Madeline bisa merasakan Jeremy mendesaknya. Karena itu, dia meraih tangan pria itu. "Jeremy, apa kau percaya padaku?"“Ya.” Jeremy menjawab tanpa ragu. Tatapan lembut muncul di kedua matanya. "Tapi Linnie, biarkan aku berbagi beban denganmu."Madeline memberi tahu Jeremy setelah dia merasakan ketulusan pria itu, “Jeremy, semuanya akan d iberes kan secepatnya. Kau hanya perlu tahu alasan kenapa aku bersikap dingin padamu adalah karena aku mempunyai beberapa hal yang harus aku rahasiakan.”Jeremy bingung. Kemudian, dia bertanya, "Linnie, kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya?""Aku tidak ingin mengambil risiko." Madeline menahan keinginan untuk memberi tahu Jeremy bahwa Lilian masih hidup. "Aku tak bisa mengambil risiko."Jeremy tak berani bertanya lagi setelah melihat tekad di kedua mata Madeline.Dia menggenggam tangan Madeline dan meletakkannya di sebelah bibirnya sebelum menciumnya. “Sudah cukup bagiku mengetahui ada alasan lain kenapa kau mengabaikanku dan bersikap dingin pada
Madeline ingin menikmati kebersamaan ini dengan Jeremy setelah mengetahui semua kesulitan yang pria itu alami, tapi seolah-olah Jeremy mulai kehilangan kendali.Madeline membuka matanya dan meraih tangan Jeremy. “Kita masih punya waktu, jadi jangan lakukan ini sekarang.”Jeremy tak bisa mengendalikan dirinya, tapi dia juga tak mau melawan keinginan Madeline. Karena itu, dia hanya bisa memeluk wanita itu dan tidur.…Felipe tak tahu kalau Madeline ada di kamar Jeremy.Dia pikir Madeline masih di tempat Fabian.Fabian Johnson.Felipe merasa sangat muak dengan pemuda itu.Bukan hanya karena Madeline berpihak pada Fabian, tapi juga karena Cathy dibuat cacat oleh Keluarga Stygian Johnson.Dia membuka laci dan mengeluarkan sebuah album foto.Album foto itu penuh dengan foto-foto Cathy.Semua itu foto ketika dia pertama kali mensponsori gadis itu sampai di hari Cathy lulus. Semua foto gadis itu disimpan di album ini.Cathy tampak manis dan polos, memberi kesan gadis baik-baik di depan orang
Jeremy tahu dia tak bisa menyembunyikan itu lagi dari Madeline. Meski begitu, dia tidak mengangguk. Sebaliknya, dia menjelaskan dengan lembut, “Linnie, ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya saja…”"Apa?""Kau mengalami gejala-gejala kambuh." Jeremy merasa kata-kata itu sangat sulit untuk diucapkan.Kambuh?Madeline ingat bagaimana dia jatuh sakit ketika dia mengandung Jackson.Rasa sakitnya masih terasa segar sampai sekarang setelah dia mengingatnya lagi.Dia menyentuh perutnya dengan lembut dan akhirnya mengerti mengapa Jeremy bersikeras agar dia menggugurkan kandungannya.“Linnie, jangan terlalu pesimis. Aku sudah menanyakan ini pada dokter dan asalkan kau menjalani operasi, kau akan baik-baik saja. Kemungkinan untuk pulihnya juga hampir 100%.”Dia menggenggam tangan Madeline dan merasa menyesal. Seulas senyum terpaksa muncul di wajah tampannya.“Linnie, sebenarnya … sebenarnya, tidak apa-apa jika kita hanya punya Jackson. Aku tidak ingin melihatmu menderita lagi. Dokter bilang
Ketika dia dulu mengandung Jackson, kesehatannya lebih buruk dibanding sekarang. Saat dia dipenjara dengan tidak adil, dia hampir tak bisa mempertahankan anaknya dan nyaris mati di penjara.Namun, Daniel mengirimkan beberapa pil dan pil-pil itu membantunya melahirkan Jackson dengan selamat.Ditambah lagi, dia juga berjuang sembari berada di ambang kematian untuk beberapa lama.Namun, dia penasaran dengan apa yang Jeremy pikirkan tentang Adam.Pada saat ini, Cathy telah kembali.Dia memberi mereka beberapa pil yang dia dapatkan dari Adam.Ada beberapa pil dalam botol kecil transparan.Ketika Madeline melihat itu, dia langsung mengenali obat itu. "Pil-pil ini...""Aku tahu dirimu tidak akan setuju melakukan aborsi, jadi aku sudah menghubungi Adam jauh-jauh hari."Jawaban Jeremy memecahkan rasa penasaran Madeline.Namun, dia masih tidak mengerti. "Bagaimana kau tahu kalau aku dulu selamat dari penyakitku karena pil-pil Adam?"Jeremy tersenyum, matanya dipenuhi rasa menyalahkan diri sendir
Ketika dia maju untuk melihatnya lebih dekat, pintu ruang kerja terbuka.Felipe masuk.Saat dia melihat Cathy datang tepat waktu, dia melengkungkan kedua sudut bibirnya dengan puas.Cathy terpana melihat senyum dan tatapan lembut Felipe. Namun, ketika dia memikirkan dua anaknya yang telah tiada, dia merasakan hatinya menjadi dingin lagi."Kurasa kau bersedia melakukan apa saja untuk Jeremy sekarang," kata Felipe dalam-dalam, berjalan ke depan Cathy.Cathy memalingkan wajahnya dengan jijik. "Jeremy adalah tunanganku, jadi tentu saja aku bersedia melakukan segalanya untuk pria itu."Senyum Felipe menghilang. Dia tak ingin mendengar Cathy mengatakan kepadanya kalau gadis itu mengkhawatirkan pria lain.“Karena kau sangat peduli padanya, maka mulai sekarang, buat aku senang. Jika tidak, jangan harap Jeremy bisa meninggalkan Negara F dengan selamat.”Ancaman yang masuk ke telinga Cathy bagaikan kata-kata iblis. Sekali lagi, kata-kata itu menghancurkan hatinya.Cathy tak tahu berapa lama wakt
"Cinta dan obsesiku padamu hilang begitu kedua anakku meninggalkan tubuhku."Cathy mendengus."Aku menyesal jatuh cinta pada pandangan pertama pada laki-laki sepertimu."Felipe mencibir. “Sudahi penyesalanmu. Cathy, jangan pernah berpikir untuk melarikan diri dari telapak tanganku selama kau hidup. Kau milikku selamanya.”Sepasang mata posesif Felipe menyelimutinya dan benar-benar membanjiri tatapan Cathy yang dipenuhi dengan perlawanan.…Dalam beberapa hari berikutnya, luka Jeremy perlahan-lahan mulai pulih, tapi masih perlu waktu lebih lama lagi sampai dia pulih sepenuhnya.Dalam beberapa hari ini, Madeline akan datang menemuinya, makan bersamanya, dan memberinya obat.Jeremy mengatakan kepadanya kalau Felipe tidak datang dan menciptakan masalah baginya dalam beberapa hari ini. Pengawal-pengawal Felipe juga berhenti memadati pintu.Madeline merasa ada yang tidak beres. Dia tahu Felipe tidak akan membiarkan Jeremy lolos begitu saja, jadi dia pikir pasti ada sesuatu di balik ini.Ca
Madeline menatap Felipe dengan bangga, "Ya, anakku dan Jeremy."Wajah Felipe langsung menjadi gelap. Dia ingin tahu lebih banyak tentang ini ketika Madeline berkata dengan tegas, “Felipe, anak di perutku ini tidak ada hubungannya denganmu. Kau pikir kita melakukan sesuatu malam itu, tetapi sebenarnya, kau cuma berhalusinasi karena menghirup paket aromaterapi yang aku buat khusus untukmu.”“Kau cuma bermimpi. Cuma mimpi yang kau inginkan untuk menjadi kenyataan.”Felipe percaya dengan keahlian Madeline dalam memadukan parfum, tapi kebenaran ini terlalu berlebihan baginya.Selama ini, dia percaya Madeline sedang mengandung anaknya. Dia pikir dia akhirnya memiliki wanita itu. Dia tak pernah membayangkan bahwa malam yang mereka habiskan bersama tidak lebih dari sekadar mimpi.Dia merasa dirinya menyedihkan, tapi ketika dia berpikir lagi, dia benar-benar bermimpi malam itu. Dalam mimpi itu, wanita yang bergumul dengannya adalah Cathy.“Felipe, mulai sekarang, aku tidak bisa kau ancam. Jika
Mendengar itu, Felipe langsung mengerti.'Eveline, jadi ini kenapa kau berpihak pada Fabian.’'Kau benar-benar wanita yang cantik dan cerdas.’'Tapi, jika kau pikir kau bisa bersatu kembali dengan keluargamu seperti itu, kau masih terlalu naif.’'Mungkin sudah saatnya kau tahu orang seperti apa aku sebenarnya.'…Rumah sakit.Cathy melihat jam dan hendak pergi ke vila sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh Felipe.Namun, ketika dia berbalik, dia melihat Felipe berlari ke arahnya.Wajah pria itu membuat menggigil siapa pun yang melihatnya, dan udara dingin keluar dari tubuhnya. Jelas sekali bahwa pria itu sedang tidak dalam suasana hati yang bagus.Cathy bisa merasakan kalau Felipe ada di sini untuk menciptakan masalah buat Jeremy. Karena itu, dia memblokir pintu."Apa yang kau lakukan di sini? Kau bilang selama aku muncul di vila tepat waktu setiap malam kau tidak akan datang untuk membuat masalah dengan Jeremy.” Cathy mengingatkan Felipe dengan suara lirih. Dia khawatir Jeremy aka