Untuk sesaat wajah Jeremy diselimuti awan gelap saat gelombang badai terlihat di sepasang matanya yang dalam."Apa kau gila? Tahukah kau apa yang kau katakan?" Matanya bersinar dengan cahaya dingin yang menyilaukan sementara kata-katanya sedingin es. "Dengan kata-katamu itu, kau bahkan tidak pantas menjadi nenek Jack!"Karen merasa panas dingin ketika menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan.Dia buru-buru mengoreksi dirinya sendiri dan melembutkan nadanya. "Jeremy, aku hanya mengatakan hal yang salah karena aku sangat marah, tapi perempuan ini memang menghancurkan keluarga kita saat dia berkolusi dengan Felipe.""Mari kita kesampingkan masalah itu untuk saat ini, tapi dia memang berniat membunuh kakekmu!" Winston memelototi Madeline dengan marah."Linnie tak akan melakukan hal seperti itu," kata Jeremy meyakinkan tanpa ragu-ragu.Madeline tak pernah mengira kalau suatu hari Jeremy akan memilih untuk mempercayainya tanpa ragu, tetapi begitu pria itu mengatakan itu, Madeline menden
Madeline melangkah keluar dari pintu rumah sakit dan perlahan berhenti. Kedua sudut bibirnya membentuk senyuman. "Tak akan pernah ada hari di mana kau dan aku bisa berdiri bersama lagi."Hati Jeremy seketika hancur menjadi dua bagian ketika mendengar kata-kata itu. Dia menatap punggung Madeline yang ada dalam jangkauan tangannya, tapi dia merasa ada jarak berupa pegunungan dan sungai yang tak berujung di antara mereka."Eveline? Ini benar-benar kamu, Eveline!” Di kejauhan, Eloise memanggil Madeline karena terkejut dan berlari mendekat.Madeline menatap orang yang perlahan mendekat itu, merasa terkejut. Sementara dia masih kebingungan, lelaki kecil dalam pelukan Jeremy bertanya, "Granny, kenapa kamu juga datang ke rumah sakit?"Ada kilatan kekhawatiran di kedua mata Eloise saat dia menjawab, "Tidak apa-apa. Granny dan Grandpa hanya disini untuk pemeriksaan rutin.""Apa kalian berdua sungguh-sungguh baik-baik saja?” Madeline membuka sedikit bibirnya.Melihat Madeline peduli pada dirinya
Saat benturan terjadi, kaca depan mobil langsung pecah berkeping-keping disertai asap mengepul yang muncul dari depan mobil. Roda-roda masih bergesekan dengan keras di aspal jalanan dan kantung udara telah terbuka tepat di saat mobil itu menghantam penghalang.Pada saat itu, Jeremy semakin mengencangkan pelukannya dan berusaha mati-matian melindungi Madeline.Mendengar rengekan lemah dan kesakitan Madeline, Jeremy tak peduli dengan luka-lukanya sendiri dan mengangkat matanya yang dalam yang dipenuhi rasa khawatir untuk mengamati situasi Madeline.Namun, begitu dia melakukannya, dia melihat kedua alis halus Madeline berkerut dalam-dalam dan wajahnya pucat.Yang membuatnya semakin kalut adalah kepala Madeline yang terkulai lemah dan kedua matanya terpejam rapat-rapat.Sejenak pikiran Jeremy kosong, merasakan hatinya telah terjatuh ke palung yang dalam. Matanya melebar saat tangannya yang berdarah karena tersayat kaca jendela mobil, menangkup wajah Madeline yang semakin pucat."Linnie? Li
Eloise dan Sean, yang belum meninggalkan rumah sakit, hampir ambruk saat kaki mereka lemas setelah mengetahui bahwa Madeline dan Jeremy terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil.Mereka bergegas ke ruang gawat darurat dan melihat Jeremy yang sedang menunggu di luar. Pria itu duduk tak bergerak di kursi, tangannya masih berlumuran darah.Seluruh tubuhnya tampak membeku, memancarkan udara dingin dan pahit. Mendekati pria itu seolah-olah ditusuk oleh tajamnya sepatu seluncur es di tubuhnya.Eloise masih ingat apa yang terjadi tiga tahun lalu ketika Madeline dibawa ke meja operasi. Jeremy dulu juga seperti ini, ketakutan setengah mati.Eloise akhirnya mengerti sekarang mengapa dulu Jeremy sangat marah padanya dan Meredith. Itu karena dia takut sesuatu terjadi pada Madeline.Sekarang, Eloise juga punya firasat. Dia benar-benar tak mau adegan tiga tahun lalu terulang kembali.Melihat lampu merah masih menyala di luar ruang gawat darurat, hati Eloise dan Sean tegang.‘Madeline, tolong baik-baik
Dokter menatap Jeremy yang terlihat cemas dan menghiburnya dengan ramah. "Pak, Anda tak perlu terlalu khawatir. Tidak ada bahaya yang mengancam nyawa istri Anda dan juga tidak ada goresan ataupun memar di tubuhnya, tapi luka-luka di tangan Anda terlihat lebih serius daripada luka istri Anda.”Jeremy bahkan tidak memperhatikan telapak tangannya yang berdarah. "Punyaku hanya luka permukaan. Aku ingin tahu kondisi istriku. Jika dia baik-baik saja, mengapa dia pingsan dengan tidak nyaman? Bagaimana keadaannya sekarang? Aku mau masuk dan menemuinya!"Sambil berbicara, dia sudah hendak bergegas masuk ke ruang gawat darurat.Tiga tahun lalu, Madeline memasuki ruang gawat darurat dengan cara yang sama dan tak pernah keluar lagi.Peristiwa hari itu meninggalkan luka dan trauma yang tak terhapuskan di hatinya.Dia takut kejadian hari itu akan terulang kembali dan Madeline tak akan pernah keluar lagi setelah memasuki ruangan itu.Dia tidak sanggup menahan rasa sakit itu lagi.Ketika para dokter d
Tidak senang melihat Felipe yang menatap Madeline dengan penuh kasih sayang, Jeremy melangkah maju dan memblokir pandangan Felipe. "Ayo keluar, ada yang ingin kubicarakan denganmu."Felipe tersenyum santai saat mendengar kata-kata Jeremy. Dia kemudian berbalik dan mengikuti Jeremy keluar.Di ujung koridor, Jeremy berkata blak-blakan, "Felipe, kau mungkin bisa menipu Linnie, tapi kau tak bisa menipuku. Kau menggunakan Linnie untuk mencapai tujuanmu."Felipe mendengarkan dengan tenang, tanpa mendebat. Dia malah tersenyum dan berkata, "Benar, aku menggunakan Vera. Jika bukan karena Vera, akan sangat sulit bagiku untuk mendapatkan Whitman Corporation dan Whitman Manor secepat itu."Setelah dia mendengarkan jawaban Felipe yang tanpa penyesalan, Jeremy membengkokkan jari-jarinya dengan buku-buku jarinya yang mulai berderak. "Felipe, kau benar-benar hina."“Hina?" Felipe terkekeh saat arogansi mengalir dari kedua matanya. "Bukankah dirimu juga hina? Kau dulu melukai Vera sampai wanita itu ham
Pertanyaan yang diajukan Madeline mengejutkan semua orang di bangsal."Eveline, aku ibumu." Eloise menunjuk dirinya sendiri sambil terlihat panik. Air mata sudah mengalir dari kedua matanya.Sulit bagi Jeremy untuk mempercayai hal ini. Bahkan lebih sulit lagi untuk dipercaya ketika dia melihat ekspresi bingung dan waspada di wajah mungil yang lembut di depannya.Bagaimana mungkin?Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi?Wanita yang sangat mencintainya, yang sama-sama membencinya dan sangat mencintainya, benar-benar melupakannya?Setelah melalui keterkejutan, Felipe menggunakan waktu sesingkat mungkin untuk menata keraguannya. Dia kemudian melengkungkan bibirnya ke atas dan berjalan ke sebelah Madeline sambil tersenyum hangat. "Jangan khawatir, Vera. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sisimu. Mari minta dokter memeriksa kondisimu dulu."Setelah mendengarkan kata-kata Felipe dengan cermat, Madeline menurut dan membiarkan dokter memeriksanya.Jeremy benar-benar tidak ingin mempe
Sambil menghampirinya, Madeline hanya menunjukkan senyuman sopan. "Halo, Mr. Whitman. Saya Vera, tunangan Felipe."Perkenalannya meremukkan hati Jeremy, namun membuat Felipe diam-diam menunjukkan senyum kemenangan.Jeremy memaksa dirinya untuk tenang, namun pada akhirnya dia tak bisa menahan diri dan tiba-tiba memegang tangan Madeline. "Linnie, aku bukan Mr. Whitman. Aku suamimu!"Madeline seketika menarik tangannya kembali dengan paksa ketika mendengar kata-kata itu. Dia memelototinya dengan tidak senang. "Mr. Whitman, tolong hormati saya. Saya ini calon bibi Anda."Kata-kata yang familiar itu kembali melewati gendang telinga Jeremy, menyebabkan hatinya yang sudah babak belur ditaburi garam di atasnya.Darah memenuhi jantungnya saat rasa sakit karena dirobek dan dikoyak membuat napasnya menegang."Jeremy, jangan bercanda. Nanti Vera marah." Felipe berjalan mendekat dan mengingatkan dengan serius.Kedua matanya secara halus bertemu dengan sepasang mata Jeremy yang memancarkan aura perm
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka