Lana merendahkan tatapannya. "Eveline, apa ini putramu?"Madeline buru-buru menarik Jackson ke belakangnya karena dia takut Lana akan melakukan sesuatu pada anak itu. “Jack, masuk ke dalam dan tinggal bersama Lilly. Jangan keluar.”Jackson mengerutkan kening. “Tapi Mommy…”"Dengarkan aku. Masuklah sekarang.”"Oke." Jackson mengangguk dan menatap Jeremy yang menatapnya. "Daddy, kapan kau pulang? Lilly dan aku sudah kangen,” tambah lelaki kecil itu sebelum menatap Jeremy dengan enggan dan masuk ke dalam.Jeremy menatap kosong anak kecil yang pergi itu. Tiba-tiba, tanpa alasan dia merasa sedih.Namun, tatapannya langsung kembali lagi ke Madeline.Jelas kalau wanita itu telah menangis sebelumnya. Namun, karena dari lahir sudah cantik, wanita itu tetap memukau meski tidak dalam kondisi terbaiknya.Lana tidak memperhatikan kalau Jeremy terus-terusan menatap Madeline dan hanya menata rambutnya dengan gelisah.“Eveline, putramu sama sepertimu. Kalian berdua suka mencari masalah dan cari mati!”
"Siapa suruh kedua orangtuanya menyelidiki latar belakangku?" Lana tidak terganggu. Baginya, uang dan kekuasaan jauh lebih berharga daripada nyawa manusia.“Hans, Eveline lumayan cantik. Mungkinkah kau jatuh cinta padanya?” Lana bertanya sambil mendekatkan tubuhnya.“Mana bisa seorang perempuan membosankan seperti dia dibandingkan denganku? Dia cuma cantik, tapi kecantikan bukanlah segalanya.”Lana memercayai pesonanya. Ketika dia melihat Jeremy diam, dia tersenyum lalu menyanjung pria itu.“Hans, apa kau menyalahkanku karena bertindak terlalu jauh? Kau harus paham bahwa kami tidak dapat membiarkan orang mengetahui latar belakang Keluarga Stygian Johnson. Jika tidak, kami akan mendapat masalah. Kau tidak ingin sesuatu terjadi padaku, ‘kan?”Jeremy tersenyum dangkal setelah mendengar itu. "Tentu saja tidak.""Aku tahu kau tidak akan mau." Lana tersenyum malu-malu sambil mencoba mendekati Jeremy untuk mendapatkan ciuman. Namun, Jeremy tiba-tiba menyuruh pengemudi untuk berhenti."Hans, k
Jeremy memusatkan seluruh perhatiannya pada kerang berwarna-warni itu.Tiba-tiba, gambar yang sama muncul lagi di otaknya.Di bawah terik matahari musim panas, dia memunggungi seorang gadis kecil saat dia berlari di sepanjang pantai dengan tergesa-gesa.Gadis kecil itu melingkarkan lengannya di lehernya dan memanggilnya dengan manis...Plaak!Ketika Jeremy tenggelam dalam kilas baliknya dan hendak mendengar gadis kecil itu memanggil namanya, dia menerima tamparan keras lagi dari Madeline.Madeline menarik lepas kalung dari lehernya di depan Jeremy dan melemparkannya ke tanah.“Seharusnya aku melupakanmu. Kau tidak membunuh kedua orangtuaku, akulah yang melakukannya! Aku seharusnya tidak memaafkanmu dan aku seharusnya tidak memberimu kesempatan untuk memulai kembali!”Madeline mendorongnya dan mulai berlari.Jeremy melihat punggung Madeline sebelum berjongkok untuk mengambil liontin kerang yang pecah itu.Liontin kerang yang tampak biasa saja, tetapi entah mengapa, kerang itu terlihat s
Madeline menatap pria yang tersenyum itu dengan heran. "Apa kau baru saja mengatakan kalau aku menyelamatkanmu, Mr. Jones?"Ryan terkejut saat mendengar itu. Kemudian, dia mengangguk."Tapi aku tak tahu apakah kau ingat ini." Ryan memegang sebuah koin.Madeline menggelengkan kepalanya dengan bingung. "Tidak.""Jadi kau memang sudah melupakannya." Ryan terkekeh pelan. Ketika dia hendak menjelaskan, Mrs. Jones masuk.Dibandingkan dengan sikap agresifnya hari itu, kali ini wanita itu terlihat jauh lebih ramah dan bersahabat.“Aku mendengar apa yang terjadi dengan rumahmu, Miss Montgomery. Jika kau tidak memiliki tempat tinggal untuk saat ini, kau bisa tinggal di kamar tamu kami. Aku minta maaf atas apa yang terjadi sebelumnya dan aku harap kau tidak mengingatnya.”Madeline meletakkan cangkirnya dan bangkit dari tempat tidur. “Terima kasih atas kebaikan Anda, Mrs. Jones. Itu hanya kesalahpahaman, jadi saya tidak akan mengingatnya.”Dia melihat waktu dan menyadari kalau sekarang sudah pagi
Saat Lana mendengar itu, dia terkejut karena dia pikir dia salah dengar.Namun, tatapan Madeline tajam. Dia kemudian dengan paksa menarik Lana ke belakang dan menendang lutut kanan perempuan itu.Lana tidak siap. Dengan kaki kanan tertekuk, dia sekarang berlutut dengan satu lutut di depan Madeline.Tak ada yang menyangka Madeline melakukan itu, dan Lana juga tercengang.Namun, dia langsung jadi kesal. Dia mengangkat kepalanya dan hendak berdiri, tapi Madeline tiba-tiba menampar wajahnya dengan keras.Lana marah. "Eveline, kau—"Ketika dia hendak menyumpahi dan memberi peringatan, Eveline dengan sikap dominan meraih dagunya. Sepasang mata dingin Madeline dipenuhi dengan api balas dendam yang menyelimuti Lana erat-erat."Minta maaf!" Madeline menatap lurus ke arah Lana. Kemudian, dia mengeluarkan foto polaroid dari sakunya. Itu adalah foto Eloise dan Sean yang dia ambil ketika mereka masih hidup. "Minta maaf pada kedua orangtuaku!"Ketika Lana melihat foto itu, dia mengerti apa yang dika
Namun, Madeline mengamuk setelah Jeremy melakukan itu. “Jeremy, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku! Aku ingin perempuan ini menebus kejahatannya terhadap kedua orang tuaku!”Dia meronta, dan tiba-tiba, pria itu dengan dominan menariknya ke dalam pelukannya. "Linnie, jangan lakukan ini. Aku tahu kau sedih karena Mom dan Dad telah tiada, tetapi itu tidak ada hubungannya dengan Miss Johnson.”Apa?Madeline terkejut. Dia menatap pria yang memanggilnya 'Linnie' dengan suara lembut di depannya, ekspresi tidak percaya melintas di wajahnya.Namun, Jeremy melanjutkan sambil memeluknya erat-erat, “Linnie, kau sangat tidak stabil sekarang. Aku akan mengantarmu pulang agar kau bisa beristirahat.”Lana dan Naomi curiga saat melihat Jeremy bertingkah seperti itu.Apakah ingatan pria itu telah kembali?Tidak.Itu tidak mungkin.Lana kemudian melihat Jeremy menatapnya. “Miss Johnson, aku sangat menyesal. Istriku menjadi sangat tidak stabil karena kematian mertuaku. Kuharap kau bisa memaafkannya atas a
Ketika Jeremy menanyakan hal itu, Madeline sedikit terkejut.Namun, menatap sepasang mata sipit yang dalam itu, Madeline tidak memiliki harapan untuk pria itu lagi. Kedua mata pria itu juga semakin dingin.“Jeremy, mulai sekarang, aku, Eveline Montgomery, pelan-pelan akan menyingkirkanmu dari hatiku. Kau tidak akan menjadi orang yang paling aku cintai lagi. Sebaliknya, kau akan menjadi orang yang paling aku benci!”Ekspresi Jeremy sedikit berubah setelah mendengar Madeline mengatakan itu tanpa ragu-ragu. Lengannya di sekeliling wanita itu pun menjadi lunglai.Madeline melepaskan diri dari pelukan Jeremy dan melepas cincin kawinnya di depan pria itu.Namun, seolah-olah cincin itu mengerut dan dia tak bisa melepasnya tak peduli seberapa keras dia menariknya.Madeline berteriak dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk melepaskan cincin itu. Dia masih berusaha keras mengulangi usahanya melepas cincin itu bahkan ketika jari-jarinya menjadi lecet karena gesekan.Jeremy menatap Madeline yang
Setelah Ava mengatakan itu, sekretaris Madeline mengetuk pintu. "Mrs. Whitman, ada seorang pemuda membawa buket mawar yang mengatakan kalau dia ingin bertemu dengan Anda. Dia menunggu di luar sekarang."“Seorang pemuda? Mawar?” Ava bingung. “Maddie, apakah dia pengagummu? Apa dia pikir Jeremy sudah mati dan karena itulah dia mengejarmu sekarang?”Madeline juga berpikir demikian. Karena itu, dia menyuruh Coco untuk menolak pemuda itu.Namun, setelah beberapa saat, Madeline mendengar suara yang dikenalnya dari luar ruangan kantornya. “Ratu-Ku, lama sekali tak jumpa. Apa kau sudah melupakanku?”Ketika mendengar suara itu, Madeline melihat wajah acuh tak acuh Fabian muncul di depannya.Ava bingung. "Maddie, siapa ini?""Aku teman dekat Eveline," kata Fabian nakal. Kemudian, dia mengangkat alisnya dan berjalan ke depan Madeline."Aku benar, ‘kan?" Dia bertanya sambil tersenyum. Kemudian, dia melihat mata Madeline merah dan tampak seperti baru saja menangis.Senyum Fabian menghilang dan dia