Madeline menatap Jeremy dengan acuh tak acuh saat dia mendengar itu. Pria itu perlahan membolak-balik setumpuk dokumen di tangannya tanpa mendongakkan kepalanya. “Ada apa?”Ken menatap Madeline dengan ragu-ragu.Madeline mengerti apa yang Ken maksud dan tersenyum sebelum bangkit. “Kalian harus bicara. Aku akan pergi ke departemen perhiasan.”“Vera adalah istriku. Tak ada yang tidak boleh dia ketahui." Jeremy menghentikan kepergian Madeline.Ken mengangguk dan berkata, "Mr. Whitman, proyek di Teluk Cielo Aqua dengan ZF menemui sedikit kendala.”Jeremy memeriksa pekerjaan di depannya dan perlahan bertanya, “Proyek itu belum dimulai, jadi apa yang bisa terjadi?”“Karena belum dimulai, seseorang menyerobotnya dari kita.”Mendengar Ken mengatakan itu, Jeremy berhenti membolak-balik dokumennya.Dia mengangkat sepasang matanya yang sedalam lautan. “Seseorang menyerobotnya dari kita?”Ken mengangguk. “Sebuah perusahaan bernama Simis. Mereka menandatangani kontrak dengan departemen terkait ZF
‘Aku akan menyisakan secercah cahaya untukmu di musim dingin ini demi Grandpa dan Jack.’‘Itu adalah aksi kebaikan terakhirku untukmu.’Dua hari kemudian, bukan hanya krisis itu tidak teratasi, tapi saham Whitman Corporation juga sangat terpengaruh. Banyak juga beredar desas-desus mengenai kemungkinan mereka menutup semua transaksi.Namun, Jeremy tidak tampak khawatir. Sebaliknya, dia membawa Madeline ke Whitman Manor untuk makan malam.Selama makan, ponsel Jeremy berdering tanpa henti. Kali ini, dia menerima telepon dan pergi. Ibunya meletakkan garpunya dengan khawatir.“Aunty Karen, ada apa?” Yvonne terlihat prihatin.“Apalagi yang bisa salah? Banyak sekali yang terjadi pada perusahaan baru-baru ini. Aku tak tahu apa yang sedang terjadi. Semuanya terjadi pada saat yang bersamaan.”“Jangan khawatir, Aunty Karen. Dengan kemampuan Jeremy, dia akan bisa membereskan semuanya.” Wajah Yvonne menampakkan kekaguman saat dia menyanjung.“Tahu apa kau? Ini juga terkait dengan ZF. Aku yakin beb
“Diam!” Jeremy meraung marah.Yvonne langsung diam karena takut. Dia melihat hawa dingin di sepasang mata Jeremy dan bahkan tidak berani bernafas terlalu keras.Jeremy berjalan melewati Yvonne dan ibunya saat dia mendekati Madeline. Ketika melihat ekspresi tidak senang Madeline, dia bertanya dengan lembut, “Kau sudah kenyang? Jika sudah, ayo kita pulang.”Madeline perlahan bangkit, matanya yang arogan mengamati Yvonne dan ibu Jeremy. Dia berkata pelan, "Aku tak mau makan lagi. Bagaimana aku bisa punya nafsu makan jika berhadapan dengan orang-orang itu.”“...” Ibu Jeremy langsung meledak. “Kau dengar itu, Jeremy? Dia membicarakan aku dengan sikap seperti itu!”Madeline tersenyum dingin. “Terus kenapa kalau aku bicara seperti itu padamu? Apa menurutmu aku akan membiarkanmu merundungku seperti Madeline?”“K-kau..." Ibu Jeremy kehilangan kata-kata. “Vera Quinn, apa maksudmu? Kau marah atas ketidakadilan yang diderita Madeline? Sangat menarik. Tapi kau tak bisa menghentikan aku untuk memar
‘Namun, sekarang dengan konyol kau mengeksploitasi kematianku dan mengatakan kalau kau mencintaiku?’‘Jeremy, kau menyedihkan.’“Tiga jam lagi aku harus pergi ke Negara F. Aku akan pergi selama dua hari.” Suara dalam pria itu terdengar.Negara F?Sepasang mata Madeline berkelip-kelip. Lalu, dia menjawab datar, “Oke.”Ketika Jeremy mendengar jawaban tanpa emosi istrinya, dia mengangkat kedua matanya dan melihat ekspresi dingin Madeline dari kaca spion.Setelah mobil berhenti, Madeline turun dari mobil dan masuk ke rumah sendirian. Ketika dia ingin pergi menemui Jackson, dia baru ingat kalau Eloise telah menjemput anak itu pagi ini.Meskipun Jackson bukanlah cucu kandung mereka, dia tetaplah cucu Eloise dan Sean di hati pasangan itu. Mereka juga sangat mencintai Jack.Madeline kembali ke kamarnya dan mengambil piyamanya. Dia hendak mandi.Namun, ketika dia berbalik, dia melihat Jeremy sedang menatapnya dengan tatapan rumit di sepasang matanya.“Ada apa? Kau akan mencaciku karena bicara d
Setelah Karen selesai meneriakkan perintahnya dengan dramatis, seluruh ruangan menjadi senyap. Mereka semua menatap kosong pada Karen dan Yvonne.Yvonne berseri-seri karena dia menyukai perasaan saat menjadi pusat perhatian.Madeline tertawa terbahak-bahak saat melihat duet bibi dan keponakan di depannya. “Kau mengambil alih? Kau akan bertanggung jawab sebagai apa? Sebagai badut?”Wajah Karen muram. “Vera, kau pikir siapa kamu? Berani-beraninya kau berbicara seperti itu padaku? Kau cuma istri Jeremy, kualifikasi apa yang kau miliki untuk mengelola Whitman Corporation?”Karen mengatakan itu sebelum menatap Yvonne, "Yvonne, mulai hari ini, kau akan duduk di sini. Saat Jeremy kembali, aku akan memberitahunya bahwa kau adalah sekretarisnya sekarang.”Yvonne sangat gembira setelah mendengar itu. “Terima kasih, Aunty Karen!” Dia tersenyum dan duduk di kursi Madeline.“Apa yang masih kau lakukan di sini? Keluar! Sana kelola Miss L.ady-mu. Kau tak punya kepentingan di Whitman Corporation.” Kar
Mana mungkin Karen akan puas dengan itu? Namun, dia tak punya pilihan, jadi dia hanya bisa pergi dengan murka.Yvonne mengembungkan kedua pipinya dan menggertakkan gigi-giginya dalam amarah. Akan tetapi, dia hanya bisa mengikuti Karen keluar dari ruang rapat.“Aunty Karen, Vera itu sangat tercela! Tidak apa-apa kalau dia tak menghormatiku, tapi dia bahkan tak ingin menghormatimu di depan semua kepala departemen itu!”Yvonne merasa marah dan mulai memprovokasi Karen.“Aunty Karen, karena Jeremy sedang tidak ada, kau harus memadamkan semangat Vera dan memberinya pelajaran! Jika tidak, dia akan berpikir bahwa dialah bosnya.”Karen mendengus. “Kau benar. Malam ini, aku akan membiarkan dia tahu siapa bos yang sebenarnya.”Beberapa saat setelah rapat selesai, Madeline menerima sebuah telepon dari Whitman Manor. Si penelepon mengatakan padanya bahwa Old Master Whitman ingin dia mampir malam ini.Kalau ini terjadi enam tahun lalu, Madeline akan percaya bahwa memang benar Old Master yang ingin
Setelah Madeline mengatakan itu, wajah Karen menjadi pucat pasi. Dia melebarkan matanya karena syok saat menatap wajah cantik namun sedingin es di depannya dengan tak percaya.Ketika Yvonne melihat wajah Karen yang pucat dan tercengang, dia menjadi bingung. Dia bahkan semakin bingung dengan apa yang dikatakan Madeline barusan.“Aunty Karen, kau…”“A-apa kau bilang barusan?” Karen tak menghiraukan Yvonne. Dia mengulurkan jarinya dan menunjuk Madeline, berkata, “Bilang sekali lagi. S-siapa kau?”Madeline bersandar di kursinya dengan acuh tak acuh saat melihat Karen tergagap ketakutan.Dia mengangkat alisnya dan menatap lurus ke arah Karen. “Kejadian itu terjadi di sini pada hari itu. Kau bilang aku hanya bisa menjadi salah satu anggota Keluarga Whitman dan menikahi Jeremy jika orang mati bisa hidup kembali. Sekarang, sebagai 'orang mati', aku berdiri di depanmu. Bagaimana? Kau terkejut?”“...”Karen merasa seakan jantungnya melewatkan satu detakan. Dia berdiri dari kursi dengan ketakuta
Madeline tersenyum gembira saat melihat Karen menghindarinya.“Kalau aku tidak salah ingat, kau bilang bahwa semua orang akan senang jika aku mati. Tapi, dari yang terlihat sekarang, sepertinya cukup sulit bagimu untuk berbahagia saat ini.”“...” Karen tak bisa berkata-kata. Dia makin terlihat keok.Yvonne menatap Karen di belakangnya, lalu berteriak pada Madeline dengan ekspresi sombong di wajahnya, "Jadi, kau adalah Madeline, mantan istri Jeremy yang sudah mati. Jika kau tidak mati, kenapa kau berpura-pura mati untuk menakut-nakuti bibiku? Aku peringatkan ya, jika kau berani berbuat seenakmu, aku akan—”“Ini antara aku dan mereka. Sebaiknya kau tidak ikut campur." Madeline menyela dengan tatapan dingin. “Jangan bilang aku tidak memperingatkanmu. Jika kau tak ingin terbakar, sebaiknya kau menyingkir.”“...” Yvonne ingin membela Karen, tapi dia terpana saat melihat sikap Madeline yang mengesankan.Ketika melihat Madeline berjalan mendekat, Yvonne diam ketakutan dan menyingkir.Tanpa ad