“Tidak, aku tidak akan mengizinkannya. Sudah berhari-hari berlalu dan aku harus membawa pulang tunanganku.”Tiba-tiba, suara manis seorang wanita terdengar dari pintu ruang bawah tanah.Madeline menoleh dan melihat Yvette mengabaikan pengawal yang agresif saat gadis itu dengan tenang masuk.Felipe melihat kemunculan Yvette yang begitu tiba-tiba dan ekspresi di kedua matanya pun berubah.Dia bahkan merasa jantungnya mulai berdetak tidak menentu.Yvette tidak menghiraukan tatapan Felipe. Dia berjalan ke arah Jeremy, dan ketika dia melihat darah di punggung pria itu, ekspresinya berubah. "Jeremy, kau terluka. Aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang."Yvette menarik pria itu, tapi Jeremy menolak untuk melepaskan tangan Madeline.Ketika Madeline melihat tekad di mata Jeremy, dia menarik tangannya. "Jeremy, pergilah sekarang. Jangan membuat tunanganmu mengkhawatirkanmu.”"Mrs. Whitman benar. Ayo pergi, Jeremy.” Yvette menatap Jeremy, menyadari bahwa selama ini mata pria itu selalu tertuju
Dia masih berusaha untuk secara bertahap memaksa gadis ini mengakui identitasnya, tapi tanpa sepengetahuannya, gadis ini mengekspos dirinya sendiri tanpa ragu-ragu.Saat dia melihat wajah menawan dan menggoda di depannya, dia tak bisa menahan dirinya untuk tidak memikirkan wajah manis dan cantik dari ingatannya.Felipe merasa jantungnya seperti diiris oleh sebilah pisau tak kasat mata. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih pergelangan tangan Cathy, menarik gadis itu ke arahnya.“Ada apa dengan wajahmu? Kenapa kau menjalani operasi plastik? Hanya agar kau bisa berpura-pura menjadi orang asing di depanku?”Nada suaranya dingin, dan matanya tampak angkuh.Namun, tidak ada lagi ketakutan di kedua mata Cathy. Sebaliknya, dia malah melengkungkan bibirnya menjadi seringai jijik."Mr. Whitman, kau terlalu tinggi menempatkan dirimu. Aku menjalani operasi plastik karena aku telah dibuat cacat oleh seseorang.”Kedua pupil mata Felipe mengerut saat kemarahan muncul di bawah matanya. "Apa katamu?
Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, Jeremy merasa kondisinya lebih baik.Dalam dua hari itu, dia sangat merindukan Madeline. Dia juga khawatir apakah wanita itu terus berada di bawah ancaman Felipe. Namun, pada saat ini, Madeline muncul di depannya.Pada saat yang sama, Felipe ada di sebelah wanita itu.Tatapan lembut Jeremy berubah menjadi tajam dalam sekejap.Dia mengabaikan lukanya dan mengangkat selimut untuk bangun dari tempat tidur.Madeline berlari ke arahnya dan menghentikannya. "Hati-hati dengan lukamu."Jeremy memegang tangan Madeline dan menatap wajah wanita itu dengan prihatin. "Apa dia menyulitkanmu?""Kau mau aku menyulitkan Eveline?" Felipe mendengus. "Aku tak punya kelainan suka menindas wanita."Ketika Jeremy mendengar itu, dia merasa kata-kata Felipe itu konyol. “Apa kau tidak merasa malu ketika mengatakan itu? Apa kau lupa soal gadis yang keguguran dua kali dan memutuskan untuk bunuh diri karena putus asa menerima perlakuanmu?”Wajah Felipe menjadi gelap. Sement
Madeline meraih tangan Jeremy dan menempelkannya ke perutnya. “Apa kau senang dengan jawaban ini?”Jeremy terpana. Otaknya tak bisa mencerna apa yang sedang terjadi saat ini.Namun, berangsur-angsur, dia mulai mengerti apa yang Madeline ingin katakan.Tangannya membelai tonjolan kecil di perut Madeline dengan lembut, dan dia merasakan gelombang kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya muncul di dadanya.‘Anakku.’‘Anakku dengan Linnie.’Jeremy merasa menyesal karena dia tak pernah menghargai atau merawat Madeline ketika dia hamil sebelum ini.Dia bahkan belum pernah menyentuh perut Madeline sebelumnya.Namun, ketika dia memikirkan kondisi Madeline, dia kembali merasakan sakit di hatinya.Dia akan memilih Madeline tanpa berpikir dua kali jika dia harus memilih antara Madeline dan anak mereka.Jeremy memutuskan untuk memberi tahu Madeline soal kondisinya ketika dia mendengar Madeline berkata, “Jeremy, saat aku mengandung Jack dan Lilly, kamu tidak berada di sisiku. Kau harus
“Felipe, aku tidak mencintaimu lagi.”Pernyataan itu menembus hati Felipe, dan seketika itu juga, dia merasakan hawa dingin menyebar di punggungnya. Seakan-akan sesuatu telah pecah berkeping-keping di dalam tubuhnya.Cathy dengan tegas mendorong tangan Felipe jauh-jauh tanpa sedikit pun jejak kerinduan di kedua matanya. “Felipe, kau sangat mengecewakanku. Aku akan membayar kembali semua uang sponsor yang telah kau keluarkan selama sepuluh tahun atau lebih. Mulai sekarang, tak akan ada lagi utang piutang di antara kita.”Dia ingin berbalik dan pergi ketika dia tiba-tiba teringat sesuatu.Dia menatap pria yang masih berdiri di tempat yang sama dengan ekspresi serius. “Jangan coba-coba melakukan apa pun pada tunanganku lagi. Kalau tidak, aku akan mengirim video itu ke polisi.”Sepasang mata Felipe menggelap ketika mendengar itu. Dia balas menatap Cathy dengan dingin. “Cathy Jordan, kau mengancamku demi laki-laki lain?”Cathy berhenti dan menjawab dengan dingin, “Buatku, kaulah laki-laki y
Ketika Madeline mendengar itu, dia tahu dia dalam masalah.Namun, ada perbedaan kekuatan kalau sudah menyangkut laki-laki dan perempuan. Setelah Madeline terlempar ke dalam mobil, mobil itu melesat pergi dengan cepat.Ketika pengawal-pengawal Felipe melihat itu, mereka langsung mengejar mobil van itu dan menelepon Felipe. "Mr. Whitman, seseorang telah menculik Miss Eveline!”"Apa?" Felipe mulai merasa cemas. Pada saat yang bersamaan, dia menerima panggilan lain.Setelah meliriknya, dia langsung tahu apa yang sedang terjadi.Dia menjawab telepon, dan dari ujung satunya, dia mendengar suara arogan seorang laki-laki."Mr. Whitman, aku ingin tahu apa kau punya waktu untuk minum teh denganku? Aku sudah menyiapkan teh hitam terbaik untukmu.”"Apa kau menyuruh orang-orangmu menculik Eveline?"“Aku hanya mengundang Miss Eveline untuk minum teh bersamaku. Bukankah aku juga mengundangmu, Mr. Whitman?” Suara laki-laki itu terdengar arogan.Felipe berkata dengan dingin, “Aku akan kesana sekarang.
“Mr. Whitman, jika kau tidak setuju dengan pengaturan ini, aku khawatir karya seni yang bagus ini tidak akan bisa keluar dari pintu ini. Bukankah begitu, Sayang?”Madeline tak mau membantu salah satu dari mereka setelah melihat ekspresi arogan pemuda itu dan wajah gelap Felipe.Satu-satunya orang yang ingin dia bantu saat ini adalah dirinya, dan Jeremy.Sementara Felipe ragu-ragu, Madeline berdiri dengan senyum cemerlang. "Siapa bilang aku mau keluar dari pintu ini?"Ketika Madeline mengatakan itu, Felipe dan Fabian tercengang.Kedua pria itu menatap wajahnya yang tersenyum, mata mereka dipenuhi dengan kecurigaan dan rasa terkejut.“Eveline, apa maksudmu? Kau ingin tinggal di sini?" Felipe tidak percaya.Madeline menatap Felipe dengan dingin sebelum mengalihkan tatapannya yang indah ke wajah Fabian. "Dia memperlakukanku dengan sangat baik di sini jadi aku tidak ingin pergi."Sepasang mata Fabian berbinar sambil menyeringai. "Apa kau yakin?""Tentu saja." Madeline menatap Felipe dengan
Cathy menyadari ada yang tidak beres dengan ekspresi Felipe ketika pria itu mengatakan itu.Namun, ketika otaknya mencerna apa yang sedang terjadi dan dia hendak mendorong pria itu menjauh, Felipe memeluk pinggangnya dan mengangkatnya."Apa yang kau lakukan? Felipe!” Cathy meronta, tapi dia tak bisa menang melawan Felipe dalam hal kekuatan.Badai mulai muncul di belakang kedua mata Felipe ketika dia bertemu dengan perlawanan Cathy.Gadis ini tidak pernah menolaknya.Tidak pernah!Dia melemparkan Cathy ke sofa dengan marah. Kelembutan yang dulu dia miliki telah lenyap.Cathy mengerutkan kening dalam kesakitan dan mencengkeram lengan Felipe dengan erat.Dia tak pernah menyangka pria ini akan melakukan hal seperti ini padanya.Air mata mengalir di wajah Cathy saat kedua mata Felipe menjadi gelap. Kemudian, dia mencubit wajah memikat Cathy. “Apa kau ingat sekarang? Hm?”Cathy memejamkan kedua matanya dan menolak untuk menatap wajah yang masih sangat dia cintai ini.Dia tak bisa melihat kem
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka