"Pasangan pengantin baru memang sangat mesra."Kata-kata Jeremy seperti sebilah pedang tajam yang menembus jantung Madeline.Dia menekan dirinya sendiri sementara perutnya melilit oleh jus asam. Menatap Jeremy dan Yvette yang bergandengan tangan, dia tersenyum. "Sama halnya denganmu, Mr. Whitman. Kau dan tunanganmu juga sangat mesra satu sama lain.""Itu berkah." Jeremy terkekeh. Dia mengarahkan pandangannya ke wajah Yvette yang menenangkan dan penuh senyum sebelum berkata, "Vetty adalah cahaya yang menyinari masa tergelap dalam hidupku. Aku akan selalu menghargai gadis ini setelah cukup beruntung bertemu gadis baik hati seperti Vetty dalam hidupku.""Jeremy, aku tidak sebaik yang kau katakan." Yvette memasang tampang malu-malu, bersandar di bahu Jeremy. "Oh ya, cepat beri mereka kartu undangan kita."'Kartu undangan?'Madeline bingung. Sesaat kemudian, dia melihat Jeremy menyerahkan kartu undangan yang telah disiapkan dengan cermat untuknya."Jeremy dan aku akan mengadakan upacara per
'Tapi bagaimana kau bisa tahu tentang itu, Jeremy? Saat itu, aku mengusirmu hanya untuk menyelamatkan mu.’‘Sekarang, kau pikir aku telah berubah pikiran dan aku mengolok-olok mu.’Dia menyentuh nama di kartu itu, tersenyum dengan mata memerah.‘Jeremy, kau pasti akan senang jika tahu bahwa Lilian masih hidup.’Setelah memikirkan hal-hal yang menyakitkan itu, Madeline sekali lagi mengambil pensilnya dan menuangkan semua pikirannya ke dalam desain.Keesokan harinya, dia menyerahkan desain itu kepada Jeremy.Jam demi jam berlalu, tapi Jeremy masih belum menjawab juga. Ini terasa seperti hari-hari dulu ketika pria itu biasa mengabaikannya.Saat hampir malam, Madeline akhirnya menerima balasan Jeremy. Dalam jawabannya, Jeremy menyebutkan ketidakpuasannya dan menyuruhnya untuk membuat desain baru.Mengikuti ide Jeremy, Madeline membuat desain baru. Namun, bahkan setelah mengeditnya beberapa kali, Jeremy masih belum puas juga. Pria itu menekankan kepadanya bahwa dia sangat sibuk dan tidak in
Menatap wajah cemberut Madeline, Jeremy melengkungkan bibirnya. "Mana berani aku mengolok-olok bibiku?"Pria itu berjalan ke depannya. "Aku sudah selesai rapat sejak tadi. Hanya saja aku melihatmu tidur, jadi aku takut akan membuatmu tidak nyaman kalau membangunkanmu.""..." Setelah mendengar apa yang Jeremy katakan, Madeline merasa kalau dialah yang salah.Melihat Madeline melamun, Jeremy menatap selimut yang dipegang Madeline."Aunty, tolong jangan membuat tebakan liar kalau akulah yang menyelimutimu dengan selimut ini. Gadis dari meja resepsionis yang melakukannya. Sama sekali bukan urusanku."Jeremy membantah kalau hal itu ada hubungannya dengan dirinya. Sepasang mata pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran terhadapnya, jejak kerinduan padanya pun tidak ditemukan di sana.Madeline menggenggam erat selimut itu dan tersenyum. "Sepertinya aku benar-benar salah paham. Jika memang begitu, bisakah kau membuat janji, Mr. Whitman? Aku tidak ingin membuang waktu terlalu banyak h
"Apa kau mengharapkan ciuman ku, Mrs. Whitman?""...""Sungguh sangat disayangkan. Sekarang, aku hanya mencium wanita yang aku cintai."Ekspresi menggoda bisa dilihat dalam senyum Jeremy sementara kedua mata pria itu berisi kilauan mencemooh.Madeline merasa patah hati, tapi dia menjawab dengan tenang, "Apa kau benar-benar berpikir kalau aku mengantisipasi ciumanmu? Aku hanya mengikuti aktingmu. Jeremy, yang kau inginkan hanyalah mendengarku mengatakan bahwa aku mencintaimu dan merindukanmu, ‘kan? Sayangnya, seberapa besar aku mencintaimu dulu sekarang menjadi seberapa besar aku membencimu. Mengerti?"Dia tersenyum, menghindari tatapan Jeremy, dan meninggalkan ruangan.Tertegun, Jeremy meninggalkan tangannya melayang di udara. Kilau di senyum dan matanya berangsur-angsur memudar.…Waktu berlalu, dan hari ini sudah hari Sabtu.Madeline mengenakan gaun yang rapi. Sambil berpegangan pada lengan Felipe, mereka berdua tiba di pesta pertunangan Jeremy dan Yvette.Dia pikir akan ada banyak
"Apakah tidur bersama dianggap sangat dekat satu sama lain?" Felipe balik bertanya.Yvette menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Kau tidak bisa membuktikan seberapa dekat dua orang hanya karena mereka pernah tidur bersama sebelumnya. Lagi pula, ada terlalu banyak orang yang melakukan hubungan seks hanya dalam satu malam saja akhir-akhir ini.""Kami tidak hanya melakukan hubungan seks sekali saja. Aku telah menghabiskan banyak malam bersamanya." Felipe merendahkan suaranya saat dia beringsut mendekati Yvette. Matanya berbinar dengan kecurigaan. Tepat ketika dia mencoba memeriksa wajah Yvette dengan cermat, ponselnya berdering.Dia melirik panggilan masuk itu dan segera menyunggingkan senyum menenangkan. "Miss Charis, aku harus menjawab telepon. Kita akan membicarakannya lebih lanjut saat ada kesempatan.""Tentu, Mr. Whitman." Yvette menatap Felipe saat pria itu berbalik. Senyumnya perlahan memudar.Di taman aula.Madeline menyandarkan dirinya ke tembok, tak bisa menahan dirinya unt
“Felipe telah mengumpulkan beberapa kekuatan dan kekayaan selama bertahun-tahun dia berada di Negara F. Aku khawatir ada semacam perdagangan ilegal di balik ini.”Ekspresi Yvette berubah. "Bagaimana mungkin? Dia tidak akan melakukan perbuatan ilegal."“Kau masih punya kepercayaan sebesar ini padanya bahkan setelah sampai di titik ini? Dia telah melakukan begitu banyak perdagangan ilegal.” Pertanyaan Jeremy membuat Yvette bingung.Yvette berdiri dengan linglung saat air mata mulai mengalir dari kedua matanya."Kau harus meninggalkan senyum paling cerahmu kepada orang yang paling menyakitimu," kata Jeremy sebelum mengerutkan kening. Kemudian, dia melanjutkan, “Sama seperti balas dendam tanpa henti Eveline Montgomery padaku.”…Setelah Felipe menerima telepon dari Negara F, dia sudah memesan tiket pesawat pulang.Tentu saja, dia tak akan membiarkan Madeline tinggal di Glendale, jadi dia memutuskan untuk membawa wanita itu kembali ke Negara F bersamanya malam itu.Dia menyuruh seseorang
Madeline menggendong Lilian masuk ke dalam rumah, tapi karena ada bayi di perutnya, dia tidak menggendong anak itu terlalu lama. Kemudian, dia mencium pipi putrinya. “Lilly, aku akan membuatkanmu muffin sekarang. Maukah kau membantuku?”"Oke!"Gadis kecil itu mengedipkan matanya yang sebening kristal dan mengikuti Madeline ke dapur.Jeremy memperhatikan dari dalam mobilnya yang terparkir agak jauh, memandangi Madeline yang menggendong seorang anak sebelum masuk ke dalam rumah.Dia juga melihat senyum tulus di wajah Madeline.Kapan wanita itu pernah tersenyum padanya seperti itu?Jeremy mengeratkan cengkraman jari-jarinya di sekitar kemudi saat api di kedua matanya menyala terang.“Kurasa aku hanya berpikir terlalu jauh. Aku selama ini percaya kalau diriku tak akan salah ketika kenyataan telah membuktikan sebaliknya kepadaku. Laki-laki yang kau cintai saat ini benar-benar dia.”Bzz, bzz.Saat dia melihat ponselnya bergetar, dia menjawabnya tanpa ragu-ragu.Asistennya, Ken, terdengar ber
Dia menatap ponselnya dan melihat kalau Madeline telah meneleponnya.Setelah mengetahui bahwa Madeline ingin berada di halaman luar bersama Lilian, dia setuju.Dalam perjalanan pulang, dia menerima informasi tentang Yvette.Semuanya telah dikonfirmasi.Namun, masih ada beberapa keraguan di kedua mata gelap Felipe.Dulu, dia bisa membuatkan identitas baru untuk Madeline, jadi tidak aneh jika Jeremy juga membuat satu untuk Cathy.Namun, satu-satunya hal yang tidak bisa dia mengerti adalah hubungan antara Jeremy dan Cathy.Juga, buat apa Jeremy membantu Cathy?Namun, jika ini memang benar, dia akan senang.Ini berarti gadis itu masih hidup.Felipe menarik ikat rambut di pergelangan tangannya dan memasangnya di jarinya. Senyum yang dalam pun muncul di wajahnya."Cathy, kita akan segera bertemu."Halaman luar.Madeline baru saja selesai memanggang muffin. Ketika Lilian datang untuk mencicipinya dengan gembira, Felipe pulang.Lilian memanggil dengan manis ketika dia melihat pria itu, "Daddy!
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka