Dia berjalan mendekat untuk melongok dan melihat bahwa benda itu adalah buku hariannya. Halaman yang terbuka penuh dengan cinta dan tekad masa lalunya untuk pria itu.Madeline mencibir saat dia teringat kembali dengan dirinya dulu. Dia sangat bodoh dan dungu.Dia mengambil buku harian itu sebelum berbalik hendak pergi. Akan tetapi, Jeremy kembali menariknya.Madeline terhuyung dan jatuh ke lantai, menabrak dada bidang Jeremy.Kedua mata pria itu berkabut, namun ia masih menatapnya dengan emosional.“Jangan pergi, oke? Jangan tinggalkan aku lagi.”“Jeremy, lepaskan aku. Aku bukan orang yang kau pikirkan.” Madeline berjuang untuk melarikan diri, namun Jeremy hanya tersenyum dan menatap dirinya dalam-dalam. Pria itu bahkan memeluknya semakin erat sekarang.Madeline tak bisa melarikan diri dari dekapannya tak peduli seberapa kuat dia melawan.Pria itu menekankan tubuhnya dengan penuh kasih sebelum akhirnya jatuh tertidur.Madeline berkeringat karena semua perjuangannya. Namun, dia masih ti
“Apa?”“Apa kau bilang?”Eloise dan ibu Jeremy langsung berdiri, wajah mereka dipenuhi keterkejutan.“Vera Quinn, ulangi apa yang tadi kau bilang!” Ibu Jeremy berteriak.Madeline mengamati wajah Meredith dan melihat kedua mata gadis itu melotot sementara rahangnya menggantung lepas karena syok. Kemudian, dia mengangkat kepalanya untuk melihat ke sepasang mata hitam Jeremy yang tidak terbaca.“Jeremy, aku mengandung anakmu.”Dia tersenyum dan menyerahkan sebuah hasil tes pada pria itu.“Aku melakukan beberapa tes di rumah sakit pagi ini dan ini adalah bukti dari dokter.”Jeremy menatap Madeline dan mengambil hasil tes dari tangannya.Disebutkan dalam hasil tes itu bahwa usia kehamilan Madeline sudah menginjak tiga minggu.“Coba aku lihat!” Ibu Jeremy merebut hasil tes itu dari tangan Jeremy dan melihatnya dengan seksama.Eloise mendekat untuk melihatnya juga. Setelah mereka melihat hasil tes itu, wajah mereka langsung menjadi gelap.Ketika Meredith melihat itu, dia menatap Madeline deng
Dia mengangkat kepalanya dan melihat Madeline telah memanggil sebuah taksi. Lalu, gadis itu masuk ke mobil dan pergi.Jeremy putus asa selama beberapa detik sebelum akhirnya mengejarnya.Dia menelepon Madeline, dan meskipun panggilannya masuk, gadis itu tidak menjawab.Madeline menatap layar ponsel yang menggelap dan menyeringai.Dia sedang membuat sebuah konsesi untuk meraih keuntungan.Dia tidak bersungguh-sungguh ketika tadi mendoakan Jeremy. Dia tak bisa membiarkan dua orang yang paling dia benci hidup dengan nyaman.Jeremy tak bisa menghubungi Madeline, dia jadi gelisah.Tidak peduli apa pun alasannya, tapi dia tahu dia tak bisa kehilangan wanita yang memiliki wajah yang sama dengan Madeline itu.Meskipun dia berpegang teguh pada keyakinan bahwa inilah alasan mengapa dia tak bisa melepaskan Madeline, dia juga menyadari perubahan halus pada detak jantungnya setiap kali dia bersama Vera.Perasaan itu sama seperti saat pertama kali bertemu dengan Madeline di universitas.Madeline kem
Saat mengatakan itu, tiba-tiba ada sebuah kilatan melankolis di kedua mata pria itu.Setelah terdiam untuk beberapa detik, Jeremy berkata, “Aku berhutang itu padanya.”“Kau berhutang padanya?”‘Kau berhutang padanya?’‘Jeremy, kau juga berhutang padaku, tapi kau melupakan itu.’Madeline tertawa dan tidak bertanya lagi. Dia berkata pelan, “Baiklah, kalau memang itu masalahnya. Aku tak akan membuatnya lebih sulit lagi untukmu. Tapi, jika kau bilang dirimu serius tentang menikahiku, maka kau harus membuktikannya .”Saat mendengar itu, kemurungan di wajah Jeremy sedikit menghilang. “Apa yang kau mau aku lakukan? Aku akan melakukan apa pun selama aku masih sanggup.”Madeline tersenyum. “Gampang. Pergilah ke satu tempat denganku besok. Aku akan mengatakan padamu ke mana kita akan pergi saat kau menjemputku besok pagi.”“Oke,” jawab Jeremy tanpa ragu-ragu.Entah mengapa, memandang senyum di wajah di hadapannya ini, Jeremy merasa lebih riang daripada sebelumnya.Jeremy kembali ke rumahnya, da
Lagi pula, dia akan menjadi istri Jeremy dalam tiga hari.Ketika saat itu tiba, seluruh Glendale dan bahkan orang di seluruh dunia akan menjadi saksi pernikahan megah mereka yang akan disiarkan secara langsung!Saat memikirkan ini, seulas senyum kembali muncul di wajah Meredith.Malam itu, Meredith melakukan ritual merawat diri, dan keesokan harinya, dia menuju ke toko gaun pengantin.Merek gaun pengantin ini sudah terkenal di seluruh dunia. Dia bilang ke pegawai toko mengenai gaun yang telah Jeremy beli secara prapesan. Gaun itu baru saja tiba lewat udara kemarin dan seharga sekitar tujuh digit.Sebelum bertemu Jeremy, Meredith tak akan pernah bisa membayangkan jika dia akan bisa mengenakan gaun pengantin semahal itu.Sekarang, selain statusnya sebagai Miss Montgomery, dia juga akan menjadi nyonya dari sebuah keluarga berpengaruh yang tak ada bandingannya.Dia sangat gembira.Karena dia telah membocorkan sebelumnya apa yang akan dia lakukan hari ini, ketika Meredith tiba di toko gaun
“Aha,” seringai Madeline. Dia mengusap-usap batu-batu kristal di gaun itu. “Jeremy punya mata yang benar-benar jeli. Dia bahkan tahu semua ukuran tubuhku.”“A-apa kau bilang?”“Apa? Apa kau tidak tahu bahasa manusia?” Madeline tersenyum dan melenggang ke depan. Para pegawai bergegas membantunya memegangi gaunnya.Dia tampak bagaikan ratu ketika dengan anggun berjalan maju sampai berada di depan Meredith. “Apa kau benar-benar berpikir kalau gaun ini adalah milikmu?”“...” Meredith sangat marah sampai kedua matanya hampir jatuh dari rongganya. “Vera Quinn, copot gaun ini sekarang. Ini hadiah dari Jeremy untukku. Aku akan mengenakan ini pada hari pernikahanku. Siapa kau berani memakai gaun pengantinku?”Dia memelototi Madeline dengan sombong. Kemudian, dia tiba-tiba mengejek.“Vera, kenapa kau melakukan ini? Aku tahu kau menyukai Jeremy, tapi dia tunanganku. Ditambah lagi, kami akan menikah dalam dua hari, lalu kami akan menjadi suami istri. Apa yang kau lakukan saat ini persis seperti ya
Madeline tersenyum manis saat melihat seringai puas Meredith.“Miss Crawford, jangan berkhayal. Jeremy di sini untukku.”???Ekspresi Meredith membeku, dan ada banyak tanda tanya di kepalanya.Namun, saat ini, dia melihat Vera menggapai Jeremy dengan seulas senyum di wajah gadis itu. Pria yang dia cintai mendekati Vera sambil meraih tangannya .“Jeremy?” Meredith tak bisa memercayai apa yang dia lihat. Dia merasa seakan-akan ada sebuah batu di dadanya yang membuatnya tak bisa bernafas.Madeline tersenyum malu-malu dan mengulurkan tangannya untuk merapikan kerah Jeremy.“Jeremy, kau tampak memikat hari ini. Tak heran Miss Crawford ini rela untuk memanjat tempat tidurmu meskipun harus menjadi wanita simpanan.”“Kau! Apa kau bilang, Vera Quinn?” Ekspresi penuh kepura-puraan Meredith retak. “Kaulah yang menggoda tunanganku, dasar pelacur!”Dia mengangkat tangannya dengan marah untuk menampar Madeline.Madeline berpura-pura takut dan bersandar pada Jeremy, ekspresi takutnya memunculkan ama
Meredith berteriak pada dua figur di depannya.Madeline hampir menghentikan langkahnya berbarengan dengan Jeremy.Apa yang barusan dia dengar?‘Abu?’‘Abuku?’Dia kaget dan benaknya mulai mengembara.Dulu, dia sudah kehilangan penglihatannya saat pergi ke pesta pertunangan Jeremy dan Meredith.Untuk memutuskan semua bentuk hubungan dengan Jeremy dan melepaskan obsesinya terhadap pria itu, dia setuju untuk mengembalikan semuanya kepadanya—termasuk abunya.Meskipun pada akhirnya dia tidak meninggal, ‘abunya’ masih ada di sana.Tapi, apakah Jeremy tidak menghancurkan ‘abu’ itu saat itu?Dia berhenti mengenang saat merasakan genggaman Jeremy mengencang.Sepertinya pria itu sedang menahan sesuatu.Meredith dengan cepat berlari ke depan Jeremy dengan pandangan melankolis di kedua matanya.“Jeremy, mohon jangan memaksaku, oke? Semua hal yang aku lakukan sekarang semuanya untukmu.”Meredith sedang membuat dirinya terlihat layak mendapatkan kekaguman terbesar.Madeline mengangkat kepalanya dan