Namun, Madeline mengamuk setelah Jeremy melakukan itu. “Jeremy, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku! Aku ingin perempuan ini menebus kejahatannya terhadap kedua orang tuaku!”Dia meronta, dan tiba-tiba, pria itu dengan dominan menariknya ke dalam pelukannya. "Linnie, jangan lakukan ini. Aku tahu kau sedih karena Mom dan Dad telah tiada, tetapi itu tidak ada hubungannya dengan Miss Johnson.”Apa?Madeline terkejut. Dia menatap pria yang memanggilnya 'Linnie' dengan suara lembut di depannya, ekspresi tidak percaya melintas di wajahnya.Namun, Jeremy melanjutkan sambil memeluknya erat-erat, “Linnie, kau sangat tidak stabil sekarang. Aku akan mengantarmu pulang agar kau bisa beristirahat.”Lana dan Naomi curiga saat melihat Jeremy bertingkah seperti itu.Apakah ingatan pria itu telah kembali?Tidak.Itu tidak mungkin.Lana kemudian melihat Jeremy menatapnya. “Miss Johnson, aku sangat menyesal. Istriku menjadi sangat tidak stabil karena kematian mertuaku. Kuharap kau bisa memaafkannya atas a
Ketika Jeremy menanyakan hal itu, Madeline sedikit terkejut.Namun, menatap sepasang mata sipit yang dalam itu, Madeline tidak memiliki harapan untuk pria itu lagi. Kedua mata pria itu juga semakin dingin.“Jeremy, mulai sekarang, aku, Eveline Montgomery, pelan-pelan akan menyingkirkanmu dari hatiku. Kau tidak akan menjadi orang yang paling aku cintai lagi. Sebaliknya, kau akan menjadi orang yang paling aku benci!”Ekspresi Jeremy sedikit berubah setelah mendengar Madeline mengatakan itu tanpa ragu-ragu. Lengannya di sekeliling wanita itu pun menjadi lunglai.Madeline melepaskan diri dari pelukan Jeremy dan melepas cincin kawinnya di depan pria itu.Namun, seolah-olah cincin itu mengerut dan dia tak bisa melepasnya tak peduli seberapa keras dia menariknya.Madeline berteriak dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk melepaskan cincin itu. Dia masih berusaha keras mengulangi usahanya melepas cincin itu bahkan ketika jari-jarinya menjadi lecet karena gesekan.Jeremy menatap Madeline yang
Setelah Ava mengatakan itu, sekretaris Madeline mengetuk pintu. "Mrs. Whitman, ada seorang pemuda membawa buket mawar yang mengatakan kalau dia ingin bertemu dengan Anda. Dia menunggu di luar sekarang."“Seorang pemuda? Mawar?” Ava bingung. “Maddie, apakah dia pengagummu? Apa dia pikir Jeremy sudah mati dan karena itulah dia mengejarmu sekarang?”Madeline juga berpikir demikian. Karena itu, dia menyuruh Coco untuk menolak pemuda itu.Namun, setelah beberapa saat, Madeline mendengar suara yang dikenalnya dari luar ruangan kantornya. “Ratu-Ku, lama sekali tak jumpa. Apa kau sudah melupakanku?”Ketika mendengar suara itu, Madeline melihat wajah acuh tak acuh Fabian muncul di depannya.Ava bingung. "Maddie, siapa ini?""Aku teman dekat Eveline," kata Fabian nakal. Kemudian, dia mengangkat alisnya dan berjalan ke depan Madeline."Aku benar, ‘kan?" Dia bertanya sambil tersenyum. Kemudian, dia melihat mata Madeline merah dan tampak seperti baru saja menangis.Senyum Fabian menghilang dan dia
Matanya terpaku pada Madeline, dan jantungnya tiba-tiba mulai berpacu.Wanita itu tampak sangat menakjubkan di depannya sekarang.Madeline memiliki aura dingin di sekelilingnya, dan tidak ada senyum di wajah mungilnya. Namun, semakin dingin wanita itu, semakin menawan pula dia terlihat.Meskipun Madeline tidak mengenakan pakaian mewah, terlihat jelas kalau wanita itu memakai sedikit riasan.Dia juga bisa melihat garis merah di sekitar jari manis tangan kiri wanita itu yang memegang tas genggam.Garis merah itu adalah luka saat Madeline melepaskan cincinnya dengan paksa.Fabian membawa Madeline ke lantai dua. Ketika mereka berjalan melewati Jeremy, Madeline berpura-pura tidak melihat pria itu dan hanya melewatinya.Jeremy meraih lengan kurus Madeline dengan ekspresi kesedihan di matanya. "Kenapa kau di sini?"Madeline bahkan tidak menatap Jeremy. "Itu bukan urusanmu," jawabnya dingin dan terus berjalan ke atas setelah dia melepaskan tangannya dari cengkeraman Jeremy.Jeremy langsung saj
Bagaimana bisa dia menyetujuinya? Namun, dia ketakutan saat melihat sepasang mata gelap Yorick.Dia menatap Madeline dan menggigit bibirnya. Kemudian, dia berkata dengan enggan, “Eveline, kau sangat ingin aku minta maaf padamu, ya? Baiklah, aku akan meminta maaf padamu!”"Tunggu." Madeline menghentikannya.Lana frustasi. "Apa lagi yang kau mau?""Sudah kubilang aku mau kau berlutut dan meminta maaf," kata Madeline menekankan, sepasang matanya tampak tegas."Kau ... Eveline, dikasih hati minta jantung kau, ya!" Lana sangat marah.Namun, ekspresi Madeline tetap tidak berubah. "Apa artinya berlutut dan meminta maaf dibandingkan dengan dua nyawa?""Ya, tidak ada artinya!" Fabian menimpali di sebelah Madeline.Lana memelototi Fabian sebelum menatap Yorick.Namun, Yorick teguh pada keputusannya. Jika Madeline ingin Lana berlutut, maka Lana harus berlutut.Lana belum pernah mengalami penghinaan seperti ini sebelumnya. Dia menggigit bibirnya dan berlutut di depan Madeline tanpa pilihan.Madeli
Saat Madeline melompat keluar dari mobil, pikiran Jeremy menjadi kosong.Ketakutan dan kengerian yang tak terlukiskan merayap ke tenggorokannya."Linnie!"Saat dia dengan refleks mengulurkan tangannya untuk meraih Madeline, tubuhnya juga menerkam ke arah wanita itu melompat.Karena inersia dan kekuatan benturan, Jeremy menahan Madeline saat mereka berguling beberapa kali di jalan sebelum akhirnya berhenti.Kemudian, mobil itu menabrak pagar pembatas jalan dengan suara keras. Ban mobil itu dengan ganasnya bergesekan dengan aspal.Namun, Jeremy tak peduli dengan mobil atau luka-lukanya dan menggendong wanita yang tidak sadarkan diri itu dalam pelukannya.“Linnie! Linnie!”Dia menopang kepala Madeline dan menepuk-nepuk pipinya."Jangan tidur, Linnie."Suara nya bergetar, dan dia tak mengerti mengapa dia begitu takut sekarang.Hanya ketika dia merasakan sesuatu yang lengket di belakang kepala Madeline, dia baru menyadari kalau tangannya berlumuran darah.Jantungnya mencelos dengan ganas.D
Suara prihatin Ava terdengar di telinga Madeline.Madeline memalingkan wajahnya dan mencoba mencari Ava dalam kegelapan. Namun, dia tak mendapatkan apa-apa. "Ava?"“Maddie, apa yang terjadi tadi malam? Kenapa kau dirawat di rumah sakit? Siapa yang mengirim pesan kepadaku dari ponselmu?”Madeline membuka matanya untuk mencoba melihat lagi setelah dia mendengar suara kekhawatiran Ava. Namun, semuanya masih gelap di depannya.Dia mengangkat tangannya dan meletakkannya di depan matanya, tapi dia bahkan tak bisa melihat garis tangannya.Heh, dia buta lagi.Dia memejamkan matanya dan mengambil napas dalam-dalam.“Maddie, Maddie?” Ava sangat khawatir.Madeline hanya menggelengkan kepalanya. “Ava, aku baik-baik saja. Kau tak perlu mengkhawatirkan aku. Demi anak-anak, aku tak akan membiarkan apa pun terjadi padaku.”Dia berjanji, lalu mengingat apa yang terjadi setelah dia melompat keluar dari mobil.Dia terlalu impulsif.Ketika dia memikirkan kedua orangtuanya yang meninggal secara tragis dan
Ketika Madeline merasa dirinya digendong, dia terkejut. Namun, di detik berikutnya, dia mendorong pria itu.“Heh, Linnie? Apa yang sedang kau mainkan, Mr. Zimmerman?” Madeline mencibir. "Apa kau di sini untuk melihatku mempermalukan diriku sendiri karena kau tahu aku buta?"Dia tertawa dan bertanya. Meski tak bisa melihat, dia berdiri tegak dan tidak meringkuk atau menunjukkan sedikit pun rasa takut.“Jeremy, dengar, bahkan jika aku buta, aku tidak akan membiarkanmu macam-macam denganku. Aku terus-terusan menangis akhir-akhir ini karenamu, dan aku akan membuatmu membayar dua kali lipat untuk itu!”Melihat wanita lemah namun tangguh di depannya, Jeremy menekan rasa sakit di hatinya dan perlahan berjalan ke depannya."Linnie, aku ingat."Ketika dia mengatakan ini, suaranya yang lembut dan dalam mengalir ke telinga Madeline dengan halus.Rasanya seolah-olah semuanya membeku dalam waktu ketika bangsal itu menjadi sunyi.Madeline bingung. Kemudian, dia mendengar suara yang dikenalnya mengul
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka