“Ya baiklah, serahkan saja padaku!” jawab Kazexian mengambil selembar kertas yang dilipat dari tanganku.
“Kazexian, tulisan saja penjelasanmu di kertas. Aku ingin kita bertemu lagi nanti, dan saat itu lah kamu sudah bisa menjelaskan apa yang aku tuliskan di kertas. Aku tidak tahu harus bagaimana, yang jelas hanya kamu yang bisa aku percaya.”
Kota Flower, keberadaan An.Berjalan seorang diri menikmati keindahan kota Flower. Orang-orang beraktifitas, perdagangan, dan penjagaan oleh pasukan dari kerajaan.Hari ini adalah hari yang cerah sehingga aku bisa melihat kegiatan kota ini sepenuhnya. Seperti kota pada umumnya, disini juga ada pelaku kejahatan. Aku melihat
Aku terus saja memeluk pria ini dengan ketakutan dan perahu ini terus bergoyang.“Akira, ini bagaimana? Aku takut! Aku tidak bisa berenang. Danau ini pasti sangat dalam!” ucapku ketakutan.Akira membalas pelukanku, he menjawab “Tenang lah semuanya pasti baik-baik saja!”
Sang kusir yang mendengar permintaan itu pun tidak tahu tempat tujuannya, he bertanya “Nona, kota apa itu? Dimana kota itu? Saya tidak pernah mendengar ada kota dengan nama Kota Malvado!”“Benarkah?”
Pria ini bersembunyi di balik pohon besar, pohon yang ada di depanku. Pria ini adalah Kim. Entah bagaimana Kim ada di tempat ini, aku baru saja melihatnya saat perjalanan di kereta kuta.“Kim! Apa yang kamu lakukan disini?”
Spontan gadis ini memasang wajah kecewanya, she merasa seperti di permainkan oleh tiga pangeran tampan. “Hai, apa kamu sengaja membuatku merah?” ucap si gadis yang kesal.“Tidak, kamu bukan l
Ketiga brother pun terkejut, mereka tidak menyangka An memeluk Kazexian di depan mereka bertiga. Aku tersenyum manis dan mendorongnya untuk melangkah mundur. Begitu cukup jauh dari ketiga brother, spontan aku langsung menarik bajunya dan membanting pria ini hingga jatuh ke tanah.Kazexian pun terkejut, he tidak menduga akan terjadi dan gadis ini membanting dirinya ke tanah. Ketiga brother yang melihat pun terkejut. Mereka berempat tidak menduga akan gadis ini bisa seni bel
Spontan Akira tertawa kecil yang mengubah suasana dan membuat diriku berhenti membeku, aku mencair.“Hahaha.... tidak perlu dipikirkan. Kamu baik-baik saja kan saat aku tinggal pergi?” ucap Akira.&
Melihat Akira segera datang, aku pun segera berjalan. Kini he berjalan di sampingku.“Kita akan pergi kemana?” tanya Akira sembari merentangkan kedua tangannya, berupaya memberanikan diri memeluk gadis ini.