Dia bertanya, merasakan sebuah rasa nyeri yang teramat sangat di dalam hatinya.Ketika dia mengingat kembali ekspresi tanpa daya Madeline saat gadis itu memberi penjelasan dengan air mata yang deras mengalir di wajahnya, dirinya merasa bagaikan pendosa yang tak akan terampuni.Bagaimana bisa dirinya begitu kejam hingga menyakiti seorang gadis yang sangat mencintainya?Bagaimana mungkin dia baru menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta pada gadis itu saat semuanya sudah sangat terlambat?Kini, dia akhirnya mengerti mengapa Old Master Whitman menanyakan pertanyaan itu saat gadis itu bilang ingin bercerai darinya.Kakek tua itu bertanya pada gadis itu apakah mereka tidur bersama setelah mereka menikah.Tentu saja, dia melakukannya berulang kali.Dia bilang dirinya jijik dengan gadis itu, namun dia masih tak bisa menghentikan dirinya untuk menyentuh gadis itu.Ternyata dia hanya tak bisa menahan semua emosinya, namun ketika dia mengetahuinya, sudah sangat terlambat.Jeremy menenangkan pik
Madeline menatap pria yang baru saja muncul dari kerumunan saat dirinya bisa merasakan jiwanya meninggalkan tubuhnya.Ia tak pernah melihat pria itu selama tiga tahun, tapi orang di depannya ini masih bermata cerah dan tampan. Ada tambahan rasa kedewasaan di sosok tegasnya yang dulu tak ada di sana.Pria itu berjalan ke arahnya, wajahnya memantulkan sepasang matanya yang bagaikan batu onyx. Ada sebuah kegembiraan yang tak terlukiskan dan keterkejutan di dalamnya.“Maddie, ini kamu…” Daniel menatapnya dengan intens, suaranya masih lembut dan hangat bagaikan angin musim semi.“Maaf. Aku bukan Madeline Crawford.” Madeline mengangkat satu alisnya dengan kesal. “Jika kalian kesini hanya untuk melihat kalau aku mirip Madeline Crawford, maka silahkan pergi. Aku punya bisnis yang harus aku urus,” katanya dengan dingin sebelum berbalik. Ketika wajahnya sudah keluar dari pandangan Ava dan Daniel, ia menurunkan tatapannya.‘Ava, Dan, maafkan aku. Kumohon maafkan aku atas kekejamanku.’“Maddie!” A
Ava tak teryakinkan. Gadis itu ingin membantah lebih jauh lagi, tapi setelah mendengar apa yang dikatakan Jeremy, seketika itu juga semua harapan di hatinya lenyap.Ava menatap Madeline dan menjadi kecil hati setelah melihat wajah menawan Madeline.‘Dia sungguh-sungguh bukan Maddie?‘Tidak, itu tak mungkin’Ava menatap Jeremy dengan dingin sebelum menggertakkan gigi-giginya. “Jeremy, ini pasti sebuah jebakan. Dia pasti Maddie! Kaulah yang—”“Cukup.” Sela Madeline dengan suara dingin. “Aku tak peduli apa yang dulu terjadi antara kau dan Madeline, tapi itu tak ada urusannya denganku. Dengar baik-baik, aku bukan Madeline Crawford.”Setelah mengatakan itu, ia mengangkat kedua mata indahnya dan menatap Jeremy. “Aku akan memberikan jeda pada diriku sendiri hari ini. Saya ingin tahu apakah Anda punya waktu untuk menemani saya, Mr. Whitman?”Jeremy menatap ke dalam sepasang mata yang memesona itu dan tersenyum. “Sebuah kehormatan bagiku.”Setelah memberikan jawaban, pria itu meraih tangan Made
Suara Jeremy yang dalam dan menggoda menyelinap ke dalam telinganya sebelum akhirnya mendarat di hatinya.Madeline tak menyangka Jeremy menanyakan sebuah pertanyaan seperti itu.Keterkejutan jelas terlihat di wajahnya. Kendati merasa kaget, ia masih bersikap tenang. “Jeremy, kau tahu apa yang kau maksud?”“Tentu saja, aku tahu apa yang kumaksud.” Pria itu menurunkan suaranya untuk membuatnya lebih terdengar memikat.“Aku akan menikahi Felipe dalam waktu dekat ini, jadi buat apa aku menyukaimu?” Kata Madeline dengan dingin, mendorong pria itu menjauh.Namun, Jeremy hanya meraih tangan gadis itu yang kemudian mendarat di bahunya.“Apa kau sungguh-sungguh tidak menyukaiku? Lalu kenapa kau datang mencariku di rumah sakit tadi malam dan mengatakan padaku bahwa kau mengkhawatirkanku?” Tanyanya, “Kau begitu peduli padaku. Lagi pula, kupikir kau tidak terlalu menyukai pamanku,” ujarnya saat sepasang mata gelapnya terus menatap wajah Madeline. Dia bisa merasakan jantungnya melewatkan satu detak
‘Ava, aku tidak lupa.’‘Itulah mengapa aku kembali untuk balas dendam. Ini untukku, namun terutama juga untuk anakku.’Ketika Ava memperhatikan bagaimana Madeline tidak mengucapkan sepatah kata pun bahkan setelah sekian lama, dia berlari dan meraih tangan Madeline dengan emosional. "Maddie, tolong ikut dengan kami. Dan adalah orang yang benar-benar mencintai dan peduli padamu. Jangan tertipu oleh sampah itu!”“Hentikan bicaramu." Sela Madeline dengan tiba-tiba. “Aku sudah berkali-kali bilang padamu kalau aku bukan Madeline Crawford. Lagi pula, kenapa aku tak bisa tinggal dengan Mr. Whitman? Apa hubungan tindakannya di masa lalu dengan aku? Aku hanya tahu bahwa aku senang bersamanya. Aku juga menikmati kebersamaanku dengannya. Jadi tolong, berhentilah menggangguku!”Madeline menyelesaikan perkataannya dalam nada bicara sedingin es. Kemudian, ia menepiskan tangan Ava menjauh darinya.Ia berbalik dan memeluk lengan Jeremy, berpura-pura mesra dengan pria itu. “Jeremy, ayo kita bicara di te
Jeremy mempercepat langkahnya menuju ke tempat di mana dia baru saja melihat sosok putih itu. Jantungnya berpacu dengan sangat kencang seakan-akan siap melompat keluar dari dadanya.‘Maddie!’‘Kaukah itu, Maddie?’Dia meneriakkan nama Madeline di dalam hatinya lagi, dan lagi, begitu yakin kalau dirinya tidak sedang berhalusinasi.Akan tetapi, saat dia sampai ke makam itu, tak seorang pun ada di sana.Apa yang dia lihat beberapa saat yang lalu mungkin hanya sebuah mimpi.Hatinya membeku.Apakah dia sedang berhalusinasi karena terlalu merindukannya?Jeremy memikirkan itu sembari merasa kecil hati. Saat hendak meninggalkan makam, dia melihat sebuah jejak asap datang dari sebuah makam di dekat situ.Dia menyipitkan kedua matanya dan bergegas pergi.Dia sudah sampai di depan makam Len. Lelaki tua itu adalah kakek Madeline. Dia bisa melihat sebuah buket berisi bunga krisan putih di depan batu nisan dan sebatang lilin yang masih menyala.Benar saja, dia tidak sedang berhalusinasi sebelumnya.
Madeline mengangkat kepalanya dan kedua matanya bertemu dengan sepasang mata sipit Felipe. Kedua mata pria itu tampak ramah, membungkusnya erat-erat menjadi udara hangat.“Aku akan mendukung apapun yang kau lakukan. Namun, jika memungkinkan, aku benar-benar tak ingin kau menjalankan balas dendammu dengan cara seperti ini.”Felipe mengulurkan tangannya dan jari-jari pria itu mendarat di wajah halusnya. Dingin yang berasal dari jari-jari Felipe membuatnya bergetar.Banyak sekali rahasia yang tersembunyi di balik kedua mata Felipe yang tak berdasar. Seolah-olah seseorang akan tersedot ke dalam sepasang mata itu jika menatap dengan seksama selama lebih dari satu detik.Ketika Madeline hendak pergi dari situ, Felipe berjalan semakin dekat dengannya.Wajah tampan pria itu menjadi semakin jelas di depannya, menunjukkan sedikit dominasi dan rasa posesif yang kuat. “Dia tak layak untuk memilikimu, baik sekarang ataupun dulu.”Madeline merasakan detak jantungnya semakin cepat di saat Felipe meng
Mereka tak akan pernah menyangka orang yang sedang mereka jebak akan muncul di depan mereka secara tiba-tiba. Seketika itu juga tawa Meredith dan Rose berhenti. Wajah mereka yang sama mengerikannya dipenuhi dengan keterkejutan saat mereka menatap Madeline yang baru saja masuk.“Kau! Siapa yang menyuruhmu masuk? Berapa lama kau berdiri di luar sana? Apa saja yang sudah kau dengar?" Rose bergegas berdiri dan menunjuk Madeline saat menanyai gadis itu dengan marah.Meredith tak mengatakan apa-apa. Dia hanya melotot dan memperhatikan Madeline dengan penuh selidik.Madeline mengerutkan kedua alisnya dan tersenyum. “Kenapa? Apa kalian tadi mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kalian katakan dan takut kalau aku akan mengetahuinya?”“...” Ekspresi Rose berubah. Dia sedikit mengalihkan pandangannya. “Kau…”“Kalau aku tidak salah, kau pasti ibu angkat Madeline. Ck ck, putri angkatmu benar-benar tercemar olehmu. Aku bertanya-tanya bagaimana seorang wanita yang berkelas dan anggun seperti Mrs.
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka