Walaupun dia terkejut melihat seseorang didepannya, sebenarnya dia hanya menebak dia melihat dari tubuh orang didepannya adalah lelaki, penglihatannya masih kabur, tapi Diana merasakan rasa familiar dari tubuh yang ada dihadapannya dan masih saja memeluknya dengan erat.
Diana mencoba menjernihkan matanya dengan melebarkan matanya dan juga menggosoknya, saat dia merasa penghilataanya sudah cukup membaik dia mencoba menatap lelaki yang berada hadapannya, dia terkejut teryata ini adalah suaminya yang entah sejak kapan memeluknya dengan sangat erat, seperti jika dia lepas sedikit saja Diana akan melarikan diri.
Diana bertanya-tanya dalam pikirannya, kenapa suaminya ada disini!, bukannya mereka berdua tadi baru saja berkelahi?, bukannya suaminya bersama Kirana sekarang? mereka berdua bersama, semakin lama Diana memikirkan mereka berdua bisa saja tersenyum, tidur di kasur yang sama, bahagia bersama membuat hati Diana kembali sakit, bahkan air matanya akan menetas lagi.
<Ketika mereka sampai dirumah, Diana buru-buru keluar dari mobil, tetapi saat dia mendorong pintu mobil, pintu itu tidak bisa terdorong tampaknya terkunci, Diana mengerutkan bibirnya sambil menghadap ke kanab, dia tidak mau melihat ekspresi suaminya sekarang, tapi dia merasakan perasaan bersalah karena tidak mempercayai semua ucapan suaminya tadi.Diana menggigit bibirnya dengan keras, mencoba menghadap Nathan secara perlahan, tetapi saat dia sudah menengok, dia bertemu dengan wajah tampan namun dingin yang sangat dekat dengan wajahnya, hanya berjarak satu jari, Diana melebarkan matanya terkejut, dia mencoba mencoba berbalik untuk menyembunyikan keterkejutannya,Tapi baru saja saat dia ingin berbalik, Nathan langsung memeluk pinggang Diana, mencubit dagunya untuk sekali lagi menghadapinya dan berkata dengan dingin, "Na kamu mau lari? kamu tidak bisa lari!"Diana ingin menyangkalnya dia berkata dengan nada biasa, "Mas aku tidak lari, hanya..."mas kenapa ka
Novita tidak tahan terlalu lama berdiri di sebelah bosnya, dia ingin keluar dan menghirup udara, dia juga sedikit penasaran dengan siapa orang yang dipilih bosnya tadi, dia hanya mendengar desas-desus yang dikatakan ayahnya tidak lama ini, ayahnya berkata Nathan sedang mencari seseorang perempuan yang bertemu dengannya dia saat kecil, perempuan itu memiliki boneka beruang berwarna coklat, itu adalah tanda bukti bahwa perempuan yang dia temui dulu.Novita juga penasaran kenapa Nathan tidak mengenali gadis itu dari cara jalannya, sifat, atau suarannya saja, kenapa harus boneka. Saat itu ayah Novita juga tidak mengehatuhinya kenapa Nathan hanya mengetahui perempuan itu dari boneka, tapi ayah Novita tidak mau mempermasalahkannya karena tujuan dia menyuruh Novita bekerja untuk Nathan hanya untuk menguji skillnya atau membuatnya terbiasa dengan pekerjaan perusahaan, agar nanti di masa depan perusahaan ayahnya bisa diturunkan untuknya.Walaupun Novita seorang perempuan, seben
Perempuan yang menangis itu adalah Ibu Nathan dia bernama intan, saat ini dia masih berpenampilan sangat muda, dengan fitur wajah yang cantik, bibir merahnya yang tertutup dengan lipstik berwarna merah, hidung mancung dan matanya yang masih saja meneteskan air mata, terlihat sangat menyedihkan, tetapi ada sedikit rasa syukur di matanya yang tampak menyedihkan, dia awalnya tidak meyangka kejadian seperti ini akan menimpa anak dan suaminya, dia pikir semuannya hanya mimpi, tidak nyata sama sekali.Tetapi kenyataan sangat berbeda dari hal yang dibayangkan, dia sebenarnya tidak mau menerima semua ini, dia takut setengah mati, apalagi tadi saat melihat suaminya di kamar mayat, dia kira dia akan ditinggalkan sendirian di dunia ini, dia tidak memiliki keluarga lain, selain suami dan anaknya, orangtuanya sudah meninggal sejak dia awal menikah dengan suaminnya, mereka mempercayakan dia kepada suaminya untuk menjaganya, dia berpikir dia sudah menjadi perempuan yang bahagia di dunia ini
Intan mendekatkan dirinya kearah gadis kecil yang ada dihadapannya, menatapnya dengan ringan, tatapan mereka bertemu mereka saling menatap dari mata besar kemata kecil. Mereka menatap lama gadis kecil itu hanya bisa tersenyum malu malu, karena terlalu lama ditatap oleh seorang perempuan yang bahkan dia tidak kenal.Sampai tidak lama Intan duduk, di dekat anak kecil itu, menghadapnya sambil mengelus rambutnya pelan berkata, "Nak nama kamu siapa?"Gadis itu manatap intan tertegun sambil memiringkan kepalanya seperti memikirkan pertanyaan perempuan yang ada dihadapannya, Intan melihat gadis kecil itu tampak bingung dia hanya bisa menghela nafasnya tetapi masih menatap gadis kecil sambil tersenyum lembut.Gadis kecil menatap Intan masih tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan, berkata "Tidak tau"Intan terdiam, dia tidak tau apa yang terjadi dengan gadis kecil ini, karena dia tadi terburu-buru untuk meminta pendapat gadis kecil ini, untuk meminta dia m
Nathan dibawa berjalan memutari beberapa tempat dirumah sakit, tetapi dia tidak tau pemandangan apa yang sekarang ada di sekitarnya, dia tidak bisa melihatnya dia hanya bisa mengerucutkan bibirnya menjadi garis lurus tampak menahan kesedihannya karena tidak bisa melihat. Entah sejak kapan gadis kecil yang membawa Nathan tiba-tiba berhenti dengan tiba-tiba, setelah itu dia berbalik menatap Nathan dengan senyum manis berkata, "Karena tidak bisa melihat aku akan menceritakan semuannya yang ada disini untukmu." Nathan kecil tertegun, dia mencoba mendongak kearah suara, mencoba menjangkau wajah anak kecil yang ada dihadapannya untuk menyentuh wajahnya. Sebaliknya gadis kecil itu tidak menghindar dia hanya diam menunggu Nathan menyentuh wajahnya, gadis kecil itu tidak menghindar karena dia merasa Nathan sangat baik dengannya sudah memegang tangannya saat dia sakit, menemaninnya sekarang walapun dia lupa ingatan tidak tau yang mana orang jahat, baik atau orang yang dia kena
Hari-hari berlalu dengan sangat cepat dan sudah seminggu Nathan dan gadis kecil itu mengenal, mereka tampak sangat dekat jadi saat Intan meninggalkan Nathan untuk bekerja dia tidak perlu takut anaknya merasa tidak nyaman atau ditinggal dirumah sakit sendirian. Mereka berdua tinggal dirumah sakit selama seminggu dan hari ini adalah hari terakhir mereka bersama, Nathan bahkan tidak pernah menanyakan nama gadis kecil itu karena dia pernah bertanya sekali dengan ibunya, ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Ibu tidak tau nak, dia saja tidak tau namanya siapa", karena itulah Nathan tidak mau bertanya karena jika jawabannya sama saja tidak tau, pasti membuat gadis itu tidak nyaman. Nathan tidak tau bahwa hari ini adalah hari terakhir dia menginap dirumah sakit, berbeda dengan gadis kecil yang berada diruangan anggrek dia tau hari ini adalah hari mereka berpisah, dia juga tau bahwa ada pasangan suami istri yang mengaku sebagai ayah dan ibunya, gadis kec
Beberapa jam berlalu dengan sangat cepat dan tidak terasa hari sudah malam, banyak bintang-bintang yang menerangi langit malam ada juga bulan yang memancarkan cahaya terang, menyinari setengah dari ruangan operasi tempat Nathan kecil berbaring sekarang.Dia masih berada diruang operasi karena ibunya menolak untuk memindahkannya keruangan biasa, Nathan yang tidak tau maksud ibunya hanya bisa patuh mengikuti, dia sudah terbangun sekarang tetapi dia tidak bisa duduk karena dokter tidak memperbolehkannya bergerak apalagi duduk pasti dia tidak bisa, tetapi hatinya merasakan perasaan yang sangat bahagia dia sudah membayangkan wajah gadis kecil itu seperti apa dan sebentar lagi dia bisa melihatnya, Nathan sangat tidak sabar bahkan sekarang senyuman bahagia muncul disudut bibirnya.Intan melihat anaknya yang tersenyum sangat bahagia tidak membuat dia bahagia sama sekali, karena dia sangat takut anaknya akan marah kepadanya, jika anaknya tau gadis kecil itu sudah pergi tadi sor
Nathan memaksakan dirinya untuk berjalan mencari ibunya, kasa yang menutupi matanya sudah longgar tetapi Nathan tidak peduli dia tidak ingin memperbaikinya sama sekali karena tujuan dia sekarang adalah bertemu dengan ibunya bertanya tentang gadis kecil itu pasti ibunya tau!.Nathan terus berjalan dia tidak tau arah karena kemarahan dan sakit hati membuatnya buta dengan arah, mungkin jika dia sabar dia akan menemukan ibunya dengan cepat, tetapi dia tidak mau sabar sama sekali, dia merasa sangat putus asa sekarang dia hanya ingin satu hal di dunia ini ingin mendengar suara gadis kecil itu mengucapkan selamat tinggal dengan manis sekali saja kenapa itu begitu sulit bahkan tidak bisa, jika dia tau dia pasti akan membalas pelukan gadis itu lebih erat lagi.Di tempat lainIntan masih saja duduk diatas kursi sambil menghadap kolam dengan linglung dia masih memikirkan masa depannya dengan anaknya akan menjadi bagaimana nantinya tanpa suaminya, jika soal kebutuhan
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.