Madeline menggendong Lilian masuk ke dalam rumah, tapi karena ada bayi di perutnya, dia tidak menggendong anak itu terlalu lama. Kemudian, dia mencium pipi putrinya. “Lilly, aku akan membuatkanmu muffin sekarang. Maukah kau membantuku?”"Oke!"Gadis kecil itu mengedipkan matanya yang sebening kristal dan mengikuti Madeline ke dapur.Jeremy memperhatikan dari dalam mobilnya yang terparkir agak jauh, memandangi Madeline yang menggendong seorang anak sebelum masuk ke dalam rumah.Dia juga melihat senyum tulus di wajah Madeline.Kapan wanita itu pernah tersenyum padanya seperti itu?Jeremy mengeratkan cengkraman jari-jarinya di sekitar kemudi saat api di kedua matanya menyala terang.“Kurasa aku hanya berpikir terlalu jauh. Aku selama ini percaya kalau diriku tak akan salah ketika kenyataan telah membuktikan sebaliknya kepadaku. Laki-laki yang kau cintai saat ini benar-benar dia.”Bzz, bzz.Saat dia melihat ponselnya bergetar, dia menjawabnya tanpa ragu-ragu.Asistennya, Ken, terdengar ber
Dia menatap ponselnya dan melihat kalau Madeline telah meneleponnya.Setelah mengetahui bahwa Madeline ingin berada di halaman luar bersama Lilian, dia setuju.Dalam perjalanan pulang, dia menerima informasi tentang Yvette.Semuanya telah dikonfirmasi.Namun, masih ada beberapa keraguan di kedua mata gelap Felipe.Dulu, dia bisa membuatkan identitas baru untuk Madeline, jadi tidak aneh jika Jeremy juga membuat satu untuk Cathy.Namun, satu-satunya hal yang tidak bisa dia mengerti adalah hubungan antara Jeremy dan Cathy.Juga, buat apa Jeremy membantu Cathy?Namun, jika ini memang benar, dia akan senang.Ini berarti gadis itu masih hidup.Felipe menarik ikat rambut di pergelangan tangannya dan memasangnya di jarinya. Senyum yang dalam pun muncul di wajahnya."Cathy, kita akan segera bertemu."Halaman luar.Madeline baru saja selesai memanggang muffin. Ketika Lilian datang untuk mencicipinya dengan gembira, Felipe pulang.Lilian memanggil dengan manis ketika dia melihat pria itu, "Daddy!
Felipe menyaksikan semua itu terjadi dari kejauhan. Kemudian, dia melengkungkan bibirnya menjadi seringai. "Kau datang."Dia tampak percaya diri ketika memberi perintah pada sopir, "Ikuti mereka."Setelah Madeline dilempar ke kursi belakang, mobil pun mulai melaju dengan cepat.Pria yang mengemudi itu mengenakan masker. Namun, bagaimana mungkin Madeline tidak mengenali mata pria itu?“Jeremy, kapan kau datang ke Negara F? Kenapa kau menculikku? Apa yang kau inginkan?"Jeremy melihat ke kaca spion dan melihat wajah tidak senang Madeline. Dia tidak mengatakan apa-apa.Setelah berkendara selama sekitar 20 menit, Jeremy akhirnya menghentikan mobilnya.Ada banyak villa di pinggiran Negara F. Kemudian, Jeremy mengendarai mobilnya ke salah satu villa.Dia melepas masker dan membukakan pintu untuk Madeline."Keluar."Madeline turun dari mobil dengan tatapan dingin. Ketika dia melihat pria itu berjalan ke dalam gedung tanpa berbalik, dia bahkan lebih bingung lagi."Jeremy, apa yang sedang kau m
Inilah mengapa Felipe mempunyai pengaruh yang sangat besar dan mengumpulkan kekayaan seperti itu di Negara F. Selama ini pria itu telah melakukan perdagangan ilegal.Felipe telah melewati batas. Jika seseorang melaporkan pria itu dengan bukti yang cukup, pondasi yang dibangun pria itu akan runtuh dan hancur.Felipe juga akan menghadapi hukuman penjara dan reputasinya pun akan hancur.Jeremy melihat perubahan ekspresi Madeline dan mulai khawatir padanya. "Apa kau masih berpikir kau akan memiliki masa depan dengan laki-laki itu setelah melihat video ini?"Madeline meletakkan ponsel dan berkata dengan tidak senang, “Kenapa kau menunjukkan ini kepadaku? Apa kau pikir aku akan meninggalkan Felipe karena ini?”Jeremy jelas tidak menyangka Madeline akan bereaksi seperti itu. Dia berjalan ke arahnya dan meraih pergelangan tangannya. "Eveline Montgomery, apa kau tahu apa yang kau bicarakan?"“Tentu saja aku tahu. Orang yang tidak tahu apa-apa adalah kamu.”"Apa yang kau katakan?"Madeline mendo
Felipe tanpa ragu-ragu menarik pelatuk.Dia sudah memutuskan untuk menghentikan Jeremy menghancurkan pondasi yang dia bangun dan kekuatannya yang luar biasa.Karena dia telah terekspos dan bahkan kegiatannya telah direkam, dia harus menangani ini dengan cepat dan lugas.Ditambah lagi, dia sudah lama kesal pada Jeremy.Kekesalan ini berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun.Mungkin itu dimulai ketika Old Master Whitman mulai memanjakan Jeremy dan meninggalkannya di Negara F untuk mengurus dirinya sendiri.Jeremy berjalan ke bawah dan melihat titik merah di pelipis Ken.Dia berteriak, "Tiarap!"Ken refleks menundukkan kepalanya setelah mendengar itu. Kemudian, dia mendengar suara jendela pecah dan peluru terbang di atas kepalanya.Ketika Felipe melihat itu dari kaca pembesar, dia mengerutkan alisnya.Dia akhirnya menyadari bahwa pria di sofa itu bukan Jeremy. Karena Ken membelakanginya, Felipe hanya melihat rambut dan profil sampingnya. Itu sebabnya dia mengira laki-laki itu adalah Je
‘Buah kasih.’Jeremy mengangkat alisnya, amarahnya yang tertahan mengalahkan rasionalitas dan ketenangannya seperti gelombang pasang yang kuat.Dia bergegas maju ke depan Madeline dan memerangkap wanita itu di depannya tanpa mempedulikan apa pun. “Dia bukan laki-laki yang kau cintai. Aku! Eveline Montgomery, pria yang kau cintai adalah aku! Apa kau lupa bagaimana kau dulu memikirkan aku dan menungguku siang dan malam dulu? Aku tidak akan membiarkanmu jatuh cinta dengan laki-laki lain!"Dia menekankan setiap katanya dengan tegas. Dia benar-benar kehilangan ketenangannya.Kedua matanya yang menawan diliputi oleh kecemburuan, membuatnya kehilangan semua alasan dan ketenangan saat dia memerintahkan wanita itu untuk hanya mencintainya.Jeremy mengangkat wajah cantik Madeline ketika dia melihat wanita itu tidak mengatakan apa-apa. Dia menatap lurus ke arah Madeline dengan mata merah dan mengulanginya.“Kau dengar aku? Eveline Montgomery, kau hanya boleh mencintaiku. Aku tidak akan membiarkan
Madeline merasakan jantungnya mencelos.Apakah Jeremy terjaga sepanjang waktu? Apa pria ini dari tadi berpura-pura tidur?Apa Jeremy mendengar semua yang dia katakan barusan?Madeline tidak tahu bagaimana cara menangani apa yang sedang terjadi saat ini, tapi dia menyadari kalau Jeremy ternyata hanya mengubah posisinya. Pria ini tidak berpura-pura tidur dan tidak mendengar apa yang dia katakan barusan.Ketika dia melihat ini, Madeline merasa kecewa, namun pada saat yang bersamaan, dia juga sedikit takut.“Sebenarnya, aku berharap dirimu mengetahui kebenarannya.”"Tapi aku takut putri kita akan berada dalam bahaya lagi jika kau tahu."Madeline melepaskan diri dari pelukan Jeremy dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk menarik pria itu agar berbaring di tempat tidur.Setelah melakukan semua itu, Madeline kelelahan. Karena itu, dia berbaring di samping Jeremy dan tertidur.Menatap wajah lembut Jeremy yang tertidur, Madeline mengangkat tangan pria itu pelan-pelan dan meletakkannya di peru
“Baik.” Ken berjalan tertatih-tatih ke arah Jeremy.Madeline tak punya kesempatan untuk mengatakan apapun sebelum dia diabaikan.Namun, dia tidak makan sarapannya. Sebaliknya, dia berjingkat ke lantai dua.Ketika dia sampai di ujung tangga, dia mendengar suara Jeremy dari kamar tidur. "Kita tidak memiliki cukup bukti sekarang, jadi aku harus pergi ke gudang itu untuk mendapatkan lebih banyak bukti.""Mr. Whitman, itu terlalu berbahaya. Mengapa kita tidak kembali ke Glendale dulu sebelum melakukan sesuatu?”"Apa menurutmu kita bisa kembali ke Glendale sekarang?"Jeremy tahu betul kalau Felipe sudah menandai lokasinya.Bukti paling nyata adalah pria itu menembaki Ken kemarin.Felipe sudah tahu di mana dia berada.Felipe bahkan tahu kalau Madeline ada bersamanya."Mr. Whitman, jadi bagaimana sekarang? Saya tidak bisa membantu Anda sekarang karena saya seperti ini.”“Kau harus tinggal di sini dan memulihkan dirimu. Felipe tidak akan membunuhmu sekarang karena aku adalah target terbesarnya.