“Mrs. Montgomery, jangan tertidur. Kita sudah hampir sampai di rumah sakit.” Madeline mencengkram pundak Eloise, dan ketika dia melihat Eloise hampir kehilangan kesadaran, dia terus mencoba berbicara dengan wanita itu.Jantungnya berpacu dan dia benar-benar cemas. Kedua sudut matanya juga sudah basah oleh air mata.“Mer…”Tiba-tiba, Madeline mendengar Eloise memanggil nama Meredith.Hatinya sudah sakit. Sekarang, itu adalah satu bencana di atas bencana lainnya.Pada saat ini, Eloise mulai memohon dengan lemah.“Kau juga seorang ibu, Miss Vera. Kuharap kau bisa bersimpati padaku sebagai seorang ibu. Sidangnya besok dan aku memohon padamu untuk tolong melepaskan Mer. Apa yang dia lakukan salah, namun sebagai orangtuanya, kami telah melakukan kejahatan yang lebih besar. Kami tidak mendidik gadis itu sejak dia masih kecil. Miss Vera, aku mohon padamu, tolonglah.”Madeline menekan kedua bibirnya sembari terisak, kedua matanya penuh dengan air mata.“Mrs. Montgomery, dia tak layak memperoleh
Setelah perawat itu mengatakan itu, udara di sekitar mereka terasa luar biasa gerah.Madeline tersenyum santai dan berkata, “Aku yakin kau sedang membicarakan Madeline.”“Jadi dia…”Teriakan syok Sean terdengar di telinganya.Madeline berbalik dan melihat penyesalan sekaligus sebuah tatapan minta maaf di wajah tampan Sean.“Aku tak menyangka kalau dialah yang memberikan darahnya buat Ellie. Aku bahkan…”Saat itu, dia mengira Madeline sedang menindas Meredith. Karena itu, dia meneriaki Madeline dengan marah.Dia berkata kepada gadis itu, "Tidak heran kedua orang tua kandungmu tidak menginginkanmu. Orang yang begitu kejam seperti kamu seharusnya tidak hidup di dunia ini!"Sean tercengang. Dia meletakkan kedua tangannya menutupi sepasang matanya dalam penyesalan.Madeline saat itu diam-diam mendonasikan begitu banyak darah untuk Eloise dan Jackson.Namun, Madeline tak mengatakan apa pun. Gadis malang itu hanya menelan kata-kata kejam dan ancaman mereka.Pada saat ini, Sean merasa dirinya
Madeline bangkit dari tempat tidur dan membersihkan dirinya. Ketika hendak mencari Jeremy, dia mendengar suara-suara dari balkon.Dia menoleh dan melihat pria itu berdiri di sana sendirian. Punggung Jeremy yang tegap dan ramping tampak lemah.Sebatang rokok terselip di antara jari-jarinya yang panjang. Ujung rokok menyala dan meredup secara bergantian, tampak sunyi di bawah sinar matahari pagi.Mungkin karena mendengar langkah-langkah kaki, jadi dia berbalik dan melihat Madeline berjalan ke arahnya. Dia menyipitkan kedua matanya menjadi sebuah seringai. "Kenapa kau tidak tidur lebih lama lagi?”“Aku akan bangun jika sudah cukup tidur." Madeline tersenyum. Ketika dia melihat Jeremy masih mengenakan pakaian kemarin, dia bertanya, "Kau tidak tidur sepanjang malam?”Dia mengerutkan kedua sudut bibirnya. Sepasang matanya gelap seperti malam saat terpaku pada wajah cantik dan lembut Madeline.“Sulit bagiku untuk bisa tidur selama tiga tahun terakhir ini.”Sebuah kilatan cahaya melintas di ke
Saat mendengar bahwa Madeline punya bukti lain, Meredith mulai panik.“Yang Mulia, jangan percaya pada perempuan ini. Dia berusaha menjebak saya! Saya dituduh secara keliru oleh dia!” Meredith menunjuk Madeline dan memekik dengan emosional. “Saya benar-benar tidak bersalah, Yang Mulia!”“Terdakwa, harap tenang. Kalau kau terus membuat keributan, sidang akan mendakwamu dengan pasal penghinaan terhadap pengadilan,” kata hakim dengan serius.“...” Ketika mendengar itu, Meredith buru-buru menutup mulutnya.Namun, dia gelisah. Dia tak tahu apa bukti kuat yang dipunyai Madeline.Pada saat ini, polisi membawa Jon dan Rose masuk.Meredith menatap Jon dan Rose dengan cemas. Dia tahu ada yang tidak beres.Seperti yang dia duga, Jon dan Rose bersaksi melawannya di persidangan!“Yang Mulia, putri angkat saya, Meredith Crawford, benar-benar orang yang merencanakan itu. Dia mendiskusikan rencananya dengan kami di rumah kami,” kata Rose. Dia tak berani menatap langsung kedua mata Meredith.Di pihak l
Sean kembali tepat di saat luka Eloise diganti perbannya. Wanita itu langsung bergegas bertanya, “Bagaimana hasilnya, Sean? Bagaimana Meredith—” “Buktinya meyakinkan. Hakim menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara untuk Meredith.” “Tidak!” Ekspresi Eloise memucat saat pandangannya menjadi gelap. Dia nyaris pingsan. Sean langsung memegangi istrinya. “Kita sudah berusaha sekuat tenaga kita, Eloise.”“Terus? Pada akhirnya, kita tetap tidak bisa menyelamatkan putri terkasih kita!" Eloise menangis dengan memilukan. "Pengacara itu mengatakan dia bisa 100% menjamin bahwa Meredith akan bisa keluar dari sana! Bagaimana bisa berakhir seperti ini?” “Vera mengeluarkan bukti terakhir dan kedua orangtua angkat Meredith juga tiba-tiba maju untuk bersaksi melawan Meredith.” “Apa? Vera Quinn itu lagi!” Amarah berkobar di kedua mata Eloise. “Bisa-bisanya aku mengundang perempuan itu untuk makan malam tadi malam, berharap dia akan melepaskan Meredith. Aku tak menyangka dia begitu kejam! Mengapa dia haru
Eloise merasakan tubuhnya membeku mendengar kata-kata yang Meredith teriakkan. Tangannya gemetar saat dengan keras mendorong pintu ruang kunjungan. Tiga orang di dalamnya terhenyak melihat kedatangan Eloise yang begitu tiba-tiba. “Mrs. Montgomery... Apa yang kau lakukan disini?” Rose bangkit dari kursinya dan menatap Eloise dengan gelisah. Meredith tampak tenang sekarang setelah gelombang keterkejutan telah berlalu. “Apa kau kesini untuk menemuiku, Mom? Apa yang terjadi dengan tanganmu? Kenapa diperban?” Nada bicaranya sekarang ramah dan sorot matanya lembut, tidak meninggalkan jejak dominasi dan sifat memerintah yang ada padanya beberapa saat yang lalu. Eloise tidak peduli dengan kepedulian dan sapaan palsu Meredith, karena sepasang matanya saat ini menatap tajam penampilan yang sangat halus itu. “Kata-kata yang baru saja kau ucapkan, apa kau serius?” Meredith tercengang. Dia menyimpulkan bahwa Eloise pasti mendengar kata-kata yang dia teriakkan dengan kemarahan yang tak terke
Dia mendekat dan dengan penuh kasih menopang Eloise yang terengah-engah. “Apa yang terjadi, Eloise?” Mata Eloise memerah saat dia menekankan tangannya di atas hatinya yang sakit. "Aku baru saja mengetahui bahwa Meredith... Dia... Dia bukanlah putri kita…” “A-apa katamu?” Semua warna dikuras dari wajah Sean. Sean merasakan tubuhnya menggigil saat Eloise menceritakan kembali seluruh kejadian tadi. Dengan Eloise di belakangnya, mereka pergi untuk berbicara lagi dengan Meredith, tapi tidak berhasil karena gadis itu menolak untuk berbicara dengan mereka. Sementara itu, Rose dan Jon juga tidak bisa ditemukan. Mereka tampaknya menghilang begitu saja seperti ditelan bumi. Keduanya akhirnya kembali ke rumah, kekosongan vila besar itu mencekik mereka. Eloise mencari petunjuk di kamar Meredith, tapi yang bisa dia temukan hanyalah liontin emas yang dia buat bertahun-tahun lalu untuk bayi mereka yang baru lahir. Nama ‘Eveline’ masih bisa dilihat dengan jelas di liontin itu. Matahari siang
Terkejut, sepasang mata Madeline berkedip-kedip penasaran saat menatap Eloise, yang air matanya mengalir deras. “Mengapa kau berkata begitu, Mrs. Montgomery?” “Eloise dan aku mendengar Meredith mengakuinya sendiri." Sean menghela nafas, kedua alisnya berkerut dalam. “Aku tak percaya dia mencuri identitas putriku.” Madeline agak bingung dengan pergantian situasi ini. Buat apa Meredith mengaku kalau dirinya bukan putri tertua dari Keluarga Montgomery? Melakukan hal seperti itu tidak memberi gadis itu keuntungan. “Aku tak akan pernah mendengar percakapan gadis itu dengan Rose dan Jon jika aku tidak mengunjunginya di rumah tahanan.” Eloise mencemooh dirinya sendiri, dan Madeline sadar bahwa Eloise telah mendengar sesuatu yang tidak pernah dimaksudkan untuk didengar wanita itu. Sebuah kebohongan akan selalu menjadi sebuah kebohongan. Menemukan kebenarannya hanyalah soal kapan.Terasa ironis, dan dia mendengar Eloise terkekeh. “Kupikir aku akhirnya menemukan putriku setelah bertahun
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka