedua matanya.…Di dalam mobil.Madeline melihat ke luar jendela tanpa berkata apa-apa.Dia melihat jarinya yang tanpa cincin dan menyentuhnya dengan ringan.Ketika lampu lalu lintas berubah menjadi mera
“Sepertinya Rye kita tertarik pada Miss Montgomery. Dia tidak pernah mengambilkan makanan buat Naomi ketika dia membawa pulang gadis itu terakhir kali. Dia lima kali mengambilkan makanan untuk Miss Montgomery tadi!”"Miss Montgomery memang luar biasa, tapi dia sudah menikah dan punya tiga anak."“Ya, kurasa Rye harus menjaga jarak dengan Miss Montgomery kalau-kalau seseorang mulai menyebarkan desas-desus tentang mereka lagi.”Mrs. Jones mengangguk setuju. Kemudian, dia mengirim pesan ke ponsel Ryan untuk memberi tahu putranya.Ketika Ryan melihat pesan dari ibunya, dia tahu kedua orangtuanya bermaksud baik, tetapi dia juga tahu kalau Madeline sedang dalam proses menceraikan Jeremy.Madeline tak bisa memberi tahu orang luar mengapa dia ingin menceraikan Jeremy.Dia hanya bisa menelan ketidakberdayaan dan keluhannya sendiri.…Jeremy duduk diam dan menyaksikan waktu berlalu. Sudah hampir pukul sepuluh dan Madeline masih belum pulang.Dia tidak kenal baik dengan Ryan dan hanya mendapat
Dia memanggil Madeline dengan berat hati dan memeluk wanita itu erat-erat.Madeline tidak mendorong Jeremy menjauh. Air matanya bagaikan mutiara pada tali yang putus saat jatuh bebas.Cinta dan kerinduannya pada pria ini sebesar rasa bencinya dan betapa dia tidak ingin melihat pria ini sekarang.Namun, dia tak bisa menahan diri.“Aku sangat kesakitan. Jeremy, apa kau mengerti betapa sakitnya aku? Mengapa kau menyakiti kedua orangtuaku dan anak-anak kita?”“Aku hanya ingin mencintaimu saat aku bertemu denganmu, tetapi mengapa kau harus membuatku berhenti mencintaimu dan malah membuatku membencimu? Mengapa?”“Aku bisa menerima kalau kau telah melupakanku dan aku bisa menerima sikap dinginmu padaku ... aku bahkan bisa menerima kau tinggal bersama Lana siang dan malam, tapi bagaimana kau mengharapkan aku menerima kenyataan bahwa kau membunuh kedua orangtuaku? Bagaimana? Bagaimana aku harus menghadapi itu? Katakan padaku!"Madeline mengalami guncangan emosional. Dia merasakan sakit yang lua
Dia tak bisa mengetahui apa yang salah sebenarnya, tetapi Jeremy sepertinya kesakitan. Pria itu terus bertanya pada dirinya sendiri pertanyaan yang sama sambil mondar-mandir. Bahkan sepasang matanya yang tajam dan bijaksana pun menjadi keruh.Setelah beberapa saat, Jeremy mengambil surat cerai di lantai dan merobek-robeknya menjadi beberapa bagian di depan Madeline.“Linnie, aku tidak ingin menceraikanmu. Kau akan menjadi istriku selamanya.”“Aku tidak akan mengganggumu dan Pudding lagi. Aku akan keluar dan menjagamu dari luar.”“...”Madeline duduk di tempat tidur dengan tercengang. Dia menatap ke punggung Jeremy dan tak bisa mencerna apa yang sedang terjadi.Setelah dia kembali sadar dan menjernihkan pikirannya, dia merasakan sakit hati menyebar ke sekujur tubuhnya.Dia tak tahu apakah Jeremy akan berjaga di depan pintu sepanjang malam, tapi dia mendengar beberapa suara dari balik pintu.Jeremy mondar-mandir di depan pintu sambil mengepalkan dan melepaskan kepalan tangannya berulang
Dia melihat pria itu duduk di kursi sudut. Tangannya yang indah dan tampak bersih dengan anggun memegang cangkir kopi yang mengepul.Dia menatap wajah pria itu, tetapi di bawah pencahayaan redup, wajah pria itu disembunyikan oleh kegelapan.Lana tidak yakin. Dia menyelinap ke lantai dua agar dia bisa menemukan posisi yang baik untuk melihat lebih dekat wajah pria itu. Namun, ketika dia hendak melihat ke atas, dia mendengar ponselnya berdering.Pria itu sedang meminum kopinya ketika dia tiba-tiba membeku. Kemudian, pria itu memelototi Yorick dengan dingin.Yorick turun dan melihat Lana yang mencoba naik ke atas."Kenapa kau di sini?" Yorick bertanya, mencoba menariknya ke bawah saat dia mencoba naik.Lana berjuang dalam ketidakpuasan. “Itu dia, ‘kan? Siapa dia? Berani-beraninya dia menyuruh-nyuruh kamu?”“Sebaiknya kau tidak berbicara sebelum berpikir,” tukas Yorick memperingatkan.“Hmph.” Lana mencibir dengan sombong. “Ada apa, Yorick? Kau adalah pemimpin Stygian Johnson dan kau meneri
“Lana!” Yorick sangat marah. “Kau akan naik penerbangan pulang ke Negara F besok pagi! Kau tidak diizinkan untuk kembali ke Glendale lagi!”Lana menggertakkan gigi-giginya dan menendang meja tamu sebelum berlari keluar dari pintu.Setelah Lana pergi, Fabian berjalan sambil tersenyum nakal ke sebelah Yorick dan bertanya, “Hei, apakah itu benar? Benar-benar ada pria seperti itu yang memiliki kekuatan untuk membuat pemimpin geng Stygian Johnson membungkuk dan mengesot untuk menjilatnya?”Yorick menatap Fabian yang polos dengan ekspresi muram di wajahnya."Fab, kau harus pulang ke Negara F dengan kakak perempuanmu.""Tidak mau, masih ada sesuatu yang ingin aku lakukan di sini." Fabian menolak. Kemudian, dia bertanya, “Kenapa kau tidak memberitahuku siapa pria itu? Apakah aku tahu dia?""Lebih baik jika kau tidak tahu tentang ini," kata Yorick dalam-dalam. Kemudian, dia akhirnya memperhatikan rambut cokelat Fabian. “Kau telah banyak mengubah penampilanmu baru-baru ini. Apa kau pacaran denga
Lana menatap sosok yang terpantul di belakangnya dan merasakan jantungnya berdetak kencang.Dia memutar kepalanya dengan perlahan, dan segera saja, wajah Jeremy yang tampan namun menakutkan tercermin di kedua matanya.Pria itu berdiri dengan punggung menghadap cahaya. Keberadaannya semakin menguatkan tekanan yang sangat besar dari dirinya, seolah-olah ada gunung es di pundaknya. Pada saat ini, dia memancarkan aura yang menakutkan.Lana merasakan jantungnya berdetak kencang, tetapi dia dengan cepat menjadi tenang dan tetap bersikap arogan. "Jeremy, kau menculikku? Lepaskan aku sekarang!”Nada suaranya sama angkuhnya seperti biasanya. Tentu saja, dia tahu dia tak akan bisa membodohi Jeremy lagi karena pria itu telah mengingat semuanya.Lana menatap pria tanpa emosi itu dan mengangkat kepalanya sebanyak yang dia bisa.“Jeremy, kau orang yang sangat pintar, tapi tidakkah kau tahu siapa yang lebih cocok denganmu? Eveline tidak cocok untukmu. Selama kau tetap bersamaku dan setuju untuk menja
Itu adalah rokok yang dia hisap dan juga dia berikan pada Jeremy. Tapi, yang dia berikan pada Jeremy ditambahi dengan sesuatu yang lain.Ketika Jeremy tiba-tiba melemparkan kotak rokok itu ke wajahnya, Lana tahu apa yang sedang terjadi."Apa yang kau masukkan ke dalam rokok itu?" Jeremy bertanya dengan dingin.Lana tidak berani menjawab. Dia hanya bisa berpura-pura batuk karena syok.Jeremy tak punya waktu untuk bertele-tele dengan wanita itu, jadi dia berjalan ke sisi lain dengan dingin.Saat Lana melihat itu, dia mengangkat kakinya lalu menendang Naomi yang pura-pura mati."Bangun! Gigit tali ini!” Dia memberi perintah dengan suara rendah.Tapi, Naomi terus berpura-pura mati. Dia pikir Jeremy hanya akan membalas dendam pada Lana. Dia hanya mengikuti Lana ke dalam mobil dengan linglung setelah minum terlalu banyak. Dia adalah korban di sini.“Naomi!” Lana menjerit. Ketika dia akan menendang Naomi lagi, dia merasakan cairan dingin mengalir dari kepala ke jari kakinya."Aaah!" Dia berte