“Ava, aku tahu dirimu tidak nyaman dengan sikap keluargaku terhadapmu dan bahwa kau telah menanggung segalanya demi aku. Aku sadar akan semua itu. Aku telah berusaha semampuku untuk membuat kompromi dan menyelamatkan hubungan ini. Kuharap dirimu bisa memberiku sedikit lebih banyak waktu. Aku pasti tidak akan mengecewakanmu.” Daniel berjanji dengan sungguh-sungguh.Ava merasakan ketulusan Daniel. Banyak hal yang ingin dia katakan tetapi dia tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.“Ava, aku tahu dirimu ingin bersama dengan Dan. Kalau tidak, kau tidak akan menangis begitu keras saat memelukku tadi. ”" ... a―aku tidak menangis." Ava dengan keras kepala menyangkal.Namun, ketika Daniel mendengar itu, rasa bersalah dan kesedihan tiba-tiba menguasai hatinya. “Maafkan aku, Ava. Aku benar-benar tidak ingin membuatmu sedih.”“Dan, bagaimana kabar kakekmu? Apa ide yang kau sebut bisa memenuhi keinginan kakekmu yang di ambang kematian tanpa mengecewakan Ava?” Madeline mengajukan pertanyaan kunci.
Melihat Ava salah paham, Daniel buru-buru menjelaskan. “Ava, kau berpikir terlalu berlebihan. Mana mungkin aku bisa punya pikiran seperti itu? Kau adalah satu-satunya pilihanku, dan aku yakin akan hal itu.”Daniel dengan sungguh-sungguh mengungkapkan niatnya.Ava tahu bahwa Daniel pasti tidak bermaksud seperti yang dia pikirkan, tetapi ketika mendengar penjelasan dan janji Daniel yang serius, dia tak bisa menahan senyum.“Oke, aku hanya bercanda denganmu. Dengan karaktermu, Dan, bahkan jika wanita-wanita lain mendatangimu, aku tahu kau akan menjauh dari mereka.”"Ava, jangan membuat lelucon seperti itu," kata Daniel dengan sungguh-sungguh, "Juga, panggil aku Danny."Tatapan serius Daniel juga membuat Ava juga bersikap serius.Dia mengangguk dan meletakkan garpu di tangannya."Terus, Danny, apa maksudmu dengan apa yang baru saja kau katakan?""Ava, berjanjilah padaku kalau kau akan tetap tenang saat mendengarkan apa yang aku katakan." Daniel menatap Ava dengan mata memohon.Entah kenapa
“Apakah itu Naya?” Ava menunjuk seseorang yang berdiri tidak jauh darinya.Daniel akhirnya melihat Naya. “Ya, itu dia. Ayo kita datangi dia.”"Oke." Ava tersenyum lembut lalu mengangkat kepalanya dan menatap Naya yang memunggungi mereka."Naya," panggil Daniel tetapi wanita itu sepertinya tidak mendengarnya. “Naya.”Daniel memanggil lagi dan Naya melihat sekelilingnya. Kemudian, dia berbalik dan menatap mata Daniel dengan ekspresi terkejut di wajahnya."Dan," balas Naya sambil tersenyum lalu berjalan ke arah Daniel.“Halo, Miss Mendez. Kita bertemu lagi,” sapa Ava dengan sopan.Naya tersenyum manis pada Ava. “Halo, Ava. Aku bertemu denganmu sekali di hari ulang tahun Grandpa dan tidak pernah melihatmu lagi. Tapi, Danny selalu membicarakanmu.”"Benarkah?" Ava tersenyum manis dan menyandarkan kepalanya di bahu Dan.Saat melihat adegan mesra itu, Naya tersenyum sambil pura-pura tidak mempermasalahkannya sama sekali."Naya, apa kau lapar? Ayo cari restoran agar kita bisa duduk dan mengobro
Saat melihat Naya hendak meraih tangan Daniel, Ava segera bangkit dan menopang Naya.“Miss Mendez, Danny sudah memanggilkan ambulans buatmu. Tolong tunggu sebentar."“ … ”Naya ingin meminta bantuan Daniel, tapi tak menyangka Ava akan ikut campur.Dia menatap Daniel yang tidak punya niat untuk menghiburnya. Dia hanya bisa mengertakkan gigi-giginya dan menanggung rasa sakit yang menderanya.Namun, dia sebenarnya tidak menahan rasa sakit tetapi kekesalan dan ketidaksenangan di hatinya.Tak lama kemudian, ambulans pun datang.Di bawah tatapan semua orang, Naya dibawa ke ambulans.Sebenarnya, Ava bisa merasakan kalau ada sesuatu yang tidak beres. Namun, Daniel sama sekali tidak merasakan apa-apa.Setelah mereka sampai di rumah sakit, Daniel hanya bisa membantu Naya mendaftar dan menangani beberapa hal sepele karena tidak ada orang lain.Kemudian, dia menunggu di dekat pintu IGD bersama Ava.Ava hanya menunggu sambil berdiri di satu sisi, tidak mengatakan apa-apa.Daniel adalah orang pertam
"Siapa ini?""Ini pacarku, Ava."“ … ” Ibu Naya tercengang saat mendengar jawaban Daniel. Kemudian, cara dia memandang Ava langsung berubah. Dia berkata dengan nada aneh, "Oh, kamu Miss Long yang membuat kakek Daniel sangat marah sehingga beliau dirawat di rumah sakit."Setelah dia mengatakan itu, udara di sekitar mereka segera menjadi tegang.Ava terperangah dan kaget. Apa hubungannya dirinya dengan kakek Daniel yang dirawat di rumah sakit?"Mrs. Mendez, tolong jangan bicara omong kosong. Grandpa dirawat di rumah sakit tidak ada hubungannya dengan pacarku.” Wajah Daniel menjadi dingin, dan sepertinya dia tidak senang dengan apa yang dikatakan ibu Naya.Namun, ibu Naya mengejek dengan acuh tak acuh. “Hmph, bagaimana mungkin itu tidak ada hubungannya dengan dia? Kakekmu pingsan karena dia marah gara-gara kamu tidak mau putus dengan wanita ini. Kondisi beliau tidak stabil sampai sekarang.”Setelah mengatakan itu, ibu Naya menasihati Daniel; seolah-olah dia melakukannya atas dasar kebaika
Suara Naya bisa terdengar dari pintu IGD.Daniel dan Ava mengangkat mata mereka dan melihat secara bersamaan. Naya terlihat tidak nyaman, tapi dari warna kulitnya, wanita itu terlihat baik-baik saja. Dia tidak terlihat seperti pasien yang baru saja pingsan karena sakit perut.Mata Naya bersinar saat dia melihat Daniel. Kemudian, dia menoleh dan melihat ibunya. "Mom, kenapa kau di sini?"“Aku menelepon ibumu,” jelas Daniel.Ava tersenyum dan bersandar pada Daniel. Kemudian, dia berkata, "Miss Mendez, kau tampak sangat kesakitan di restoran dan Danny khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi padamu, jadi itulah kenapa dia memberi tahu orangtuamu."Naya menarik kedua sudut bibirnya menjadi setengah senyum. "Aku mengerti. Maaf telah membuatmu khawatir, Danny. Aku minta maaf.""Bagus kalau kau baik-baik saja." Ekspresi Daniel tampak acuh tak acuh, dan dia tidak punya banyak hal untuk dikatakan. “Beristirahatlah sebaik-baiknya. Ava dan aku akan pulang.”“Baiklah, baiklah,” jawab Naya sambil m
Daniel melihat Ava tenggelam dalam pikirannya dan tiba-tiba meraih tangannya.“Sebenarnya, aku tidak tahu apa-apa tentang dia. Aku hanya ingin tahu lebih banyak tentangmu.” Daniel menatap mata Ava dengan serius.Ava tertegun untuk beberapa saat, dan dia langsung merasakan perhatian dan kasih sayang Daniel padanya.Setelah makan malam, Daniel berjalan-jalan dengan Ava sebentar sebelum mengantarnya pulang ke apartemennya.Ketika mereka hendak berpisah, Daniel meraih pegangan pintu. Matanya dipenuhi dengan kepolosan dan kekecewaan.“Jangan abaikan panggilan teleponku lagi. Tak peduli betapa sulitnya itu, percayalah bahwa aku tidak akan melepaskanmu.”Daniel berjanji dan tiba-tiba mendaratkan ciuman di dahi Ava."Ava, jangan ambil hati apa yang dikatakan orang lain dan jangan biarkan mereka memengaruhi hubungan kita, oke?"Ava tahu dia telah membuat Daniel sedih dengan mengabaikan panggilan telepon pria itu sebelumnya, jadi dia cepat-cepat mengangguk.“Jangan khawatir, Maddie sudah bicara
Setelah menanyakan itu, Madeline tidak mendapatkan jawaban dari Ava bahkan setelah beberapa detik berlalu. Karena itu, dia sedikit khawatir. "Ava, siapa itu? Kenapa kau tidak bicara? Ava, Ava—”“Maddie, aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku.” Suara tenang Ava yang tidak normal terdengar dari ujung telepon yang lain. “Yang datang hanya kolegaku di kantor dan dia punya beberapa pertanyaan tentang pekerjaan yang harus segera dia tanyakan padaku. Aku akan pergi sekarang. Aku akan bicara denganmu nanti. Dadah."Setelah mengatakan itu, Ava menutup telepon.Di ujung telepon satunya, Madeline bangkit dari pelukan Jeremy dan menyerahkan putranya kepada Jeremy sebelum berjalan ke satu sisi lalu berganti pakaian.“Ada apa, Linnie? Kau mau pergi ke mana?" Jeremy dengan bingung menatap Madeline yang wajahnya menampakkan ekspresi serius.“Kurasa ada yang tidak beres dengan Ava. Seseorang datang ke apartemennya dan dia mulai terdengar aneh setelah membuka pintu. Aku khawatir terjadi sesuatu pada
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka