Dia mendekat dan dengan penuh kasih menopang Eloise yang terengah-engah. “Apa yang terjadi, Eloise?” Mata Eloise memerah saat dia menekankan tangannya di atas hatinya yang sakit. "Aku baru saja mengetahui bahwa Meredith... Dia... Dia bukanlah putri kita…” “A-apa katamu?” Semua warna dikuras dari wajah Sean. Sean merasakan tubuhnya menggigil saat Eloise menceritakan kembali seluruh kejadian tadi. Dengan Eloise di belakangnya, mereka pergi untuk berbicara lagi dengan Meredith, tapi tidak berhasil karena gadis itu menolak untuk berbicara dengan mereka. Sementara itu, Rose dan Jon juga tidak bisa ditemukan. Mereka tampaknya menghilang begitu saja seperti ditelan bumi. Keduanya akhirnya kembali ke rumah, kekosongan vila besar itu mencekik mereka. Eloise mencari petunjuk di kamar Meredith, tapi yang bisa dia temukan hanyalah liontin emas yang dia buat bertahun-tahun lalu untuk bayi mereka yang baru lahir. Nama ‘Eveline’ masih bisa dilihat dengan jelas di liontin itu. Matahari siang
Terkejut, sepasang mata Madeline berkedip-kedip penasaran saat menatap Eloise, yang air matanya mengalir deras. “Mengapa kau berkata begitu, Mrs. Montgomery?” “Eloise dan aku mendengar Meredith mengakuinya sendiri." Sean menghela nafas, kedua alisnya berkerut dalam. “Aku tak percaya dia mencuri identitas putriku.” Madeline agak bingung dengan pergantian situasi ini. Buat apa Meredith mengaku kalau dirinya bukan putri tertua dari Keluarga Montgomery? Melakukan hal seperti itu tidak memberi gadis itu keuntungan. “Aku tak akan pernah mendengar percakapan gadis itu dengan Rose dan Jon jika aku tidak mengunjunginya di rumah tahanan.” Eloise mencemooh dirinya sendiri, dan Madeline sadar bahwa Eloise telah mendengar sesuatu yang tidak pernah dimaksudkan untuk didengar wanita itu. Sebuah kebohongan akan selalu menjadi sebuah kebohongan. Menemukan kebenarannya hanyalah soal kapan.Terasa ironis, dan dia mendengar Eloise terkekeh. “Kupikir aku akhirnya menemukan putriku setelah bertahun
Dalam diamnya, Madeline memperhatikan mobil Sean melaju. Secara teknis, itu bukan kebohongan. Putri mereka masih hidup. ‘Yang sudah mati itu si bodoh yang gampang dibohongi, Madeline Crawford, bukan putri kalian, Eveline Montgomery.’Setelah mengunjungi Eloise, Jeremy awalnya berencana untuk membawa Madeline ke Whitman Manor. Namun, di menit terakhir tiba-tiba dia berubah pikiran. “Aku baru ingat kalau aku punya urusan penting yang harus aku urus. Aku akan mengantarmu pulang dulu dan nanti malam aku jemput?” Madeline tersenyum lembut. “Pergilah. Aku tunggu kamu menjemputku setelah urusan mu selesai.” Kedua sudut bibir Jeremy melengkung membentuk sebuah senyuman, namun senyum itu bukan berasal dari hatinya. Dia hanya memaksakan senyum itu keluar. Madeline sudah merasakan ada yang tidak beres dengan pria itu sejak mendengar bahwa Meredith adalah seorang penipu. Setelah keluar dari mobil, Madeline menyaksikan Jeremy membalikkan arah mobil tanpa meliriknya sedikit pun. Sangat b
Meredith kaget dengan tarikan tiba-tiba Jeremy. Matanya membelalak dalam keterkejutan saat dia mendengar kata-kata pria itu. Dirinya seperti kehilangan kemampuan untuk bernafas. ‘Bagaimana ... Bagaimana dia tahu bahwa itu bukan aku?’ ‘Kecuali Madeline sudah memberi tahu pria ini semuanya?' ‘Tidak. Madeline tak akan memberi tahu Jeremy. Tidak mungkin gadis itu mau!’ “Uhuk, uhuk…” Meredith merasakan udara tersedot keluar dari paru-parunya saat cengkeraman tangan Jeremy di kerah bajunya mengencang. Kulitnya memerah dan lidahnya menjadi kelu. "Apa... Apa kau bilang, Jeremy? Aku Linnie, gadis yang kau simpan rapat-rapat di hatimu. Bagaimana lagi aku bisa memiliki pembatas buku berbentuk daun itu? Uhuk, uhuk… Kumohon… Jeremy, lepaskan…” “Kau masih berpikir kalau kau bisa membohongiku di titik ini?" Jeremy menyipitkan kedua matanya, seberkas embun beku memancar dari kedua matanya dan membekukan separuh hati Meredith. “Kau bahkan bukan putri Eloise dan Sean, jadi bagaimana bisa liontin
Memandang Meredith dari atas seperti seorang juara menatap pecundang, pria itu mengeluarkan aura mendominasi yang sangat menakutkan. “Kau tak akan membuang waktuku kecuali kau ingin kematian yang mengenaskan mendatangimu.” Jeremy memperingatkan dengan dingin. Meredith batuk dua kali mendengar itu dan dengan susah payah mengangkat kepalanya. “Aku... Aku tahu tak seharusnya aku berbohong padamu, Jeremy. Tapi… Tapi aku bersumpah, cinta yang kurasakan untukmu adalah nyata. Aku mencintaimu, Jeremy, sungguh—” “Hentikan omong kosongmu,” potong Jeremy tanpa emosi. Meredith jatuh tertelungkup di lantai dan menggigit bibirnya. “Baik, aku akan mengatakannya padamu…” Menunduk, kedua mata Meredith berkilau dengan tipuan. "Jika aku tak bisa mendapatkan pria ini, Madeline, maka lupakan juga untuk mendapatkan sedikit cintanya!’Dia mengatupkan rahangnya dan mengumpat dalam hati sebelum membuka mulutnya lalu berkata, “Ada mata pelajaran pilihan yang aku ambil bersama Madeline di tahun pertamaku, d
Pria di hadapannya mengeluarkan sebuah hawa dingin dan rasa ingin menghindar, wajahnya yang tegas tidak menunjukkan emosi apapun saat pria itu menatapnya. Angin bertiup kencang di tengah musim gugur di pemakaman itu, membelai pipi orang-orang yang berkunjung. Madeline dengan tenang memberikan seulas senyum lembut untuk pria yang muncul di hadapannya. "Kenapa kau di sini, Jeremy?" Dia bertanya, nadanya santai dengan sedikit keterkejutan. Namun, dia tidak memperlihatkan kegugupan yang dia rasakan. Jeremy perlahan berjalan sebelum menoleh untuk melihat ke batu nisan. "Mengapa kau di sini? Dan siapa ini? Kenapa kau memberi penghormatan pada makam ini? Ini pertama kalinya kau di Glendale, bukan? Aku tak tahu kalau dirimu memiliki kerabat yang dimakamkan di sini.” Madeline berpura-pura terkejut saat menjawab, “Apa kau tidak tahu, Jeremy? Secara teknis Madeline masih mantan istrimu. Apa kau tidak mengenali kakeknya?” “Kakek mantan istriku?" Dia menatap bingung ke nama yang terukir di bat
Namun di sinilah mereka sekarang, dengan Jeremy yang gembira membawanya melewati pintu Whitman Manor. Mungkin inilah yang dimaksud orang dengan masa depan itu tak bisa diprediksikan. Mrs. Whitman, Karen Yaleman, langsung bergegas bertanya saat menyadari bahwa Jeremy telah tiba. “Benarkah, Jeremy, yang aku baca di dunia maya? Apa Meredith benar-benar melakukan semua itu? Apa dia dipenjara selama 12 tahun? Apa dia juga benar-benar berpura-pura sebagai putri Keluarga Montgomery?” Jeremy mengerutkan kening dengan tidak suka. “Aku tak mau mendengar nama itu itu.” “Tapi…” “Hari ini aku di sini membawa tunanganku untuk bertemu dengan kedua orangtuaku. Aku hargai jika kau tidak berbicara tentang nama atau apa pun yang membuat depresi,” sela Jeremy dengan dingin sebelum menurunkan pandangannya untuk menatap Madeline. “Ibuku sendiri yang memasak semua makanan ini. Aku harap kau menyukainya.” “Apa?” Ekspresi Karen seketika menggelap. “Kau bilang padaku kalau kita akan kedatangan seorang tam
Madeline tertegun untuk beberapa detik sebelum seulas senyum kalem menghiasi wajahnya. “Saya yakin Anda mungkin sedikit bingung mengenai saya, Grandpa Whitman. Bagaimana mungkin saya adalah Madeline Crawford?” Cahaya di kedua mata Old Master Whitman sedikit meredup, namun tatapan beliau terang. “Aku tak akan memaksamu untuk mengakuinya jika kau tak ingin, Madeline.” “Saya benar-benar bukan Madeline, Grandfather.” Madeline menyangkal sambil tersenyum. “Mana mungkin saya menikah dengan pria yang membenci saya jika saya adalah Madeline? Saya akan belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa melemparkan diri saya ke api hanya akan membuat saya terbakar.” Old Master Whitman terkejut mendengar berita itu. Kedua alis putihnya berkerut dalam. “Apakah kamu benar-benar akan menikah dengan Jeremy?” Madeline mengangguk dengan mantap. “Tentu saja, saya juga sedang mengandung anak Jeremy.” Mendengar itu, tatapan Old Master Whitman jatuh ke perut ratanya. Beliau mengerutkan kedua bibirnya namun tak
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka