Home / Romansa / Pernikahan Yang Sempurna / |10|. Itu Kewajiban Ku

Share

|10|. Itu Kewajiban Ku

Author: Happy_autunm
last update Last Updated: 2022-03-27 15:04:56

Pasha mendorong pintu kaca transparan itu dan masuk kedalam minimarket untuk membeli pembalut wanita seperti yang di sarankan dokter berkacamata tadi. Mendatangi salah satu karyawati yang duduk di meja kasir, tanpa sungkan Pasha berkata, "Saya butuh pembalut wanita"

Beberapa saat karyawati itu terperangah, sempat terpesona dengan pria tampan di depannya, "Ah, sebentar!"

Wanita itu pun keluar dari meja kasir dan menyuruh salah satu rekannya yang lain untuk berganti jaga. Sebelum wanita itu pergi mengambil barang yang diinginkan Pasha, wanita itu berbalik untuk bertanya, "Apa ada ukuran khusus? Sayap atau non-sayap?"

Tampak sepasang mata elang Pasha berkedip tiga kali tak mengerti, "Siapkan saja semuanya"

Karyawati itu mengulum rapat bibirnya, menahan senyum. Sepertinya itu adalah kali pertama pria tampan itu membeli benda seperti ini, "Baik"

Di rumah sakit, Hana baru saja menelpon kakak keduanya untuk segera datang ke rumah sakit membawakan pakaian

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Yang Sempurna   |11|. Selera Lokal

    "Kamu gak bawa mobil, Han?" Tepat setelah mata kuliah berakhir, siang itu Hana dan kedua temannya bergegas pergi meninggalkan gedung fakultas dan pergi ke kantin kampus."Engga, Cha" Jawab Hana lemas, karena pertanyaan Chaca itu berhasil membuatnya kembali terkenang betapa memalukannya awal pagi yang ia hadapi hari ini."Kok kamu lemes gitu sih Han?" Miftah menyenggol lengan Hana. Sejak tadi di dalam ruang Hana tampak tidak bersemangat."Sebenarnya aku males banget cerita"Miftah dan Chaca bertukar pandang. Mereka saling berkirim sinyal, pasti ada sesuatu yang baru saja terjadi pada Hana."Memangnya kenapa sih Han? Ayo dong cerita!" Chaca meletakkan tangannya di pundak Hana, matanya berkedip penuh keingintahuan. Hana yang melihatnya mendesah panjang. Di antara kedua temannya, Chaca lah yang paling besar jiwa keingintahuannya. Dalam tanda kutip 'bukan mengenai pembelajaran'."Engga ah, males!""Jangan gitu dong Han, kami kepo ni"

    Last Updated : 2022-03-28
  • Pernikahan Yang Sempurna   |12|. Pengakuan Dan Kekecewaan

    Hana terdiam. Jelas ia mengenal kakak lelakinya Chaca yang baru saja mendapatkan gelar dokter muda itu. Pria berkulit putih yang memiliki senyum meneduhkan. Pribadi yang tidak banyak omong, tapi perhatian. Perawakannya sopan dan lembut. Sosok yang relijius dan jauh dari kata arogan. Tak lupa dengan aura medisnya yang telah menarik perhatian banyak wanita.Tanpa sepengetahuan kedua sahabatnya itu. Kakak lelakinya Chaca...Adalah cinta pertamanya Hana."Ah, udah ah!" Hana langsung menyeruput jus alpukat nya yang tanpa gula itu dan melanjutkan, "Kita fokus belajar aja dulu ya!""Bener!" Seru Miftah dan Chaca serempak."Pokoknya, kalo kamu di jodohin bilang sama aku" Chaca baru saja mengambil sesuap siomay kedalam mulutnya, terus kembali berbicara, "Biar aku paksa kakak aku buat datang ke rumah""Untuk?" Hana menautkan sepasang alisnya."Ya untuk lamar kamu lah!"Serentak Miftah dan Hana bertukar pandang, sama-sama terperangah!

    Last Updated : 2022-03-28
  • Pernikahan Yang Sempurna   |13|. Pergi Ke Bar

    Esok harinya, Hana sarapan seorang diri di meja makan yang sunyi. Ratna yang terbiasa sarapan di jalan, itu sudah pergi meninggalkan kediaman untuk bergegas ke perusahaan. Keira yang masih sensitif karena kejadian semalam, sudah pergi di awal pagi buta entah kemana. Sedang ayahnya selalu jarang sarapan pagi, karena terburu-buru bekerja.Biasanya Hana melewati sarapan pagi dengan kakak keduanya. Karena hanya Keira lah yang paling luang di antara para anggota lainnya yang terjerat dalam kesibukan. Tapi pagi ini, Hana menyelesaikan aktivitasnya melahap sepotong roti dan menghabiskan segelas susu hangat itu seorang diri.Hana mengambil tasnya dan beranjak pergi meninggalkan ruang makan yang sunyi. Berjalan ke ruang tamu, beberapa maid muda menyapanya dengan ramah."Pagi, non Hana""Pagi" Hana membalas sapaan mereka dengan tersenyum simpul.Mereka adalah sekelompok maid yang di pekerjakan seminggu tiga kali, untuk membersihkan kediaman keluarga Hana yan

    Last Updated : 2022-04-28
  • Pernikahan Yang Sempurna   |14|. Hanya Kesal

    Pasha berada dalam sebuah bar, bertemu dengan beberapa rekan bisnisnya. Mereka bercengkrama panjang lebar mengenai kerjasama bisnis bertemankan sebotol anggur mahal. Di pertengahan pembicaraan itu, tanpa sengaja mata elangnya yang tajam, menangkap seorang gadis mungil berhijab, melesat masuk kedalam dengan mata yang menoleh kanan-kiri seperti mencari seseorang.Kening Pasha berkerut tajam. Pasha jelas mengenal siapa gadis mungil berhijab itu. Dalam diam dengan sepasang alis tertaut erat, Pasha berpikir. Tempat ini terlalu terbuka bagi gadis tertutup sepertinya, tapi...'Untuk apa dia datang kemari?'Pusat perhatian Pasha pun berubah dari pembicaraan bisnis yang sangat menguntungkan, beralih pada permata langka yang sangat ia inginkan.Hana.Pasha dapat melihat Hana berjalan mendatangi seseorang. Itu adalah seorang wanita berambut ikal sebahu, yang tampak cukup mabuk setelah menghabiskan beberapa botol alkohol. Sekali pandang saja, Pasha jelas langsung mengenali siapa itu. Yang tak lai

    Last Updated : 2022-05-09
  • Pernikahan Yang Sempurna   |15|. Melamar Putri Anda

    "Mana ponsel mu?" Pasha mengacuhkan perkataan Hana sebelumnya. "Hah?" Hana tentu saja terkejut karena Pasha tiba-tiba menanyakan ponselnya. Memangnya apa yang pria itu ingin lakukan dengan ponselnya, "Kenapa anda menanyakan ponsel saya? Anda ingin menghubungi seseorang tapi tidak ada pulsa?" Beberapa saat berlangsung dalam keheningan. Terdengar deringan ponsel yang begitu jelas dari dalam mobil. Yang tak lain itu adalah ponsel Hana. Membuka pintu pengemudi, Hana langsung mengambil ponselnya yang ada di atas dasbor mobil. Sebelum pergi mengangkatnya, Hana melihat nomor panggilan itu yang ternyata dari ayahnya, "Assalamu'alaikum Pa.." "Hana, kamu pergi kemana sudah tengah malam seperti ini masih belum pulang?" Terdengar suara cemas sang ayah dari seberang. Hana memijit pelipisnya rumit, bingun harus mengutarakan kondisinya. Jika menjelaskan yang sebenarnya, ia takut ayahnya akan memarahi kakak keduanya. Namun berbohong pun, ia jelas pasti langsung ketahuan, "Itu Pa, ini Hana udah ma

    Last Updated : 2022-05-09
  • Pernikahan Yang Sempurna   |16|. Bukan Salah Mu

    Hana menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Menenggelamkan wajahnya di atas bantal, kedua tangannya berkali-kali memukul ranjang yang empuk itu dengan perasaan frustasi. Setelah beberapa menit melampiaskan kekesalannya dengan cara itu, Hana bangkit dan membaringkan tubuhnya keatas selimut yang lembut, "Ya Allah, aku harus gimana..."Pasha yang bersikeras meminta pertanggungjawabannya itu, menolak keras negosiasi ayahnya dalam opsi apapun. Pria arogan dan benar-benar dingin seperti julukannya 'pangeran malam' itu, tetap kekeuh untuk menjadikannya calon istri.Ayahnya yang selalu mempertimbangkan hal dengan meraih keduanya tanpa merugikan apapun, dengan tak berdaya berkata pada Hana, tepat setelah Pasha pergi meninggalkan kediaman."Papa tidak pernah ingin membuat mu menikah dengannya. Tapi karena tindakan sembrono mu malam itu, inilah hasilnya"Hana dengan sangat menyesal berkata, "Maaf Pa, Hana menyesal. Hana pasti akan bertanggungjawab akan hal ini tanpa membuat papa dirugikan""Bag

    Last Updated : 2022-05-10
  • Pernikahan Yang Sempurna   |17|. Begal Ponsel

    "Han, aku pulang duluan ya" Berjalan keluar meninggalkan gedung kampus, Chaca tampak terburu-buru pergi ke parkiran.Hana menoleh sekilas pada Miftah dengan tatapan bertanya, 'Kenapa dia terburu-buru sekali?' Miftah merespon arti tatapan itu dengan berkedik bahu. Lalu ia berteriak, "Chaa, gak mampir ke perpus dulu bareng kita?"Chaca yang sudah mengeluarkan motornya dari area parkiran, memasang helm dan menoleh kearah Hana dan Miftah, "Engga Mif, aku buru-buru nih. Mau jemput keisya, soalnya kak Fawaz gak bisa jemput. Jadwal koas nya padat hari ini""Ohh" Hana dan Miftah mengangguk-angguk mengerti.Keisya adalah adik bungsu Chaca yang baru duduk di kelas lima SD. Keluarga Chaca juga terbilang sibuk. Ibunya yang seorang dosen itu terkadang ada jam-jam tertentu yang tidak memungkinkan untuk menjemput Keisya. Begitu pun dengan ayahnya yang seringkali dinas keluar kota. Alhasil Chaca dan kakak pertamanya sering berbagi tugas untuk itu."Hati-hati yaa" Seru Hana dan Miftah serempak pada Ch

    Last Updated : 2022-05-10
  • Pernikahan Yang Sempurna   |18|. Membuat Kesepakatan

    Mata elang Pasha berkedip terkejut mendapati Hana yang sudah menangis terisak-isak dengan tubuh berguncang pelan. Tidak perlu bertanya lebih jauh, Pasha cukup sadar diri kalau itu tidak lain karena dirinya. Hal yang telah dilakukannya itu pasti sangat mengejutkan 'permata nya' sampai menangis sedemikian rupa.Bukannya pergi meminta maaf, tapi Pasha menginterogasi Hana, "Apa pria itu melakukan sesuatu padamu? Apa dia mengancam mu? Apa ada bagian dari tubuh mu yang dilukainya?"Mata basah Hana sekilas melirik ke wajah tampan Pasha yang kaku dan dingin, tapi sorot mata elangnya yang tajam itu jelas menyuguhkan tatapan khawatir.Melihat Hana yang tidak kunjung berbicara, Pasha yang tidak suka membuang waktu itu terus mengeluarkan ponselnya. Terdengar suara bariton Pasha berbicara penuh penekanan melalui saluran, "Segera datang kemari"Hana awalnya tidak mengerti Pasha sedang menghubungi siapa sampai mengharuskan seseorang itu untuk segera datang ke kediamannya. Hingga ketika seorang pria

    Last Updated : 2022-05-11

Latest chapter

  • Pernikahan Yang Sempurna   |140|. Extra Chapter: Bulan Madu

    Pagi harinya, Ratna sudah berpakaian dengan rapi. Ia mengenakan setelan baju formal berwarna navy dan mencoba mengenakan hijab bewarna abu-abu pemberian dari Hana. "Sayang, kamu sudah selesai?" Eman membuka pintu kamar dan melongok kedalam. Sesaat matanya berkedip terkejut mendapati istrinya yang tiba-tiba mengenakan hijab di kepalanya. Itu membungkus indah wajah tirusnya, membuat penampilan formalnya terlihat anggun dan jumawa. "Gimana menurut kamu? Lucu ya aku berhijab begini?" "Anggun." "Ya?" Eman tersadar. Ia berdeham dan dengan daun telinganya yang memerah ia berujar, "Kamu terlihat menawan dengan berhijab seperti itu." Ratna merasa begitu manis dengan pujian tersebut. Hatinya langsung merasa tergelitik melihat daun telinga suaminya yang memerah. Padahal sudah beberapa bulan, tapi terkadang Eman masih malu-malu kepadanya. "Aku sudah selesai. Yuk kita pergi." "Sekarang?" Eman bergeming beberapa saat. "Ya terus kapan lagi." Ratna tergelak kecil. Ia mengapit lengan suaminy

  • Pernikahan Yang Sempurna   |139|. Extra Chapter: Wisuda Hana

    Setengah tahun berlalu sudah. Dalam kurun waktu tersebut Hana berusaha keras untuk membagi perannya sebagai seorang istri, ibu dan juga sebagai mahasiswa. Dalam kurun waktu tersebut juga, berkat ketekunannya dan kegigihannya, ia berhasil mengejar semua ketertinggalan nya dan menyelesaikan studinya.Meskipun ia terlambat dan tertinggal dari teman-temannya yang sudah menyandang sarjana setahun ke belakang. Tapi ia tidak menyesali keterlambatan nya. Ia berpikiran positif dan yakin semua yang terjadi pasti ada hikmahnya."Selamat Hanaaaa...." Chaca dan Miftah menyerbunya dari kanan-kiri dan memeluknya erat. Seerat persahabatan yang telah mereka jalin selama ini."Akhirnya kamu menjadi sarjana juga Han." Tukas Miftah yang terharu menatap sahabatnya yang akhirnya telah mengenakan baju toga setelah semua hal-hal berat yang dilewatinya setahun ke belakang."Walaupun kita gak wisuda bareng, tapi ritual lempar topi toga nya harus tetap dilakukan barengan." Chaca mengambil topi toga dari atas ke

  • Pernikahan Yang Sempurna   |138|. Mimpi Buruk Telah Berakhir

    Saat ia merasakan tangan panas Pasha yang besar, mulai menggerayangi perutnya dari belakang. "Syuhh" Pasha menekan jari telunjuknya di bibir Hana."K-kamu ngapain? Buat apa tangan mu di situ?"Alih-alih menjawab, Pasha merapatkan dada bidangnya ke punggung telanjang Hana. Lengan kokoh nya mengukung tubuh kecil istrinya itu dalam kuasa tubuh kekarnya.Halusnya kulit Hana yang menyentuh kulit kerasnya, membuatnya merasa nyaman.Hana menjadi gugup saat suhu panas tubuh Pasha telah menguasai tubuhnya. Ia dapat mendengar nafas berat suaminya itu yang berhembus di dekat daun telinganya."Masa nifas mu, sudah selesai sejak tiga bulan yang lalu kan?""I-iya""Apakah kiranya kamu sudah siap?" Tanya Pasha, mulutnya tepat berada didepan telinga Hana.Hana menelan saliva nya gugup, saat merasakan nafas panas Pasha berhembus melewati daun telinganya."S-sejujurnya, aku masih b-belum siap..""Kalau begitu mari bercumbu seperti ini saja" Pasha menyapu bibir padatnya ke telinga istrinya. Membuka mul

  • Pernikahan Yang Sempurna   |137|. Bukan Menemani Namanya

    Tepat setelah malam syukuran kelahiran Daud dikediaman Arya, pada hari ketujuhnya, Pasha melakukan aqiqah Daud di kediaman Shahbaz. Ia sudah sepakat dengan Hana untuk melakukannya di sana.Pasha sudah membeli dua ekor kambing yang cukup gemuk untuk anak laki-laki pertamanya itu dengan Hana.Tanpa sepengetahuan Pasha, seorang wanita yang sudah lama sekali tidak terlihat dimatanya muncul di acara aqiqah tersebut. Wanita itu bersembunyi dan diam-diam mencuri pandang kearah Pasha bersama istrinya yang sedang menggendong Daud."Kamu yakin tidak ingin datang menjumpainya?" Tanya Shahbaz, pada mantan istrinya itu.Wanita itu tersenyum kecil menggeleng, "Melihat dari sini saja sudah cukup, akan terlalu egois bagiku jika menemuinya sekarang"Shahbaz tidak berkata apa-apa lagi."Pasha cukup pandai memilih istri" Ucap wanita itu tersenyum, "Ia cantik sekali""Iya. Dia baik dan juga penurut" Sambung Shahbaz."Cucu kita juga sangat tampan, ingin rasanya aku menggendongnya""Apa kamu menyesal karen

  • Pernikahan Yang Sempurna   |136|. Acara Syukuran Kelahiran Cucu

    Malam harinya, kediaman Arya dipenuhi oleh para tamu. Ia membuat syukuran untuk kelahiran cucunya dan mengundang semua koleganya untuk datang. Shahbaz sebagai besannya, juga turut diundang bersama keluarga besar. "Di mana Pasha dan Hana? Apa sudah sampai?" Tanya Arya pada Ratna"Mereka masih dijalan Paa" Jawab Ratna yang baru saja selesai menelpon Hana.Hingga tak berapa lama menit kemudian. Pasha dan Hana sudah tiba di kediaman Arya. Kehadiran mereka pun langsung mencuri perhatian para tamu.Malam itu Hana mengenakan setelan yang serasi dengan Pasha. Di mana Pasha tampil jumawa dalam baju Koko putih dan Hana tampil anggun dalam balutan abaya putih dan pashmina bewarna senada. Awalnya ia pikir Pasha akan menyuruhnya untuk berganti dengan kerudung biasa, teringat terakhir kali di acara keluarga Pasha melakukannya. Tapi anehnya kali ini tidak. Semenjak ia hamil Daud dan terlebih setelah melahirkannya, suaminya itu memang sudah banyak berubah. Di kediaman Arya sangat ramai. Cukup bany

  • Pernikahan Yang Sempurna   |135|. Cemburu Tanda Cinta

    "Hum" Pasha menyandarkan dagunya manja di atas pundak Hana dan memperhatikan mata mungil Daud yang mulai berkedip-kedip seperti akan tertidur."Daud sepertinya mulai mengantuk""Iya, Alhamdulillah""Lantunan shalawat mu yang merdu itu benar-benar membuatnya berhenti menangis"Hana tersenyum mengangguk, "Hem" Matanya yang penuh sorot keibuan itu, dengan lembut memperhatikan sepasang mata Daud yang kini sudah terpejam."Lain kali lakukan juga padaku" Tukas Pasha.Hana tergelak kecil, "Buat apa? Kamu kan sudah besar, bukan bayi yang—"Pasha mengecup bibir Hana dan menghisapnya lama. Hana memejamkan matanya dan sesaat terbuai dengan ciuman lembut itu.Pasha perlahan melepas bibir Hana dari bibirnya, "Aku juga ingin diperlakukan seperti itu saat susah tidur" Ucap Pasha, sambil menatap manik mata hitam Hana dalam."En, aku juga akan melakukannya padamu. Bayi besar ku.." Ucap Hana sambil mencium kening Pasha gemas."Aku tidak mau di panggil bayi"Hana tertawa kecil."Tidak lucu!" Mata dingin

  • Pernikahan Yang Sempurna   |134|. Beraksi Menggoda Tuan Pasha

    Sama seperti malam-malam sebelumnya, Hana tidak dapat tidur nyenyak karena sebentar-sebentar terbangun mendengar suara tangis Daud. Jika sudah seperti itu Hana akan menepuk-nepuk lembut Daud yang sudah dibedung itu dan memberikannya asi.Tapi terkadang tangis Daud tidak kunjung berhenti. Seperti yang terjadi malam ini. Hana sampai menggigit jari karena bingung harus mendiamkannya seperti apa."Haak ahak..oek..oek..""Daud..""Hak..ahaak oek..oek...""Syuhh, gantengnya mama.. kenapa nangis terus hum?""Oek..oek..""Daud saayang...""Oek..oek..""Sholatullah salamullah.." Hana pun mulai bershalawat, mencoba menenangkan Daud yang tak kunjung berhenti menangis."Oek..haak..oek.."Pasha yang tengah tertidur itu, mengerutkan keningnya. Matanya menyipit dan sedikit terbuka, "Kenapa sayang? Daud nya nangis lagi?" Ucap Pasha dengan suara sengau dan serak nya."Iya nih, padahal udah aku kasih asi tapi masih gak berhenti nangisnya"Pasha perlahan bangun dari tidurnya dan setengah menguap. Ia men

  • Pernikahan Yang Sempurna   |133|. Hampir Mati Ketakutan

    Hana tersenyum tenang menanggapi mereka semua. Jempolnya mengusap lembut pipi bayinya dan menundukkan kepalanya, ia kembali mengecup lembut bayi mungilnya itu. "Pasha, masih belum sadar?" Tanya Hana pada mereka semua.Shahbaz menghela nafas panjang, "Kata dokter Pasha mengalami syok berat karena melihat keadaan mu di ruang persalinan tadi. Dan sampai sekarang ia masih belum sadar"Hana tersenyum tipis. Ia sudah menduganya, itu pasti terjadi karena Pasha terlalu mengkhawatirkan keadaannya."Kenapa dia jadi lelaki bisa lemah sekali? Bukannya menemani istrinya sampai selesai melahirkan, tapi ia malah pingsan" Ketus Keira.Ratna langsung menyikut perut Keira, "Jangan berkata begitu. Dia bisa selemah itu juga karena hampir mati ketakutan karena merisaukan keadaan Hana"Keira hanya memasang ekspresi cemberut.Brak!Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Tampak Pasha muncul dan setengah berlari menghampiri ranjang."Hanaa" Pasha langsung memeluk Hana yang tengah berbaring di ranjang. Kepa

  • Pernikahan Yang Sempurna   |132|. Pingsan Di Ruang Persalinan

    Tak terasa kandungan Hana sudah menginjak usia sembilan bulan. Semenjak itu pula Pasha tidak lagi membuat Hana tinggal di mansion yang jaraknya cukup jauh dalam mencapai rumah sakit di kota. Karena itulah ia membawa Hana kembali ke apartemen yang selama ini diurus dengan baik oleh Bi Titin.Saat tanggal kelahiran yang diprediksi kan oleh dokter mulai mendekat, buat jaga-jaga, Pasha langsung mengambil cuti. Hal tersebut membuat kelipatan kerja Eman sebagai sekretarisnya bertambah.Pasha pun menghabiskan harinya dengan mengurus dan menjaga Hana sedemikian rupa. Ia masih menyiapkan makanan, membuat jus dan terkadang memijit pundak dan kaki Hana yang kerapkali merasa pegal.Sedangkan urusan apartemen, piring kotor dan pakaian, bi Titin yang mengurus semuanya."Pashaa, Hana mau minum jus bayam" Pinta Hana manja. Sebulan membiasakan diri memanggil Pasha tanpa sebutan 'pak', Hana akhirnya dapat melakukannya dengan lancar.Bahkan ia berpikir untuk memanggil suaminya itu dengan 'sayang' nantiny

DMCA.com Protection Status