Sebagai ilmuwan gila, tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Adam daripada mencapai hasil yang dia inginkan.Namun, satu-satunya tempat yang bisa memberinya dukungan taktis yang dia butuhkan adalah geng Stygian Johnson.Dia sendiri tidak punya kemampuan, kekayaan, atau kekuasaan.Jeremy tidak sepenuhnya mempercayai pernyataan Adam, jadi dia mengambil hasil tesnya dan pergi berkonsultasi dengan profesor yang dia kenal hanya untuk menerima jawaban yang sama.Profesor itu memberitahunya soal mutasi dalam darahnya dan menyarankannya untuk melakukan pemeriksaan tubuh menyeluruh agar penyebabnya dapat ditemukan.Namun, mengetahui penyebabnya, Jeremy juga tahu bahwa pengobatan hampir mustahil dilakukan.Memikirkan kembali dua pilihan yang Adam berikan padanya, Jeremy telah membuat keputusannya sendiri.Dia bisa saja memburu Adam dan membunuhnya, tetapi kata-kata panik Madeline menghalanginya. “Jeremy, kumohon! Kembalilah padaku, kau tidak perlu membuat kesalahan lagi!""Aku tidak akan membua
Madeline bertanya dengan rasa ingin tahu, hanya untuk menemukan senyum pahit di wajah lembut Ryan."Apa kau tahu bagaimana aku menjadi seniman amatir?" Ryan bertanya.Madeline menggelengkan kepalanya dan tersenyum. “Katakan.”Ryan menoleh dan menatap Madeline. “Kau yang membuatku menjadi seperti sekarang ini.”"Aku?" Madeline bingung ketika Ryan mulai menceritakan apa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu.Saat itu, Madeline baru saja lulus SMA. Liburan musim panas sebelum kuliah dimulai.Madeline telah menemukan pekerjaan paruh waktu di sebuah toko makanan penutup, dan ketika suatu hari dia berjalan keluar, dia menemukan sebuah lapak karya seni di pinggir jalan.Pada saat itu, Madeline belum mulai menekuni desain perhiasan, tapi seni adalah sesuatu yang menarik minatnya. Saat berjalan melewatinya, dia mendapati karya seni itu agak menarik.Karena itu, dia mengambil satu untuk dia lihat.Saat itu, seorang pemuda mendekatinya dan bertanya dengan tenang, "Apa kau menginginkannya?"Dia te
Satu bulan telah berlalu dan Madeline tidak tahu di mana Jeremy berada. Dia mendengar dari Fabian kalau Yorick telah memarahi Lana dan perempuan itu yang sudah pulang ke Negara F sekarang.Tetap saja, bagaimana mungkin omelan bisa menjadi akhir dari semua hal yang telah dilakukan Lana?Madeline tidak bisa melupakan akhir tragis kedua orangtuanya.Sementara itu, Lana menghabiskan sebulan ini di Negara F, bergaul dengan 'teman-teman dekatnya, mereka terkadang bertanya soal wanita bernama Eveline Montgomery, yang telah membuatnya berlutut dan meminta maaf pada wanita itu. Setiap kali nama Eveline disebut-sebut, Lana akan malu pada dirinya sendiri.Tidak ada yang berani mengolok-oloknya sejak dia lahir, tapi sekarang dia menjadi bahan tertawaan semua orang!Lana tidak ingin tinggal di Negara F lagi. Ke mana pun dia pergi, rasanya semua orang di sekitarnya tahu bagaimana dia berlutut di kaki Eveline untuk meminta maaf.Semakin dia memikirkannya, semakin marah perasaannya dibuatnya. Tanpa me
Lana mengira dia salah dengar, tapi dia menyaksikan dengan jelas saat kedua bibir tipis Jeremy terbuka dan mengatakan. "Rokok."Rokok.Pria itu datang untuk meminta rokok.Sepasang mata Lana bersinar, kepanikan di dalam sorot matanya seketika menghilang.Dia tertawa sendiri. Bahkan manusia yang paling kuat pun tidak akan bisa bertahan dari siksaan racun yang perlahan-lahan membunuh mereka dari dalam.Lana berjalan ke arah Jeremy, tersenyum penuh kekaguman pada fitur-fitur sedikit transparan pria itu."Aku bisa memberimu rokok itu jika kau mau, Jeremy, tapi kau harus rela menjadi milikku." Lana menyebutkan syaratnya sambil menatap Jeremy dengan hasrat di kedua matanya.Jeremy menatap senyum keji itu dan menjawab, "Baik."Lana gembira, menatap Jeremy dengan mata mabuknya ketika dia menurunkan suaranya. "Kalau begitu, lalu bagaimana kau akan membuktikan tekadmu? Aku jadi agak takut padamu sejak di hari kau memperlakukanku seperti itu demi Eveline. Yakinkan aku?"Kata-kata Lana penuh isyar
Madeline tidak mengerti tapi segera menemukan berita tentang Jeremy memasuki hotel dengan seorang wanita berambut pendek di tengah malam sebelum pergi secara terpisah keesokan harinya.Sudah sebulan sejak Madeline tidak mengetahui kabar Jeremy. Dia tak pernah menyangka akhirnya mendapatkan kabar soal pria itu dengan cara seperti ini.Orang lain mungkin tidak mengenali wanita itu, tapi hanya dengan sekali pandang Madeline tahu pasti kalau itu adalah Lana.Madeline merasakan penglihatannya menjadi gelap untuk beberapa saat, tapi dia langsung ditarik kembali ke dunia nyata ketika Ava memanggil namanya melalui telepon.“Apa Jeremy sudah gila, Maddie? Kenapa dia bisa bersama dengan Lana?” Ava mengasihani Madeline.Madeline mencengkeram ponselnya dan memaksa dirinya untuk tenang. “Kami sudah bercerai, Ava. Dengan siapa dia memutuskan untuk menghabiskan waktunya, tidak ada hubungannya denganku.”Madeline menutup telepon dengan santai meskipun hatinya bergetar.'Kenapa, Jeremy? Apa kau benar-b
Madeline mengendurkan kepalan tangannya dan mencuci tangan dengan santai.Namun, Lana berjalan ke arahnya untuk memprovokasinya. “Jeremy benar-benar menawan. Aku tidak pernah begitu bahagia seperti sekarang ini. Sekarang aku mengerti mengapa kau menggunakan metode rendahan seperti itu untuk membuat pria itu menikahimu.”“Tapi kita tidak sama, Eveline. Aku tidak melakukan apa-apa sama sekali. Jeremy sendiri yang datang kepadaku.”Bangga pada dirinya sendiri, Lana meningkatkan serangan dengan menambahkan ejekan ketika dia melihat kurangnya respon Madeline. “Apa kau pikir aku bercanda, Eveline? Kau bisa mencari tahu jika kau mau. Jeremy masih memiliki bekas luka karena gigitanku di bahunya tadi malam! Ha-ha-ha… Ugh?” Lana tertawa lepas, tak pernah menyangka Madeline akan mengulurkan tangan dan mencengkram lehernya dengan sorot mata mendominasi.“Aku punya batas toleransi, Lana Johnson. Untuk anak-anakku, mungkin aku masih bisa mempertahankan sedikit rasionalitas, tetapi tidak ada batasan
Menebak apa yang terjadi, dia segera meletakkan menu dan berlari mengejar Madeline.Berdiri di sudut kosong di tempat parkir bawah tanah, Madeline gemetar dan syok saat hatinya sakit tanpa tanda-tanda akan menjadi lega.Menyaksikan Madeline mencoba menekan perasaannya sendirian di sudut, Ryan buru-buru berjalan mendekat.Melihat penderitaan wanita itu, Ryan mengulurkan tangannya. “Kalau sudah tak tahan lagi, kau selalu bisa memilih untuk bersandar di pundakku. Aku mungkin bukan orang yang paling ingin kau andalkan, tapi kupikir aku cukup memenuhi syarat sebagai pelarian.” Madeline perlahan mendongak dan menatap fitur-fitur lembut di depannya saat air matanya mulai jatuh.Ryan maju selangkah dan membuka tangannya lalu menarik Madeline ke dadanya.Jeremy menyaksikan pemandangan itu dari jauh dan merasakan jantungnya mengepal saat rasa sakit menggerogotinya.Namun perasaan tidak nyaman lain di dalam tubuhnya mengingatkannya bahwa menyerahkan wanita itu adalah pilihan terbaik dan satu-sat
Madeline pergi.Terpaku di tempat, Jeremy menunggu sampai Madeline tidak bisa lagi melihatnya dari kaca spion sebelum dia melepaskan fasadnya. Jari-jarinya yang ramping memungut rokok di pasir.Ini adalah rokok yang dibuat khusus, replika dari yang diberikan Lana kepadanya. Namun, ini bukan dari perempuan itu.Seseorang telah membuat ini khusus untuknya. Rokok ini dibuat dengan bahan-bahan yang akan menyeimbangkan racun yang bekerja dengan lambat di dalam tubuhnya. Meskipun, dia harus mengatakan bahwa rokok ini tidak terlalu efektif.Dia memikirkan kata-kata Madeline. "Bahkan dalam kematianmu, aku tidak akan membiarkan hatiku terluka lagi untukmu." Dia bersandar di mobilnya tanpa nyawa, sepasang mata bunga persiknya menatap samar ke tanah.'Hari itu mungkin datang lebih cepat dari yang kau kira, Linnie...’‘Tapi aku sangat berharap dirimu akan benar-benar menyerah padaku saat itu agar setidaknya kau tidak akan terluka karenanya.’Meninggalkan Bukit April, Madeline tak tahu kondisi ment
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka