“Jeremy, aku tidak bohong. Pelacur ini adalah Madeline!” Rose menunjuk Madeline dan memekik lewat gigi-giginya yang terkatup.Jon menimpali, “Jeremy, istriku mengatakan yang sebenarnya. Vera Quinn adalah pelacur yang paling kau benci itu, Madeline Crawford!”“Diam!” Intonasi Jeremy dingin, dan ada selapis tebal bunga es di kedua matanya. “Berani-beraninya kau menyerang Vera untuk melampiaskan kemarahan Meredith? Aku akan membuatmu membayar dengan harga yang luar biasa mahal atas kejadian ini.”Setelah mendengar Jeremy mengatakan kata-kata yang menusuk tulang itu, pupil mata Jon dan Rose mengerut. Seakan ada seember air dingin diguyurkan di atas kepala mereka. Seketika itu juga, suhu tubuh mereka menurun drastis.“Vera, biarkan aku mengantarmu pulang.” Suara Jeremy berubah. Bahkan sepasang matanya lembut dan hangat seperti dibelai oleh lembutnya angin musim semi.Madeline bersandar ke dada Jeremy karena syok, kedua matanya tampak begitu indah. “Jeremy, sangat menyenangkan bisa melihatmu
##“Apa kalian sudah memberi tahu Jeremy bahwa pelacur itu adalah Madeline?”“B-belum! Lagi pula, sepertinya pelacur itu tak ingin Jeremy tahu kalau dia adalah Madeline.” Rose menyangkalnya saat dia menyadari bahwa dia tak boleh membiarkan Jeremy mengetahui hal itu.Setelah Meredith mendengar itu, dia menghembuskan nafas lega.“Sidangku akan berlangsung dalam dua hari lagi. Eloise sudah menyewa pengacara terbaik untukku. Aku harus bisa segera keluar dari sini.”Mata Rose bersinar. “Benarkah?”“Tentu saja.” Meredith mendengus. “Sepertinya si Madeline tak berencana untuk memberi tahu Keluarga Montgomery mengenai identitas aslinya.”Jon and Rose saling bertukar pandang dalam kebingungan. “Mer, bukankah pelacur itu sudah tahu bahwa dirinya adalah putri Eloise? Karena dia sudah membuka identitasnya pada kita, lalu mengapa dia tak akan mengakui bahwa Eloise dan Sean adalah orangtuanya?”“Kalau kau jadi dia, apakah kau masih ingin kembali ke orangtua mu setelah kau dianiaya, diteriaki, dan dia
Eloise perlahan berjalan ke depan Madeline, senyum wanita itu tampak ramah. “Aku ingin tahu apakah aku mendapat kehormatan untuk mengundangmu makan malam di rumahku malam ini?”Madeline mengerutkan keningnya. “Apa aku tidak salah dengar? Kau mengundangku makan di rumahmu, Mrs. Montgomery?”‘Apa dia tahu sesuatu?’‘Itukah sebabnya dia mengundangku ke rumahnya dengan begitu ramah?’Namun, Madeline langsung melihat sebuah jejak keengganan di kedua mata Eloise.Madeline mengerti sekarang. Eloise hanya melakukan ini demi Meredith.Heh.Sungguh menyedihkan.‘Ibu kandungku rela memberikan undangan setengah hati ke seorang wanita yang dia benci demi untuk seorang setan betina yang tak punya hati.’“Miss Vera, aku harap kau bisa memaafkanku atas apa yang telah aku lakukan padamu. Aku dengan tulus mengundangmu menjadi tamu di rumahku.” Wajah Eloise menyunggingkan seulas senyum sembari menunggu jawaban Madeline.Madeline merasa ini terlalu ironis. Dia ingin menolak undangan wanita ini.Namun, di
“Oke.”Madeline tersenyum lembut. Setelah melihat mobil Jeremy pergi, dia berbalik dan melangkah masuk.Ini bukan untuk pertama kalinya dia datang ke Montgomery Manor, namun saat ini terasa berbeda.Sebelumnya, dia datang ke sini dengan berdandan habis-habisan untuk mengalahkan Meredith. Namun, hari ini dia berpakaian santai.Dia melangkah ke dalam rumah, dan beberapa pelayan terpana ketika melihatnya.Meskipun dia berpakaian santai dan tidak memakai riasan, dia tetap terlihat anggun dan elegan.Mereka tahu dirinya adalah desainer Miss L.ady, Vera Quinn. Mereka juga tahu kalau dirinya adalah wanita yang baru-baru ini terlibat masalah dengan Miss Montgomery.Mereka tidak menyangka Vera adalah tamu penting yang diceritakan Eloise kepada mereka. Para pelayan penasaran.Wanita ini adalah saingan Miss Montgomery, tapi mengapa dia menjadi tamu penting?Setelah masuk, Madeline melihat Eloise dan Sean.Mereka juga berpakaian santai. Namun, semua pakaian dan perhiasan yang mereka kenakan adalah
Ketika Sean dan Eloise mendengar jawaban Madeline, entah mengapa, jantung mereka melewatkan satu detakan. Keduanya bertanya pada saat yang bersamaan, “Kau sudah menemukan kedua orang tuamu?”Madeline mengangguk sambil tersenyum. “Yeah, aku sudah menemukan kedua orang tua kandungku.”Saat Eloise mendapat jawaban pasti seperti itu, dia tersenyum.Pada saat ini, senyumnya datang dari lubuk hatinya yang terdalam.“Itu bagus. Bagus kalau kau sudah menemukan mereka. Kalau begitu, kau akan bisa berkumpul kembali dengan keluargamu.”“Berkumpul kembali dengan mereka?” Madeline mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya dan mendengus dengan ironis. “Aku bahkan tak akan punya kesempatan untuk berkumpul kembali dengan mereka.”Eloise mengerutkan keningnya. “Kenapa?”“Mereka tak bisa mengenalku bahkan saat aku berdiri tepat di hadapan mereka. Mereka juga tak ingin mengakuiku.”Madeline menatap lurus Eloise dan Sean. Kedua orang itu jelas-jelas kaget.Madeline tersenyum dan memecahkan suasana yang men
“Mrs. Montgomery, jangan tertidur. Kita sudah hampir sampai di rumah sakit.” Madeline mencengkram pundak Eloise, dan ketika dia melihat Eloise hampir kehilangan kesadaran, dia terus mencoba berbicara dengan wanita itu.Jantungnya berpacu dan dia benar-benar cemas. Kedua sudut matanya juga sudah basah oleh air mata.“Mer…”Tiba-tiba, Madeline mendengar Eloise memanggil nama Meredith.Hatinya sudah sakit. Sekarang, itu adalah satu bencana di atas bencana lainnya.Pada saat ini, Eloise mulai memohon dengan lemah.“Kau juga seorang ibu, Miss Vera. Kuharap kau bisa bersimpati padaku sebagai seorang ibu. Sidangnya besok dan aku memohon padamu untuk tolong melepaskan Mer. Apa yang dia lakukan salah, namun sebagai orangtuanya, kami telah melakukan kejahatan yang lebih besar. Kami tidak mendidik gadis itu sejak dia masih kecil. Miss Vera, aku mohon padamu, tolonglah.”Madeline menekan kedua bibirnya sembari terisak, kedua matanya penuh dengan air mata.“Mrs. Montgomery, dia tak layak memperoleh
Setelah perawat itu mengatakan itu, udara di sekitar mereka terasa luar biasa gerah.Madeline tersenyum santai dan berkata, “Aku yakin kau sedang membicarakan Madeline.”“Jadi dia…”Teriakan syok Sean terdengar di telinganya.Madeline berbalik dan melihat penyesalan sekaligus sebuah tatapan minta maaf di wajah tampan Sean.“Aku tak menyangka kalau dialah yang memberikan darahnya buat Ellie. Aku bahkan…”Saat itu, dia mengira Madeline sedang menindas Meredith. Karena itu, dia meneriaki Madeline dengan marah.Dia berkata kepada gadis itu, "Tidak heran kedua orang tua kandungmu tidak menginginkanmu. Orang yang begitu kejam seperti kamu seharusnya tidak hidup di dunia ini!"Sean tercengang. Dia meletakkan kedua tangannya menutupi sepasang matanya dalam penyesalan.Madeline saat itu diam-diam mendonasikan begitu banyak darah untuk Eloise dan Jackson.Namun, Madeline tak mengatakan apa pun. Gadis malang itu hanya menelan kata-kata kejam dan ancaman mereka.Pada saat ini, Sean merasa dirinya
Madeline bangkit dari tempat tidur dan membersihkan dirinya. Ketika hendak mencari Jeremy, dia mendengar suara-suara dari balkon.Dia menoleh dan melihat pria itu berdiri di sana sendirian. Punggung Jeremy yang tegap dan ramping tampak lemah.Sebatang rokok terselip di antara jari-jarinya yang panjang. Ujung rokok menyala dan meredup secara bergantian, tampak sunyi di bawah sinar matahari pagi.Mungkin karena mendengar langkah-langkah kaki, jadi dia berbalik dan melihat Madeline berjalan ke arahnya. Dia menyipitkan kedua matanya menjadi sebuah seringai. "Kenapa kau tidak tidur lebih lama lagi?”“Aku akan bangun jika sudah cukup tidur." Madeline tersenyum. Ketika dia melihat Jeremy masih mengenakan pakaian kemarin, dia bertanya, "Kau tidak tidur sepanjang malam?”Dia mengerutkan kedua sudut bibirnya. Sepasang matanya gelap seperti malam saat terpaku pada wajah cantik dan lembut Madeline.“Sulit bagiku untuk bisa tidur selama tiga tahun terakhir ini.”Sebuah kilatan cahaya melintas di ke