Ketika Madeline mendengar itu, dia tahu dia dalam masalah.Namun, ada perbedaan kekuatan kalau sudah menyangkut laki-laki dan perempuan. Setelah Madeline terlempar ke dalam mobil, mobil itu melesat pergi dengan cepat.Ketika pengawal-pengawal Felipe melihat itu, mereka langsung mengejar mobil van itu dan menelepon Felipe. "Mr. Whitman, seseorang telah menculik Miss Eveline!”"Apa?" Felipe mulai merasa cemas. Pada saat yang bersamaan, dia menerima panggilan lain.Setelah meliriknya, dia langsung tahu apa yang sedang terjadi.Dia menjawab telepon, dan dari ujung satunya, dia mendengar suara arogan seorang laki-laki."Mr. Whitman, aku ingin tahu apa kau punya waktu untuk minum teh denganku? Aku sudah menyiapkan teh hitam terbaik untukmu.”"Apa kau menyuruh orang-orangmu menculik Eveline?"“Aku hanya mengundang Miss Eveline untuk minum teh bersamaku. Bukankah aku juga mengundangmu, Mr. Whitman?” Suara laki-laki itu terdengar arogan.Felipe berkata dengan dingin, “Aku akan kesana sekarang.
“Mr. Whitman, jika kau tidak setuju dengan pengaturan ini, aku khawatir karya seni yang bagus ini tidak akan bisa keluar dari pintu ini. Bukankah begitu, Sayang?”Madeline tak mau membantu salah satu dari mereka setelah melihat ekspresi arogan pemuda itu dan wajah gelap Felipe.Satu-satunya orang yang ingin dia bantu saat ini adalah dirinya, dan Jeremy.Sementara Felipe ragu-ragu, Madeline berdiri dengan senyum cemerlang. "Siapa bilang aku mau keluar dari pintu ini?"Ketika Madeline mengatakan itu, Felipe dan Fabian tercengang.Kedua pria itu menatap wajahnya yang tersenyum, mata mereka dipenuhi dengan kecurigaan dan rasa terkejut.“Eveline, apa maksudmu? Kau ingin tinggal di sini?" Felipe tidak percaya.Madeline menatap Felipe dengan dingin sebelum mengalihkan tatapannya yang indah ke wajah Fabian. "Dia memperlakukanku dengan sangat baik di sini jadi aku tidak ingin pergi."Sepasang mata Fabian berbinar sambil menyeringai. "Apa kau yakin?""Tentu saja." Madeline menatap Felipe dengan
Cathy menyadari ada yang tidak beres dengan ekspresi Felipe ketika pria itu mengatakan itu.Namun, ketika otaknya mencerna apa yang sedang terjadi dan dia hendak mendorong pria itu menjauh, Felipe memeluk pinggangnya dan mengangkatnya."Apa yang kau lakukan? Felipe!” Cathy meronta, tapi dia tak bisa menang melawan Felipe dalam hal kekuatan.Badai mulai muncul di belakang kedua mata Felipe ketika dia bertemu dengan perlawanan Cathy.Gadis ini tidak pernah menolaknya.Tidak pernah!Dia melemparkan Cathy ke sofa dengan marah. Kelembutan yang dulu dia miliki telah lenyap.Cathy mengerutkan kening dalam kesakitan dan mencengkeram lengan Felipe dengan erat.Dia tak pernah menyangka pria ini akan melakukan hal seperti ini padanya.Air mata mengalir di wajah Cathy saat kedua mata Felipe menjadi gelap. Kemudian, dia mencubit wajah memikat Cathy. “Apa kau ingat sekarang? Hm?”Cathy memejamkan kedua matanya dan menolak untuk menatap wajah yang masih sangat dia cintai ini.Dia tak bisa melihat kem
Wajahnya yang anggun dan tampan dipenuhi dengan awan gelap. "Jeremy, apa yang kau lakukan pada Cathy? Kenapa dia begitu patuh padamu? Apa kau akan merampas semua yang aku inginkan dariku, baik itu wanita atau karier ku?”Jeremy berbaring di tempat tidur tanpa mengedipkan matanya. “Apa pun yang dirampas, baik itu orang atau barang, cepat atau lambat akan hilang. Felipe, dulu Cathy sangat mencintaimu, tapi kau tidak menghargai gadis itu.”Felipe seperti mendengar lelucon kolosal. “Memangnya kau dulu menghargai Eveline? Kenapa wanita itu masih tidak mau melepaskan bajingan sepertimu setelah kau hampir membuat wanita itu kehilangan nyawanya?”Jeremy melebarkan kedua matanya yang sipit dan menatap Felipe dengan dingin. “Kita sama karena kita berdua sama-sama bajingan. Tapi, setidaknya aku memperbaiki kesalahanku. Bagaimana denganmu? Apa kau pernah merasakan sedikit penyesalan setelah tahu kalau Cathy bunuh diri karena kamu? Tidak, ‘kan? Kalau kau menyesal, kau pasti akan berhenti mengganggu
Madeline bisa merasakan Jeremy mendesaknya. Karena itu, dia meraih tangan pria itu. "Jeremy, apa kau percaya padaku?"“Ya.” Jeremy menjawab tanpa ragu. Tatapan lembut muncul di kedua matanya. "Tapi Linnie, biarkan aku berbagi beban denganmu."Madeline memberi tahu Jeremy setelah dia merasakan ketulusan pria itu, “Jeremy, semuanya akan d iberes kan secepatnya. Kau hanya perlu tahu alasan kenapa aku bersikap dingin padamu adalah karena aku mempunyai beberapa hal yang harus aku rahasiakan.”Jeremy bingung. Kemudian, dia bertanya, "Linnie, kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya?""Aku tidak ingin mengambil risiko." Madeline menahan keinginan untuk memberi tahu Jeremy bahwa Lilian masih hidup. "Aku tak bisa mengambil risiko."Jeremy tak berani bertanya lagi setelah melihat tekad di kedua mata Madeline.Dia menggenggam tangan Madeline dan meletakkannya di sebelah bibirnya sebelum menciumnya. “Sudah cukup bagiku mengetahui ada alasan lain kenapa kau mengabaikanku dan bersikap dingin pada
Madeline ingin menikmati kebersamaan ini dengan Jeremy setelah mengetahui semua kesulitan yang pria itu alami, tapi seolah-olah Jeremy mulai kehilangan kendali.Madeline membuka matanya dan meraih tangan Jeremy. “Kita masih punya waktu, jadi jangan lakukan ini sekarang.”Jeremy tak bisa mengendalikan dirinya, tapi dia juga tak mau melawan keinginan Madeline. Karena itu, dia hanya bisa memeluk wanita itu dan tidur.…Felipe tak tahu kalau Madeline ada di kamar Jeremy.Dia pikir Madeline masih di tempat Fabian.Fabian Johnson.Felipe merasa sangat muak dengan pemuda itu.Bukan hanya karena Madeline berpihak pada Fabian, tapi juga karena Cathy dibuat cacat oleh Keluarga Stygian Johnson.Dia membuka laci dan mengeluarkan sebuah album foto.Album foto itu penuh dengan foto-foto Cathy.Semua itu foto ketika dia pertama kali mensponsori gadis itu sampai di hari Cathy lulus. Semua foto gadis itu disimpan di album ini.Cathy tampak manis dan polos, memberi kesan gadis baik-baik di depan orang
Jeremy tahu dia tak bisa menyembunyikan itu lagi dari Madeline. Meski begitu, dia tidak mengangguk. Sebaliknya, dia menjelaskan dengan lembut, “Linnie, ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya saja…”"Apa?""Kau mengalami gejala-gejala kambuh." Jeremy merasa kata-kata itu sangat sulit untuk diucapkan.Kambuh?Madeline ingat bagaimana dia jatuh sakit ketika dia mengandung Jackson.Rasa sakitnya masih terasa segar sampai sekarang setelah dia mengingatnya lagi.Dia menyentuh perutnya dengan lembut dan akhirnya mengerti mengapa Jeremy bersikeras agar dia menggugurkan kandungannya.“Linnie, jangan terlalu pesimis. Aku sudah menanyakan ini pada dokter dan asalkan kau menjalani operasi, kau akan baik-baik saja. Kemungkinan untuk pulihnya juga hampir 100%.”Dia menggenggam tangan Madeline dan merasa menyesal. Seulas senyum terpaksa muncul di wajah tampannya.“Linnie, sebenarnya … sebenarnya, tidak apa-apa jika kita hanya punya Jackson. Aku tidak ingin melihatmu menderita lagi. Dokter bilang
Ketika dia dulu mengandung Jackson, kesehatannya lebih buruk dibanding sekarang. Saat dia dipenjara dengan tidak adil, dia hampir tak bisa mempertahankan anaknya dan nyaris mati di penjara.Namun, Daniel mengirimkan beberapa pil dan pil-pil itu membantunya melahirkan Jackson dengan selamat.Ditambah lagi, dia juga berjuang sembari berada di ambang kematian untuk beberapa lama.Namun, dia penasaran dengan apa yang Jeremy pikirkan tentang Adam.Pada saat ini, Cathy telah kembali.Dia memberi mereka beberapa pil yang dia dapatkan dari Adam.Ada beberapa pil dalam botol kecil transparan.Ketika Madeline melihat itu, dia langsung mengenali obat itu. "Pil-pil ini...""Aku tahu dirimu tidak akan setuju melakukan aborsi, jadi aku sudah menghubungi Adam jauh-jauh hari."Jawaban Jeremy memecahkan rasa penasaran Madeline.Namun, dia masih tidak mengerti. "Bagaimana kau tahu kalau aku dulu selamat dari penyakitku karena pil-pil Adam?"Jeremy tersenyum, matanya dipenuhi rasa menyalahkan diri sendir