"Saya tahu Anda semua mendengar bahwa saya diculik beberapa waktu yang lalu. Ya, saya diculik dan dilecehkan oleh beberapa laki-laki. Dalang kejadian itu adalah Miss Vera Quinn ini. Pada awalnya saya tidak ingin menyelidiki ini, tapi wanita ini sekarang telah membalikkan keadaan dan memfitnah saya seperti ini. Saya benar-benar tidak tahan."Meredith menggigit bibirnya dan dengan cepat menunjuk Madeline."Vera Quinn, aku ingin melaporkanmu!"Di saat suara Meredith jatuh, para tamu dengan suara bulat memlilih untuk berdiri di pihak Meredith."Miss Crawford, kami semua mendukung Anda.""Vera Quinn, kau sangat mengerikan!""Jangan khawatir, Miss Meredith. Kami semua disini mendukungmu untuk melaporkan wanita ini!""Vera Quinn, dengan karaktermu, jangan berpikir bahwa kami akan sudi berlangganan Miss L.ady lagi di masa yang akan datang. Aku percaya kalau tidak lama lagi Miss L.ady akan bangkrut!""Diam kalian semua!"Di tengah kerumunan, sebuah suara dingin dengan kuat dan ganas menghardik,
Madeline berbicara dengan tanpa tergesa-gesa sembari mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sederet nomor telepon di layarnya.Semua orang melongok, dan Meredith tercengang ketika melihat sederetan angka terpampang di layar.Awalnya dia tidak mengerti, namun setelah melihat untuk beberapa detik, wajahnya berubah menjadi hijau saat kedua matanya berkedip-kedip.Melihat kepanikan dan ketidakpercayaan gadis itu, Madeline tersenyum tenang.“Miss Crawford, kenapa kau diam saja? Apa kau mendapati kalau nomor telepon ini familier? Tentu saja, kau sudah akrab dengan nomor ini, karena ini adalah nomor telepon ibu angkat mu , Rose Tanner."Madeline tersenyum dan berjalan dengan anggun ke arah Meredith. Sikapnya yang elegan dan puas telah menghancurkan Meredith hanya dalam beberapa detik."Miss Crawford, kau memang benar-benar pintar. Kau takut jika misalnya insiden itu terungkap, kau akan mendatangkan api ke dirimu sendiri, jadi kau menggunakan ponsel ibu angkat mu untuk menghubungi keempat p
Dia tidak pernah menjadi begitu marah di depan orang lain sebelumnya, tapi hari ini, dia melakukannya untuk Vera. Dia mematahkan roman mukanya yang biasanya agung dan mulia."Jeremy, kau dengar apa yang dikatakan Rose. Meredith adalah korbannya. Dia tak bersalah!" Tiba-tiba Eloise mencoba meyakinkan. Dia lebih memilih memercayai penjelasan Rose daripada tindakan tercela Meredith."Apa kau akan secepatnya melepaskan wanita itu? Di mana posisi Meredith dalam hal ini?"Tentu saja, Jeremy tak akan melepaskan Madeline. Sebaliknya, dia malah semakin erat memeluk Madeline dan menatap lembut wanita di pelukannya."Aku tak akan pernah melepaskan wanita ini seumur hidupku. Sedangkan untuk putrimu, aku sudah membatalkan pertunanganku dengannya. Jangan membuatku mengulangi kata-kataku lagi."Sembari berbicara dengan nada yang begitu santai, Jeremy memeluk Madeline dan langsung berbelok ke dalam rumah.Eloise melongo menyaksikan adegan itu, menggertakkan gigi-giginya dalam amarah.Adegan itu sangat
Madeline mengerutkan bibirnya dan tersenyum, sepasang lesung pipitnya yang memabukkan merekah di kedua sisi bibirnya.“Tidakkah kau ingin aku jatuh cinta padamu? Sebenarnya, kau masih mencintai Meredith, ‘kan?” Meredith menarik dasi pria itu dengan sedikit keluhan di matanya. “Jika memang begitu, aku akan pergi sekarang dan tak akan pernah menemuimu lagi.”Madeline berpura-pura kecewa dan melepaskan dasi Jeremy.Begitu garis lehernya melonggar, Jeremy merasakan kehangatan mengalir keluar dari hatinya.Melihat wanita itu berbalik dengan kekecewaan di depan kedua matanya, dia membeku dalam keadaan tak sadarkan diri. Rasanya seolah-olah jantungnya tiba-tiba ditusuk oleh jarum yang tak terlihat.“Jangan pergi.”Jeremy menggapai pergelangan tangan Madeline.Madeline, yang belum juga melangkah lebih dari satu langkah, tiba-tiba berhenti. Di belakang di mana Jeremy tak bisa melihat, dia diam-diam tersenyum penuh kemenangan.Hanya saja dia belum sempat menikmati kemenangan ini selama lebih dar
“Old Master Whitman, aku tahu kau punya kesalah Pahaman yang dalam terhadapku, tapi…”“Tak perlu menjelaskan apapun padaku. Kau tahu pasti apa yang sudah kau lakukan.”“…” Meredith tak bisa berkata-kata.Sesaat kemudian, Rose tiba-tiba berlutut di depan Old Master Whitman. “Old Master Whitman, aku melakukan semuanya sendiri. Meredith sama sekali tidak tahu tentang itu. Saat dia mengetahuinya, dia dengan sengaja bergegas untuk menghentikanku. Itulah mengapa Meredith mengalami insiden itu. Itu aku. Akulah yang menyebabkan Meredith terkena masalah.”Rose menyalahkan dirinya sendiri sambil berurai air mata.“Old Master Whitman, jika kau ingin menyalahkan seseorang, salahkan aku. Tak peduli bahkan jika kau mengirimku ke kantor polisi, tapi Meredith adalah seorang gadis yang baik. Aku benar-benar tak ingin Jeremy salah sangka terhadapnya. Mer sudah sangat menderita. Jeremy seharusnya tidak mematahkan hatinya kali ini.”“Sesungguhnya, semua ini adalah kesalahan Vera Quinn!” Eloise menimpakan
Mengikuti kata-kata Madeline, senyuman di ekspresi Meredith tiba-tiba pecah. Seluruh wajahnya menjadi benar-benar kaku.Apa?Apa dia tidak salah dengar? Apa maksud Vera?Dia hanya ingin berpura-pura dan memainkan sebuah peran yang penuh kasih dan baik budi di depan Jeremy dan Old Master Whitman. Dia tak mau menanggung kesalahan atas nama Rose. Dia hanya berpura-pura!Rose dan Eloise juga tercengang. Mereka tak menyangka Vera menjadi seorang karakter yang tak kenal belas kasihan.Melihat ekspresi terkejut Meredith, Madeline tersenyum santai ke Jeremy. “Jeremy, kalau begitu, kau bisa menemaniku ke kantor polisi sekarang.”Jeremy melirik Meredith yang sedang berlutut di lantai dengan tatapan rumit dan mengangguk ringan. “Oke, aku akan menemanimu.”Madeline tersenyum bahagia dan mengulurkan tangannya untuk memeluk lengan Jeremy. Sepasang mata indah dan angkuhnya menyapu Meredith yang masih berlutut.“Penculikan dengan pemerasan, niat untuk menyakiti orang lain... Jika dihukum karena semua
Mendengar itu, Madeline melepaskan tangan Jeremy. Dia tersenyum ramah sebelum berkata, “Aku akan menunggumu di sini.”“Oke.” Jeremy mengangguk, kemudian berbalik dan pergi ke luar.Rose and Eloise juga mengikuti mereka keluar dari gerbang.Melihat Meredith berjalan menjauh bersama Jeremy, Madeline mengerutkan kedua bibirnya dan tersenyum senang.‘Meredith, apa yang aku ingin berikan kembali padamu jauh lebih banyak daripada ini.‘Kau sebaiknya tidak jatuh terlalu cepat.’“Jika saja Madeline punya setengah dari nyalimu, anak itu tak akan pergi dengan begitu saja.”Helaan nafas Old Master Whitman terdengar pelan dari belakang.Hati Madeline muram. Dia merasakan betapa hangatnya dipedulikan dan dirindukan.Dia tersenyum dan berbalik untuk menatap Old Master Whitman. “Jika Grandpa tidak keberatan, Anda bisa menganggap saya Madeline.”Old Master Whitman menatap dalam-dalam wajah cantik yang begitu indah di hadapannya dan menggelengkan kepalanya penuh sesal.“Tak peduli semirip apa pun dirim
Detak jantung Madeline tiba-tiba menjadi tidak menentu, tapi dia dengan tenang memasang ekspresi terkejut dan bingung. Dia mendongak dan bertemu dengan sepasang mata hitam Jeremy.“Apa? Kau bilang mantan istri mu tidak meninggal?”Dia mencubit kedua alisnya kemudian tertawa.“Kau tidak mencurigaiku sebagai mantan istri mu, Madeline, lagi, bukan?”Ketika suara Madeline jatuh, Jeremy juga tertawa. Embusan angin musim gugur bertiup, samar-samar bertiup ke warna misterius yang muncul di kedua matanya. Dia memandang Madeline dan berkata dengan lugas, "Beberapa orang masih hidup, dan dia sudah mati. Tapi beberapa orang sudah mati, dan dia masih hidup.”Setelah mendengarkan kata-kata itu dalam diam, Madeline mengerutkan sepasang bibirnya.“Apa kau mencoba untuk mengatakan padaku kalau mantan istrimu hidup di dalam hatimu?”Tak hanya tertawa, tapi tawa Madeline penuh dengan ironi.“Semua orang tahu bahwa Madeline adalah wanita yang paling kau benci.”“Semua orang tahu?” Jeremy mengunyah kata-k