Nathan tidak peduli dengan Shakila yang mendekatinya bahkan meliriknya saja tidak, bukan Shakila namanya jika dia hanya diam diabaikan oleh Nathan dia mengoceh sana sini, Nathan masih diam dan berjalan tanpa ekspresi tidak ada perubahan dalam wajahnya bahkan di matanya sekarang dia hanya mentap lekat-lekat kearah Diana.
Diana yang di tatap seperti itu merasa tidak nyaman dan ada rasa bersalah di dalam hatinya, dia merasa bersalah karena dia tadi memberitahu Nathan bahwa dia akan pergi bersama temannya tetapi dia tidak memberitahu Nathan siapa temannya itu kepada suaminya, dia takut Nathan akan marah dengannya karena dia memberitahunya tidak secara lengkap.
Berbeda dengan Novita dia kesal sekarang dengan Shakila dia merasa Shakila terlalu menempel dengan bosnya, yah walapun bosnya hanya mengabaikannya, Novita merasa tidak nyaman dengan Diana dan dia ingin berjalan kearah Shakila dan menariknya keluar dari hadapan bosnya dan meinggalkan mereka berdua saja di sini,
Setengah bulan sudah berlalu sejak Ulang tahun Nathan diadakan dengan meriah walapun hanya ada 4 orang di rumah itu yaitu Novita, Billy, Diana dan Nathan, Tetapi walapun wajah Nathan masih tanpa ekspresi Diana tau Nathan bahagia dan mereka memberikan semua hadiah yang sudah dibeli oleh Billy, Diana juga bahagia memiliki 2 sahabat walapun sahabat yang paling baik padanya yaitu Rama tidak ada Diana masih sangat bahagia. Sejak hari itu juga Diana merasa suaminya tidak lagi dingin dan acuh tak acuh kepadanya dia merasa Nathan sudah sedikit lunak kepadanya dan mereka juga sudah tidur di kasur yang sama.Sampai suatu saat masalah terjadi, ponsel Nathan bergetar dan terlihat panggilan nomor baru Diana yang sedang menunggu suaminya mandi di kamar mandi, mencoba menjangkau ponsel suaminya dan mencoba mengangkat telponnya, karena dia rasa mungkin ini hal yang penting atau bisa saja rekan bisnis suaminya menelepon, tetapi di ujung telpon ada suara lembut perempuan berkata."Nat a
Billy memiringkan sudut bibirnya tersenyum dengan lembut. "Kamu tidak tau saja Diana kami itu memiliki ikatan yang sangat kuat dan kami juga punya perasaan satu sama lain, jadi dia menjadi jinak seperti itu". Diana tersenyum, tetapi tidak ada senyum di matanya menjawab. "Iya... iya teresrah kamu saja mau bilang apa, oh kalian berdua sudah pacaran?" Billy menjawab dengan murung, cemberut dan hanya satu kata yang keluar dari bibirnya. "Tidak" *************************** Dan kembali kemasa sekarang Diana melihat Novita yang tersenyum lembut dengannya dia juga balas tersenyum dan bertanya, "Nov kamu disini? ada apa mencari suamiku?" Masih dengan senyum lembut yang tergantung di bibirnya Novita menjawab, "Iya Na, apa bos ada di dalam karena jam 09.00 Nanti bos ada rapat" Diana berkata, "Ada dia masih tidur aku mau membangunkan dia, oh iya kamu sudah sarapan? kalau belum kita sarapan bersama, bagaimana?" Novita dengan bahagia
Saat makan Novita yang terus mengoceh tentang ini itu kepada Diana, Diana hanya bisa tersenyum dan terkadang menganggukan kepalanya atau menjawab "Iya". Dia juga kadang melirik pelan suaminya, dia takut suaminya marah, tetapi apa yang dia pikirkan tidak pernah terjadi, tapi dia merasa seperrti Nathan menahan amarahnya di depannya.Tidak terasa mereka bertiga sudah selesai makan, Diana langsung berdiri untuk membereskan piring kotor, setelah mereka makan. Nathan menatap istrinya yang sangat sibuk di depannya, di ingin membantunya, tetapi saat dia melihat jam tangannya dia melihat jam 08.30, dia mengurungkan niatnya untuk membantu, dia hanya bisa berdiri dan berjalan mendekati istrinya yang masih sibuk dengan piring kotor dan berkata."Sayang aku pergi bekerja dulu ya... kamu jaga rumah atau kalau kamu ingin jalan-jalan, kamu bisa minta tolong Novita menemani kamu"Novita mendengar namanya disebut, dia langsung menatap bosnya dan dengan semangat menganggukan kepal
Diana sudah selesai berkemas dan sudah siap untuk pergi ke rumah orang tuanya menggunakan taksi, tapi sebelum dia berangkat dia mengirim pesan teks ke suaminya.Diana: Mas aku pergi ke rumah orang tuaku ya, dan maaf aku tidak jadi datang ke kantor kamu sewaktu makan siang nanti.Setelah selesai mengirim pesan teks ke suaminya, Diana langsung bergegas untuk masuk ke dalam taksi online yang sudah dia pesan sejak tadi. Sebenarnya Nathan pernah ingin membelikan mobil untuk Diana agar dia bebas pergi kemanpun dia mau dan juga agar dia tidak usah memesan taksi online, tetapi Diana sendiri yang tidak mau memiliki mobil sendiri, karena saat dia menyetir mobil dia pasti akan merasakan selruh tubuhnya tiba-tiba bergetar dan dia juga takut, jika dia mengendarai mobil sendirian dia akan menabrak seseorang karena itulah dia tidak mau dan dia juga menolak saat suaminya ingin membelikan mobil kepadanya. Yah walaupun saat itu suaminya masih dingin kepadanya, sekali dia tolak suaminya
Kirana berdiri dan berjalan ke hadapan Diana yang masih berdiri dan berkata dengan nada bahagia dan senyum lembut di bibirnya, tapi matanya seperti menyimpan banyak sekali kelicikan berkata, "Diana apakah kamu masih ingat masa lalu kita saat SMP dulu, itu adalah kenagan yang sangat menyenagkan, bukan?" Mendengar apa yang di katakan Kirana membuat Diana tertegun dan semua ingatan masa lalu yang ingin dia lupakan teringat lagi sekarang, dia selalu ingin melupakan masa lalu itu, tapi sekarang Kirana yang berdiri di hadapannya mengingatkannya lagi dan wajah orang inilah yang selalu membuat masa lalunya menjadi buruk bahkan tidak menyenangkan, dia tidak pernah dendam dengan gadis yang ada di hadapannya, dia hanya ingin melupakannya saja atau membencinya tapi gadis ini mengingatkannya lagi. Melihat Diana yang ada di hadapannya tertegun, Kirana tersenyum tipis di bibirnya, dan semakin dia berbicara tentang masa lalu yang dia anggap menyengankan, tetapi berbeda untuk Diana,
Diana berdiri dari kursinya dan ingin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan, tetapi dia di hentikan oleh Keyla yang bertanya kepadanya, "Diana kamu ingin kemana, makanan kamu belum habis kamu makan"Diana menjawab dengan nada biasa, "Aku ingin ke kamar mandi, aku ingin membersihkan rokku yang basah"Dengan wajah kesal dan mengerucutkan bibirnya tampak tidak suka, Keyla berkata, "lelaki itu tidak bertanggung jawab, padahal dia yang sudah menumpahkan air ke rok kamu"Diana tersenyum dengan lembut sambil membujuk Keyla, "Dia tadi memang mau bertanggung jawab, tetapi aku tolak kan cuman sedikit saja yang terkena, tidak semua rokku basah tidak apa key, sudah ya aku mau ke kamar mandi dulu"Keyla dengan enggan menganggukan kepalanya, dia memang tidak suka dengan lelaki yang menumpahkan air ke rok Diana tadi dia melihat anak itu tampak tidak enak di pandang, ganteng saja tidak biasa saja seperti orang miskin.Rian yang melihat Keyla tampak seperti me
Kirana memulai rencannya dengan mantab, dia pertama-tama mencari murid kelas 8 atau 9 yang paling membenci Diana dan kebencian orang itu kepada Diana akan dia manfaatkan untuk membuat hidup Diana tidak tenang selama dia bersekolah, bahkan di rumah juga dia akan membuat hidup Diana tidak nyaman. Dia mencari di kelas lain yaitu kelas 8 atau kelas 9 dan saat dia berjalan melewati beberapa murid perempuan, dia mendengar salah satu perempuan sedang membicarakan tetang seseorang perempuan yang sangat narsis di sekolah ini dia sok cantik, pura-pura polos, dan juga suka mencari perhatian, saat mendengar ucapan perempuan itu membuat mata Kirana berbinar dan senyum tipis dan dinginnya muncul di sudut bibirnya saat dia mendengar nama Diana keluar dari ucapan perempuan itu. Dia berjalan dengan perlahan-lahan mendekati perempuan yang berbicara dan saat da sampai dia langsung menjawab kata-kata perempuan itu dengan ramah dan juga tersenyum lembut, terlihat seperti siswi biasa dan juga cuk
Itu bukanlah akhir dari pembullian Kirana dan Elis mereka terus melakukan itu kepada Diana, dari mengurungnya di kamar mandi, atau menakutinya saat mereka ada kelas malam, kelas malam itu adalah les, siapa murid yang ingin ikut diperbolehkan, karena Diana adalah anak yang rajin dan juga pintar dia sangat suka sekali ikut les seperti ini karena bisa juga menambah teman.Walaupun hanya beberapa murid yang ikut dan sekarang di kelas hanya sepuluh murid saja, mereka menggunakan kelas 9A untuk tempat mereka belajar, karena kelas itu dekat dengan ruang guru jadi guru nyaman memantau mereka dari dekat.Diana duduk di depan dan di belakangnya ada David, Diana tidak tau kenapa David bisa ikut kelas malam padahal dari yang dia tau David itu bekerja paruh waktu saat malam, oleh karena itu Diana ingin sekali bertanya kepada saat nanti pulang. Diana juga melirik Kirana dan Elis yang duduk di sebelahnya, meja mereka berbeda beberapa langkah saja, hanya dibatasi untuk orang lewat saj
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.